BBL 3
BBL 3
BARU LAHIR
Pendahuluan
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita dan keluarganya.
Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri
menjadi seorang ibu. Penting sekali bagi seorang bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian ini
sehingga dapat menilai apakah ibu memerlukan asuhan yang khusus dalam masa itu.
Respon dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan cara mereka mengasuh anak berbeda-
beda dan meliputi keseluruhan bagian dari reaksi dan emosi, mulai dari tingkatan-tingkatan kebahagian
sampai pada kesedihan. Sehingga bidan harus memahami dan menunjukkan respon psikologis terhadap
masalah yang timbul agar dapat membantu orang tua melalui masa postpartum yang wajar dan sehat
serta memberikan asuhan kebidanan yang dibutuhkan.
A. Bounding attachment
Pengertian
1. Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun
ikatan)
2. bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan
batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
3. Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil
dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang
dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan
tumbuh kembang bayi.
Tahap-tahap bounding attachment
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
2. Bounding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment :
1. Menit pertama jam pertama
2. Sentuhan orang tua pertama kali
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4. Terlibat proses persalinan
5. Persiapan PNC sebelumnya
6. Adaptasi
7. Kontak dini
8. Fasilitas untuk kontak lebih lama
9. Penekanan pada hal-hal positif
10. Perawat meternitas khusus (bidan)
11. Melibatkan anggota keluarga lainnya
12. Informasi bertahap mengenai bounding attachment
Jika ibu sudah mengandung bayi selama sembilan bulan, ayah benar-benar merasakan
kebersamaan dengan bayi saat bayi lahir. Perkenalan ayah dengan bayi dimulai saat mereka saling
bertatapan. Seperti halnya ikatan ibu dengan bayi, kedekatan ayah dengan bayi penting bagi tumbuh
kembang bayi, Hasil penelitian Robert A Veneziano dalam the importance of father love menyebutkan
kedekatan ayah dan bayi sangat membantu mengembangkan kemampuan sosial, kecerdasan emosi dan
perkembangan kognitif bayi.
Hasil penelitian menunjukkan 62% ayah mengalami depresi pasca lahir atau baby blues, perasaan
cemas, khawatir dan takut dapat muncul saat seorang pria menyadari dirinya kini memiliki peran baru
yaitu sebagai ayah.
Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat disebabkan pengalaman
mereka dalam mengasuh anak dan reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagiaan tapi dapat juga
berupa kesedihan yang mendalam. Situasi yang bahagia didapatkan apabila kelahiran tersebut
diinginkan dan diharapkan sebaliknya bila kelahiran tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan
maka respon mereka menjadi tidak bahagia. Bila respon dari orangtua tidak bahagia maka bidan perlu
memahami apa yang sedang terjadi dan memfasilitasi proses yang sehat sehingga respon orang tuanya
menjadi baik.
Perilaku orang tua yang mempengaruhi adanya ikatan kasih sayang :
a. Perilaku menfasilitasi:
1) Menatap, mencari ciri khas anak
2) Kontak mata
3) Memberikan perhatian
4) Mengganggap anak sebagai indifidu yang unik
5) Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6) memberikan senyuman
7) Berbicara/bernyayi
8) Menunjukkan kebanggaan pada anak
9) Mengajak anak pada acara keluarga
10) Memahami prilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11) Bereaksi positif terhadap prilaku anak.
b. Perilaku penghambat
1) Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, mrnghindar, menolak untuk menyentuh
anak.
2) Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada
anak
3) menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai
4) Tidak menggenggam jarinya
5) Terburu-buru dalam menyusui
6) menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
Komunikasi antara orang tua dan anak dapat dilakukan dengan cara
a. menyentuh : Menyusui, memeluk dan membuai, mengusap tubuh dengan lembut
b. Kontak mata : Melakukan terus menerus face to face posisi wajah ibu dan bayi sejajar.
c. Suara : Bentuk respon bayi terhadap suara yang didengar oleh bayi
d. Bau : ciri khas bau ibunya
C. Sibling Rivalry
Pengertian
a. Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil)
anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga
sib. Rivalrykeadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau
untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
b. Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan
saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
1. Sibling Rivalry merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau
saudara kandung yang baru dilahirkan.
Perasaan cemburu inipun dapat timbul terhadap sang ayah. Kenyataannya semua anak akan merasa
terancam oleh kedatangan seorang bayi baru meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama
kehamilan maupun setelah kelahiran. Anak-anak yang lebih tua yang telah membentuk semacam
independensi dan katan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa ternancam oleh kedatangan bayi
baru dari pada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang sama; anak-anak yang
berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran adiknya sedangkan anak-anak
yang lebih muda dari itu mungkin merasa cemas dalam proses pembentukan ikatan batin.
Jika anak yang lebih tua merasakan aman didalam kedudukannya dalam keluarga maka ia akan
merasa bebas untuk memberikan / mengikuti perubahan dalam keluarganya tetapi jika ia merasa
terancam akan kedudukannya maka perasaan saudara kandung sebagai pesaing / rival yang akan
muncul. Apabial hal ini berlanjut dapat mnegakibatkan sifat kakak berubah setelah adiknya lahir dapat
menyakiti atau memusuhi adiknya.
Hal terpenting untuk meminimalkan masalah yang akan datang anak perlu dipersiapkan untuk
menerima saudaranya yang baru lahir dimulai sejak masa kehamilan, ini ditujukan untuk meneruskan
jaminan bahwa anak yang lebih tua masih mendapatkan kasih sayang walaupun hadir adiknya nanti.