Anda di halaman 1dari 8

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI

BARU LAHIR
 
Pendahuluan
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita dan keluarganya.
Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri
menjadi seorang ibu. Penting sekali bagi seorang bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian ini
sehingga dapat menilai apakah ibu memerlukan asuhan yang khusus dalam masa itu.
Respon dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan cara mereka mengasuh anak berbeda-
beda dan meliputi keseluruhan bagian dari reaksi dan emosi, mulai dari tingkatan-tingkatan kebahagian
sampai pada kesedihan. Sehingga bidan harus memahami dan menunjukkan respon psikologis terhadap
masalah yang timbul agar dapat membantu orang tua melalui masa postpartum yang wajar dan sehat
serta memberikan asuhan kebidanan yang dibutuhkan.

A. Bounding attachment
    

  Pengertian
1.         Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun
       ikatan)
2.         bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan
batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
3.         Bounding attachment / keterikatan awal / ikatan batin  adalah suatu proses dimana sebagai hasil
dari suatu interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai,
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Proses ikatan batin antara ibu dengan bayinya ini diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang
dikandung, dan dapat dimulai sejak kehamilan.
Ikatan batin antara bayi dan orang tuanya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan
tumbuh kembang bayi.

Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini antara lain :


 .        Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran. Tetapi si ibu telah memelihara bayinya
selama kehamilan, baik si ibu maupun si ayah telah berangan-angan tentang bayi mereka kelak. Hal ini
bisa menjadi perasaan positif, negatif, netral.
a.    Kelahiran merupakan sebuah momen didalam kontinum keterkaitan ibu dengan bayinya ketika si bayi
bergerak keluar dari dalam tubuhnya.
b.     Hubungan antara ibu dan bayi adalah suatu simbiosis yang saling membutuhkan..
Rasa cinta menimbulkan ikatan batin /keterikatan. Untuk memperkuat ikatan ibu dengan bayi
(marshall Kalus) menyarankan ibu agar menciptakan waktu berduaan bersama bayi untuk saling
mengenal lebih dalam dan menikmati kebersamaan yang disebut babymoon.
Ada tiga bagian dasar periode dimana keterikatan antara ibu dan bayi berkembang
a.       .   Periode prenatal
      Merupakan periode selama kehamilan , dalam masa prenatal ini ketika wanita menerima fakta
kehamilan dan mendefinisikan dirinya sebagai seorang ibu, mengecek kehamilan, mengidentifikasi
bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya, bermimpi dan berfantasi tentang bayinya serta
membuat persiapan untuk bayi.
      Para peneliti telah memperlihatkan bahwa melodi yang menenangkan dengan ritme yang tetap,
seperti musik klasik atau blues membantu menenangkan kebanyakan bayi, sedang sebagian besar dari
mereka menjadi gelisah danmenendang-nendang jika yang dimainkan adalah musik rock, ini berarti
bahwa para ibu dapat berkomunikasi dengan calon bayinya, jadi proses pembentukkan ikatan batin yang
begitu penting dapat dimulai sejak kehamilan.
b.      Waktu kelahiran dan sesaat setelahnya
Ketika persalinan secara langsung berpengaruh terhadap proses keterkaitan ketika kelahiran bayi.
Faktor yang paling menonjol yang bisa mempengaruhi keterikatan selama periode ini adalah pengaruh
pengobatan.
Proses keterikatan ini dapat terhenti apabila si ibu maupun bayi mengantuk akibat pengaruh pengobatan.
Keterkaitan pada waktu kelahiran ini dapat dimulai dengan ibu menyentuh kepala bayinya pada bagian
introitus sesaat sebelum kelahiran, bahkan ketika sibayi ditempatkan diatas perut ibu sesaat setelah
kelahiran. Perilaku keterikatan ini seperti penyentuhan si ibu pada bayinya ini dimulai dengan jari-jari
tangan (ekstrimitas) bayi lalu meningkat pada saat melingkari dada bayi dengan kedua tangannya dan
berakhir ketika dia melindungi keseluruhan tubuh bayi dalam rengkuhan lengannya. Perilaku lain dalam
periode ini meliputi kontak mata dan mengahabiskan waktu dalam posisi en face ( tatap muka), berbicara
dengan bayi, membandingkan sibayi dengan bayi yang telah diimpikannya selama kehamilan ( jenis
kelamin) dan menggunakan nama pada sibayi. Keterkaitan ini menyebabkan respon yang menciptakan
interaksi dua arah yang menguatkan antara ibu dan bayinya hal ini difasilitasi karena bayi dalam fase
waspada selama satu jam pertama setelah kelahiran, ini membuat bayi reseptif terhadap rangsangan.

c.       Postpartum dan pengasuhan awal


       Suatu hubungan berkembang seiring berjalannya waktu dan bergantung pada partisipasi kedua
pihak yang terlibat. Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih sayang .kemampuan untuk
mengasuh agar menghasilkan bayi yang sehat hal ini dapat menciptakan perasaan puas, rasa percaya
diri dan perasaan berkompeten dan sukses terhadap diri ibu.
Ada ayah yang cepat mendapatkan ikatan kuat dengan bayinya adapula yang membutuhkan waktu
agak lama. Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terciptanya bounding salah satunya
keterlibatan ayah saat bayi dalam kandungan. Semakin terlibat ayah, semakin mudah ikatan terbentuk.

 Cara melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:


1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan pemberian ASI segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit
dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin
proses lekat (early infant mother bounding)akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat
melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Suara tersebut
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka
melakukan tindakan menghibur.

  Tahap-tahap bounding attachment
1.         Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
      menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal  
       bayinya.
2.         Bounding (keterikatan)
3.         Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu   lain
 Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment :
1.    Menit pertama jam pertama
2.    Sentuhan orang tua pertama kali
3.    Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4.    Terlibat proses persalinan
5.    Persiapan PNC sebelumnya
6.    Adaptasi
7.    Kontak dini
8.    Fasilitas untuk kontak lebih lama
9.    Penekanan pada hal-hal positif
10.          Perawat meternitas khusus (bidan)
11.          Melibatkan anggota keluarga lainnya
12.          Informasi bertahap mengenai bounding attachment

 Dampak positif bounding attachment


1.              Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
2.               Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
  Hambatan bounding attachment
1.              Kurang support sistem
2.              Ibu dengan risiko
3.              Bayi dengan risiko
4.              Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

B. . Respon ayah dan keluarga


     

           Jika ibu sudah mengandung bayi selama sembilan bulan, ayah benar-benar merasakan
kebersamaan dengan bayi saat bayi lahir. Perkenalan ayah dengan bayi dimulai saat mereka saling
bertatapan. Seperti halnya ikatan ibu dengan bayi, kedekatan ayah dengan bayi penting bagi tumbuh
kembang bayi, Hasil penelitian Robert A Veneziano dalam the importance of father love menyebutkan
kedekatan ayah dan bayi sangat membantu mengembangkan kemampuan sosial, kecerdasan emosi dan
perkembangan kognitif bayi.
       Hasil penelitian menunjukkan 62% ayah mengalami depresi pasca lahir atau baby blues, perasaan
cemas, khawatir dan takut dapat muncul saat seorang pria menyadari dirinya kini memiliki peran baru
yaitu sebagai ayah.
       Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat disebabkan pengalaman
mereka dalam mengasuh anak dan reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagiaan tapi dapat juga
berupa kesedihan yang mendalam. Situasi yang bahagia didapatkan apabila kelahiran tersebut
diinginkan dan diharapkan sebaliknya bila kelahiran tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan
maka respon mereka menjadi tidak bahagia. Bila respon dari orangtua tidak bahagia maka bidan perlu
memahami apa yang sedang terjadi dan memfasilitasi proses yang sehat sehingga respon orang tuanya
menjadi baik.
  Perilaku orang tua yang mempengaruhi adanya ikatan kasih sayang :
a.  Perilaku menfasilitasi:
1)      Menatap, mencari ciri khas anak
2)      Kontak mata
3)      Memberikan perhatian
4)      Mengganggap anak sebagai indifidu yang unik
5)      Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6)      memberikan senyuman
7)      Berbicara/bernyayi
8)      Menunjukkan kebanggaan pada anak
9)      Mengajak anak pada acara keluarga
10)  Memahami prilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11)  Bereaksi positif terhadap prilaku anak.

b. Perilaku penghambat
1)   Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, mrnghindar, menolak untuk menyentuh
anak.
2)   Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada
anak
3)   menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai
4)   Tidak menggenggam jarinya
5)   Terburu-buru dalam menyusui
6)   menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

     Komunikasi antara orang tua dan anak dapat dilakukan dengan cara
a.    menyentuh : Menyusui, memeluk dan membuai, mengusap tubuh dengan lembut
b.    Kontak mata : Melakukan terus menerus face to face posisi wajah ibu dan bayi sejajar.
c.    Suara : Bentuk respon bayi terhadap suara yang didengar oleh bayi
d.   Bau : ciri khas bau ibunya

     Berikut ini kekhawatiran yang paling umum terjadi :


1.    Dapatkah saya membiayai keluarga yang kini lebih besar?
 Karena biaya pemeliharaan dan pendidikan anak memang semakin mahal, bnayak ayah baru tidak bias
tidur memikirkan hal ini.
2.    Apakah saya akan menjadi ayah yang baik?
Seorang ayah takut jika ia tidak dapat mendidik anaknya dengan baik karena sedikit orang terlahir umtuk
menjadi ayah – ibu yang baik kebanyakkan mereka belajar dari praktek langsung, ketabahan dan cinta.
3.    Bagaimana berbagi tugas memelihara anak?
Ayah zaman dulu tidak memikirkan ini karena pemeliharaan anak dianggap tugas perempuan tetapi
sekarang merela menyadari sebagai orang tua adlah tugas bersama
4.    Haruskah menghentikan kehidupan social?
Keadaan sebelum mempunyai bayi akan sedikit berubah karena memang perlu bayi menjadi pusat
perhatian sehingga aktifitaspun menjadi terbatas.
5.    Apakah hubungan suami-istri akan berubah?
Dengan hadirnya bayi baru keinginan untuk berdua saja tidak semudah dulu. Privasi dan keintiman yang
spontan menjadi sering kali sulit didapat.sehingga diperlukan usaha berdua utnuk saling menyediakan
waktu bagi yang lain.
            Respon keluarga seperti kakek atau nenek akan merasakan kepuasan besar karena melihat satu
generasi baru dalam keluarganya dan bahagia karena cucunya akan mengetahui warisan dan tradisi
mereka.
          Dengan adanya anggota keluarga lain seperti kakek, nenek dan para sepupu akan memberikan
kesempatan yang ideal bagi bayi untuk membentuk lebih dari satu ikatan dan masing-masing ikatan akan
mempunyai nilai sendiri.
Bagaimana ibu dan ayah serta keluarga berprilaku terhadap bayi baru lahir sebagian dipengaruhi
oleh faktor internal dan ekterna Bagaimana seorang ibu dan ayah berprilaku terhadap bayi baru lahir
sebagian dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal.
1.      Faktor internal ;
a.        Bagaimana mereka diurus oleh orang tua mereka; bila si ayah atau individu lain pada waktu kecil
dia dididik orang tua mereka dengan cara keras atau sering diberikan hukuman apabila ada kesalahan
sedikit sehingga kemungkinan kedekatan antara ayah dan bayi akan sulit terbentuk dan cara ini akan
diterapkan untuk mendidik anaknya kelak.
b.       Kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri mereka; di banyak masyarakat masih terdapat
kepercayaan bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir tidaklah bersih, dan diisolasi dari ayahnya selama
periode yang ditetapkan, tentu saja hal ini menyulitkan terbentuknya ikatan batin dengan sang ayah
c.       Nilai-nilai kehidupan ; kepercayaan dan nilai- nilai dalam kehidupan mempengaruhi prilaku dan
respon sesorang, dalam agama islam bayi yang baru lahir sesegera mungkin di adzankan oleh sang
ayah keadaan ini memberikan kesempatan ayah unutk mencoba mengendong bayi pertama kalinya dan
bayi mendengarkan suara sang ayah.
d.      Hubungan antar sesama ; hubungan antar sesama akan menciptakan suatu pengalaman seperti bila
sang ayah melihat atau mendengar cerita dari temannya bagaimana temannya bersikap terhadap anak
pertamanya, bila sang ayah mempunyai hubungan dalam lingkungannya harmonis, mudah bersolialisasi
hal ini akn menciptakan respon yang positif terhadap bayinya.
e.       Riwayat kehamilan sebelumnya ; apabila pada kehamilan terdahulu ibu mengalami komplikasi dalam
kehamilan seperti abortus, plasenta previa dll, akan membuat ayah/ ibu maupun keluarga sangat
menjaga dan melindungi bayi dengan sebaiknya.
2.      Faktor eksternal ;
a.       Keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan ; pasangan suami istri yang sangat menginginkan
anak tentu saja akan merespon kelahiran bayi dengan bangga dan bahagia. - Perhatian yang diterima
selama kehamilan, persalinan dan post partum ; perhatian dari suami dan keluarga akan
menciptakan  perasaan kebahagian dan bangga akan peran nya sebagi seorang ibu persalinan.
b.      Sikap dan perilaku pengunjung ; pengunjung memberikan pujian dan ucapan selamat dan melihatkan
persaan bangga terhadap sibayi, hal ini akan menumbuhkan perasaan bahagia akan kehadiran bayi.

C. Sibling Rivalry
     

  Pengertian
a.       Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling (anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil)
anak-anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga
sib. Rivalrykeadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara
kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau
untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
b.      Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan
saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
1.      Sibling Rivalry merupakan suatu perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau
saudara kandung yang baru dilahirkan.
Perasaan cemburu inipun dapat timbul terhadap sang ayah. Kenyataannya semua anak akan merasa
terancam oleh kedatangan seorang bayi baru meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama
kehamilan maupun setelah kelahiran. Anak-anak yang lebih tua yang telah membentuk semacam
independensi dan katan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa ternancam oleh kedatangan bayi
baru dari pada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang sama; anak-anak yang
berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran adiknya sedangkan anak-anak
yang lebih muda dari itu mungkin merasa cemas dalam proses pembentukan ikatan batin.
Jika anak yang lebih tua merasakan aman didalam kedudukannya dalam keluarga maka ia akan
merasa bebas untuk memberikan / mengikuti perubahan dalam keluarganya tetapi jika ia merasa
terancam akan kedudukannya maka perasaan saudara kandung sebagai pesaing / rival yang akan
muncul. Apabial hal ini berlanjut dapat mnegakibatkan sifat kakak berubah setelah adiknya lahir dapat
menyakiti atau memusuhi adiknya.
 Hal terpenting untuk meminimalkan masalah yang akan datang anak perlu dipersiapkan untuk
menerima saudaranya yang baru lahir dimulai sejak masa kehamilan, ini ditujukan untuk meneruskan
jaminan bahwa anak yang lebih tua masih mendapatkan kasih sayang walaupun hadir adiknya nanti.

Hal yang dapat dilakukan :


1.      Informasikan kehamilan, dengan mempekenalkan kakaknya kepada bayi didalam kandungan,
libatkan dia dalam kehamilan seperti : mengantar ke dokter, belanja baju bayi dll.
2.      Perluas lingkup sosial anak pertama
3.      Jujurlah soal perubahan fisik dan mental seperti gampang lelah, disertai minta maaf karena tidak bisa
mengendongnya sesuka hati
4.      Dihari-hari pertama kelahiran bayi bersikaplah sewajarnya seperti biasanya dan libatkan ia dalam
menyambu tamu dan tugas- tugas ringan perawatan bayi.
         Perasaan cemburu inipun dapat timbul terhadap sang ayah. Kadang-kadang para ayah menjadi
cemburu terhadap hubungan antara ibu/ istrinya dengan anak-anak mereka sendiri, bayi adalah produk
dari hubungan mereka dan semestinya memperkaya hubungan itu. Meskipun demikian kadang para ayah
merasa ditinggalkan terutama bila ibu dan bayi adalah pusat perhatian dalam keluarga, sehingga
muncullah perasaan “disingkirkan” pada diri sang ayah.
         Untuk mencegah kecemburuan sang ayah ini agar diupayakan keterlibatan ayah dalam merawat
bayi karena merawat dan mengasuh bayi dewasa ini bukan hanya tugas seorang ibu, ayah diupayakan
sebanyak mungkinterlibat dalam proses mengasuh bayi seperti memberi makan, menganti popok,
menidurkan bayi dll.
  PenyebabSiblingRivalry 
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1.    Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin
     menunjukkan pada saudara mereka.
2.    Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari  
    orang tua mereka.
3.    Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
    anggota keluarga baru/ bayi.
4.    Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi
     proses kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5.    Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai
    pertengkaran.
6.    Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai  permainan
dengan saudara mereka.
7.    Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
8.    Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga
adalah normal.
9.    Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota  keluarga.
10.     Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11.     Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
12.     Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang  
    terjadi pada mereka.

  Segi Positif Sibling Rivalry


Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi positifnya, antara lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
  Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak
dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1. Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2. Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6. Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
7. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
10. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
11. Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
12. Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13. Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.
Diposkan oleh Rahayu Widaryanti di 04.52 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

Anda mungkin juga menyukai