Anda di halaman 1dari 8

PENGKAJIAN KELUARGA

1. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Andrizal
2. Alamat dan Telfon : Nagari Batu Palano, Kec. Sungai Pua, Kab. Agam, Sumbar
(0895339966558)
3. Komposisi Keluarga :

Hub dgn
No Nama Gender Ttl/Umur Pendidikan
KK
1. Andrizal Laki-laki Anak Batu Palano, 25 April S1
Kandung 1960 /60 tahun
2. Ai Lalas Perempuan Menantu Purwakarta, 17 Januari SLTA
Sulastri 1972/ 52 tahun
3. Syarifa Aini Perempuan Cucu Purwakarta, 16 Oktober S1
1997/ 22 tahun
4. Fitria Perempuan Cucu Purwakarta, 28 November SLTA
Ramadhani 2001/ 18 tahun

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal : Serumah

: Perempuan : Klien

4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. M adalah keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang
anak yang tinggal satu rumah.
5. Suku
Keluarga Tn. M memiliki suku minang sehingga keluarga memiliki kebiasaan
memakan makanan yang diolah dengan cara digoreng dan digulai dengan santan
6. Agama
Keluarga Tn. M memeluk agama islam, semenjak Tn. M menderita demensia, klien
tidak lagi melaksanakan shalat 5 waktu. Namun keluarga Tn. M yang lain masih aktif
dalam melaksananakan ibadah
7. Status Sosek Keluarga
Status Keluarga termasuk dalam kelas menengah ke bawah, dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya Tn. M mengandalkan uang hasil tani yang digarap oleh
anaknya. Tn. M juga memiliki BPJS yang bisa digunakan untuk pergi berobat
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn. M menghabiskan waktunya dengan menonton tv, terkadang klien juga pergi ke
luar rumah untuk menyirami bunga

II. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga :


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini termasuk keluarga dengan anak dewasa,
tugas perkembangan keluarga adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini ialah Tn. M yang belum
menyadari terkait kondisi penyakitnya

3. Rw, keluarga inti


Tn. M memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan saat ini
Tn.M memiliki penyakit demensia sejak 2 tahun yang lalu, sedangkan anak , istri dan
cucunya tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
No Nama Umur BB Keadaan Masalah Tindakan yang
Kesehatan Kesehatan dilakukan
1. Tn. M 87 Th 50 kg Tn. A mengatakan Tn. M Tn. A mengatakan
Tn. M mengalami memiliki kalau klien
kepikunan yang penyakit mengalami
diderita sejak 2 demensia kekambuhan
tahun yang lalu, dan penyakit terhadap penyakit
sehingga Tn. M hipertensi demensianya, Tn.
tidak mengenali A berusaha untuk
anak beserta menenangkan
cucunya dan tidak klien dengan
menyadari kondisi membaringkannya
penyakitnya. di tempat tidur
Selain itu Tn.A
juga mengatakan
Tn. M sudah
menderita tensi
tinggi sejak 20
tahun yang lalu
TTV :
TD : 155/95
mmHg
Suhu : 36.4 o
Nadi : 92 x/menit
RR : 19 x/menit

4. Rw, keluarga sebelum :


Keluarga Tn. M sebelumnya tidak mengalami penyakit demensia seperti yang dialami
klien, namun orangtua perempuan dari Tn. M juga memiliki riwayat hipertensi
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn. M merupakan rumah permanen dengan luas ± 100 m²,
dengan kepemilikan rumah dari anak pertama Tn. R. Didalam rumah terdapat 3 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 teras dan 1 kamar mandi.
Penerangan di dalam rumah cukup baik dikarenakan cahaya matahari dapat masuk
kedalam rumah melalui jendela dan ventilasi yang ada di rumah tersebut.
Rumah keluarga Tn. M cukup tertata dengan baik, orang tua dengan anak
sudah memiliki kamar tidur sendiri. Di ruang tamu terdapat kursi tamu, dan televisi.
Didapur terdapat rak- rak piring, dan penanak nasi listrik (rice cookers). Dikamar
mandi terdapat WC (water closet) dan bak penampung air, biasanya bak penampung
air dibersihkan satu kali dalam seminggu.
Diteras rumah terdapat kursi yang terbuat dari kayu yang digunakan untuk
duduk-duduk. Jarak rumah Tn. M dengan tetangga cukup dekat, dengan tetanggga
sebelah kanan hampir tidak memiliki jarak. rumah Tn. M memiliki pagar yang
membatasi rumah dengan jalan. Diperkarangan rumah tidak terdapat sampah dan
dihiasi oleh bunga. Keluarga Tn. M mengumpulkan sampah setelah sampah
terkumpul biasanya Tn. M membakar sampah di sampai rumah. Keluarga Tn. M
memiliki sumber air untuk mandi yang berasal dari air pegunungan. Air dalam
keadaan tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
KAMAR MANDI

2. Karakteristik tetangga & komunitas RW


Keluarga Tn. M tinggal di lingkungan desa yang berpenduduk tidak begitu
padat, mayoritas penduduknya bersuku minag sikumbang. Tetangganya akrab dengan
keluarga Tn. M dan saling tolong menolong bila kesusahan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. M sudah lama tinggal di rumah tersebut dengan status kepemilikan milik
anak pertamanya. Rumah Tn. M jaraknya 2 km dari jalan raya sehingga Tn. A tidak
mampu untuk melakukan perjalanan jauh sendirian, karena penyakit yang dideritanya
Tn. M tidak mengingat jalan pulang ke rumahnya.
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. M berinteraksi dengan baik dengan masyarakat di sekitar rumah.
Budaya yang ada di desa tersebut masih mengutamakan budaya gotong royong dan
tolong menolong antar warga masyarakat. Aturan berasal dari ketua nagari, niniak
mamak dan pemerintah setempat. Kebiasaan masyarakat jika berkumpul adalah di
warung-warung, dan melaksanakan kegiatan desa di masjid bersama-sama. Keluarga
Tn. M kerap berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan gotong royong, sebelum sakit
Tn. M juga sering mengikuti kegiatan gotong royong namun setelah sakit Tn. A tidak
lagi mengikuti kegiatan sosial apapun.
5. Sistem pendukung keluarga
Jika Tn. M sakit anaknya sering mengantarkan pergi berobat ke puskesmas
dan mengunakan fasilitas kesehatan yaitu kartu BPJS.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang terjalin antara Tn. M dengan anak dan menantunya tidak
terjalin dengan baik diakibatkan oleh penyakitnya, karena Tn. M tidak mampu
mengingat siapa saja keluarganya. Namun anak dan menantunya tetap berusaha
menjaga komunikasi dengan Tn. M dengan baik seperti mengajaknya berbicara
mengenai keadaan keluarga saat ini.
Disaat ada permasalahan Tn. A memberitahukan kepada istri dan anaknya,
sehingga mereka bisa memberikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Struktur kekuatan keluarga


Tn. M memiliki 6 orang anak, Tn. A tinggal bersama anaknya yang ke-5 yaitu
Tn. A,menantunya dan cucunya. Tn. M dihidupi oleh anaknya yang bekerja sebagai
petani, terkadang Tn.A juga mendapat kiriman dari anak pertamanya yang merantau.
3. Struktur peran
1) Tn. M
Formal : Sebagai orang tua laki-laki yang tinggal bersama anaknya
Informal : Sebagai orang yang paling dihormati dan disegani
2) Tn. A
Formal : Anak kelima laki-laki dari Tn. M, Tn. A berperan sebagai kepala
keluarga untuk memenuhi kebutuhan Tn. M, istri dan anaknya serta mengurusi
rumah
Informal : Sebagai orang yang dihormati dan pengambil keputusan, ayah yang
menyayangi anaknya.
3) Ny. A
Formal : Menantu dari Tn. M serta istri dari Tn. A yang membantu peran
kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta mengurus anak-
anaknya
Informal : Sebagai ibu yang menyayangi anaknya
4. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma di keluarga Tn. M merujuk kepada nilai dalam agama Islam
serta norma yang di anut oleh masyarakat disekitar rumah keluarga Tn. M yang
merujuk kepada adat istiadat minang kabau.

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. M memiliki hubungan antar anggota keluarga saling menghargai
satu sama lain, terbukti dengan adanya kedekatan dan keakraban yang kuat saling
asuh dan saling mendukung berupa menolong saat ada anggota kelurag lain saling
memantu jika ada yang kekuarang biaya saat sakit atau membutuhkan uang untuk
keperluan keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Kerukunan dalam keluarga terjaga dengan baik.
b. Interaksi hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan baik, mereka berkomunikasi
secara terbuka, dan tidak ada yang ditutupi, namun Tn. M sendiri tidak mampu
berkomunikasi dengan baik karena penyakit demensia yang dideritanya
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan keluarga selalu mengedepankan
musyawarah atau berdiskusi terlebih dahulu.Pengambil keputusan berada di
tangan Tn. A selaku kepala keluarga.
d. Kegiatan keluarga dalam waktu senggang
Kegiatan keluarga diwaktu senggang yaitu duduk- duduk di teras rumah.
Dan didalam rumah berkumpul sambil menonton TV
e. Partisipasi dalam kegiatan social
Tn. M tidak berpartisipasi dalam kegiatan social yang ada di masyarakat,
dikarenakan penyakit demensia yang dideritanya

3. Fungsi perawatan keluarga (termasuk pemeriksaan fisik)


a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn.A mengatakan klien tidak mengetahui masalah kesehatannya yang dideritanya
saat ini yaitu menderita pikun sejak 2 tahun yang lalu serta klien tidak
mengetahui riwayat hipertensi yang dideritanya. Tn.A sudah mengetahui sakit
yang diderita klien sejak 2 tahun yang lalu, Tn.A sempat membawa klien ke
puskesmas terdekat untuk menanyakan kondisi kesehatan klien.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Dalam pengambilan keputusan Tn.A selaku kepala keluarga mampu memberikan
solusi yang baik dalam memecahkan persoalan
c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Disaat penyakit klien kambuh, Tn.A menenangkan klien dengan cara
membaringkannya ke tempat tidur, setelah klien terbangun dari tidurnya klien
biasanya melupakan hal yang telah terjadi sebelumnya. Untuk mengobati
hipetensi yang diderita klien, Tn.A sering memberikan mentimun (makanan
tradisional) untuk dijadikan sayur dalam makanan klien untuk mengurangi
hipertensi, namun Tn.A mengalmi kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan
klien
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Rumah Tn.M berada dalam satu pagar yang sama dengan 1 buah rumah yang
berdekatan. Didalam rumah Tn.M cukup bersih dan tertata dengan baik,
dihalaman rumah Tn.M terdapat selokan untuk mengaliri air bekas cucian.
Biasaya sampah dikumpulkan di depan rumah, setelah dikumpulkan lalu diangkut
oleh tukang sampah yang lewat setiap harinya jam 5 pagi.
e. Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
Tn.M jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat
dikarenakan Tn.M merasa dirinya sehat, dan hanya menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan ketika ada kegiatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut

VI. Stres dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek
Keluarga berharap mampu membiayai klien dalam perawatan penyakitnya
2. Stressor jangka panjang
Keluarga berharap Tn.M segera sembuh dari penyakitnya dan kembali sehat seperti
dulu lagi
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn. M tidak mampu lagi untuk berespon terhadap masalah yang terjadi akibat
penyakit demensianya, sehingga yang menggantikan peran tersebut ialah anaknya. Tn.
A dalam menyelesaikan masalah selalu memberitahu istri dan anaknya sehingga isttri
dan anaknya memberi solusi dalam menyelesaikan permasalahan baik dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat
4. Strategi koping yang digunakan
Apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat selalu menyelesaikannya
dengan musyawarah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Klien dan keluarga hanya memeriksakan kesehatan saat ada kegiatan pemeriksaan
dari puskesmas dan hanya pergi ke layanan kesehatan saat sakit sudah terjadi,
sehingga tindakan preventif di dalam keluarga ini tidak terlaksana

VII. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga yaitu menginginkan kesembuhan dari penyakit Tn. A
dan agar anggota keluarganya yang lain tidak ada yang sakit-sakitan

Anda mungkin juga menyukai