POLITIK KESEHATAN
KEBIJAKAN KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
1. Fadli Ilhami Harri Siregar 1511311002
2. Latifa Hidayani Abas 1511311003
3. Cindy Ayu Pratiwi 1511312011
4. Muhammad Ilham Zul 1511314001
5. Dira Chika Vidrianta 1511314013
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
PADANG
2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami aturkan kepada Allah SWT, berkat ridho dan karunia-Nya
sehingga kami mendapat petunjuk dalam menyelesaikan makalah “kebijakan
kesehatan “ ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Rintangan dan hambatan kami hadapi dalam proses penyusunan makalah ini.
Namun berkat dukungan teman-teman dan media serta bimbingan dari dosen
pembimbing, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah kami ini, dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis
Kelompok 1
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.3 Tujuan..................................................................................................... 4
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
o Legislatif
Legislatif adalah lembaga yang bertugas merumuskan dan
membentuk kebijakan berupa undang-undang dan menjadi sebuah
kebijakan. Dimana undang-undang tersebut menjadi payung
hukum bagi pembuatan kebijakan publik pada level berikutnya
seperti instruksi presiden, peraturan pemerintah, keputusan-
keputusan hingga peraturan daerah dibawahnya.
o Eksekutif
Setelah kebijakan dibuat oleh lembaga legislatif makan fungsi
eksekutif adalah melaksanakan kebijakan publik tersebut atau
kata lain mengimplementasikan kepada publik apa saja isi dari
pada sebuah kebijakan yang telah lahir tersebut.
o Yudikatif
Lembaga pemerintah ini bertugas mengawasi dan memberikan
pertimbangan sanksi apabila kemudian terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam proses implementasi sebuah kebijakan publik
tersebut.
Pelaku tidak resmi
Pelaku tidak resmi biasa berasal dari luar lembaga pemerintah
seperti kelompok kepentingan, partai politik, organisasi massa, warga
negara dan individu. Pelaku tidak resmi ini tidak mempunyai peran
dalam pengambilan keputusan kebijakan akan tetapi mereka berperan
dalam memberikan saran, usul, masukkan bahkan intervensi kepada
pelaku resmi pembuat kebijakan agar dapat meloloskan atau
menggunakan bentuk kebijakan yang mereka inginkan.
Fasilitas Kesehatan
Sebagian besar layanan kesehatan yang ada di Amerika Serikat berada di
tangan swasta. Peran layanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
sangatlah kecil. Hampir semua rumah sakit baik di tingkat federal, negara,
daerah hingga pemerintah kota dikuasai oleh swasta sehingga pemerintah
tidak mampu untuk mengontrol biaya kesehatan masyarakatnya.
Ada beberapa fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh organisasi non
profit/nirlaba tetapi jumlahnya masih sangat sedikit. Fasilitas kesehatan yang
dimiliki oleh pemerintah pun terbatas diperuntukkan untuk golongan tertentu,
tidak semua masyarakat bisa mengakses fasilitas pemerintah tersebut.Sebagai
contoh, Departemen Pertahanan (The Federal Department of Defense)
memiliki layanan kesehatan berupa Rumah Sakit Lapangan dan Rumah Sakit
Tetap (The Military Health System) tetapi peruntukkannya hanya terbatas
untuk militer yang masih aktif. Begitu pula dengan Lembaga Kesehatan
Veteran (The Federal Veterans Administration) yang membuka layanan
kesehatan gratis untuk para veteran. Lembaga ini didanai oleh pemerintah AS
untuk mendirikan Rumah Sakit VA yang diperuntukkan khusus untuk para
veteran.
Penelitian dan Pengembangan Produk Kesehatan
Penelitian dan pengembangan kesehatan di AS sebagian besar dilakukan
oleh swasta. Mereka secara aktif melakukan penelitian dan pengembangan
obat-obatan dan alat-alat medis. Adapun untuk masalah pendanaan, swasta
dan pemerintah saling berkorelasi. Kerjasama yang baik antara pemerintah
dan swasta dalam hal penelitian kesehatan ini menjadikan AS sebagai negara
nomor satu dalam hal inovasi di bidang kesehatan baik di bidang jenis obat
baru maupun teknologi peralatan kesehatan.
Biaya Kesehatan dan PDB
Tingginya biaya kesehatan di AS ternyata telah berdampak pada kondisi
Produk Domestik Bruto. Warga AS mengeluarkan biaya untuk kesehatan
12
sebesar 16% dari total PDB. Angka ini tergolong sangat tinggi dan menempati
peringkat dua di dunia setelah Timor Leste dalam hal penggunaan PDB untuk
kesehatan.
b. Singapura
Singapura memiliki sistem non-dimodifikasi kesehatan universal di
mana pemerintah menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam
sistem kesehatan masyarakat, terutama melalui sistem tabungan wajib,
subsidi dan kontrol harga. Sistem Singapura menggunakan kombinasi
tabungan wajib dari pemotongan gaji untuk memberikan subsidi dalam
rencana asuransi kesehatan dinasionalisasi dikenal sebagai Medisave. Dalam
Medisave, setiap warga negara terakumulasi dana yang secara individual
dilacak, dan dana tersebut dapat dikumpulkan di dalam dan melintasi seluruh
keluarga. Sebagian besar warga Singapura memiliki tabungan besar dalam
skema ini. Salah satu dari tiga tingkat subsidi dipilih oleh pasien pada saat
episode kesehatan.
Sebuah prinsip utama skema kesehatan nasional Singapura adalah
bahwa ada layanan medis disediakan secara gratis, terlepas dari tingkat
subsidi, bahkan dalam sistem kesehatan publik. Mekanisme ini dimaksudkan
untuk mengurangi overutilisation layanan kesehatan, fenomena yang sering
terlihat di subsidi penuh sistem asuransi kesehatan universal. Out-of-saku
biaya bervariasi untuk setiap layanan dan tingkat subsidi. Pada tingkat
tertinggi subsidi, meskipun masing-masing biaya out-of-saku biasanya kecil,
biaya dapat menumpuk dan menjadi substansial bagi pasien dan keluarga.
Sekitar 70-80% dari Singapura mendapatkan perawatan medis mereka
dalam sistem kesehatan masyarakat. Pemerintah secara keseluruhan
pengeluaran kesehatan untuk jumlah% hanya 3-4 dari PDB tahunan,
sebagian karena pengeluaran pemerintah pada kesehatan dalam sistem swasta
sangat rendah.
Singapura saat ini memiliki tingkat kematian bayi terendah di dunia
(hanya bisa disamai oleh Islandia) dan di antara harapan hidup tertinggi sejak
13
Strategi
1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2. Profesionalisme. Ada beberapa persyaratan seseorang dapat dikatakan
professional yaitu merupakan tenaga kesehatn dengan pendidikan
minimal D3, memiliki kelompok atau rumpun organisasi yang jelas, dan
melakukan pelayanan kesehatan tanpa pandang bulu.
3. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Hal ini berhubungan
dengan pembiayaan kesehatan.
4. Desentralisasi merupakan permasalahan kesehatan yang ditangani secara
otonom. Dalam beberapa hal desentralisasi memiliki kelebihan dibanding
Dekonsentrasi, yakni daerah dapat lebih mengetahui pelayanan kesehatan
apa yang cocok diberikan pada daerahnya sehingga menghemat biaya
kesehatan dan juga mengefisiensikan pelayana kesehatan pada masalah-
masalah kesehatan yang dibutuhkan masyarakat daerahnya. Namun,
kelemahan desentralisasi adalah masalah kesehatan lintas sector maupun
lintas daerah sulit diberantas.
Program Kesehatan
Pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat adalah dengan
memberikan pelayanan kesehatn yang merata, dan bisa dijangkau dengan
16
DAFTAR PUSTAKA
Massie, R. 2009. Kebijakan kesehatan : proses, implementasi,evaluasi, analisis dan
penelitian. Buletin penelitian sistem kesehatan volume 12(4) : 409-417.