Anda di halaman 1dari 5

Laboratory Work Report

Department of Pharmacology and Therapy


Faculty of Medicine, Tadulako University

Name of student : A.ALIFA NOVITA SARI Day, Date : Selasa, 12/5/2020


Student ID Number : N10119009 Time : 21:44
Group : 1 (SATU) Instructor :

Data completeness and bar chart


Title : The influence of drug administration route on drug onset
(max 20) ……….
and duration
Answering the questions
(max 80) ...……..
Results: -----------------------------------------+
Total (max 100) = ………..

Table 1. Onset and duration of sedation effect of diazepam (all groups) (5)
Onset (seconds) Duration (seconds)
Group
Orally i.m. i.v. s.c. Orally i.m. i.v. s.c.
1 604 54 32 74 1050 64 42 64
2 555 50 20 89 940 59 39 88
3 - 65 35 95 - 55 37 79
4 580 67 24 80 1111 62 26 86
5 620 49 29 61 956 69 34 65

Mean 589.75 57 28 79.5 1014.3 61.8 35.6 76.4


SD 24,60 7.56 5.40 11.86 69.90 4.71 5.46 10.17

Please make a bar chart for the mean of onset and duration of diazepam’s sedation effect! (5)

1200
1000

800
600 Onset
Duration
400
200
0
Orally i.m i.v s.c

Table 2. Onset and duration of sleeping effect of diazepam (all groups) (5)
Onset (seconds) Duration (seconds)
Group
Orally i.m. i.v. s.c. Orally i.m. i.v. s.c.
1 1654 118 74 138 1956 1890 - 1987
2 1495 109 59 177 2080 1999 1780 1890
3 - 120 72 174 - 1980 1677 1988
4 1691 129 50 166 1923 2002 1650 1876
5 1576 118 63 126 1867 1955 1687 1866

Mean 1064 118.8 63.6 156.2 1956.5 1965.2 1698.5 1921.4

1
SD 75.39 6.37 8.78 20.44 78.08 41.17 48.96 54.51

Please make a bar chart for the mean of onset and duration of diazepam’s sleeping effect! (5)

2000

1500

1000 Onset
Duration
500

0
Orally i.m i.v s.c

Questions:

1. Which route has fastest onset of sedation effect? Which route has latest onset of sedation effect?
Why? (10)

Rute yang memiliki efek sedasi yang paling cepat adalah rute intravena dan yang paling
lambat adalah rute melalui oral. Hal ini disebabkan karena pemberian melalui rute intravena, obat
yang dimasukkan langsung ke salah satu pembuluh darah sehingga obat langsung bereaksi menuju
sel dan jaringan. Pemberian rute oral lebih lambat disebabkan karena, obat yang diberikan harus
melalui proses metabolisme dalam tubuh. Sehingga membutuhkan waktu lebih lama(Sari,2016).

Sari,O., Nova, R., Bermawi, H.2016. Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol
Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi
Kurang Bulan. Sari Pediatri, vol 17(4). Diakses pada 10 Mei 2020. Dari
https://saripediatri.org

2. Which route has shortest duration of sedation effect? Which route has longest duration of sedation
effect? Why? (10)

Rute pemberian obat yang memiliki durasi sedasi paling pendek adalah rute intravena.
Sedangkan untuk rute pemberian obat yang durasi sedasinya paling panjang adalah rute oral. Hal
ini disebabkan karena rute pemberian melalui intravena bertujuan langsung ke jaringan tubuh
melalui pembuluh darah tanpa harus melalui proses metabolisme tubuh. Sehingga efek yang
ditimbulkan sangat cepat namun durasi efeknya tidak berlangsung lama.

Muliadi, Y. K., Tamayanti, W. D., Soegianto, L.2015.uji efek sedasi dan durasi tidur ekstrak etanol
herbal putri malu (mimosa microphylla d.) pada mencit galur swiss webster. Jurnal
farmasi sains dan terapan, vol. 2(2). Diakses pada 10 Mei 2020. Dari:
https://google.scholar.com

2
3. Which route has fastest onset of sleeping effect? Which route has latest onset of sleeping effect?
Why? (10)

Rute pemberian obat yang memiliki efek tidur paling cepat adalah melalui rute intravena.
Sedangkan yang memiliki efek tidur paling lama adalah rute oral. Hal ini dikarenakan pada rute
oral, Saat obat mencapai lambung atau usus, obat akan diserap dari saluran cerna untuk masuk
ke pembuluh darah. Proses inilah yang disebut dengan absorbsi obat. Setelah masuk ke dalam
peredaran darah, obat dapat menuju ke tempatnya bekerja dan pada tempat itulah obat akan
memberikan efek terapinya kepada tubuh. Namun, pada rute intravena tidak diperlukan adanya
proses absorbsi seperti pada rute oral.

Riss, J., Cloyd, J., Gates, J., Collins, S.2018.Benzodiazepin dalam epilepsi: farmakologi dan
farmakokinetik. Acta Neurologica Scandinavica, vol.118 (2). Diakses pada 10 Mei
2020. Dari: https://google.scholar.com

4. Which route has shortest duration of sleeping effect? Which route has longest duration of sleeping
effect? Why? (10)

Rute pemberian obat dengan durasi efek tidur paling pendek adalah melalui jalur intravena dan
yang paling panjang memiliki durasi efek tidur paling panjang adalah melalui jalur intramuscular.
Hal ini disebabkan karena rute pemberian melalui intravena bertujuan langsung ke jaringan tubuh
melalui pembuluh darah tanpa harus melalui proses metabolisme tubuh. Sehingga efek yang
ditimbulkan sangat cepat namun durasi efeknya tidak berlangsung lama.

Muliadi, Y. K., Tamayanti, W. D., Soegianto, L.2015.uji efek sedasi dan durasi tidur ekstrak etanol
herbal putri malu (mimosa microphylla d.) pada mencit galur swiss webster. Jurnal
farmasi sains dan terapan, vol. 2(2). Diakses pada 10 Mei 2020. Dari:
https://google.scholar.com

5. Give 2 example drugs (in generic name), describe the pharmacokinetic profile for each route? (20)

Drug 1 DIZEPAM
Farmakao Kinetik
- Pemberian diazepam secara oral akan melewati saluran pencernaan, hepar dan ren. Jalur
distribusi diazepam dalam tubuh diawali dengan proses absorbsi oleh intestinum. Penyerapan
oleh intestinum terjadi secara cepat karena diazepam mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi
dalam lipid. Zat berikutnya yang digunakan adalah formalin. Pemberian formalin secara oral,
akan bereaksi dengan cepat pada lapisan mukosa saluran pencernaan, hepar dan ren. Formalin
mempunyai sifat mudah larut dalam air, sehingga akan bereaksi dengan mudah dengan mukosa
pada sel-sel yang terpapar. Formalin yang mengenai sel akan mengkoagulasi protein yang
terdapat pada protoplasma sel dan nukleus, sehingga akan mengubah struktur mukosa yang
mengakibatkan perubahan fungsional yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel.

Santosa.T.N., Saraswati.T.R., Tana.S. 2016. Pengaruh Pemberian Diazepam, Formalin dan


Minuman Beralkohol terhadap Bobot Intestinum, Hepar dan Ren Mencit Mus musculus
L. journal undip. Viewed on 11/05/2020. From : https://media.neliti.com

- Diazepam yang diberikan melalui oral akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran digesti.
Metabolisme utama diazepam berada di hepar, menghasilkan tiga metabolit aktif. N -
Desmetildiazepam (nordiazepam) merupakan salah satu metabolit yang memiliki efek
farmakologis yang sama dengan diazepam, dimana waktu paruhnya lebih panjang yaitu antara
30-200 jam. N-Desmetildiazepam kemudian diubah menjadi oxazepam, suatu metabolit aktif
yang dieliminasi dari tubuh melalui proses glukuronidasi. Metabolit yang ketiga adalah
Temazepam yang kemudian mengalami konjugasi dengan asam glukuronat sebelum dieliminasi
dari tubuh. Metabolisme diazepam ini terjadi dengan bantuan enzim sitokrom P 450.

Rahmawati.R., Tana.T. 2016. Pengaruh Pemberian Diazepam, Formalin & Minuman Beralkohol
Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin Mencit Mus Musculus L. journal
undip. Viewed on 11/05/2020. From : https://media.neliti.com.

3
Drug 2 TERBUTALIN

Ketika terbutalin digunakan secara inhalasi, kurang dari 10% dari obat ini diserap dalam
saluran nafas. Sisanya ditelan dan diserap di saluran pencernaan secara bervariasi.
Bioavailabilitas puasa setelah dosis oral dilaporkan sekitar 14 sampai 15% dan dikurangi
dengan adanya makanan. Terbutalin mengalami ekstensif metabolisme lintas pertama oleh
sulfat (dan beberapa glukuronida) konjugasi di hati dan dinding usus kemudian diekskresikan
dalam urin dan tinja. Sebagian sebagai sulfat konjugat tidak aktif dan sebagian sebagai
terbutalin aktif, rasio tergantung pada rute dengan yang diberikan. Waktu paruh setelah
penggunaan tunggal dan beberapa dosis dilaporkan antara 16 dan 20 jam. Obat ini dapat
menembus plasenta dan juga didistribusikan ke dalam ASI (Sweetman, 2009). OOA dari
terbutalin ketika diberikan secar oral adalah 30 menit dengan DOA 4 ampai 8 jam. Jika
diberikan melalui rute sub kutan OOA 5 sampai 15 menit dan DOA 1,5 sampai 4 jam.
Sedangkan jika diberikan melalui rute inhalasi OAA 5 sampai 30 menit dan DOA 3 sampai 6
jam

Sugiharta.S., Syamsudin A., Rianti.A. 2016. Evaluasi pengobatan bronkodilator dan kortikosteroid
pada pasien ppok di instalasi rawat inap b rsup fatmawati jakarta periode januari 2012 -
juni 2013. Social clinical pharmacy indonesia journal. Vol. 1, No.1. Viewed on
11/05/2020. From : https://media.neliti.com

References: ……………………………………………..
6. Describe the advantages and disadvantages of each route! (10)

- Oral: memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang paling umum
tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling rumit untuk mencapai jaringan.
Beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum sering merupakan jalan masuk utama
ke sirkulasi sistemik karena permukaan absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan obat
diabsorbsi dari saluran cerna dan masuk ke hati sebelum disebarkan ke sirkulasi umum.
Metabolisme langakah pertama oleh usus atau hati membatasi efikasi banyak obat ketika
diminum per oral. Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi.
Keberadaan makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga
obat yang tidak tahan asam, misalnyapenisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. Oleh karena
itu, penisilin atau obat yang tidak tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut enterik yang
dapat melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung. Hal ini
tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang, sehingga menghasilkan preparat
lepas lambat.

- Inhalasi: inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari
saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hamper sama dengan efek yang
dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita-
penderita dengan keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis karena
obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis minimal, namun obat
inhalasi ini bisa mengiritasi epitel paru dan juga sukar untuk mengatur dosisnya.

Noviani.N., Nurilawati.V. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi FARMAKOLOGI. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI

7. When the parenteral (injection intramuscular and intravenous) drug might be given to the patient?
(10)

Obat parenteral dapat diberikan pada pasien ketika pemberian obat secara oral tidak mungkin
atau tidak dapat dilakukan. Dengan kata lain, pasien yang diberikan obat parenteral adalah pasien
yang dalam kondisi tidak sadar dan tidak mau bekerja sama dalam pemberian obat. Dalam hal ini
dimaksudkan pada pasien yang tidak mau mengkonsumsi obat secara oral. Injeksi intravena adalah
injeksi yang melibatkan penyisipan jarum secara langsung ke dalam vena, dan cairan yang
dimasukkan akan langsung dikirim ke aliran darah. Dalam pengobatan dan penggunaan obat-
obatan, rute pemberian ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang diinginkan, karena
obat segera berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh tubuh. Injeksi intramuskular adalah injeksi
yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan
cepat oleh pembuluh darah.

4
hanifah, s.2017.variabilitas konsentrasi pada obat-obat infus: studi kasus di pediatric intensive care
unit(PICU). jurnal ilmiah farmasi, vol 13(2). diakses pada 8 Mei 2020. dari:
https://google.scholar.ac.id

References:

Hanifah, s.2017.variabilitas konsentrasi pada obat-obat infus: studi kasus di pediatric intensive care
unit(PICU). jurnal ilmiah farmasi, vol 13(2). diakses pada 8 Mei 2020. dari:
https://google.scholar.ac.id

Muliadi, Y. K., Tamayanti, W. D., Soegianto, L.2015.uji efek sedasi dan durasi tidur ekstrak etanol herbal
putri malu (mimosa microphylla d.) pada mencit galur swiss webster. Jurnal farmasi sains dan
terapan, vol. 2(2). Diakses pada 10 Mei 2020. Dari: https://google.scholar.com

Noviani.N., Nurilawati.V. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi FARMAKOLOGI. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI

Rahmawati.R., Tana.T. 2016. Pengaruh Pemberian Diazepam, Formalin & Minuman Beralkohol
Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin Mencit Mus Musculus L. journal undip.
Viewed on 11/05/2020. From : https://media.neliti.com.

Riss, J., Cloyd, J., Gates, J., Collins, S.2018.Benzodiazepin dalam epilepsi: farmakologi dan
farmakokinetik. Acta Neurologica Scandinavica, vol.118 (2). Diakses pada 10 Mei 2020.
Dari: https://google.scholar.com

Santosa.T.N., Saraswati.T.R., Tana.S. 2016. Pengaruh Pemberian Diazepam, Formalin dan Minuman
Beralkohol terhadap Bobot Intestinum, Hepar dan Ren Mencit Mus musculus L. journal
undip. Viewed on 11/05/2020. From : https://media.neliti.com

Sari,O., Nova, R., Bermawi, H.2016. Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan
Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan. Sari
Pediatri, vol 17(4). Diakses pada 10 Mei 2020. Dari https://saripediatri.org

Sugiharta.S., Syamsudin A., Rianti.A. 2016. Evaluasi pengobatan bronkodilator dan kortikosteroid
pada pasien ppok di instalasi rawat inap b rsup fatmawati jakarta periode januari 2012 - juni
2013. Social clinical pharmacy indonesia journal. Vol. 1, No.1. Viewed on 11/05/2020. From
: https://media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai