Anda di halaman 1dari 10

NAMA : A.

ALIFA NOVITA SARI

NIM : N10119009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemeriksaan hemoglobin yang dianjurkan WHO adalah metode cyanmeth. Prinsip
pemeriksaan metode cyanmeth adalah derivat hemoglobin dalam darah kecuali verdoglobin
akan diubah secara kuantitatif menjadi hemoglobincyanide (Cyanmethemoglobin) dengan
menggunakan larutan pereaksi yang sudah siap pakai dalam kit. Proses reaksi yang sempurna
hanya terjadi dalam waktu 3 menit, warna yang terbentuk sangat stabil dan dapat diukur dengan
fotometer. Pemeriksaan kadar hemoglobin cara fotoelektrik kolorimetri (Hb Cyanmeth) ini
merupakan pemeriksaan yang lebih teliti dibandingkan dengan metode cara Visual (Hb Sahli).
Tingkat faktor kesalahan metode cyanmeth hanya berkisar kira-kira 2%. Metode cyanmeth
dengan menggunakan alat hemotology analyzer banyak dilakukan di rumah sakit, instrumen ini
memerlukan tempat dan perlakuan yang khusus. Di fasilitas kesehatan yang lebih kecil dari RS,
metode ini sulit dilaksanakan, sehingga perlu dicari instrumen yang lebih mudah dalam hal
pengambilan dan pengiriman sampel, mudah pemeriksaannya, serta membutuhkan cara yang
sederhana, cepat dan akurat (Dany.2017)

Pelayanan pemeriksaan kadar Hemoglobin adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang
penyelenggaraannya pada umumnya dilakukan secara bersama dalam suatu organisasi, bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta sasarannya terutama kepada
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi paling tidak tiga syarat pokok yaitu
harus sesuai dengan kebutuhan kesehatan (health eeds), terjamin mutunya (quality assurance)
serta dapat dijangkau (accessibility) oleh mereka yang membutuhkan (Dany.2017)

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat molekul bukan
protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Hemoglobin mempunyai dua fungsi
pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan
pengangkutan karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi.3Nilai batas
normal kadar Hb menurut World Health Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5
g/dL, umur 12-14 tahun ≤ 12,0 g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL
dan laki-laki > 13,0 g/dL.4 Kadar Hb dalam darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan manusia akan berpengaruh terhadap
peningkatan atau penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Aktivitas fisik terbagi atas aktivitas
fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Aktivitas fisik yang dapat
mempengaruhi kadar Hb ialah aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat.Perubahan kadar Hb
melalui aktivitas fisik sedang sampai berat, dihipotesiskan terjadi karena perubahan volume
plasma, perubahan pH, dan hemolisis intravascular (Gunawan.2016).

Kadar hemoglobin dibawah normal (anemia) dapat terjadi akibat asupan zat besi yang
kurang, gangguan absorpsi besi dan beberapa penyakit yang dapat menimbulkan anemia seperti
malaria, infeksi cacing tambang, kehilangan darah saat operasi, penderita HIV/AIDS, kanker dan
lain-lain. Faktor lain yang mempengaruhi anemia adalah fasilitas kesehatan, pertumbuhan, daya
tahan tubuh, sosial ekonomi, pendidikan, merokok dan minum alkohol. Wanita sangat rentan
dengan kejadian anemia karena mengalami pengurangan volume darah yang dikeluarkan secara
alamiah, seperti saat menstruasi. Kadar hemoglobin yang normal diperoleh dengan
memperhatikan dan mengoreksi faktor penyebab anemia diatas, seperti asupan zat besi yang
cukup, tidak merokok, tidak minum alkohol dan aktivitas fisik yang cukup (Afriwardi. 2016)

mempunyai keseimbangan yang baik antara usus dan bakteri usus. Sebagai akibatnya, nitrat
yang masuk dalam saluran pencernaan akan langsung diubah menjadi nitrit yang kemudian
berikatan dengan hemoglobin membentuk methemoglobin yang terbentuk dalam tubuh mereka
akan mengakibatkan timbulnya sianosis pada bayi (Budirman.B.2019).

Pengaruh nitrit dalam jumlah besar terhadap tubuh manusia adalah dapat menyebabkan
gastro intestinal, diare campur darah disusul oleh konvulsi, koma, bila tidak di tolong akan
menyebabkan kematian. Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi umum, sakit kepala.
Nitrit akan bereaksi dengan hemoglobin dan akan membentuk Methemoglobin (MetHb)
(Abdurrivai.20171)

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk menentukan kadar methemoglobin dalam darah dengan menggunakan


spektrofotometri
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 ALAT DAN BAHAN

2.1.1. Alat

1. Tabung Reaksi
2. Labu
3. Pipet transfer yang dilengkapi dengan bohlam karet
4. Pipet tetes
5. Cuvet
6. batang Pengaduk
7. Parafilim
8. Spektrofotometer

2.1.2 Bahan

1. Buffer Potassium Fosfat 0,15 mol/L


2. H2O
3. Hemoglobin Standar 13%
4. Hemolisat
5. Potassium Ferricyanida
6. Larutan potassium sianida

2.2 PROSEDUR

2.2.1 Sampel

1. 6 ml aquades

2. 0,2 ml darah

3. 0,8 ml buffer potassium fosfat

C2

4. 3 ml hemolisat

5. 0,2 ml KCN

6. Campur, diamkan selama 5 menit

7. baca menggunakan spektrofotometri


C3

4. 3 ml hemolisat

5. 0,2 ml [K3Fe(CN)6} = tutup parafilm, campur, dan diamkan 2 menit

6. 0,2 ml KCN

7. Campur, diamkan 5 menit

8. Baca menggunakan spektrofotometri

2.2.1 Blanko

1. 3 ml buffer potassium fosfat

2. . 3 ml aquades

3. 0,2 ml KCN

4. . Baca menggunakan spektrofotometri


BAB III

HASIL DAN ANALISA

Tabel 3.1

Gambar Larutan Serum

No Sampel Perlakuan Hasil


1. Sampel A2a 6 ml aquades + 0,2 ml
darah + 0,8 ml buffer
potassium fosfat + 3 ml
hemolisat

2 Sampel A2b 6 ml aquades + 0,2 ml #


darah + 0,8 ml buffer
potassium fosfat + 3 ml
hemolisat + 0,2 ml KCN

3 Sampel A3a 6 ml aquades + 0,2 ml


darah + 0,8 ml buffer
potassium fosfat + 3 ml
hemolisat + [K3Fe6(CN)]

4 Sampel A3b 6 ml aquades + 0,2 ml


darah + 0,8 ml buffer
potassium fosfat + 3 ml
hemolisat + [K3Fe6(CN)]
+ 0,2 mlKCN

Blanko 0,8 ml buffer potassium


fosfat + 6 ml aquades +
5 0,2 ml KCN
Tabel 3.2

Gambar Nilai Absorbansi

No Sampel Nilai Absorbansi


1 Sampel A2a 0,197
2 Sampel A2b 0,117
3 Sampel A3a 0,659
4 Sampel A3b 0,197
5 Blanko Ab1 0,043
6 Blanko Ab2 0,040

Perhitungan :
( ) ( )
MetHB = ( ) ( )
x 100

( ) ( )
=( ) ( )
x 100

( ) ( )
=( ) ( )
x 100

= x 100

= 0,167 x 100

= 16,7%

Keterangan

A2a : Hemolisat = haemoglobin

A2b : Hemolisat + KCN = cyanhemoglobin

A3a : hemolisat + [K3Fe6(CN)] = Methemoglobin

A3b : Methemoglobin + KCN = Syanmethemoglobin


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membahas dan mempraktikumkan methemoglobin, dimana
methemoglobin ini adalah bentuk abnormal hempglobin, sehinggakehilangan kemampuan
membawa darah. Dimana methemoglobin itu sendiri berfungsi untuk membawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan dioksidasu dari jaringan kembali ke paru-paru, methemoglobin juga
terbentuk ketika ferrous (Fe2+) dioksidasi menjadi ferric (Fe3+). Sedangkan ferric tidak dapat
mengikat oksigen, dengan nilai normal kadar oksigen adalah 0-1%.

Adapun specimen yang kita gunakan dalam praktikum kali ini adalah darah segar yang diberi
antikoagulan (heparin, EDTA, Acid-Citrate Dextosa), dengan tujuan praktikum methemoglobin
ini adalah Untuk menentukan kadar methemoglobin dalam darah dengan menggunakan
spektrofotometri, dengan prinsip percobaan yaitu, spectrum absorbansi dari
methemoglobin Nampak sedikit, puncak karakteristiknya pada gelombang 630-635 nm.
Penambahan sianida menghilangkan puncak ini dengan mengkonversi methemoglobin
,menjadi cyanmethemoglobin. Penurunan absorbansi sebanding dengan konsentrasi
methemoglobin. Spectrum absorbansi yang normal pada oksihemoglobin menunjukkan
absorbansi yang sangat sedikit di atas 600 nm. Namun, jika sulfihemoglobin terdapat di
dalam hemolisat, terdapat peningkatan besar dalam kurva absorbansi pada kisaran 600-
620 nm. Nilai stabil sulfhemoglobin tidak terpengaruh pada sianida.

Pada praktikum kali ini juga kita menggunakan tiga reagen yaitu Potassium ferricyanide
(K3Fe(CN)6), Potassium fosfat buffer, dan Potassium cyanide. Dan berdasarkan sampel
yang kia gunakan adalah sampel darah segar makan kita terlebih dahulu mengambil
darah, dengan probandus adalah siswa yang ingin melakukan praktikum methemoglobin,
setelah itu kita pada darah diberikan antikoagulan, agar dapat menghambat pembekuan
darah. kenapa pada praktikum methemoglobin yang digunakan adalah darah segar,
dikarenakan didalam darah sangat banyak mengandung yang namanya haemoglobin.

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum ini iyalah, pada percobaan pertama yaitu
percobaan blanko, dengan hasil yang didapatkan iyalah 0,043, hasil ini didapatkan
sebelum penambahan KCN, dan setelah ditambahkan KCN mendapatkan nilai 0,040,
nilai pada absorbansi blanko menurun setelah ditambahkan KCN, percobaan pada blanko
berarti berhasil.

Dan yang kedua adalah percobaan sampel, dengan dua sampel yang berbeda, yaitu pada
sampel satu tampa penambahan [K3Fe(CN)6] dan pada sampel kedua penambahan
[K3Fe(CN)6], dan hasil yang didapatkan pada percobaan sampel pertama iyalah 0,197%,
dan setelah ditambahkan KCN, nilai absorbansinya turun setelah dibaca menggunakan
spektrofotometri yaitu 0,117.

Kemudian pada sampel yang kedua yaitu dengan menggunakan penambahan


[K3Fe(CN)6], yang dibaca menggunakan spektrofotometri adalah 6 ml aquades, 0,2 mL
darah, dan 0,8 ml potassium fosfat, dan juga 0,2 ml [K3Fe(CN)6] dengan hasil
pembacaan spektrofotometri adalah 0,659, nilai yang sangat tinggi didapatkan, hal ini
mungkin terjadi karena akibat terlalu banyaknya penambahan larutan [K3Fe(CN)6],
sehingga hasilnya sangat tinggi, namun pada saat setelah penambaha KCN, hasil
pembacaan spektrofotometri adalah 0,197, perbedaan rentang nilai yang sangat jauh
dibawah dengan hasil yang pertama, hal ini mungkin juga terjadi karena ketidak sesuaian
pemberian takaran pada larutan KCN, sehingga mendapatkan rentang nilai yang sangat
jauh.

Dari hasil ketiga larutan tadi kita dapat mencari nilai MetHemoglobin (Persen Total
Pigmen), dan hasil yang didapatkan adalah 16,7%, dari hasil yang didapatkan kita
mendapatkan bahwa methemoglobin concentration berada pada rentang 10-20%,
sehingga Signs dan Symptomsnya adaah Mild symptoms, cyanosis, chocolate brown
bood.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
- Hemoglobin adalah metaloprotein pada sel darah merah yang mengandung besi
dan berfungsi dalam membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbon
dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru
- Methemoglobin ada;ah bentuk abnormal haemoglobin sehingga kehilangan
kemampuan membawa O2. Methemoglobin terbentuk ketika Ferrous (Fe2+)
dioksidasi menjadi (Fe3+). Sedangkan ferric tidak dapat mengikat oksigen
- Kadar nilai normal methemoglobin adalah 0-1%, jalur metabolisme
- Specimen yang digunakan adalah darah segar dengan diberikan anti-koagulan
- Reagen yang digunakan ada tiga, yaitu :
1. Potassium Ferricyanide
2. Potassium fosfat buffer
3. Potassium cyanide
B. SARAN
Pada departemen Biokim sudah sangat bagus, asdoa-asdosnya sanngat membantu dan
membimbing ketika praktikum, alat dan bahanya sudah cukup lengkap, namun
mungkin jumlah dari peralatanya yang perlu ditambah.
DAFTAR PUSTAKA

Dany.F., Faatih.M., Nikmah.U.A., Putri.R.R., Susanti.I. 2017. Penggunaan Alat Pengukur


Hemoglobin diPuskesmas, Polindes dan Pustu. Jurnal penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan. Vol 1(1) halaman 35-36. Viewed on 21 Februari 2020. From
google.scholar.com.

Abdurrivai. Syamsinar N. 2017. Hubungan kandungan nitrat (NO3) dan nitrat (NO2)pada air
lindi dengankualitas air sumur gali di kel.bangkala kec.manggala kota Makassar tahun
2017. Jurnal sulolipu. Volume 17(2). Halaman 2. Viewed on 15 Februari 2020. From
google.schoolar.com

Budirman.B., Khaer.A. 2019. Plagiarism Cheker X Originality. Jurnal sulolipu. Volume 19 (1).
Viewed on 18 Februari 2020. From google.scholar.com

Afriwardi. Burfazina., Syah.N.A. 2016. Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Daya Tahan
Kardiovaskular Pada PegawaiWanita RS Semen Padang. Jurnal kesehatan unand.
Volume 5 (3). Halaman 533-534. Viewed on 19 februari 2020. From
jurnal.fk.unand.ac.id.

Gunawi.V.I.F.R., Mewo.Y.M., Tibo.M. 2016. Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Pekerja


Bangunan. Jurnal e-biomedik (eBm). Volume 4 (2). Viewed on 20 Februari 2020. From
media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai