Anda di halaman 1dari 18

Nama : Aprilia Saputri

NIM : 1902043

Prodi : DIII Keperawatan IB

ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH, HAJI DAN UMRAH

A. ZAKAT

1. Zakat merupakan pembersih diri dan harta dari kemungkinan diperoleh dengan jalan
tidak halal

ZAKAT, berasal dari akar kata zaka yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan
berkembang. Adapun menurut istilah syariat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan
kepada orang yang berhak menerimanya karena telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.

Zakat merupakan pembersih diri dan harta dari kemungkinan diperoleh dengan jalan
tidak halal. Membayar zakat juga akan membuat harta semakin tumbuh dan
berkembang.

Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh kebaikan
yang banyak. Allah SWT berfirman, “Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS : At-Taubah : 103)

2. Hukum membayarkan zakat adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat zakat. Selain ibadah wajib, zakat juga merupakan kegiatan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusian yang dapat perkembang sesuai dengan perkembangan
umat manusia.

Setiap orang wajib menunaikan zakat jika memiliki syarat-syarat wajib zakat seperti
tertulis di bawah ini.

a. Islam
Zakat hanya dikenakan kepada orang-orang yang beragama Islam.

b. Berakal dan Baligh

c. Dimiliki secara sempurna

d. Harta yang akan dizakatkan merupakan milik sendiri di tangan individu dan
tidak berkaitan dengan hak orang lain, atau harta tersebut disalurkan atas
pilihannya sendiri.

e. Mencapai nisab

f. Nisab adalah batasan antara apakah kekayaan itu wajib zakat atau tidak. Jadi,
harta yang dimiliki seseorang telah mencapai nisab, maka kekayaan tersebut
wajib dizakatkan.

3. Jenis-jenis Zakat

Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
suci Ramadhan. Besar zakat ini setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras atau makanan
pokok per jiwa. Namun, beras atau makanan pokok tersebut dapat diganti dengan uang
senilai 2,5 kg atau 3,5 liter beras dan diberikan kepada lembaga-lembaga penyalur zakat.
Selain untuk dirinya sendiri, seseorang juga wajib membayarkan zakat fitrah untuk semua
orang yang berada dalam tanggungannya termasuk anak-anak maupun orang tua.

4. Jenis Zakat Harta (Maal)

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak.

Zakat maal dapat dihitung dengan rumus:

2,5% X jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun

Masing-masing jenis harta memiliki perhitungan sendiri-sendiri. Untuk hewan ternak


seperti sapi, kuda, dan kerbau memiliki nisab 30 ekor. Artinya, semua orang yang
memiliki tiga jenis (atau salah satu) dari hewan tersebut sebanyak 30 ekor atau lebih,
wajib membayarkan zakat. Sementara untuk kambing dan domba memiliki nisab 40 ekor
dan unta 5 ekor. Untuk harta emas, jika sudah mencapai 20 dinar (setara 85 gram) dan
200 dirham perak (setara 672 gram perak), dalam setahun dikenakan wajib zakat
sebanyak 2,5% dari total harta yang dimiliki.

5. Yang Wajib Mengeluarkan Zakat

Zakat adalah fardu‘ain bagi setiap muslim. Bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan anak-
anak dan orang gila sekalipun memiliki kewajiban yang sama bila hartanya sudah
memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

6. Jenis-jenis Harta Yang Wajib Zakat

a. Emas dan perak (baik sebagai mata uang ataupun bukan)

b. Binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing

c. Barang dagangan dan keuntungannya

d. Hasil pertanian dan buah-buahan

7. Syarat dan Sebab Harta Wajib Zakat

Memenuhi Nishab adalah jumlah/ ukuran minimal harta yang menyebabkan harta
tersebut wajib mengeluarkan zakat.

Telah mencapai haul, yaitu jika harta tersebut telah berlalu satu tahun hijriyyah, kecuali
untuk harta berupa hasil pertanian dimana waktu wajib zakatnya adalah saat Haul jadi
syarat bagi harta yang sudah mencapai nishab untuk dikeluarkan zakatnya.
8. Penerima Zakat

Golongan yang berhak menerima zakat ada delapan yaitu:

a. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias
mencukupi kebutuhan hidupnya

b. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan namun
tidak bias mencukupi

c. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak diupah
selain dari zakat.

d. Mu’allaf, orang yang baru masuk Islam. Atau bias juga orang Islam yang masih
lemah dalam menjalankan syariat Islam.

e. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya


setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga
dibayar secara

f. Gharimin, orang memiliki tanggungan

g. Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan

h. Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat
(baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.

B. INFAQ

Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta benda yang dimiliki untuk kepentingan yang
mengandung kemaslahatan. Dalam infaq tidak ada nishab. Karna itu infak boleh
dikeluarkan oleh orang yang berpenghasilan tinggi atau rendah, disaat lapang atau sempit
(QS Ali ‘Imran [3] :134).
Infaq merupakan ibadah social yang sangat utama. Kata infaq mengandung pengertian
bahwa menafkahkan harta di jalan Allah tidak akan mengurangi harta, tetapi justru akan
semakin menambah harta.

1. Macam-Macam Infaq

Infaq secara hukum terbagi menjadi empat macam antara lain sebagai berikut:

a. Infaq Mubah

Mengeluarkan harta untuk perkara mubah seperti berdagang, bercocok tanam.

b. Infaq Wajib

Aplikasi dari Infaq Wajib yaitu Mengeluarkan harta untuk perkara wajib seperti

1) Membayar mahar (maskawin)

2) Menafkahi istri

3) Menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah

c. Infaq Haram

1) Mengeluarkan harta dengan tujuan yang diharamkan oleh Allah yaitu:

Infaqnya orang kafir untuk menghalangi syiar Islam.

‫يل هَّللا ِ فَ َسيُنفِقُونَهَا ثُ َّم‬ ْ ‫ص ُّد‬


ِ ِ‫وا عَن َسب‬ ُ َ‫ُوا يُنفِقُونَ أَ ْم َوالَهُ ْم لِي‬
ْ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ آَفَر‬

ً‫تَ ُكونُ َعلَ ْي ِه ْم َح ْس َرة‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka


untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta
itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan
ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.

2) Infaq-nya orang Islam kepada fakir miskin tapi tidak karena Allah.
d. Infaq Sunnah

Yaitu mengeluarkan harta dengan niat sadaqah. Infaq tipe ini yaitu ada 2 (dua)
macam Sebagai berikut

1) Infaq untuk jihad.

2) Infaq kepada yang membutuhkan.

2. Rukun dan Syarat Infaq

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa dalam satu perbuatan hukum terdapat unsur-unsur
yang harus dipenuhi agar perbuatan tersebut bisa dikatakan sah. Begitu pula dengan infaq
unsur-unsur tersebut harus dipenuhi. Unsur-unsur tersebut yaitu disebut rukun, yang
mana infaq dapat dikatakan sah apabila terpenuhi rukun-rukunnya, dan masing-masing
rukun tersebut memerlukan syarat yang harus terpenuhi juga. Dalam infaq yaitu memiliki
4 (empat) rukun:

a. Penginfaq

Maksudnya yaitu orang yang berinfaq, penginfaq tersebut harus memenuhi syarat
sebagai berikut:

1) Penginfaq memiliki apa yang diinfaqkan.

2) Penginfaq bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan.

3) Penginfaq itu oarang dewasa, bukan anak yang kurang kemampuannya.

4) Penginfaq itu tidak dipaksa, sebab infaq itu akad yang mensyaratkan keridhaan
dalam keabsahannya.
b. Orang yang diberi infaq

Maksudnya oarang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

1) Benar-benar ada waktu diberi infaq. Bila benar-benar tidak ada, atau diperkirakan
adanya, misalnya dalam bentuk janin maka infaq tidak ada.

2) Dewasa atau baligh maksudnya apabila orang yang diberi infaq itu ada di waktu
pemberian infaq, akan tetapi ia masih kecil atau gila, maka infaq itu diambil oleh
walinya, pemeliharaannya, atau orang yang mendidiknya, sekalipun dia orang
asing.

c. Sesuatu yang diinfaqkan

Maksudnya orang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

1) Benar-benar ada.

2) Harta yang bernilai.

3) Dapat dimiliki zatnya, yakni bahwa yang diinfaqkan adalah apa yang biasanya

dimiliki, diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat berpindah tangan. Maka


tidak sah menginfaqkan air di sungai, ikan di laut, burung di udara.

4) Tidak berhubungan dengan tempat milik penginfaq, seperti menginfaqkan


tanaman, pohon atau bangunan tanpa tanahnya. Akan tetapi yang diinfaqkan itu
wajib dipisahkan dan diserahkan kepada yang diberi infaq sehingga menjadi milik
baginya.
d. Ijab dan Qabul

Infaq itu sah melalui ijab dan qabul, bagaimana pun bentuk ijab qabul yang
ditunjukkan oleh pemberian harta tanpa imbalan. Misalnya penginfaq berkata:
Aku infaqkan kepadamu; aku berikan kepadamu; atau yang serupa itu; sedang
yang lain berkata: Ya aku terima. Imam Malik dan Asy-Syafi’i berpendapat
dipegangnya qabul di dalam infaq. Orang-orang Hanafi berpendapat bahwa ijab
saja sudah cukup, dan itulah yang paling shahih.

Sedangkan orang-orang Hambali berpendapat: Infaq itu sah dengan pemberian


yang menunjukkan kepadanya; karena Nabi SAW. Diberi dan memberikan
hadiah. Begitu pula dilakukan para sahabat. Serta tidak dinukil dari mereka bahwa
mereka mensyaratkan ijab qabul, dan yang serupa itu

C. SHODAQOH

1. Shodaqoh/Sedekah adalah pemberian sesuatu yang bersifat kebaikan , baik berupa


barang maupun jasadari seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan suatu
imbalan apapun selain ridha Allah.

2. Hukum dan ketentuan shodaqoh sama dengan ketentuan infaq. Hanya saja jika
infak berkaitan dengan materi. Shodaqoh/sedekah memiliki arti yang lebih luas.
Termasuk pemberian yang sifanya non materi, seperti memberi jasa, mengajarkan
ilmu pengetahuan, dan memdoakan orang lain.

3. Macam-macam Sedekah atau Shadaqah

a. Tasbih, Tahlil, dan Tahmid

b. Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarganya

c. Shadaqah Harta (Materi)

4. Hukum dan Rukun Sedekah Dalam Islam? - Hukum sedekah adalah sunnah muakad
(sunnah yang sangat dianjurkan). Namun begitu pada kondisi tertentu sedekah bisa
menjadi wajib. Misalnya ada seorang yang sangat membutuhkan bantuan makanan
datang kepada kita memohon sedekah.

5. Rukun Sedekah

Rukun sedekah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk
mentasharrufkan (memperedarkannya)

b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah
memberi kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada
binatang, karena keduanya tidak berhak memiliki sesuatu.

c. Ijab dan qabul. Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi
sedangkan qabul, ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima
pemberian

d. Barang yang diberikan, syaratnya adalah barang tersebut yang dapat dijual.

D. HAJI

Haji adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi baitulloh di
mekah dengan maksud beribadah dengan iklas mengharap keridhoaan Allah Swt dengan
syarat dan rukun tertentu. Haji merupakan salah satu rukun islam. Berikut syarat wajib
dan syarat sah Haji.

Yang di maksud dengan syarat wajib dan syarat sah haji adalah hal hal yg apabila telah
terpenuhi menyebabkan orang yg berasangkutan wajib menunaikan haji. Syarat sah haji
adalah hal hal yg harus dipenuhi oleh orang yg menunaikan ibadah haji, apabila tidak
tidak terpenuhi salah satu syarat sah haji, maka menjadikan hajinya tidak sah.

1. Syarat Wajib Haji :

a. Islam. Ibadah haji hanya wajib dikerjakan oleh orang yg beragama islam.
b. Baligh. Anak anak dibawah umur belum diwajibkan. Kalaupun di sudah
mengerjakan haji, maka hajinya tetap sah tetapi dikategorikan sebagai haji
sunnah.

c. Berakal sehat.

d. Merdeka ( tidak menjadi budak ).

e. Mampu.

f. Ada mahram ( muhrim ) bagi wanita , bagi wanita harus ada suami atau orang
yang mendampinginya.

2. Syarat Sah Haji :

Haji di nyatakan sah apabila melaksanakannya memenuhi beberapa hal berikut ini.

Dikerjakan sesuai batas batas waktunya, misalnya miqat zamani (batas waktu
pemakaman ibrahim), dan batas waktu wukuf.

Melakukan urutan rukun haji tidak boleh dibalik balik.

Dipenuhi syarat syaratnya, misalnya syarat thowaf dan sa'i.

Dikerjakan di tempat yg telah di tentukan, misalnya tempat wukuf, thawaf, sa'i, melontar
jumroh dan hadir di muzdalifah ataupun bermalam di mina.

3. Rukun Haji

Yang dimaksud dengan rukun haji adalah perbuatan yg harus dilaksanakan sekama
menunaikan ibadah haji dan apabila ada rukun yg tertinggal, maka ibadah hajinya tidah
sah dan tidak dapat di ganti dengan dam serta wajib mengulangi kembali ibadah hajinya
pada tahun yang akan datang. Adapun rukun haji terdiri atas enam macam, yaitu sebagai
berikut.

a. Ihram, ihram adalah niat mengerjakan haji dengan memakai pakaian ihram dan
meninggalkan semua yg dilarang atau diharamkan dalam haji.
b. Wukuf di padang arafah, adalah berhenti di padang arafah pada tanggal 9 zulhijah,
yg dimulai dari tergelincirnya matahari (tanggal 9 zulhijah) sampai dengan fahar
tanggal 10 zulhijah.

c. Thawaf, Thawaf memiliki pengertian , mengelilingi ka`bah sebanyak tuju kali


dengan syarat syarat sebagai berikut :

d. Suci dari hadas dan najis

e. Menutup aurot

f. Ka`bah berada di sebelah kiri orang yg thawaf.

g. Hitungannya di mulai dari rukun hajar aswad.

h. Thawaf di lakukan di dalam masjidil haram. Adapun macam macam thawaf adalah
sebagai berikut :

i. Thawaf ifadah (thawaf rukun haji).

j. Thawaf qudum, yaitu thawaf yang di lakukan ketika baru pertama kali datang ke
tanah suci dan melihat ke ka`bah.

k. Thawaf sunnah, yaitu thawaf yang bisa dilaksanakan kepan saja.

l. Thawaf madzar, yaitu thawaf yang dinazarkan (dijanjikan).

m. Thawaf wada, yaitu thawaf yang dikerjakan ketika hendak meninggalkan tanah suci
(saat akan pulang).

n. Sa`i, yaitu berlari lari kecil dari bukit shafa kebukit marwah dan sebaiknya sebanyak
tujuh kali. Syarat syarat sa`i adalah sebagai berikut :

1) Dimulai dari bukit shafa dan diakhiri di bukit marwah.

2) Dikerjakan setelah thawaf, baik thawaf qudum maupun thawaf ifadah.

3) Dikerjakan sebanyak tujuh kali.


o. Tahalul, yang artinya yaitu bercukur atau memotong sebagian rambut kepala.

p. Tertib atau Urut.

4. Wajib Haji

Wajib haji adalah amalan amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi sahnya
haji tidak tergantung kepadanya. Jika ia ditinggalkan, hajinya tetap sah dengan cara
menggantikannya dengan dam (bayar denda). Wajib haji ada tujuh, yaitu :

a. Berihram sesuai miqatnya.

b. Bermalam muzdalifah.

c. Bermalam(mabit) di mina.

d. Melontarkan Jumroh aqobah.

e. Melontarkan jumroh Ula, Wustho dan aqabah.

f. Menjauhkan diri dari hal hal yang dilarang dalam ihram.

g. Thawaf wada.

h. Sunnah Haji

Sunnah haji adalah perbuatan perbuatan yang dianjurkan dilaksanakan oleh orang
yang beribadah haji. Ada beberapa sunnah haji, yaitu sebagai berikut :

1) Mengerjakan haji dengan cara ifrad.

2) Membaca talbiyah mulai sejak ihram sampai dengan melempar jumrah aqabah
pada tanggal 10 zulhijah.

3) Membaca doa setelah membaca doa talbiyah.


4) Thawaf qudum, yaitu thawaf pada saat pertama kali datang di kota mekah al-
muqaramah.

5) Menunaikan sholat sunnah dua rekaat setelah selesai thawaf qudum.

6) Mencium hajar aswad.

5. Larangan-Larangan Ibadah Haji

a. Larangan khusus bagi pria :

1) Memakai pakaian berjahit selama dalam ihram. Jamaah haji hanya boleh pria
hanya boleh memakai kain putih yang tidak berjahit.

2) Memakai tutup kepada sawaktu dalam ihram.

3) Memakai sepatu yang menutupi mata kaki sewaktu dalam masa ihram.

b. Larangan khusus bagi wanita :

1) Memakai tutup muka.

2) Memakai sarung tangan.

c. Larangan Bagi Jamaah Pria Dan Wanita :

1) Memotong dan mencabut kuku.

2) Memotong atau mencabut rambut kepala, mencabut bulu badan lainnya, menyisir
rambut kepala, dan sebagainya.

3) Memakai harum haruman pada badan, pakaian maupun rambut kecuali yang
dipakai sebelum ihram.

4) Memburu atau membunuh binatang darat dengan cara apapun ketika dalam ihram.

5) Mengadakan perkawinan, mengawinkan orang liana atau menjadi wakil dalam


akad nikah atau melamar.
6) Bercumbu rayu dengan syahwat atau bersenggama. Orang yang melakukan
hubungan suami istri sebelum tahalul maka hajinya batal.

7) Mencacimaki, mengumpat, bertengkar, mengucapkan kata kata kotor, dll.

8) Memotong atau menebang pohon atau mencabut segala macam yang tumbuh di
tanah suci.

Larangan larangan tersebut harus di perhatikan barang siapa yang melanggarnya


maka kepadanya digunakan dam denda).

 Dam (denda) Dalam Haji

Ditinjau dari segi etimologi, dan artinya yaitu darah, sedangkan menurut terminology dan
artinya adalah mengalirkan darah atau menyembelih hewan terrnak sebagai tebusan atas
pelanggaran yang dilakukan.

6. Macam - Macam Haji Dan Perbedaannya

Di dalam melaksanakan haji terdapat 3 macam cara di dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai
berikut :

a. Haji Ifrad, haji ifrad adalah haji yang dikerjakan dengan cara melaksanakan haji terlebih
dahulu, kemudian baru melaksanakan umroh, jadi dalam hal ini kita dua kali melakukan
ihram, yaitu dari miqat untuk haji dan ihram lagi dari miqat untuk umrah serta
melaksanakan seluruh pekerjaan umrah. Semua ini dekerjakan setelah ibadah haji.

b. Haji Tammatu`, adalah cara melaksanakan haji dengan mengerjakan umrah terlebih dahu
pada bulan bulan haji dan setelah selesai barulah mengerjakan haji.

c. Haji Qiran, adalah mengerjakan ibadah haji dan umroh secara bersama sama, jadi dalm
hal ini melakukan ihram dari miqat dengan niat untuk haji sekaligus umroh.

7. Tata Urutan Pelaksanaan Ibadah Haji

a. Ihram.
b. Wukuf di arafah.

c. Mabit di Muzdalifah.

d. Melontarkan jumroh aqobah.

e. Thawaf Ifadah.

f. Mengerjakan sa`i.

a. Tahallul.

b. Bermalam (mabit) di Mina.

c. Thawaf Wadaa`.

d. Ihram.

e. Wukuf di arafah.

f. Mabit di Muzdalifah.

g. Melontarkan jumroh aqobah.

h. Thawaf Ifadah.

i. Mengerjakan sa`i.

j. Tahallul.

k. Bermalam (mabit) di Mina.

l. Thawaf Wadaa`.

E. UMRAH

1. Pengetian dan hukum umrah.

menurut bahasa umrah berarti ziarah atau berkunjung. Sedangkan menurut istilah
umrah adalah melakukan ziarah ke Baitulloh (ka`bah) di tanah suci dengan niat
karena Allah Swat dengan syarat dan rukun tertentu. Melaksanakan umrah
hukumnya adalah sunnah. Firman Allah Swt yang artinya "sempurnakan lah
olehmu haji dan umrah karena Allah." (QS. Al- Baqarah).

2. Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah

Syarat umrah ada dua yaitu syarat wajib dan syarat sah.

a. Syarat Wajib Umrah

1) Islam

2) Balig

3) Berakal sehat

4) Merdeka

5) Mampu.

6) Syarat Sah Umrah

7) Islam.

8) Balig.

9) Berakal.

10) Merdeka.

11) Rukun dan Wajib Umrah

12) Rukun Umrah da lima macam yaitu sebagai berikut.

13) Ihram.

14) Thawaf yaitu mengelilingi ka`bah 7 kali dengan niat thawaf umrah.

15) Sa`i.
16) Tahalul.

17) Tertib.

Wajib Umrah

1) Ihram di Miqat.

Meninggalkan segala larangan umrah sebagaimana larangan haji.

Tata Urutan Pelaksanaan Umrah

1) Ibadah umrah ialah merupakan rangkaian kegiatan ibadah haji, umrah sering disebut haji
kecil, sedangkan haji disebut dengan haji arafah. Adapun tata urutan mengerjakan umrah
sebagai berikut.

2) Ihram disertai niat umrah di dalam hati, semata mata mengharapkan ridha Allah Swt.

3) Kemudian maasuk kedalam masjidil haram untuk melakukan thawaf sebanyak 7 kali
(sama seperti pada haji).

4) Selesai thawaf dilanjutkan sa`i antara bukit safa dan bukit marwah.

5) Selesai sa`i kemudian tahalul dan seterusnya seperti pada pelaksanaan haji.

Miqat Umrah

Seperti halnya dalam ibadah haji, maka dalam ibadah umrah pun terdapat iqat mukani yang pada
prinsipnya sam dengan miqat haji, untuk zamani umrah tidak ada (sepanjang masa).

Larangan Dalam Ibadah Umrah

Larangan dalam ibadah umrah sama dengan larangan larangan dalam ibadah haji.

https://lazgis.com/ini-pengertian-zakat-infaq-dan-shodaqoh/
https://blog.kitabisa.com/zakat-pengertian-hukum-keutamaan-serta-jenisnya/

http://digilib.uinsby.ac.id/10506/5/bab2.pdf

https://intinebelajar.blogspot.com/2017/03/apa-hukum-dan-rukun-sedekah-dalam-islam.html?
m=1

https://dunia-gallery.blogspot.com/2017/10/pengertian-haji-dan-umrah-secara.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai