Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta 10710
Telepon (021) 3811523-3520951-3507479-3856817-3811654-3459273
Faksimili (021) 3859117 SITUS www.kemenag.go.id

Nomor : B-1754/DJ.I/Dt.I.II/PP.00/08/2020 Jakarta, 27 Agustus 2020


Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Penyampaian Panduan Penyusunan Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Madrasah

Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Cq. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam
Seluruh Indonesia

Assalamualaikum wr. wb.


Dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas guru madrasah melalui pelaksanaan program
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru madrasah, dengan ini kami sampaikan panduan
penyusunan modul pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru madrasah sebagaimana
terlampir.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami mohon kepada Saudara untuk melaksanakan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Melaksanakan sosialiasi kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan madrasah di wilayah binaan
masing-masing untuk pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
madrasah melalui pemberdayaan komunitas pembelajaran madrasah;
2. Petunjuk teknis ini menjadi pedoman bagi tim penyusun, reviewer dan pihak lain yang terkait dalam
menyusun perangkat pembelajaran berupa modul program pengembangan keprofesian berkelanjutan
bagi guru madrasah tahun 2020.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Wassalam,
An. Direktur Jenderal,
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah,

Suyitno

Tembusan:
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (sebagai laporan).
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4447 TAHUN 2020
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
GURU MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang a. bahwa untuk menyelaraskan standar isi dan mutu program


pengembangan keprofesian berkelanjutan guru, perlu
disusun panduan penyusunan modul pengembangan
keprofesian berkelanjutan guru madrasah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam tentang Panduan Penyusunan
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
Madrasah;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5670);
2
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6058);
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 31 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas
Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 68 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai pada
Kementerian Agama;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2017 tentang
Kepala Madrasah;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 38 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Madrasah;
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama;
13. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6673
Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PKB
Guru Madrasah;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU
MADRASAH.
KESATU : Menetapkan Panduan Penyusunan Modul Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Madrasah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
adalah acuan semua pihak dalam menyusun modul untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru madrasah
dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada


tanggal 11 Agustus 2020

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

ttd.

MUHAMMAD ALI RAMDHANI

4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4447 TAHUN 2020
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN GURU MADRASAH

PANDUAN PENYUSUNAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN


BERKELANJUTAN GURU MADRASAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang – undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan Anak Usia Dini jalur Pendidikan
Formal, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Agar dapat melaksanakan
tugas utamanya dengan baik, seorang guru perlu meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan melalui Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru.
Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat GTK
Madrasah adalah PKB guru dilaksanakan melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat. Masing –
masing pihak memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi
guru yang menjadi binaannya. Mengingat banyaknya unsur-unsur yang harus
dikuasai oleh guru terhadap empat dimensi kompetensinya, maka perlu disusun
modul sebagai salah satu media untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.
Pemangku kepentingan yang terlibat perlu memiliki standar yang sama dalam
menyusun dan mengembangkan modul untuk guru. Dengan latar belakang
tersebut, maka Pedoman Penulisan Modul PKB Guru ini dirancang untuk
membekali semua pihak dalam menyusun dan mengembangkan modul.

B. Tujuan
Tujuan pedoman ini adalah;
1. Sebagai acuan operasional penyusunan dan pengembangan modul PKB guru
madrasah dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
2. Sebagai acuan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama
Kabupaten/Kota, dan KKG/MGMP/MGBK dalam memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan penyusunan dan pengembangan modul PKB guru.
C. Sasaran
Adapun sasaran panduan ini adalah:
1. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah.
2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
4. Pengawas Madrasah.
5. Kepala Madrasah.
6. Ketua KKG/MGMP/MGBK.
7. Guru.

6
BAB II
KONSEP MODUL

A. Pengertian
Modul adalah suatu paket belajar atau bahan ajar yang berisi satu unit belajar yang
dapat dibaca dan dipelajari secara mandiri oleh seseorang secara mandiri. Modul
disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul disusun sebagai panduan bagi fasilitator dan
pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai. Modul secara umum
terdiri dari dari:
1. Target kompetensi yang akan dicapai;
2. Materi dan topik yang akan menjadi dasar proses belajar mengajar;
3. Alat dan bahan yang akan digunakan;
4. Langkah – langkah pembelajaran;
5. Lembar kerja;
6. Asesmen;
7. Daftar pustaka.
Penggunaan modul dalam pembelajaran dimaksudkan agar tujuan pembelajaran bisa
dicapai dengan efektif dan efisien. Pembelajar dapat mengikuti program pembelajaran
sesuai dengan kecepatan dan kemampuanya sendiri. Penggunaan modul juga
memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar sesuai dengan
kesanggupan, cara, dan teknik masing – masing.

B. Karakteristik

Menulis modul yang benar menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Buku
Penulisan Modul Tahun 2008, dijelaskan bahwa ada lima poin karakteristik dalam
penyusunan modul yaitu; self-instructional, self-contained, stand alone, adaptive, dan
user friendly.
1. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut pembelajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
karakter self-instructional, modul harus berisi tujuan yang dirumuskan dengan
jelas. Selain itu, modul juga menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif. Syarat yang lain yang sangat penting adalah modul harus memuat
instrumen penilaian/asesmen, yang memungkinkan pembelajar dapat
melakukan penilaian mandiri (self assessment), dan terdapat instrumen yang
dapat digunakan pengguna untuk mengukur atau mengevaluasi tingkat
penguasaan materi;
2. Self Contained, yaitu seluruh materi dalam modul perlu yang dipelajari
pembelajar ditulis secara utuh dengan tujuan agar pembelajar lebih mudah
dalam mempelajari materi yang dipaparkan. Materi bisa terdiri dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi. Materi tersebut terdapat di dalam satu modul
secara utuh.
3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
Dengan menggunakan modul, guru tidak tergantung dan harus menggunakan
media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut.
4. Adaptive, modul harus memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Fungsinya adalah pembelajar dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sehingga pembelajar selalu update
dan tidak bosan terhadap materi yang ada dalam modul.
5. User Friendly, modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Maksudanya,
jika modul ditulis untuk pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) maka bahasa yang
digunakan harus mencerminkan bahasa anak usia MTs. Begitupun jika modul
dibuat untuk guru, kepala, dan pengawas madrasah, maka bahasa modul juga
harus bisa menyesuaikan dengan usia orang dewasa.

Untuk tahap awal ini, modul yang disediakan oleh Direktorat GTK untuk PKB Guru
madrasah adalah modul dalam bentuk cetak. Selanjutnya, modul akan dikembangkan
dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan guru madrasah dan pihak terkait
lainnya.

C. Fungsi
Dari pengertian dan karakteristik modul di atas, dapat disimpulkan bahwa
keberadaan modul sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan memiliki
beberapa fungsi; antara lain:
1. Pengganti fasilitator, penggunaan modul juga sering dikaitkan dengan aktivitas
pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu fungsi modul dapat
menggantikan posisi fasilitator dalam pelatihan atau guru dalam kelas.
2. Bahan ajar, modul harus berisi hal yang sangat detail terhadap proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, materi pembelajaran, hingga evaluasi
pembelajaran.
3. Alat evaluasi, fasilitator dan pembelajar bisa menggunakan modul sebagai alat
evaluasi terhadap capaian kompetensi yang menjadi target dari modul. Fasilitator
bisa melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang dicapai oleh pembelajar,
sedangkan pembelajar menggunakan modul sebagai alat evaluasi mandiri.
4. Bahan rujukan, modul bisa menjadi rujukan bagi fasilitator maupun pembelajar
lain yang ingin mengembangkan kompetensinya melalui modul yang sudah ada,
sehingga modul lebih berdaya guna.
Dengan memperhatikan fungsi modul di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama
efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Modul yang bagus dapat menggantikan
posisi fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu setiap instruksi yang ada dalam modul
harus benar – benar dipahami dengan baik oleh pembelajar.

8
D. Ciri – ciri Pembelajaran dengan Modul
Pembelajaran adalah proses interaksi dan komunikasi yang diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian informasi oleh fasilitator kepada pembelajar. Pembelajaran
dengan menggunakan modul memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Pembelajar Aktif
Modul disusun agar pembelajar secara aktif mengkonstruk pengetahuan secara
mandiri. Fasilitator berperan sebagai mitra dalam membantu, mendampingi, dan
melatih pembelajar untuk mencapai kompetensinya.
2. Memuat Target Kompetensi
Target kompetensi dirumuskan secara jelas dan spesifik dalam modul. Oleh
karena itu, proses pembelajaran tergambar secara jelas setiap aktivitas
pembalajaran dan tahapan untuk mencapai kompetensi yang yang ditargetkan.
3. Penggunaan Multi Metode
Pembelajaran dengan menggunakan modul mengharuskan penggunaan berbagai
macam metode pembelajaran. Hal ini disebabkan setiap pembelajar memiliki
karakteristik dan gaya belajar yang berbeda beda. Oleh karena itu penulis modul
perlu mengembangkan berbagai macam metode untuk mencapai kompetensi
yang ditargetkan.
4. Adanya evaluasi yang lengkap
Pembelajaran menggunakan modul dilengkapi dua kegiatan evaluasi, yaitu
evaluasi mandiri oleh pembelajar dan evaluasi dari fasilitator. Hasil evaluasi
digunakan untuk menentukan apakah kompetensi yang ditargetkan dalam
modul tercapai atau tidak.
5. Adanya struktur dan urutan materi
Modul disusun dengan memperhatikan struktur materi yang berurutan untuk
mencapai kompetensi. Setiap materi diikuti dengan langkah pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materinya. Sehingga dalam pembelajaran dengan
modul, setiap pembelajar harus mengikuti setiap urutan materi dengan baik.
6. Adanya pengakuan atas perbedaan pembelajar
Pembelajaran melalui modul sangat menghargai perbedaan kemampuan
intelektual dan sosial pembelajar. Pembelajar diberi kesempatan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan masing – masing. Oleh karena itu penyusun modul
harus mampu mengenal karakteristik pengguna modul dengan baik.
Dari ciri – ciri pembelajaran menggunakan modul di atas, maka pembelajaran
menggunakan modul memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk:
1. Meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara
teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat
pembelajar;
2. Menentukan dan menetapkan waktu pelatihan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan pembelajar;
3. Mengetahui pencapaian kompetensi pembelajar secara bertahap melalui
kriteria yang telah ditetapkan dalam modul;
4. Mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta pelatihan
berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga fasilitator dapat
memutuskan dan membantu peserta pelatihan untuk memperbaiki belajarnya
serta melakukan remediasi.
Pembelajaran menggunakan modul sangat sesuai dengan desain pelaksanaan PKB
guru yang dilaksanakan di KKG/MGMP/MGBK. Guru di KKG/MGMP/MGBK dapat
mengembangkan modul sendiri. Modul dikembangkan di tingkat
KKG/MGMP/MGBK akan lebih relevan, spesifik, dan solutif terhadap kebutuhan
dalam perencanaan PKB guru yang mengacu pada hasil Asesmen Kompetensi Guru
dan Penilaian Kinerja Guru.

E. Ketentuan Pembelajaran Menggunakan Modul


Pelaksanaan pelatihan modul lebih banyak melibatkan peran peserta pelatihan
secara individual dibandingkan dengan fasilitator. Fasilitator hanya membantu
peserta pelatihan untuk memahami tujuan pelatihan, pengorganisasian materi
pelatihan, melakukan evaluasi, serta menyiapkan dokumen. Pembelajaran
menggunakan modul memerlukan beberapa ketentuan agar proses pembelajaran
berjalan efektif dan efisien. Ketentuan dan kriteria peserta dan fasilitator dalam
pembelajaran menggunakan modul adalah sebagai berikut:
1. Peserta pelatihan, diharapkan untuk:
a. Mengetahui maksud dan tujuan modul, khususnya jenis kompetensi atau
sub kompetensi yang akan disasar oleh modul;
b. Mempersiapkan diri dan bahan-bahan yang disyaratkan modul;
c. Mengikuti secara keseluruhan pembelajaran yang didesain dalam modul;
d. Berpartisipasi aktif sebagai peserta atau pembelajar; dan
e. Melakukan penilaian mandiri.

2. Fasilitator, diharapkan untuk:


a. Mengetahui sistem PKB Guru yang dikembangkan di Kementerian Agama;
b. Mengetahui maksud dan tujuan bagi guru, khususnya jenis kompetensi
atau sub kompetensi yang akan disasar oleh modul;
c. Memberikan umpan balik pada capaian peserta;
d. Memperhatikan waktu indikatif;
e. Berperan lebih sebagai mentor daripada narasumber bagi pembelajar;
f. Memberikan penilaian akhir pada pembelajar.

10
BAB III
PENULISAN MODUL PKB GURU MADRASAH

A. Prinsip Penulisan Modul


Modul PKB Guru Madrasah yang dikembangkan Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah disusun berdasarkan prinsip – prinsip sebagai berikut:
1. Regulation based, Modul PKB guru dikembangkan berdasarkan kebutuhan
pengembangan kompetensi guru harus mengacu pada regulasi yang telah
ditetapkan. Regulasi yang dimaksud khususnya terkait kompetensi guru yang
harus dikembangkan, standar kompetensi lulusan peserta didik yang harus
dicapai, tata laksana PKB guru dan berikut aturan teknisnya yang harus
dijalani, serta kejelasan kewenangan para pihak. Direktorat GTK Madrasah
menyelenggarakan kegiatan pengembangan kompetensi guru, kepala madrasah
dan pengawas maksimal 40 jam.
2. Competency based, Modul PKB Guru harus secara jelas mengacu pada
kompetensi dan hasil belajar yang menjadi tujuan pembelajaran. Sehingga
pembelajar dapat menyiapkan harapan dan dapat menimbang untuk diri sendiri
apakah mereka telah mencapai target kompetensi tersebut atau belum pada
saat melakukan pembelajaran menggunakan modul.
3. Need based, Pengembangan Modul PKB Guru harus mengacu pada kebutuhan
pengembangan kompetensi dan kinerja guru sesuai dengan hasil Asesmen
Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru yang telah diidentifikasi melalui
serangkaian instrumen yang ditetapkan. Dengan demikian, modul yang
dikembangkan akan menjadi solusi atas kesenjangan antara tuntutan dan
kenyataan kompetensi guru.
4. Evidence based, Modul PKG Guru harus mampu menunjukkan bukti – bukti
pencapaian kompetensinya, apakah itu melalui portofolio, presentasi hasil, atau
media yang lain. Untuk itu, pada penulisan modul, perlu diperhatikan tugas
yang harus dikerjakan oleh guru untuk bisa menunjukkan capaian
kompetensinya.
5. Adult learning approach, Modul PKB Guru harus memperhatikan prinsip –
prinsip belajar orang dewasa. Sehingga, instruksi pembelajaran dan bahasa
dalam modul harus menghargai orang dewasa yang sedang belajar, tanpa
menunjukkan sikap menggurui, namun memberikan petunjuk praktis untuk
belajar.
6. Gender and Social Inclusive, penyusunan modul hendaknya juga
memperhatikan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh lapisan masyarakat
Indonesia baik laki-laki maupun perempuan, dan memperhatikan dukungan
untuk pembelajar yang berkebutuhan khusus. Dengan prinsip ini, modul akan
memberikan keadilan para pembelajar secara maksimal untuk semua
pembelajar.
B. Menentukan Materi
Materi dalam modul PKB guru di Kementerian Agama dipilih dan dikembangkan
dari identifikasi dua kompetensi yang ingin dicapai dalam modul.
1. Materi untuk Guru
Materi untuk guru dikembangkan dengan melakukan identifikasi empat
dimensi kompetensi untuk guru, yaitu Kompetensi Kepribadian, Pedagogik,
Profesional, dan Sosial sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru. Identifikasi materi tidak
dapat dipisahkan dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
2. Materi untuk Peserta Didik
Materi untuk peserta didik dikembangkan dengan melakukan identifikai
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi target kompetensi yang
akan dicapai dalam modul, sesuai dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013
pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Materi dipilih dan dikembangkan
sesuai dengan kedalaman dan keluasan dengan memperhatikan level
pengetahuan, sikap,dan ketreampilan yang menjadi tuntutan dalam mencapai
kompetensinya.
Materi untuk guru dan peserta didik dirumuskan dalam terget kompetensi
(baik untuk guru dan peserta didik) dan indikator pencapaian kompetensi.
Setiap materi diuraikan beberapa topik pembelajaran. Materi dan topik
pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan urutan dan susunan
pembelajaran yang sistematis.

C. Tahapan dan Organisasi Pencapaian Kompetensi


Materi dan topik pembelajaran diorgasisasikan sesuasi dengan waktu
pelaksanaannya melalui kegiatan in service learning 1 (in – 1), on the job learning
(on), and in service learning 2 (in – 2).
Kegiatan In-1, merupakan proses pemberian pengalaman teoritik kepada
pembelajar untuk mengenal, dan memahami konsep melalui kegiatan tatap muka
sebagai bekal untuk dilaksanakan di tempat kerja atau dunia nyata dalam
menjalankan tugasnya.
Kegiatan On, merupakan kegiatan pembelajaran di tempat kerja atau dunia nyata
sesuai dengan situasi pekerjaan yang nyata.
Kegiatan In-2, merupakan kegiatan untuk mempresentasikan dan merefleksikan
hasil/capaian kegiatan On the Job Learning melalui kegiatan tatap muka.
Penentuan tahapan pencapaian kompetensi ini akan ditentukan oleh kedalaman
dan keluasan materi yang akan disampaikan kepada pembelajar. Rangkaian In-On-
In dapat ditambahkan dan dikurangi sesuai kebutuhan materi untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.

12
Refleksi Pembelajar, merupakan kegiatan pencatatan dari pembelajar tentang
pencapaian dan tantangan pembelajar selama mengikuti pembelajaran dari modul.
Catatan ini akan memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk melakukan
koreksi atau kegiatan lain yang perlu mereka lakukan agar pembelejarannya
semakin efektif.

D. Langkah Penyusunan Modul


Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang
dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh guru untuk mencapai
kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada
kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal
tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi guru
dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar peserta didik. Kedua analis ini
menentukan materi dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
kompetensi tersebut. Kompetensi berasal dari Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru yang teridentifikasi dari proses AKG, khususnya kompetensi
pedagogik dan profesional serta standar kompetensi lulusan peserta didik.
Penetapan judul juga modul didasarkan pada hasil analisis kompetensi guru dan
standar kompetensi lulusan peserta didik yang telah ditetapkan pemerintah.
Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan modul. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan kompetensi guru yang teridentifikasi dari proses AKG dan
kompetensi inti/kompetensi dasar peserta didik;
b. Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup materi (kedalaman dan
keluasan) kompetensi yang dicapai;
c. Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dipersyaratkan;
d. Menentukan judul modul yang akan ditulis.

Dalam kondisi hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG) madrasah belum tersedia,
penyusunan modul dapat didasarkan pada hasil riset, analisis dan/atau
pemetaan materi dan/atau praktik baik modul dengan menyediakan kodifikasi
kompetensi guru dan kodifikasi kompetensi dasar peserta didik yang akan
dikembangkan dalam modul yang disusun. Revisi modul dapat dilakukan setelah
hasil AKG tersedia dan menyesuaikan target kompetensi guru yang akan
dikembangkan.
2. Penyusunan Draf
Penyusunan draf modul dilakukan dengan mengorganisasikan materi
pembelajaran dari suatu target kompetensi menjadi satu kesatuan yang
sistematis. Penulisan draf modul dilaksanakan dengan mengikuti langkah-
langkah penyusunan modul ke dalam template penyusunan modul yang telah
ditentukan dengan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan judul modul;
b. Menetapkan target kompetensi dan kompetensi inti yang harus dicapai guru
dan peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul;
c. Mengembangkan materi sesuai dengan target kompetensi modul;
d. Menentukan evaluasi yang akan digunakan;
e. Mengumpulkan bahan bacaan yang diperlukan;
f. Penulisan draf dituangkan dalam template penulisan modul.
3. Uji Coba
Uji coba dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul
dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum. Uji coba
draf modul bertujuan antara lain untuk mengetahui;
a. Kebahasaan, apakah bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami
atau tidak oleh pembelajar;
b. Efeketif, apakah modul benar-benar tepat sasaran untuk mencapai
kompetensi yang ditargetkan dalam modul;
c. Efisien, Mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul.

4. Validasi
Validasi modul merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan uji coba.
Validasi merupakan proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian modul dengan kebutuhan pengembangan kompetensi guru dan
peserta didik untuk dinyatakan layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, validasi dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya.
Kegiatan validasi dilakukan untuk mengetahui tiga komponen dalam modul yang
terkait dengan isi atau materi dalam modul, bahasa yang digunakan dalam
modul, dan desain pembelajaran dalam modul.
Hasil dari proses validasi ini adalah modul yang telah mendapat masukkan dan
persetujuan dari para ahli, sesuai dengan bidangnya. Masukkan dan persetujuan
tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul.
5. Revisi
Langkah terakhir dalam menyusun modul adalah melakukan revisi berdasarkan
masukan dari ahli yang telah melakukan validasi terhadap modul. Kegiatan
revisi draf modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan
yang komprehensif terhadap modul. Revisi draf modul menghasilkan modul yang
benar – benar memenuhi kriteria efektif dan efisien untuk mencapai kompetensi
yang ditargetkan dalam modul.

14
BAB IV
STRUKTUR MODUL PKB GURU MADRASAH

Struktur modul PKB guru madrasah yang dikembangkan Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah terdiri dari Pendahuluan, Target Kompetensi Guru, Target
Kompetensi Lulusan, Materi dan Organisasi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
Asesmen, dan Daftar Pustaka. Pembuatan struktur modul PKB Guru bertujuan untuk
memudahkan penulis modul, fasilitator, dan pembelajar dalam mengembangkan dan
memahami modul.

A. PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat pengantar singkat tentang tujuan, fungsi, materi, dan
asesmen yang ditempuh dalam modul. Pendahuluan juga memuat bahan yang
perlu disiapkan dalam mempelajari modul, materi prasyarat, dan panduan
bagaimana menggunakan modul.

B. TARGET KOMPETENSI GURU


Target kompetensi guru menjadi bagian penting dalam struktur modul PKB Guru.
Target kompetensi ini menjadi indikator untuk membuat Asesmen Kompetensi
Guru (AKG) di akhir pembelajaran. Target kompetensi guru juga menjadi refleksi
bagi guru untuk melakukan asesmen mandiri terhadap capain kompetensinya.
Target kompetensi guru berisi satu standar dan atau beberapa standar kompetensi
kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial guru sesuai dengan Permendiknas
No. 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Target kompetensi guru tidak bisa berdiri sendiri, namun terintegrasi dengan
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

C. TARGET KOMPETENSI PESERTA DIDIK


Target kompetensi peserta didik memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang akan dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Target kompetensi siswa berisi
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi target kompetensi yang akan
dicapai dalam modul sesuai dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018, tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Untuk mencapai kompetensi dan kompetensi dasar dalam modul, perlu
dikembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi sesaui dengan mata pelajaran dan
jenjang pendidikannya.
D. MATERI DAN ORGANISASI PEMBELAJARAN
Pengorganisasian materi pembelajaran bertujuan memudahkan fasilitator dan
pembelajar dalam mempelajari modul. Organisasi pembelajaran berisi struktur
materi yang dikembangkan dalam modul, ruang lingkup materi, kedalaman, dan
keluasan yang akan dijabarkan untuk mencapai target kompetensi.
Organisasi pembelajaran juga berisi strategi pembelajaran yang ingin dilakukan
dalam kurun waktu tertentu terhadap materi pembelajaran melalui kegiatan in
service learning – 1 (In – 1), on the job learning (on), dan in service learning – 2 (In –
2).

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam modul PKB guru. Dalam
kegiatan pembelajaran terdapat metode, pendekatan, dan teknik yang ditempuh
dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan dalam modul.
Kegiatan pembelajaran mencerminkan orientasi pembelajaran dalam modul, yang
ditunjukkan pembelajaran berpusat pada pembelajar atau berpusat pada
fasilitator.
Kegiatan pembelajaran berisi kegiatan setiap topik materi, tugas, lembar kerja, dan
urutan kegiatan dari waktu ke waktu. Kegiatan pembelajaran berisi:
1. Aktivitas Pembelajaran: berisi langkah-langkah pembelajar dan fasilitator dalam
pembelajaran dan model pembelajaran dengan sintaksnya.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), berupa LK yang mengaktifkan pembelajar,
bukan sekadar memberikan tugas.
3. Bahan bacaan: berisi teori singkat, ilustrasi yang menarik, gambar berwarna,
diagram, grafik, dan sebagainya. Jika masih memungkinkan juga bisa diselipkan
integrasi nilai keislaman.

F. ASESMEN
Asesmen merupakan proses pemberian nilai terhadap capaian kompetensi yang
ditargetkan dalam modul. Asesmen mendiskripsikan keberhasilan proses belajar
dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembelajar setelah mempelajari
modul.
Terdapat dua bentuk asesesmen dalam modul PKB Guru, yaitu :
1. Asesmen Mandiri
Asesmen mandiri dilakukan oleh pembelajar untuk mengukur capaian
kompetensi yang ditargetkan dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2. Asesmen Fasilitator
Asesmen dilakukan oleh fasilitator untuk mengukur capaian kompetensi yang
dilakukan oleh pembelajar. Bagi guru, capaian standar kompetensi peserta
didik juga perlu dikembangkan untuk membahas Soal HOTS, berisi kisi-kisi
soal HOTS dan kartu soal sebagai pengayaan.
16
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Berisi referensi yang perlu dibaca oleh pembelajar jika ingin mengembangkan
kompetensi di bidang yang sama atau bidang – bidang lain yang terkait dengan
target kompetensi.
2. Berisi beberapa modul lain yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru
yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Agama RI.
BAB V
PENUTUP

Dasar pelaksanaan PKB guru adalah hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG) dan
Penilaian Kinerja Guru (PKG) untuk setiap guru madrasah yang merupakan
komponen penyusunan profil guru madrasah. Profil guru madrasah ini menjadi dasar
rekomendasi untuk melaksanakan PKB. Dalam melaksanakan peran dan tanggung
jawab profesinya, guru madrasah harus memiliki empat (4) dimensi kompetensi yang
harus dikembangkan, yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi pedagogik,
(c) kompetensi profesional, dan (d) kompetensi sosial.
Materi PKB guru madrasah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru
madrasah dituangkan dalam bentuk modul. Modul merupakan salah satu media yang
dibutuhkan oleh guru madrasah dan sifatnya memandu guru madrasah dalam
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, idealnya modul harus didesain
sedemikian rupa agar mudah dilaksanakan secara mandiri oleh seorang guru, dan
dapat digunakan bersama fasilitator.
Panduan ini menjadi acuan semua pihak dalam menyusun modul untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru madrasah dalam melaksanakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,

ttd.

MUHAMMAD ALI RAMDHANI

18
LAMPIRAN 1.

TEMPLATE
STRUKTUR MODUL PKB GURU MADRASAH

(Contoh dalam template ini adalah materi Sains untuk kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah,
yang disajikan untuk memudahkan dalam memahaminya)

PENJELASAN UMUM

KATA PENGANTAR
Berisi pengantar umum modul (diisi oleh pejabat terkait, Direktur atau Pejabat atas
nama Direktur)

PENDAHULUAN
Berisi pentingnya modul, tujuan disusunnya modul, manfaat modul, sasaran modul
yang hendak dicapai (diisi oleh penulis modul bersama Reviewer Modul)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Modul Sains untuk kelas 4 ini ini berisi…. ruang lingkup …….

Sebelum mempelajari modul Sains ini, ada beberapa persyaratan yang harus
disiapkan oleh guru dan peserta didik agar proses pebelajaran bisa berjalan dengan
baik.
Bahan yang harus disiapkan oleh guru :
1. …………………………
2. …………………………

Bahan yang harus disiapkan oleh peserta didik;


1. …………………………
2. …………………………

Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini diperkiranan … JP untuk


diselesaikan dalam jangka waktu (per topik) :
1. In Servive Learning 1: … JP
2. On Service Learnin : … JP
3. In Servive Learning 2: … JP
Strategi dalam melaksanakan kegiatan dalam modul ini, Saudara mulai dengan
membaca Penjelasan umum modul, menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan,
mengikuti tahap demi tahap kegiatan secara sistematis, mengerjakan semua lembar
kerja, membaca bahan bacaan yang relevan, dan pada akhir kegiatan ini, Saudara
akan dinilai oleh Fasilitator.
Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada modul ini, Saudara harus
mempertimbangkan prinsip kesetaraan gender dan inklusi sosial tanpa membedakan
suku, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan
khusus. Kesetaraan gender dan inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik.

Dalam proses diskusi kelompok yang diikuti laki-laki dan perempuan, perlu bagi
Saudara mempertimbangkan kapan diskusi harus dilakukan secara terpisah baik
laki-laki maupun perempuan dan kapan harus dilakukan bersamaan. Saudara juga
harus memperhatikan partisipasi setiap peserta didik dengan seksama, sehingga tidak
mengukuhkan relasi yang tidak setara.

PENJELASAN UMUM MODUL


• Tujuan modul sains kelas 4 (secara umum).
• Kompetensi yang ini dicapai oleh oleh guru dan peserta didik (dijelaskan secara
umum)
• Penelitian pendukung terakit pentingnya modul ini (jika ada)
• Strategi penilaian untuk mengukur capaian kompetensi

ASESMEN KOMPETENSI
Penilaian pencapaian kompetensi dalam modul dilakukan dengan dua cara, yaitu
penilaian mandiri (self assessment) dan penilaian oleh fasilitator/mentor. Kompetensi
guru dan kode kompetensi mengacu pada Permendiknas nomor 16/2007.
1. Penilaian Mandiri Pembelajar
Terget Kode Penilaian Diri
Kompetensi Kompetensi Tercapai Belum Keterangan
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :

2. Penilaian Asesor/Fasilitator
Kode Penilaian
Terget Keterangan
Kompetensi Asesor/Fasilitator
Kompetensi
Tercapai Belum
1. …………
……
2. …………
……
3. …………
……
Catatan :

20
LAMPIRAN 2

PENJELASAN SETIAP JUDUL


JUDUL UNIT PEMBELAJARAN

PENGANTAR
Berisi penjelasan ringkas tentang uraian konsep/materi yang akan dibahas dalam
judul modul, target kompetensi guru dan peserta didik terkait dengan judul, langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai target kompetensi, dan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk mencapai target kompetensi.

TARGET KOMPETENSI GURU DAN KODE KOMPETENSI


1. ……………………………………………………………………………… KODE ……..
2. ……………………………………………………………………………… KODE ……..
3. ……………………………………………………………………………… KODE ……..

Jika ingin menggabungkan dengan kompetensi inti lain bisa disesuaikan seperi
berikut :

KOMPETENSI PEDAGOGIK
1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
 Menerapkan pendekatan pembelajaran tematik, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.

KOMPETENSI PROFESIONAL
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
 Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Berisi uraian satu atau beberapa standar kompetensi professional guru yang ingin
dicapai dalam modul ini yang terkait dengan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi peserta
didik dan kode kompetensinya mengacu kepada Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018.

TARGET KOMPETENSI PESERTA DIDIK DAN KODE KOMPETENSI


1. ……………………………………………………………………………… KODE ……
2. ……………………………………………………………………………… KODE ……
3. ……………………………………………………………………………… KODE …….
KOMPETENSI INTI

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,


membaca dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.

KOMPETENSI DASAR
• Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan (KD Pengetahuan).
• Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya
otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan (KD
Keterampilan).

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi Dasar dan Kode Indikator Pencapaian


(diambil dari Regulasi) Kompetensi (Dikembangankan
Oleh Penulis)
Mengidentifikasi macam- 1. Peserta mampu membedakan 3
macam gaya, antara lain: gaya model gaya mealui pengamatan.
otot, gaya listrik, gaya magnet, 2. Dari simulasi video, peserta
gaya gravitasi, dan gaya
mampu membedakan
gesekan
keuangguglan masing – masing
gaya.
3. …………………………………
Mendemonstrasikan manfaat 1. ……………………………………..
gaya dalam kehidupan sehari- 2. ……………………………………..
hari, misalnya gaya otot, gaya 3. ……………………………….…….
listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi, dan gaya gesekan

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): berisi IPK untuk KD Pengetahuan dan KD


Keterampilan. IPK disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis modul untuk
merancang skenario pembelajaran, merancang langkah-langkah aktivitas
pembelajaran.

APLIKASI DALAM DUNIA NYATA


Berisi kasus, hotnews, hasil penelitian, jurnal, artikel yang validitas ilmiahnya kuat,
terkait dengan materi sesuai KD.

INTEGRASI KEISLAMAN

22
Bagian ini berisi integrasi nilai keislaman: ayat atau hadits atau fatwa ulama, dalil,
tokoh, yang berhubungan dengan materi di modul. (Jika tidak memiliki sumber, bisa
bertanya pada ahlinya)
MATERI DAN ORGANISASI PEMBELAJARAN

Berisi struktuk materi yang dikembangkan dalam modul, terkait cakupan materi,
kedalaman dan keluasan yang akan dijabarkan untuk mencapai kompetensi yang akan
dicapai dan strategi pembelajaran yang ingin dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Termasuk juga model pelaksanaan In – On – In dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan. Organisasi pembelajaran juga memberikan indikatif waktu pelaksanaan
masing – masing materi yang ingin dikembangkan dalam modul ini.

Waktu
No. Topik Materi
In – 1 On In - 2

KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran: berisi langkah-langkah guru dalam pembelajaran,
menentukan model pembelajaran dengan sintaknya.

TOPIK 1 : ………………………………………………..

KEGIATAN IN SERVICE LEARNING – 1


Kegiatan 1: (MATERI 1)……Mengenal Macam – Macam Gaya
(... JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU

1
2
3
4
5

Kegiatan 2: (MATERI 2) …….. Mendemonstrasikan manfaat gaya


(…. JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU


1
2
3
4

KEGIATAN ON THE JOB LEARNING

Kegiatan 1: (MATERI 1) …….Mencari Obyek yang terkait dengan


Manfaat Gaya (….JP)

Langkah Kegiatan :
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
Kegiatan 2: (MATERI 1) …Membuat Model Benda yang menerap-
kan Konsep Gaya (….JP)

Langkah Kegiatan :
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………

KEGIATAN IN SERVICE LEARNING – 2

Kegiatan 1: Melaporkan Kegiatan (….JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU

1
2
3
4
5

BAHAN/MEDIA/ALAT
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………

KEGIATAN REFLEKSI
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
24
TOPIK 2 : ………………………………………………..

KEGIATAN IN SERVICE LEARNING – 1


Kegiatan 1: (MATERI 1) …………………………………………...……. (….JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU

1
2
3
4

Kegiatan 2: (MATERI 1) ……………………………………...………….. (….JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU

1
2
3
4
5

KEGIATAN ON THE JOB LEARNING


Kegiatan 1: (MATERI 1) …………………………………...……………. (….JP)

Langkah Kegiatan :
1. …………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………

Kegiatan 2: (MATERI 1)..Membuat Model Benda yang menerapkan Konsep Gaya


(….JP)
1. …………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING – 2

Kegiatan 1: Melaporkan Kegiatan (….JP)

No PESERTA DIDIK GURU WAKTU

1
2
3
4

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), berupa LK yang mengaktifkan siswa, bukan
sekedar memberikan tugas semata.

LEMBAR KERJA 1 (LK 1)


……………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA 2 (LK 2)
……………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA 3 (LK 3)
…………………………………………………………………………………...

BAHAN BACAAN

Bahan bacaan: berisi teori singkat, ilustrasi yang menarik, gambar berwarna, diagram,
grafik, dan sebagainya. Jika masih memungkinkan juga bisa dimasukkan integasi nilai
keislaman.

PENILAIAN

PENILAIAN UNTUK PEMBELAJAR


1. Penilaian Mandiri Pembelajar

Terget Kode Penilaian Diri


Kompetensi Keterangan
Kompetensi Tercapai Belum
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan:

26
2. Penilaian Asesor/Fasilitator

Kode Penilaian
Kompete Asesor/Fasilitato
Terget nsi r Keterangan
Kompetensi
Tercap Belum
ai
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :

PENILAIAN UNTUK PESERTA DIDIK

1. Penilaian Mandiri oleh Peserta Didik

Penilaian Diri
Terget Kompetensi Keterangan
Tercapai Belum
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :

2. Penilaian oleh Guru

Terget Kode Penilaian Guru


Kompetensi Keterangan
Kompetensi Tercapai Belum
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :

DAFTAR PUSTAKA

A. Berisi referensi yang perlu dibaca oleh pembelajar jika ingin mengembangkan
kompetensi di bidang yang sama atau bidang – bidang lain yang terkait dengan
target kompetensi.
B. Berisi beberapa modul lain yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru
yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Agama RI.

Anda mungkin juga menyukai