Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Cq. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam
Seluruh Indonesia
Wassalam,
An. Direktur Jenderal,
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah,
Suyitno
Tembusan:
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (sebagai laporan).
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4447 TAHUN 2020
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
GURU MADRASAH
DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,
ttd.
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 4447 TAHUN 2020
TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN GURU MADRASAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang – undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan Anak Usia Dini jalur Pendidikan
Formal, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Agar dapat melaksanakan
tugas utamanya dengan baik, seorang guru perlu meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan melalui Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru.
Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat GTK
Madrasah adalah PKB guru dilaksanakan melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat. Masing –
masing pihak memiliki peran dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi
guru yang menjadi binaannya. Mengingat banyaknya unsur-unsur yang harus
dikuasai oleh guru terhadap empat dimensi kompetensinya, maka perlu disusun
modul sebagai salah satu media untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.
Pemangku kepentingan yang terlibat perlu memiliki standar yang sama dalam
menyusun dan mengembangkan modul untuk guru. Dengan latar belakang
tersebut, maka Pedoman Penulisan Modul PKB Guru ini dirancang untuk
membekali semua pihak dalam menyusun dan mengembangkan modul.
B. Tujuan
Tujuan pedoman ini adalah;
1. Sebagai acuan operasional penyusunan dan pengembangan modul PKB guru
madrasah dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
2. Sebagai acuan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama
Kabupaten/Kota, dan KKG/MGMP/MGBK dalam memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan penyusunan dan pengembangan modul PKB guru.
C. Sasaran
Adapun sasaran panduan ini adalah:
1. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah.
2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
4. Pengawas Madrasah.
5. Kepala Madrasah.
6. Ketua KKG/MGMP/MGBK.
7. Guru.
6
BAB II
KONSEP MODUL
A. Pengertian
Modul adalah suatu paket belajar atau bahan ajar yang berisi satu unit belajar yang
dapat dibaca dan dipelajari secara mandiri oleh seseorang secara mandiri. Modul
disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Modul disusun sebagai panduan bagi fasilitator dan
pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai. Modul secara umum
terdiri dari dari:
1. Target kompetensi yang akan dicapai;
2. Materi dan topik yang akan menjadi dasar proses belajar mengajar;
3. Alat dan bahan yang akan digunakan;
4. Langkah – langkah pembelajaran;
5. Lembar kerja;
6. Asesmen;
7. Daftar pustaka.
Penggunaan modul dalam pembelajaran dimaksudkan agar tujuan pembelajaran bisa
dicapai dengan efektif dan efisien. Pembelajar dapat mengikuti program pembelajaran
sesuai dengan kecepatan dan kemampuanya sendiri. Penggunaan modul juga
memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar sesuai dengan
kesanggupan, cara, dan teknik masing – masing.
B. Karakteristik
Menulis modul yang benar menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Buku
Penulisan Modul Tahun 2008, dijelaskan bahwa ada lima poin karakteristik dalam
penyusunan modul yaitu; self-instructional, self-contained, stand alone, adaptive, dan
user friendly.
1. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut pembelajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
karakter self-instructional, modul harus berisi tujuan yang dirumuskan dengan
jelas. Selain itu, modul juga menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif. Syarat yang lain yang sangat penting adalah modul harus memuat
instrumen penilaian/asesmen, yang memungkinkan pembelajar dapat
melakukan penilaian mandiri (self assessment), dan terdapat instrumen yang
dapat digunakan pengguna untuk mengukur atau mengevaluasi tingkat
penguasaan materi;
2. Self Contained, yaitu seluruh materi dalam modul perlu yang dipelajari
pembelajar ditulis secara utuh dengan tujuan agar pembelajar lebih mudah
dalam mempelajari materi yang dipaparkan. Materi bisa terdiri dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi. Materi tersebut terdapat di dalam satu modul
secara utuh.
3. Stand Alone, yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain
atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
Dengan menggunakan modul, guru tidak tergantung dan harus menggunakan
media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut.
4. Adaptive, modul harus memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Fungsinya adalah pembelajar dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sehingga pembelajar selalu update
dan tidak bosan terhadap materi yang ada dalam modul.
5. User Friendly, modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Maksudanya,
jika modul ditulis untuk pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) maka bahasa yang
digunakan harus mencerminkan bahasa anak usia MTs. Begitupun jika modul
dibuat untuk guru, kepala, dan pengawas madrasah, maka bahasa modul juga
harus bisa menyesuaikan dengan usia orang dewasa.
Untuk tahap awal ini, modul yang disediakan oleh Direktorat GTK untuk PKB Guru
madrasah adalah modul dalam bentuk cetak. Selanjutnya, modul akan dikembangkan
dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan guru madrasah dan pihak terkait
lainnya.
C. Fungsi
Dari pengertian dan karakteristik modul di atas, dapat disimpulkan bahwa
keberadaan modul sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan memiliki
beberapa fungsi; antara lain:
1. Pengganti fasilitator, penggunaan modul juga sering dikaitkan dengan aktivitas
pembelajaran mandiri (self-instruction). Oleh karena itu fungsi modul dapat
menggantikan posisi fasilitator dalam pelatihan atau guru dalam kelas.
2. Bahan ajar, modul harus berisi hal yang sangat detail terhadap proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, materi pembelajaran, hingga evaluasi
pembelajaran.
3. Alat evaluasi, fasilitator dan pembelajar bisa menggunakan modul sebagai alat
evaluasi terhadap capaian kompetensi yang menjadi target dari modul. Fasilitator
bisa melakukan evaluasi terhadap kompetensi yang dicapai oleh pembelajar,
sedangkan pembelajar menggunakan modul sebagai alat evaluasi mandiri.
4. Bahan rujukan, modul bisa menjadi rujukan bagi fasilitator maupun pembelajar
lain yang ingin mengembangkan kompetensinya melalui modul yang sudah ada,
sehingga modul lebih berdaya guna.
Dengan memperhatikan fungsi modul di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama
efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Modul yang bagus dapat menggantikan
posisi fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu setiap instruksi yang ada dalam modul
harus benar – benar dipahami dengan baik oleh pembelajar.
8
D. Ciri – ciri Pembelajaran dengan Modul
Pembelajaran adalah proses interaksi dan komunikasi yang diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian informasi oleh fasilitator kepada pembelajar. Pembelajaran
dengan menggunakan modul memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Pembelajar Aktif
Modul disusun agar pembelajar secara aktif mengkonstruk pengetahuan secara
mandiri. Fasilitator berperan sebagai mitra dalam membantu, mendampingi, dan
melatih pembelajar untuk mencapai kompetensinya.
2. Memuat Target Kompetensi
Target kompetensi dirumuskan secara jelas dan spesifik dalam modul. Oleh
karena itu, proses pembelajaran tergambar secara jelas setiap aktivitas
pembalajaran dan tahapan untuk mencapai kompetensi yang yang ditargetkan.
3. Penggunaan Multi Metode
Pembelajaran dengan menggunakan modul mengharuskan penggunaan berbagai
macam metode pembelajaran. Hal ini disebabkan setiap pembelajar memiliki
karakteristik dan gaya belajar yang berbeda beda. Oleh karena itu penulis modul
perlu mengembangkan berbagai macam metode untuk mencapai kompetensi
yang ditargetkan.
4. Adanya evaluasi yang lengkap
Pembelajaran menggunakan modul dilengkapi dua kegiatan evaluasi, yaitu
evaluasi mandiri oleh pembelajar dan evaluasi dari fasilitator. Hasil evaluasi
digunakan untuk menentukan apakah kompetensi yang ditargetkan dalam
modul tercapai atau tidak.
5. Adanya struktur dan urutan materi
Modul disusun dengan memperhatikan struktur materi yang berurutan untuk
mencapai kompetensi. Setiap materi diikuti dengan langkah pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materinya. Sehingga dalam pembelajaran dengan
modul, setiap pembelajar harus mengikuti setiap urutan materi dengan baik.
6. Adanya pengakuan atas perbedaan pembelajar
Pembelajaran melalui modul sangat menghargai perbedaan kemampuan
intelektual dan sosial pembelajar. Pembelajar diberi kesempatan untuk belajar
sesuai dengan kemampuan masing – masing. Oleh karena itu penyusun modul
harus mampu mengenal karakteristik pengguna modul dengan baik.
Dari ciri – ciri pembelajaran menggunakan modul di atas, maka pembelajaran
menggunakan modul memiliki beberapa manfaat, antara lain untuk:
1. Meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa harus melalui tatap muka secara
teratur karena kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi masyarakat
pembelajar;
2. Menentukan dan menetapkan waktu pelatihan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan pembelajar;
3. Mengetahui pencapaian kompetensi pembelajar secara bertahap melalui
kriteria yang telah ditetapkan dalam modul;
4. Mengetahui kelemahan atau kompetensi yang belum dicapai peserta pelatihan
berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul sehingga fasilitator dapat
memutuskan dan membantu peserta pelatihan untuk memperbaiki belajarnya
serta melakukan remediasi.
Pembelajaran menggunakan modul sangat sesuai dengan desain pelaksanaan PKB
guru yang dilaksanakan di KKG/MGMP/MGBK. Guru di KKG/MGMP/MGBK dapat
mengembangkan modul sendiri. Modul dikembangkan di tingkat
KKG/MGMP/MGBK akan lebih relevan, spesifik, dan solutif terhadap kebutuhan
dalam perencanaan PKB guru yang mengacu pada hasil Asesmen Kompetensi Guru
dan Penilaian Kinerja Guru.
10
BAB III
PENULISAN MODUL PKB GURU MADRASAH
12
Refleksi Pembelajar, merupakan kegiatan pencatatan dari pembelajar tentang
pencapaian dan tantangan pembelajar selama mengikuti pembelajaran dari modul.
Catatan ini akan memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk melakukan
koreksi atau kegiatan lain yang perlu mereka lakukan agar pembelejarannya
semakin efektif.
Dalam kondisi hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG) madrasah belum tersedia,
penyusunan modul dapat didasarkan pada hasil riset, analisis dan/atau
pemetaan materi dan/atau praktik baik modul dengan menyediakan kodifikasi
kompetensi guru dan kodifikasi kompetensi dasar peserta didik yang akan
dikembangkan dalam modul yang disusun. Revisi modul dapat dilakukan setelah
hasil AKG tersedia dan menyesuaikan target kompetensi guru yang akan
dikembangkan.
2. Penyusunan Draf
Penyusunan draf modul dilakukan dengan mengorganisasikan materi
pembelajaran dari suatu target kompetensi menjadi satu kesatuan yang
sistematis. Penulisan draf modul dilaksanakan dengan mengikuti langkah-
langkah penyusunan modul ke dalam template penyusunan modul yang telah
ditentukan dengan langkah - langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan judul modul;
b. Menetapkan target kompetensi dan kompetensi inti yang harus dicapai guru
dan peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul;
c. Mengembangkan materi sesuai dengan target kompetensi modul;
d. Menentukan evaluasi yang akan digunakan;
e. Mengumpulkan bahan bacaan yang diperlukan;
f. Penulisan draf dituangkan dalam template penulisan modul.
3. Uji Coba
Uji coba dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul
dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum. Uji coba
draf modul bertujuan antara lain untuk mengetahui;
a. Kebahasaan, apakah bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami
atau tidak oleh pembelajar;
b. Efeketif, apakah modul benar-benar tepat sasaran untuk mencapai
kompetensi yang ditargetkan dalam modul;
c. Efisien, Mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul.
4. Validasi
Validasi modul merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan uji coba.
Validasi merupakan proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian modul dengan kebutuhan pengembangan kompetensi guru dan
peserta didik untuk dinyatakan layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, validasi dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya.
Kegiatan validasi dilakukan untuk mengetahui tiga komponen dalam modul yang
terkait dengan isi atau materi dalam modul, bahasa yang digunakan dalam
modul, dan desain pembelajaran dalam modul.
Hasil dari proses validasi ini adalah modul yang telah mendapat masukkan dan
persetujuan dari para ahli, sesuai dengan bidangnya. Masukkan dan persetujuan
tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul.
5. Revisi
Langkah terakhir dalam menyusun modul adalah melakukan revisi berdasarkan
masukan dari ahli yang telah melakukan validasi terhadap modul. Kegiatan
revisi draf modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan
yang komprehensif terhadap modul. Revisi draf modul menghasilkan modul yang
benar – benar memenuhi kriteria efektif dan efisien untuk mencapai kompetensi
yang ditargetkan dalam modul.
14
BAB IV
STRUKTUR MODUL PKB GURU MADRASAH
Struktur modul PKB guru madrasah yang dikembangkan Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah terdiri dari Pendahuluan, Target Kompetensi Guru, Target
Kompetensi Lulusan, Materi dan Organisasi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
Asesmen, dan Daftar Pustaka. Pembuatan struktur modul PKB Guru bertujuan untuk
memudahkan penulis modul, fasilitator, dan pembelajar dalam mengembangkan dan
memahami modul.
A. PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat pengantar singkat tentang tujuan, fungsi, materi, dan
asesmen yang ditempuh dalam modul. Pendahuluan juga memuat bahan yang
perlu disiapkan dalam mempelajari modul, materi prasyarat, dan panduan
bagaimana menggunakan modul.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam modul PKB guru. Dalam
kegiatan pembelajaran terdapat metode, pendekatan, dan teknik yang ditempuh
dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan dalam modul.
Kegiatan pembelajaran mencerminkan orientasi pembelajaran dalam modul, yang
ditunjukkan pembelajaran berpusat pada pembelajar atau berpusat pada
fasilitator.
Kegiatan pembelajaran berisi kegiatan setiap topik materi, tugas, lembar kerja, dan
urutan kegiatan dari waktu ke waktu. Kegiatan pembelajaran berisi:
1. Aktivitas Pembelajaran: berisi langkah-langkah pembelajar dan fasilitator dalam
pembelajaran dan model pembelajaran dengan sintaksnya.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), berupa LK yang mengaktifkan pembelajar,
bukan sekadar memberikan tugas.
3. Bahan bacaan: berisi teori singkat, ilustrasi yang menarik, gambar berwarna,
diagram, grafik, dan sebagainya. Jika masih memungkinkan juga bisa diselipkan
integrasi nilai keislaman.
F. ASESMEN
Asesmen merupakan proses pemberian nilai terhadap capaian kompetensi yang
ditargetkan dalam modul. Asesmen mendiskripsikan keberhasilan proses belajar
dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembelajar setelah mempelajari
modul.
Terdapat dua bentuk asesesmen dalam modul PKB Guru, yaitu :
1. Asesmen Mandiri
Asesmen mandiri dilakukan oleh pembelajar untuk mengukur capaian
kompetensi yang ditargetkan dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2. Asesmen Fasilitator
Asesmen dilakukan oleh fasilitator untuk mengukur capaian kompetensi yang
dilakukan oleh pembelajar. Bagi guru, capaian standar kompetensi peserta
didik juga perlu dikembangkan untuk membahas Soal HOTS, berisi kisi-kisi
soal HOTS dan kartu soal sebagai pengayaan.
16
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Berisi referensi yang perlu dibaca oleh pembelajar jika ingin mengembangkan
kompetensi di bidang yang sama atau bidang – bidang lain yang terkait dengan
target kompetensi.
2. Berisi beberapa modul lain yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru
yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Agama RI.
BAB V
PENUTUP
Dasar pelaksanaan PKB guru adalah hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG) dan
Penilaian Kinerja Guru (PKG) untuk setiap guru madrasah yang merupakan
komponen penyusunan profil guru madrasah. Profil guru madrasah ini menjadi dasar
rekomendasi untuk melaksanakan PKB. Dalam melaksanakan peran dan tanggung
jawab profesinya, guru madrasah harus memiliki empat (4) dimensi kompetensi yang
harus dikembangkan, yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi pedagogik,
(c) kompetensi profesional, dan (d) kompetensi sosial.
Materi PKB guru madrasah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru
madrasah dituangkan dalam bentuk modul. Modul merupakan salah satu media yang
dibutuhkan oleh guru madrasah dan sifatnya memandu guru madrasah dalam
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, idealnya modul harus didesain
sedemikian rupa agar mudah dilaksanakan secara mandiri oleh seorang guru, dan
dapat digunakan bersama fasilitator.
Panduan ini menjadi acuan semua pihak dalam menyusun modul untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru madrasah dalam melaksanakan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM,
ttd.
18
LAMPIRAN 1.
TEMPLATE
STRUKTUR MODUL PKB GURU MADRASAH
(Contoh dalam template ini adalah materi Sains untuk kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah,
yang disajikan untuk memudahkan dalam memahaminya)
PENJELASAN UMUM
KATA PENGANTAR
Berisi pengantar umum modul (diisi oleh pejabat terkait, Direktur atau Pejabat atas
nama Direktur)
PENDAHULUAN
Berisi pentingnya modul, tujuan disusunnya modul, manfaat modul, sasaran modul
yang hendak dicapai (diisi oleh penulis modul bersama Reviewer Modul)
Sebelum mempelajari modul Sains ini, ada beberapa persyaratan yang harus
disiapkan oleh guru dan peserta didik agar proses pebelajaran bisa berjalan dengan
baik.
Bahan yang harus disiapkan oleh guru :
1. …………………………
2. …………………………
Dalam proses diskusi kelompok yang diikuti laki-laki dan perempuan, perlu bagi
Saudara mempertimbangkan kapan diskusi harus dilakukan secara terpisah baik
laki-laki maupun perempuan dan kapan harus dilakukan bersamaan. Saudara juga
harus memperhatikan partisipasi setiap peserta didik dengan seksama, sehingga tidak
mengukuhkan relasi yang tidak setara.
ASESMEN KOMPETENSI
Penilaian pencapaian kompetensi dalam modul dilakukan dengan dua cara, yaitu
penilaian mandiri (self assessment) dan penilaian oleh fasilitator/mentor. Kompetensi
guru dan kode kompetensi mengacu pada Permendiknas nomor 16/2007.
1. Penilaian Mandiri Pembelajar
Terget Kode Penilaian Diri
Kompetensi Kompetensi Tercapai Belum Keterangan
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :
2. Penilaian Asesor/Fasilitator
Kode Penilaian
Terget Keterangan
Kompetensi Asesor/Fasilitator
Kompetensi
Tercapai Belum
1. …………
……
2. …………
……
3. …………
……
Catatan :
20
LAMPIRAN 2
PENGANTAR
Berisi penjelasan ringkas tentang uraian konsep/materi yang akan dibahas dalam
judul modul, target kompetensi guru dan peserta didik terkait dengan judul, langkah
yang akan ditempuh untuk mencapai target kompetensi, dan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk mencapai target kompetensi.
Jika ingin menggabungkan dengan kompetensi inti lain bisa disesuaikan seperi
berikut :
KOMPETENSI PEDAGOGIK
1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
Menerapkan pendekatan pembelajaran tematik, khususnya di kelas-kelas awal
SD/MI.
2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
KOMPETENSI PROFESIONAL
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Berisi uraian satu atau beberapa standar kompetensi professional guru yang ingin
dicapai dalam modul ini yang terkait dengan kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi peserta
didik dan kode kompetensinya mengacu kepada Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018.
KOMPETENSI DASAR
• Mengidentifikasi macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan (KD Pengetahuan).
• Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya
otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan (KD
Keterampilan).
INTEGRASI KEISLAMAN
22
Bagian ini berisi integrasi nilai keislaman: ayat atau hadits atau fatwa ulama, dalil,
tokoh, yang berhubungan dengan materi di modul. (Jika tidak memiliki sumber, bisa
bertanya pada ahlinya)
MATERI DAN ORGANISASI PEMBELAJARAN
Berisi struktuk materi yang dikembangkan dalam modul, terkait cakupan materi,
kedalaman dan keluasan yang akan dijabarkan untuk mencapai kompetensi yang akan
dicapai dan strategi pembelajaran yang ingin dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Termasuk juga model pelaksanaan In – On – In dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan. Organisasi pembelajaran juga memberikan indikatif waktu pelaksanaan
masing – masing materi yang ingin dikembangkan dalam modul ini.
Waktu
No. Topik Materi
In – 1 On In - 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran: berisi langkah-langkah guru dalam pembelajaran,
menentukan model pembelajaran dengan sintaknya.
TOPIK 1 : ………………………………………………..
1
2
3
4
5
Langkah Kegiatan :
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
Kegiatan 2: (MATERI 1) …Membuat Model Benda yang menerap-
kan Konsep Gaya (….JP)
Langkah Kegiatan :
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
1
2
3
4
5
BAHAN/MEDIA/ALAT
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
KEGIATAN REFLEKSI
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
24
TOPIK 2 : ………………………………………………..
1
2
3
4
1
2
3
4
5
Langkah Kegiatan :
1. …………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………
1
2
3
4
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), berupa LK yang mengaktifkan siswa, bukan
sekedar memberikan tugas semata.
BAHAN BACAAN
Bahan bacaan: berisi teori singkat, ilustrasi yang menarik, gambar berwarna, diagram,
grafik, dan sebagainya. Jika masih memungkinkan juga bisa dimasukkan integasi nilai
keislaman.
PENILAIAN
26
2. Penilaian Asesor/Fasilitator
Kode Penilaian
Kompete Asesor/Fasilitato
Terget nsi r Keterangan
Kompetensi
Tercap Belum
ai
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :
Penilaian Diri
Terget Kompetensi Keterangan
Tercapai Belum
1. ………………
2. ………………
3. ………………
Catatan :
DAFTAR PUSTAKA
A. Berisi referensi yang perlu dibaca oleh pembelajar jika ingin mengembangkan
kompetensi di bidang yang sama atau bidang – bidang lain yang terkait dengan
target kompetensi.
B. Berisi beberapa modul lain yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru
yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Agama RI.