1
ISI PRESENTASI
1. Rencana Kontijensi
2. Dasar hukum renkon dan renops;
3. Hubungan renkon dan renops;
4. Hubungan renkon, renops, dan SKPDB;
5. 3 Jenis rapat koordinasi terkait hubungan Renkon dan
Renops;
6. Tata cara rapat koordinasi renkon;
7. Renkon sbg dasar penyusunan Renops yg
dilaksanakan oleh SKPDB;
8. Proses penyusunan rencana operasi;
9. P Planning;
10. Proses aktivasi renkon;
11. Tata cara Rapat Komando Informasi Bencana (P
Planning)
12. Perbandingan isi dokumen renkon dan renops;
2
RENCANA KONTIJENSI
Suatu proses perencanaan ke depan terhadap
keadaan yang tidak menentu untuk mencegah,
atau menanggulangi secara lebih baik dalam
situasi darurat atau kritis dengan menyepakati
skenario dan tujuan, menetapkan tindakan teknis
manajerial, serta tanggapan dan pengerahan yang
telah disetujui bersama.
(Perka BNPB No. 24/2010 ttg Pedoman
Penyusunan Rencana Operasi Darurat Bencana).
3
DASAR HUKUM RENKON & RENOPS
RENKON RENOPS
1. Peraturan Pemerintah No. 21/2008 tentang 1. Peraturan Pemerintah No. 21/2008
Penyelenggaraan Penanggulangan tentang Penyelenggaraan
Bencana. Pasal 17 (3) Rencana Penanggulangan Bencana. Pasal 50
Penanggulangan Kedaruratan Bencana
(RPKB) dapat dilengkapi dengan
(1) Dalam melaksanakan
penyusunan rencana kontijnesi (Renkon). penanganan tanggap darurat
2. Peraturan Kepala BNPB Nomor 24 Tahun bencana, Komandan DB sesuai
2010 tentang Pedoman Penyusunan lokasi dan tingkatan bencananya
Rencana Operasi. . BAB II Tindakan awal menyusun RENOPS tanggap darurat
(antara lain: Mengaktifkan Renkon) Pada bencana yg digunakan sbg acuan
status siaga darurat : menggunakan bagi setiap instansi/lembaga
pengembangan skenario kejadian
bencana/DB dari renkon.
pelaksana tanggap darurat bencana.
2. Peraturan Kepala BNPB Nomor 24
Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Operasi.
3. Peraturan Kepala BNPB Nomor 03
Tahun 2016 tentang Sistem Komando
Penanganan Darurat Bencana
4 (SKPDB).
HUBUNGAN RENKON dengan RENOPS
1. Renkon disusun saat bencana belum terjadi, saat telah ada
indikasi ancaman bencana di suatu wilayah. Renkon menjadi
dasar penyusunan renops, berisi kesepakatan bersama atas
tujuan, kebijakan, strategi, tindakan teknis dan manajerial, sistem
respons tanggap darurat dan pengerahan sumberdaya terhadap
skenario dampak sebuah bencana.
2. Renops disusun sesaat terjadi bencana, dengan menggunakan
kesepakatan yang telah dituliskan dalam dokumen Renkon
(tujuan, kebijakan, strategy, tindakan teknis dan manajerial, sistem
respons dan pengerahan sumberdaya terhadap skenario dampak
sebuah bencana), dengan menambahkan data hasil kaji cepat
(real time update). Berpedoman pada kebijakan, strategi,
prosedur, struktur organisasi, jenis kegiatan, ketersediaan
sumberdaya, yang informasinya sudah teridentifikasi dalam
renkon, dengan tetap memperhatikan besarnya eskalasi
dampak bencana yang terjadi di lapangan.
SISTEM KOMANDO PENANGANAN DARURAT BENCANA
KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN
SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG
KEAMANAN DAN PENYELAMATAN LOGISTIK DAN AIR BERSIH, SANITASI, PEMULIHAN HUNIAN, SANDANG,
KESELAMATAN DAN EVAKUASI PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN, PANGAN, DAN
PRASARANA DAN
PERLINDUNGAN DAN PEMULIHAN DINI
PENDIDIKAN SARANA VITAL
SEKSI SEKSI PEREKONOMIAN
PENCARIAN DAN LOGISTIK SEKSI
PERTOLONGAN SEKSI SEKSI
AIR BERSIH DAN PEMBERSIHAN
KORBAN SEKSI LOKASI HUNIAN
PERALATAN DAN SANITASI
SEKSI TRANSPORTASI SEKSI
SEKSI SEKSI
EVAKUASI SANDANG DAN
PELAYANAN PEMULIHAN
PRASARANA DAN PANGAN
SEKSI KESEHATAN
DVI SARANA VITAL
SEKSI SEKSI
PERLINDUNGAN PEMULIHAN DINI
PEREKONOMIAN
6 SEKSI
PENDIDIKAN
3 jenis RAPAT KOORDINASI TERKAIT
RENKON dan RENOPS
1. RAPAT KOORDINASI RENKON. Dipimpin oleh
Gubernur/Bupati/Walikota/Sekda. Dilakukan saat dokumen renkon telah
selesai disusun (final draft dan/atau telah difinalisasi) sblm kejadian bencana.
Bertujuan untuk melaporkan dan diseminasi dokumen renkon kepada
Gubernur/Bupati, desiminasi keada para pengambil kebijakan masing masing
instansi terkait, menemukan kesenjangan ketersediaan sumberdaya, dan
merekomendasikan jalan keluarnya;
2. RAPAT KOORDINASI DARURAT FORKOPINDA. Lihat P Planing pada
Perka BNPB No. 24/2010 Lampiran 1. Dilakukan paling lama 1x24 jam setelah
kejadian bencana. Bertujuan untuk “melakukan aktivasi” kesepakatan yang
telah dituliskan dalam dokumen Renkon (tujuan, kebijakan, strategy,
tindakan teknis dan manajerial, sistem respons dan pengerahan
sumberdaya mengkoordinasikan kekuatan yang tersedia untuk melakukan
Penangan Darurat Bencana, menentukan stuktur organisasi PDB.
3. RAPAT KOMANDO INFORMASI BENCANA. Lihat P Planing pada Perka
BNPB No. 24/2010 Lampiran I. Dilakukan setelah kejadian bencana dan
setelah Rapat Koordinasi Darurat Forkopinda. Dipimpin oleh Komandan PDB
, difasilitasi oleh Bidang Perencanaan. Diikuti oleh Komandan, Bidang
perencanaan, Bidang Data Informasi, Bidang Operasi.
7
TATA CARA RAPAT KOORDINASI RENKON
Rapat koordinasi PDB dilakukan untuk melaporkan Renkon yang sudah
dibuat kepada pejabat pemerintah setempat dan koordinasi kesiapan
sumberdaya yang tersedia berdasarkan kesepakatan yang
dituangkan di dalam dokumen renkon tersebut, menemukenali
kesenjangannya dan merekomendasikan jalan keluarnya.
1. Pembukaan
2. Laporan dari Kalaksa BPBD Prop mengenai dokumen renkon yang
disusun
3. Penjelasan skenario dalam renkon oleh tim ahli
4. Penjelasan sumberdaya yang diseakati oleh masing masing Bidang dan
Sub Bidang
5. Diskusi yang dipimpin oleh Gubernur/Wagub untuk mengecek
kesiapan masing-masing Dinas/Instansi terkait, menemukan
kesenjangan sumberdaya dan menyepakati rekomendasi tindak lanjut
yang harus dilakukan.
6. Penutupan
8
RENKON SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN
RENOPS YG DILAKSANAKAN OLEH SKPDB (1)
1. Apabila terjadi bencana, Renkon menjadi dasar penyusunan Rencana
Operasi PDB, dengan memperhitungkan analisa hasil kajian cepat untuk
penyesuaian data dan kebutuhan sumberdaya.
2. Tujuan, Kebijakan, Strategi, Sumberdaya, dan Prosedur
Penanganan Darurat Bencana yang telah disepakati dalam
dokumen Renkon digunakan sebagai bahan utama dalam proses
penyusunan RenOps;
3. Ketersedian Sumberdaya yang telah disepakati dapat
dimobilisasi dalam dokumen Renkon menjadi dasar untuk
memobilisasi sumberdaya dalam proses penyusunan
RenOps, dengan terlebih dahulu melakukan “real time check”
apakah sumberdaya tersebut tidak terpapar dan dapat segera
dimobilisasi.
4. Proses melakukan Renkon menjadi dasar penyusunan Renops PD dilakukan
menggunakan P Planing (Perka BNPB No. 24/2010 ttg Pedoman Penyusunan
Renops, Lampiran 01).
9
RENKON SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN
RENOPS (2)
4. Rencana operasi PDB dilaksanakan oleh Struktur Komando PDB
sesuai Perka BNPB No.3/2016 ttg SKPDB.
5. Segera setelah Komandan PDB ditunjuk, Komandan PDB segera
melakukan “real time check” sumberdaya yang sudah disepakati
dlm dokumen Renkon yang dapat dimobilisasi sesegara mungkin
dan segera melakukan mobilisasi. Pengecekan dan mobilisasi ini
dapat dilakukan walaupun Pos Komando PDB blm diresmikan agar
dapat segera melakukan pelayanan PDB (utamanya evakuasi).
6. Renkon yang sudah dijadikan dasar rencana operasi PDB harus kembali di
update (atau buat baru) berdasarkan kondisi terkini setelah renkon
tersebut digunakan.
7. Pengembangan atau penyempurnaan PROSEDUR OPERASI
PENANGANAN DARURAT untuk rantai peringatan dini dan penanganan
darurat bencana.
10
PROSES PENYUSUNAN RENCANA
OPERASI DARURAT BENCANA (1)
13
PROSES AKTIVASI RENKON (1)
1. Setelah mendapatkan INFORMASI KEJADIAN
AWAL BENCANA. Dilakukan mobilisasi TRC PB ke
lapangan. TRC PB kemudian memberikan laporan hasil kaji
cepat kepada Kalaksa dan/atau Komandan TDB dan/atau Pos
Komando TDB;
16
PROSES AKTIVASI RENKON (4)
“EKSTRAKSI”
RENKON RENKON +HASIL RENOPS
KAJI CEAT
1. Pembukaan
2. Laporan informasi bencana dari instansi berwenang
3. Penjelasan sebaran dampak oleh instansi berwenang
4. Menggunakan dokumen renkon untuk aktivasi tujuan dan strategi yang
telah disepakati untuk digunakan dlm RenOps.
5. Penjelasan sumberdaya yang tersedia, hasil dari update sumberdaya yang
dilakukan oleh Komandan sesaat setelah ditugaskan sbg Komandan PDB,
sekaligus update sumberdaya yang masih mungkin untuk dimobilisasi.
19
ISI DOKUMEN RENKON & RENOPS
RENKON RENOPS
1. PENDAHULUAN 1. SITUASI
2. PENILAIAN BAHAYA, PENENTUAN KEJADIAN 2. TUGAS POKOK
DAN PENGEMBANGAN SKENARIO KEJADIAN 3. PELAKSANAAN
BENCANA A. Konsep Operasi
3. PENGEMBANGAN SKENARIO DAMPAK B. Tugas-tugas
BENCANA C. Instruksi Koordinasi
4. PENETAPAN TUJUAN DAN STRATEGI TANGGAP 4. ADMINISTRASI DAN LOGISTIK
DARURAT A. Administrasi
A. Tujuan B. Logistik
B. Strategi 5. KOMANDO & PERHUBUNGAN
5. PERENCANAAN OPERASIONAL
A. Konsep Operasi
B. Proyeksi sumberdaya
C. Instruksi Koordinasi
6. PERENCANAAN LOGISTIK
A. Rencana dukungan anggaran
B. Rencana dukungan perbekalan dan alpal
7. RENCANA TINDAK LANJUT
8. PENUTUP 20