Anda di halaman 1dari 27

1.

Ginjal
Ginjal adalah salah satu organ penting tubuh yang berfungsi untuk menyaring darah. Setiap
orang memiliki sepasang ginjal di dalam tubuhnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut
adalah ulasan seputar anatomi ginjal.

Anatomi ginjal manusia


Ginjal terletak di sepanjang dinding otot bagian belakang (otot posterior) rongga perut. Bentuk
ginjal menyerupai kacang yang berukuran sekepalan tangan. Ginjal dilengkapi dengan sepasang
ureter, sebuah kandung kemih dan uretra yang membawa urine keluar.

Manusia memiliki sepasang ginjal yang bagian kirinya terletak sedikit lebih tinggi daripada
ginjal kanan, karena adanya organ hati yang mendesak ginjal kanan. Ginjal juga dilindungi oleh
tulang rusuk dan otot punggung. Selain itu, jaringan adiposa (jaringan lemak) mengelilingi ginjal
dan berperan sebagai bantalan pelindung ginjal.
Secara umum, anatomi ginjal manusia dibagi menjadi tiga bagian dari yang paling luar ke paling
dalam, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal.

a) Korteks (Cortex)
Korteks ginjal adalah bagian ginjal paling luar. Tepi luar korteks ginjal dikelilingi oleh kapsul
ginjal dan jaringan lemak, untuk melindungi bagian dalam ginjal.

b) Medula (medulla)
Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang halus dan dalam. Medula berisi lengkung Henle serta
piramida ginjal, yaitu struktur kecil yang terdapat nefron dan tubulus.
Tubulus ini mengangkut cairan ke ginjal yang kemudian bergerak menjauh dari nefron menuju
bagian yang mengumpulkan dan mengangkut urine keluar dari ginjal.
c) Pelvis ginjal (renal pelvis)
Pelvis ginjal adalah ruang berbentuk corong di bagian paling dalam dari ginjal. Ini berfungsi
sebagai jalur untuk cairan dalam perjalanan ke kandung kemih. Bagian pertama dari pelvis ginjal
mengandung calyces. Ini adalah ruang berbentuk cangkir kecil yang mengumpulkan cairan
sebelum bergerak ke kandung kemih.

d) Hilum adalah lubang kecil yang terletak di bagian dalam ginjal, di mana ia melengkung ke
dalam untuk menciptakan bentuk seperti kacang yang berbeda. Pelvis ginjal melewatinya,
serta:
 Arteri ginjal, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke ginjal untuk proses
filtrasi.
 Vena ginjal, membawa darah yang disaring dari ginjal kembali ke jantung.
 Ureter adalah tabung otot yang mendorong urine ke dalam kandung kemih.
 Mengenal nefron, bagian ginjal yang menyaring darah

e) Nefron adalah bagian anatomi ginjal yang bertanggung jawab untuk penyaringan darah.
Nefron mengambil darah, memetabolisme nutrisi, dan membantu mengedarkan produk
limbah hasil penyaringan.

Tahapan terbentuknya urin


Ginjal adalah organ yang bertanggung jawab untuk menyaring darah dan membuat  air kencing.
Setiap hari, dua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah untuk memproduksi sekitar 1-2 liter
urine, terdiri dari limbah dan cairan ekstra. Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui
ureter, yang ada di setiap sisi kandung kemih, untuk disimpan.
Berikut adalah cara kerja ginjal saat menyaring darah dan memproduksi urin:

a) Tahap pertama
Proses pembentukan urine diawali dengan penyaringan (filtrasi) darah, yang dilakukan oleh
glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi.
b) Tahap kedua
Setelah urine primer tersimpan sementara dalam kapsul Bowman, kemudian akan menuju
saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses pembentukan
urine melalui tahapan reabsorpsi.
c) Tahap ketiga
Proses pembentukan urine yang terakhir adalah pengeluaran zat (augmentasi). Urine sekunder
yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus distal.
d) Tahap keempat
Saat kandung kemih memenuhi kapasitas, sinyal yang dikirim ke otak memberitahu seseorang
untuk segera pergi ke toilet. Ketika kandung kemih kosong, urine mengalir keluar dari tubuh
melalui uretra, yang terletak di bagian bawah kandung kemih.

Secara umum, ginjal berguna untuk mempertahankan homeostasis (keseimbangan berbagai


fungsi tubuh) di dalam tubuh dan membantu mengendalikan tekanan darah.
Ginjal menjaga keseimbangan dalam elektrolit, asam basa, dan cairan dalam darah. Ginjal
membuang limbah nitrogen dari tubuh (kreatinin, urea, amonia) dan menjaga zat-zat penting
yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi sebagaimana mestinya.
Selain itu, ginjal juga menghasilkan hormon eritropoietin yang menstimulasi produksi sel darah
merah dan enzim.
2. Paru-Paru
Empyema ialah proses supurasi yang terjadi di rongga tubuh, dimana rongga tersebut secara
anatomis sudah ada. Empyema dapat terjadi di rongga pleura yang dikenal dengan nama
empyema thoraks, dan dapat juga terjadi di kandung empedu dan pelvic.

Paru-Paru “Pulmo” merupakan organ yang bertanggung jawab untuk proses respirasi yang terdiri
dari pulmo dekstra (paru kanan) dan pulmo sinistra (paru kiri). Paru-paru sangat penting bagi
tubuh manusia, sebab salah satu fungsi paru-paru ialah memasukkan oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida ketika tubuh menghirup udara.

Struktur Paru-Paru
Paru-Paru adalah salah satu organ pada saluran napas bawah pada sistem pernapasan manusia.
Sebelum kita lebih jauh atau lebih detail lagi mengenai paru, berikut ini organ lain yang
termasuk dalam saluran napas bawah yang nantinya berhubungan dengan paru-paru.

a) Trakea
Yang merupakan saluran napas bawah lanjutan dari laring, yang menghantarkan udara menuju
ke pulmo untuk mengalami proses di fusi. Terletak di mediastinum (daerah kompartemen yang
berada di tengah diantara dua rongga paru di regio thoraks ), bagian superior dan terdiri dari
tracheal ring yang dibentuk oleh kartilago (tulang rawan) dan menempati bagian tengah leher.
Trakheal ring ini berbentuk cincin yang tidak sempurna yang menyerupai huruf C yang dimana
pada bagian ujung-ujungnya yang terbuka dibagian belakang dihubungkan oleh otot polos
(musculus trachealis) serta terletak di bagian anterior (depan) dari esophagus (saluran makanan).

b) Bronkus
Yang merupakan lanjutan dari trakea yang berupa saluran konduksi udara dan juga sebagai
tempat di fusi oksigen-karbon dioksida di ujung terminal dibagian yang berkaitan langsung
dengan alveolus. Bronkus principalis (bronkus primer) yang terdiri dari bronkus principalis
dekstra (yang akan menuju ke pulmo dekstra) dan bronkus principalis sinistra (yang akan menuju
ke pulmo sinistra). Perbedaan bronkus principalis yaitu:

Bronkus principalis dekstra >> diameter lebih lebar, ukuran lebih pendek, berjalan lebih vertical.
Bronkus principalis sinistra >> diameter lebih kecil, ukuran lebih panjang, berjalan agak
Horizontal.
Setelah menjadi bronkus principalis dan memasuki pulmo yang melalui hilus, lalu bronkus
principalis tersebut menjadi 5 bronkus lobaris (bronkus sekunder) yang memasuki lobus pulmo.
Yang lobus pulmo dekstra terdapat 3 lobus yakni lobus superior, lobus medius dan lobus inferior.
Sedangkan pada pulmo sinistra terdapat 2 lobus yakni lobus superior dan lobus inferior.

Masing-masing bronkus lobaris akan bercabang menjadi bronkus segmentalis (bronkus tersier)
yang akan memasuki segmen bronkopulmonal yang dimiliki oleh lobus paru. Yang selanjutnya
terdapat 20 hingga 25 kali kelipatan percabangan dari bronkus segmental hingga akhirnya
menjadi bronkus terminalis yang kemudian bercabang menjadi bronkus respiratorius yang
berkaitan langsung dengan 5 hingga 6 saccus alveolaris yang dilapisi oleh alveoli (tempat
terjadinya difusi oksigen-karbon dioksida).

c) Alveolus
Unit fungsional paru-paru ialah kantung udara kecil yaang muncul dari bronkiolus yang disebut
dengan alveoli. Ada sekitar 300-400 juta alveoli dalam paru-paru orang dewasa. Diameter rata-
rata dari alveolus ialah sekitar 200 hingga 300 mikron. Fungsi dasar dari alveoli ialah pertukaran
gas, Struktur alveoli ialah tempat di mana pertukaran gas selama respirasi berlangsung. Struktur
ini dikelilingi oleh kapiler yang membawa darah.

Dalam pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi melalui dinding alveolus.
Alveoli mulai berfungsi ketika kita menghirup udara yang melalui lubang hidung kita. Udara
yang melewati rute yang panjang yang terdiri dari berbagai organ pada sistem pernapasan.
Organ-organ ini termasuk saluran hidung, faring, laring, trakea, bronkus utama, saluran bronkial
kecil, bronkiolus dan akhirnya mencapai alveolus yang melalui kantung udara kecil. Udara yang
mengandung oksigen yang diserap oleh darah mengalir melalui kapiler. Oksigen ini kemudian
diteruskan ke sistem peredaran darah, sehingga menyelesaikan siklus pertukaran gas.

Paru-Paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, yang dibagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan dibagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru pada orang
yang sehat berupa organ yang ringan, kenyal dan seperti spon (karena terisi oleh udara). Paru
kanan dan paru kiri menempati cavum thoraks (rongga dada) yang diantaranya dipisahkan oleh
ruang yang disebut mediastinum.

Paru Kanan
Pada paru kanan memiliki 3 lobus (belahan paru) yakni lobus superior (atas), lobus medius
(tengah), dan lobus inferior (bawah). Pada lobus inferior di pisahkan oleh 2 fissura yakni fissure
horizontal dan fissure oblique.

Paru Kiri
Paru kiri memiliki 2 lobus yakni lobus superior dan lobus inferior yang dipisahkan oleh 1 fissura
yakni fissure oblique. Untuk ukuran paru kanan lebih besar dan berat jika dibandingkan dengan
paru kiri, sedangkan paru kanan lebih pendek dan lebar dikarenakan kubah diafragma sisi kanan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sisi kirinya.

Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan
pleura pariental dimana diantara kedua pleura ini terdapat rongga yang disebut kavum pleura.
Pleura viseralis yakni selaput yang langsung membungkus paru sedangkan pleura parietal yakni
selaput yang menempel pada rongga dada. Pada keadaan normla kavum pleura ini vakum/hampa
udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis. Antara selaput luar dan selaput dalam
terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru sehingga
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernafas bergerak.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu fungsi paru ialah untuk memasukkan O2
ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 keluar tubuh maka tubuh membutuhkan proses meliputi
inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi ialah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan
ekspirasi ialah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Supaya proses ventilasi dapat berjalan
lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot
untuk proses pernapasan dibagi menjadi dua yaitu:

Otot Inspirasi (Otot Saat Menarik Napas) terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
Otot-otot Ekspirasi (Otot Saat Menghembuskan Napas) terdiri atas rektus abdominis dan
interkostalis internus.

Fungsi Paru-Paru
Untuk fungsi utama paru-paru yakni untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer. Pertukaran
gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon
dioksida. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi dan
bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea).

Pada pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan


kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbon dioksida dipindahkan dari tempat dimana
darah mengalir. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernapasan dapat dibagi menjadi empat
mekanisme dasar yaitu:

Ventilasi merupakan proses masuk dan keluarnya udara/oksigen antara alveoli dan atmosfer.
Difusi merupakan proses perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam pembuluh darah dan berlaku
sebaliknya untuk karbon dioksida.
Transport merupakan proses perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru
dengan bantuan aliran darah.
Untuk pengaturan ventilasi.

Anatomi dan fisiologi paru


Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung
(gelembung hawa = alveoli). Gelembung – gelebung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2 pada lapisan inilah terjadi
pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya
gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan).

Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum
mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum
depan terletak jantung.
Paru-paru sendiri dibagi menjadi dua, yakni
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru)

Tiap-tiap lobus terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil bernama segment.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segment yaitu:
5 buah segment pada lobus superior
5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmet yakni :
5 buah segment pada lobus inferior
2 buah segment pada lobus mediali
3 buah segment pada lobus inferior

Tiap-tiap segment ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh-pembuluh darah geteh bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang=cabang banyak sekali, cabang-cabang
ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya
antara 0,2 – 0,3 mm.

Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernafasan melalui 
paru-paru atau pernapasan Externa, oksigen diambil melalui hidung dan mulut, pada waktu
pernafasan, oksigen masuk melalui trakea dan bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan
dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membrane ini dan di ambil oleh hemoglobin sel darah merah dan di bawa ke
jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru
pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan externa :
 Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
 Arus darah melalui paru-paru
 Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bgian tubuh
 Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler.CO2 lebih mudah
berdifusi dari pada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima
jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru
membawa terlalu bayak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan,
maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam
otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang
dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
3. Jantung  

Mengenal Bagian Utama Jantung


Jantung terletak di bagian tengah dada, pada sisi kiri tubuh, tepatnya di bawah tulang rusuk.
Jantung diapit oleh paru-paru kiri dan kanan. Anatomi jantung dan ukurannya pada tiap orang
berbeda-beda.

Ruang Jantung
Terdapat empat ruang utama jantung yang masing-masing dipenuhi darah dengan kandungan
oksigen yang berbeda. Dua ruang atas jantung disebut dengan atrium (serambi jantung). Ruang
ini dipenuhi darah yang kembali ke jantung. Atrium sebelah kiri menerima darah yang kaya
oksigen dari paru-paru, sedangkan atrium sebelah kanan menerima darah yang miskin oksigen
dari seluruh tubuh.

Kemudian dua ruang di bagian bawah jantung disebut ventrikel (bilik jantung). Ventrikel kiri
menerima darah dari atrium kiri, dan akan memompa darah ke pembuluh darah utama tubuh
yang disebut dengan aorta. Dari aorta inilah darah yang kaya kandungan oksigen akan
disebarkan ke seluruh tubuh termasuk otak, otot dan juga sel lainnya. Sedangkan ventrikel kanan
yang menerima darah dari atrium kanan, memompa darah ke paru-paru.Di antara ruang jantung,
terdapat pemisah berupa otot dengan dinding tebal yang disebut dengan septum. Pada permukaan
jantung, terdapat arteri koroner yang menyediakan darah untuk otot jantung.

Pembuluh Darah Jantung


Saat jantung berdetak, terjadi aliran darah yang masuk dan keluar dari jantung melalui pembuluh
darah, dikenal sebagai sistem sirkulasi jantung. Darah akan dibawa menuju paru-paru melalui
arteri pulmonalis, kemudian darah yang kaya oksigen, dipompa ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah aorta. Sedangkan darah dari tubuh yang telah kekurangan oksigen akan kembali
ke jantung melalui vena cava, dan darah yang telah mendapat oksigen, akan disalurkan dari paru-
paru menuju jantung melalui vena pulmonalis.

Berbicara mengenai bagian jantung, tak lepas dari sistem koronaria, yang tersusun dari
pembuluh-pembuluh darah. Arteri koroner menyediakan darah kaya oksigen untuk otot jantung.
Cabang-cabang dari arteri koroner mengelilingi permukaan jantung dan menyalurkan darah
melalui otot jantung, yang kemudian didistribusikan ke seluruh sel jantung. Sedangkan vena
koroner bertugas membawa darah yang sudah kekurangan oksigen keluar dari otot jantung.
Jantung dibungkus oleh kantong yang disebut perikardium. Di sekitar jantung terdapat jaringan
saraf sebagai pengatur sinyal kompleks untuk kontraksi dan relaksasi jantung.

Cara Kerja Jantung


Tugas jantung dalam proses memompa dan memasok darah ke seluruh tubuh tidaklah sederhana.
Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh melalui vena cava, yang kemudian dialirkan ke
ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan dipompakan keluar jantung menuju ke paru-paru,
untuk pertukaran karbon dioksida dengan oksigen. Darah yang sudah dipenuhi oksigen lalu
dipompakan masuk ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri, yang selanjutnya dialirkan ke
seluruh tubuh melalui aorta.

Agar darah mengalir dengan tepat, jantung memiliki katup. Katup yang membantu aliran darah
dari atrium ke ventrikel adalah katup mitral dan trikuspid. Sedangkan, katup yang berfungsi
mengendalikan aliran darah yang meninggalkan jantung adalah katup aorta dan katup
pulmonalis.
Keempat katup tersebut menjaga darah terus bergerak maju ke satu arah. Katup akan menutup
dengan cepat agar darah tidak berbalik ke arah yang berlawanan.

Gangguan yang Harus Diwaspadai


Seiring pertambahan usia, kinerja dari organ jantung akan menurun dan meningkatkan risiko
terjadinya penyakit serius yang berkaitan dengan fungsi jantung. Gangguan ataupun penyakit
yang menimpa organ jantung dapat juga terjadi bukan karena proses penuaan, dan bisa
membahayakan nyawa.

Beberapa gangguan yang dapat terjadi pada jantung, di antaranya:


 Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner, dipengaruhi oleh terhambatnya aliran darah dari arteri koroner yang
menyuplai darah ke jantung. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh aterosklerosis, yakni
penyempitan arteri yang disebabkan oleh terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah,
sehingga mengurangi jumlah aliran darah.

 Bising jantung (heart murmur)


Melalui stetoskop, dapat terdengar suara abnormal dari jantung yang mungkin dapat disebabkan
gangguan pada aliran darah. Hal ini umumnya menandakan adanya kelainan pada katup jantung.

 Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi karena adanya penggumpalan darah di arteri koroner, sehingga dapat
mengganggu kinerja otot jantung dan bisa berakibat fatal.

 Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyakit jantung yang berkaitan dengan otot jantung (miokardium).
Kondisi ini umumnya disebabkan karena melemahnya otot jantung, sehingga jantung tidak
memompa darah secara maksimal ke bagian tubuh lainnya. Kardiomiopati bisa menyebabkan
gagal jantung, masalah pada katup jantung dan komplikasi lainnya.

 Gagal jantung
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana dibutuhkan tubuh.
Menjaga Jantung Tetap Sehat
4. Alat Reproduksi Wanita Dan Pria
a) Organ Reproduksi Perempuan
Organ luar terdiri atas area yang dikenal sebagai vulva dengan struktur pembangun sepasang
labia (bibir) bagian luar dan dalam yang menutupi klitoris, lubang saluran kencing dan liang
peranakan (Vagina). Fungsi vagina adalah untuk senggama (koitus) dan melahirkan. Leher
rahim adalah semacam pintu masuk yang bisa terbuka menuju rahim, sehingga janin bisa
keluar selama proses persalinan. Rahim terbuat dari otot yang kuat dan nampak seperti lobang
yang lebar. Di saat rahim kosong, bentuknya seperti buah alpokat yang muda dan segar.
Rahim juga adalah sebuah tempat yang elastis, dimana janin bisa tumbuh. Tuba falopi adalah
saluran yang digunakan ovum selama perjalanannya dari ovarium menuju rahim. Ukuran
kedua tuba fallopi pada kedua sisi rahim adalah sebesar buah anggur. Ovum dihasilkan dari
ovarium. Ketika seorang anak perempuan lahir, terdapat sekitar 1-2 juta sel ovum pada
ovariumnya, yang akan berkurang menjadi 300-400 ribu sel ketika memasuki usia remaja.

  

Bagian luar:
 Bibir luar/labia majora
 Bibir dalam/labia minora
 Kelentit (clitoris) yang sangat peka karena banyak syaraf, ini merupakan bagian yang
paling sensitive dalam meneriman rangsangan seksual.
 Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang kencing dan anus (dubur)
 Rambut kemaluan yang tumbuhnya saat perempuan memasuki usia pubertas

Bagian dalam:
 Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat membesar serta
memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks, jalan
keluarnya bayi saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.
 Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-laki di
dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.
 Rahim (uterus) adalah tempat rumbuhnya janin hingga dilahirkan. Rahim dapat
membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan).
 Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim. Sel
telur yang sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu
saluran ini.
 Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir, ia
sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur).
Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi telur matang. Dari sekian
banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil berkembang menjadi telur semasa usia
produktif perempuan.

b) Organ Reproduksi Laki-laki.


Organ luar yang bisa dilihat adalah penis dan skrotum (kantong buah zakar). Organ tersebut
berada diantara paha, lebih mudah dilihat daripada organ reproduksi perempuan. Skrotum
berisi Testis (sepasang) yang terbuat dari kulit yang sangat lembut dan keriput. Penis terbuat
dari jaringan yang lembut serta elastis dan dari pembuluh darah. Urine keluar dari tubuh
melalui lubang kecil pada ujung penis. Ketika seorang bayi laki-laki lahir, penis ditutupi oleh
sejenis kulit luar. Untuk alasan kebersihan dan kesehatan, kulit penutup tersebut dipotong
(disunat)

Sepanjang kira-kira 1-1,5 cm, sehingga penis mudah dibersihkan. Bagian organ reproduksi
yang tak terlihat adalah testis, dimana sperma dihasilkan. Sperma menghasilkan 100-300 juta
spermatozoa setiap harinya.

 Zakar atau penis. Berbentuk buat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti helm
disebut Glans. Ujung penis ini dipenuhi serabut syaraf yang peka. Penis tidak memiliki
tulang, hanya daging yang dipenuhi dengan pembuluh darah. Penis dapat menegang yang
disebut ereksi. Ereksi terjadi karena rangsangan yang membuat darah dalam jumlah besar
mengalir dan memenuhi pembuluh darah yang ada di dalam penis, dan membuat penis
menjadi besar, tegang dan keras.
 Buah zakar atau testis. Jumlahnya dua berbentuk bulat lonjong dan menggantung pada
pangkal penis. Testis inilah yang menghasilkan sel kelamin pria (sperma).
 Saluran zakar atau uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan air mani dan air seni.
 Kantong pelir atau skrotum, yaitu lapisan kulit yang agak berkerut membentuk kantong
yang menggelantung di belakang penis. Skrotum gunanya untuk mengontrol suhu dari
testis, yaitu 6 derajat celcius lebih rendah dari suhu bagian tubuh lainnya agar testis dapat
berfungsi menghasilkan sperma.
 Epididimis, yaitu tempat pematangan sperma sesudah dibentuk dalam testis
 Saluran sperma atau vas deferens. Saluran sperma dari testis menuju seminal vasicle.
 Seminal Vesicle, yang berguna untuk memproduksi semacam gula. Ini berguna sebagai
sumber kekuatan untuk sperma agar dapat bertahan hidup dan berenang mencari telur di
dalam alat reproduksi perempuan. Pada saat ejakulasi seminal vesicle mengalirkan gula
tersebut ke vas deferens.
 Kelenjar prostat, yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi
sperma.
  Bladder (kandung kencing), tempat terkumpulnya air seni yang nantinya disalurkan ke
uretra ketika buang air kecil.

Tubuh laki-laki pada awal pubertas akan memproduksi air mani (sperma) secara terus menerus.
Secara alamiah air-maninya akan keluar saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks, disebut
“mimpi basah”.
Ini adalah pengalaman yang normal bagi semua remaja laki-laki. Mimpi basah adalah tanda
seorang anak laki-laki telah memiliki kemampuan bereproduksi.
5. Sistem Pencernaan Manusia

Anatomi sistem pencernaan


Anatomi sistem pecernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi menjadi dua
kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI), adalah saluran
panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran ini mencerna, memecah dan
menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah.

Organ dalam saluran pencernaan ini meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus
halus, usus besar, dan berakhir di anus. Organ pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah,
gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan pankreas.

Gigi dan lidah terletak di dalam mulut yang juga membantu proses pencernaan, dalam mengubah
makanan dari bentuk kasar menjadi lebih halus.
Sementara kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari kelenjar air liur, hati, dan pankreas
membantu menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan.

a) Mulut
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana pencernaan kimia dan mekanik terjadi. Di dalam
mulut terdapat organ aksesori yang membantu pencernaan makanan, yaitu lidah, gigi, dan
kelenjar air liur. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus dan lunak agar
lebih mudah untuk ditelan dan dicerna. Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan
kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain mendorong makanan ke
dalam faring (Pharynx) dan melewatkannya ke dalam kerongkongan (esophagus).

Bagian luar lidah mengandung banyak papilla kasar untuk mencengkeram makanan karena
digerakkan oleh otot lidah. Sementara, air liur yang diproduksi oleh kelenjar air liur (terletak di
bawah lidah dan dekat rahang bawah), dilepaskan ke dalam mulut.
Air liur mulai memecah makanan, melembapkannya dan membuatnya lebih mudah untuk
ditelan. Air liur mulai memecah karbohidrat dengan bantun enzim yang dihasilkannya, yaitu
enzim amilase. Gerakan oleh lidah dan mulut mendorong makanan ke bagian belakang
tenggorokan untuk menelannya. Klep (epiglotis) menutup di atas batang tenggorokan
(trachea) untuk memastikan bahwa makanan masuk ke kerongkongan dan bukan saluran udara.
Hal ini untuk mencegah tersedak saat menelan makanan.

b) Kerongkongan (esophagus)
Esofagus (kerongkongan) adalah saluran penghubung antara mulut dengan lambung, yang
letaknya di antara tenggorokan dan lambung. Kerongkongan sebagai jalan untuk makanan yang
telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Otot kerongkongan dapat berkontrasksi sehingga
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan ini disebut dengan gerak peristaltik.

Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter (cincin otot), yang memungkinkan makanan untuk
masuk ke lambung dan kemudian menutupnya untuk mencegah makanan dan cairan naik
kembali ke kerongkongan.

c) Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya sekitar dua kepalan tangan.
Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus di perut bagian atas. Lambung memiliki tiga
fungsi utama dalam sistem pencernaan, yaitu untuk menyimpan makanan dan cairan yang
tertelan; untuk mencampur makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, dan perlahan-
lahan mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.

Hanya beberapa zat, seperti air dan alkohol, yang dapat diserap langsung dari lambung. Zat-zat
makanan lainnya harus menjalani proses pencernaan lambung. Dinding otot perut yang kuat
mencampur dan mengocok makanan dengan asam dan enzim, memecahnya menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil.

Makanan diolah menjadi bentuk semi padat yang disebut chyme. Setelah makan, chyme perlahan
dilepaskan sedikit demi sedikit melalui pyloric sphincter, sebuah cincin otot antara lambung dan
bagian pertama dari usus halus yang disebut duodenum (usus 12 jari). Sebagian besar makanan
meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.

d) Usus halus
Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci dengan panjang sekitar 10 meter. Usus halus
terletak hanya lebih rendah daripada lambung dan memakan sebagian besar ruang di rongga
perut.
Seluruh usus halus digulung seperti selang dan permukaan bagian dalamnya penuh dengan
banyak tonjolan dan lipatan.

Lipatan ini digunakan untuk memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi. Pada
saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen dari semua nutrisi telah diekstraksi dari
makanan yang masuk ke dalamnya. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12
jari), jejunum (bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir).

Usus halus memiliki dua fungsi penting, yaitu:


Proses pencernaan selesai di sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh sel usus, pankreas, dan
hati. Kelenjar di dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula. Pankreas
mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu pemecahan karbohidrat, lemak, dan
protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong empedu. Empedu membantu
membuat molekul lemak dapat larut, sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus kecil
ditutupi oleh jutaan villi dan mikrovilli. Kombinasi keduanya meningkatkan luas  permukaan
usus halus secara besar-besaran, memungkinkan penyerapan nutrisi terjadi.

e) Usus besar
Usus besar membentuk huruf “U” terbalik di atas usus halus yang digulung. Ini dimulai di sisi
kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Usus besar berukuran sekitar 5-6 meter, yang
memiliki tiga bagian, yaitu sekum (cecum), kolon dan rektum (rectum).

Sekum adalah kantung di awal usus besar. Area ini memungkinkan makanan lewat dari usus
halus ke usus besar. Kolon adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum
ke rektum. Bagian terakhir dari usus besar adalah rektum, yang mana kotoran (bahan limbah)
disimpan sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.

Fungsi utama dari usus besar adalah membuang air dan garam (elektrolit) dari bahan yang tidak
tercerna dan membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan. Bakteri di usus besar membantu
memecah bahan yang tidak tercerna. Sisa isi usus besar dipindahkan ke arah rektum, di mana
feses disimpan sampai meninggalkan tubuh melalui anus.
1. Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus ,
karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan
praktikum dan penelitian di laboratorium.

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen
dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya
adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan
pentingnya K3 di laboratorium.

Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan
relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara
penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan
kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.
Peraturan Keselamatan Kerja

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :


 Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
 Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang menyebabkan
terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
 Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
 Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak
berdampak negative terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
 Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang
tidak diinginkan.
 Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan
kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
 Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
 Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator
dan alat keselamatan kerja yang lain.
 Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
 Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
 Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan
kepala Laboratorium.
 Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium
 Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja.

Pakaian di Laboratorium
 Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
 Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
 Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu safety yang
memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu safety khusus wanita.
 Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak
terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.
 Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik meskipun,
penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
 Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.

Adapun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :


a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup dengan
mengkibaskan kearah hidung)
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)

Memindahkan Bahan Kimia


Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap kerjanya.
Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
 Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
 Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
 Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
 Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari
kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros Memindahkan Bahan Kimia
Cair. Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang
wujudnya cair.

Hal yang harus diperhatikan adalah :


 Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
 Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang
ada diatas meja.
 Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
 Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume shg lebih mudah.
 Memindahkan Bahan Kimia Padat
 Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
 Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
 Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
 Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk
bermacam macam keperluan.

Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi


Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium.
Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi.

Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :


 Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
 Api pemanas terletak pada bag bawah larutan.
 Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
 Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai
orang lain.

Cara memanaskan dengan gelas Kimia


 Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus
memperhatikan aturan sebagai berikut :
 Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
 Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan
mendadak.
 Jika gelas kimia tersebut berfungsi sbg penagas air , isikan air seperempatnya saja supaya
tidak terjadi tumpahan.

Peralatan dan Cara Kerja


 Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena
itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
 Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
 Banyak peralatan terbuat dari gelas , hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan gelas
pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
 Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja karena
mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau
tidak.
 Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang sedikit demi
sedikit dalam air dan bukan sebaliknya
2. APAR

Apar adalah Sebuah benda yang berbentuk tabung silinder berwarna merah (sebagian besar) dan
di tempel pada tembok di tempat-tempat umum. Fungsinya untuk melakukan pemadaman jika
suatu saat terjadi kebakaran di tempat tersebut.

Kemampuan dasar untuk memadamkan api harus dimiliki oleh setiap karyawan. Terlebih jika
Perusahaan tersebut memiliki potensi-potensi besar untuk terjadi kebakaran seperti di
Industri Migas, Pembangkit Listrik, Mebel, Pergudangan, Pengolahan kertas bahkan kantor-
kantor biasa pada umumnya. Setiap tempat pasti memiliki potensi untuk terjadinya kebakaran.
Karena proses kebakaran sangat sederhana jika dijabarkan. Yaitu jika ada 3 unsur yang bertemu:
suhu panas, bahan bakar, dan oksigen. Kebakaran akan muncul dan sulit dihindarkan. Dimulai
dari titik api kecil, dan akan terus meluas sehingga menghabiskan seluruh aset yang dimiliki
sampai habis.

Untuk itulah Alat Pemadam Api harus ada di tempat-tempat tersebut. Alat pemadam api ringan
sering juga disebut sebagai APAR adalah alat yang pertama kali digunakan saat ada kejadian
kebakaran skala kecil. Artinya, saat diketahui ada potensi kebakaran. Pada detik itu juga harus
ada orang yang sigap untuk menggunakan alat pemadam api. Sehingga kebakaran kecil yang
terjadi tidak menjadi besar. Untuk itu diperlukan sebuah Manajemen Alat Pemadam Api di
sebuah perusahaan dengan baik dan terstruktur agar potensi kerugian akibat kebakaran bisa
diminimalisir. Sebagai permulaan, tanamkan dalam diri masing-masing karyawan bahwa ini
adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya satu dua orang yang memang ditunjuk oleh
perusahaan untuk mengurusi segala hal tentang alat pemadam api. Dari pola pikir sederhana
tentang “saling memiliki” inilah yang bisa menjadikan setiap individu akan melakukan dengan
sungguh-sungguh, sesuai prosedur, dan tepat sasaran, jika suatu saat terjadi kebakaran mereka
telah siap untuk memadamkan apinya.

Fungsi Manajemen Alat Pemadam Api


Manajemen disini bisa diartikan sebagai sebuah pola, aturan detail, atau SOP yang menjadi dasar
untuk menangani sebuah alat pemadam api ringan di perusahaan. Apalagi jika Perusahaan
tersebut memiliki area yang sangat luas. Tentunya Manajemen alat pemadam api ini harus
dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menunjuk seorang kepala regu.
Dimana kepala regu inilah yang nantinya berada di level top management untuk bertanggung
jawab dan melakukan organisir semua hal terkait alat pemadam api. jobdesk dari kepala regu
antara lain adalah:
 Membentuk Tim Pemadam Mandiri, yang terdiri dari beberapa orang (disesuaikan oleh
luasnya area yang diproteksi). Tugas utama Tim Pemadam Mandiri ini bertanggung
jawab untuk melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran di area tersebut. Selain tugas
pokok tersebut, tim ini juga memiliki tugas lainnya seperti melakukan inspeksi dasar alat
pemadam api, melakukan pelaporan rutin hasil inspeksi, dan memberikan masukan
kepada kepala regu atas hasil tersebut.
 Inspeksi dasar alat pemadam api antara lain adalah:
 Mengecek kondisi pressure gauge, masih normal (green area) / turun / overcharge
 Mengecek kondisi selang, normal / rusak / bocor
 Mengecek Segel pengaman, apakah masih ada / hilang
 Mengecek label penggunaan dan tanggal kadaluarsa
 Mengecek kondisi fisik tabung, berkarat / tidak
 Mengecek peletakan tabung, terhalang benda lain/ tidak
 Mengecek fungsi roda (trolley), masih bagus / kempes / rusak
 Mengecek tanda segitiga alat pemadam
 Mengecek wall clip, masih kokoh di tembok / hilang baut setiap temuan dilaporkan oleh
kepala regu

Pengecekan ini paling tidak dilakukan satu minggu sekali, untuk memastikan bahwa alat
pemadam api dalam kondisi prima dan siap digunakan sewaktu-waktu. Semua Alat pemadam
harus di inventaris, diberi kartu checking untuk memudahkan saat inspeksi. Petugas yang
mendapat tanggung jawab harus melaporkan setiap temuan ke kepala regu untuk segera
ditindaklanjuti. Misalnya Hal yang sering terjadi adalah temuan tekanan turun, jelas hal ini bisa
merugikan. maka harus dievaluasi apakah penyebab dari turunnya tekanan alat pemadam api
tersebut. Apakah ada kebocoran tabung? Apakah ada kesalahan dari vendor yang melakukan isi
ulang tabung? Apakah ada orang iseng yang bermain dengan alat pemadam? Atau karena
penyimpanan yang tidak benar (misalnya diletakkan di mesin produksi, sehingga sering terkena
goncangan) ? hal ini harus dicari solusinya sehingga tidak menimbulkan masalah yang berlarut-
larut di kemudian hari. Kepala Regu berhak memutuskan solusi terbaik atas setiap kasus yang
ditemui.

Manajemen alat pemadam api untuk meminimalisir potensi kebakaran


Hal ini termasuk jika sebuah perusahaan telah menjalin kerjasama dengan vendor penyedia
jasa/servis alat pemadam api. kepala regu memiliki peranan besar untuk mengkomunikasikan
setiap masalah yang terjadi. Peranan vendor sebagai pihak ketiga yang melakukan supervisi,
pendampingan, dan servis jika ada yang perlu diperbaiki / direfill medianya. Kenapa penanganan
terhadap alat pemadam api yang harus diservis diberikan kepada pihak lain? Karena perusahaan
khusus / vendor (seperti PT. Patigeni Mitra Sejati) telah memiliki alat yang memadai untuk
melakukan perbaikan-perbaikan atau penggantian media dan part alat pemadam. Tentunya hal ini
juga harus dilakukan oleh teknisi khusus pemadam yang berpengalaman dibidangnya. Agar
meminimalisir terjadinya kesalahan saat servis apar, seperti turun tekanan padahal baru beberapa
hari saja dilakukan pengisian ulang.

Sebagai kesimpulan pada artikel ini. Manajemen Alat Pemadam Api di sebuah perusahaan
memang sangat memiliki peran vital untuk kelangsungan Perusahaan itu sendiri. Investasi di
bidang proteksi kebakaran seringkali dipandang sebelah mata oleh pemilik usaha. Karena
menganggap hal ini tidak perlu dan sia-sia. Apalagi jika memiliki sumber air yang melimpah,
biasanya aka nada ungkapan “nanti disemprot menggunakan air saja bisa padam”. Ini adalah
pemikiran yang salah kaprah yang harusnya dibuang jauh-jauh. Alat pemadam api memiliki
fungsi yang penting untuk memadamkan kebakaran dengan cepat, dan tepat pada detik itu juga.
3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Langkah-langkah dalam pertolongan pertama pada kecelakaan


Tujuan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan adalah :
 Mempertahankan korban agar tetap hidup;
 Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah;
 Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban.

a) Umum
Jika terjadi kecelakaan hendaklah seseorang:
1.  Segera memberitahu bagian keamanan untuk segera mencari pertolongan;.
2.  Menyiapkan beberapa informasi yang meliputi:
 kondisi penderita
 perincian penyebab kecelakaan
 lokasi kecelakaan (nomor ruang dan nama gedung)
3.    Melakukan pertolongan pertama prosedur emergency:
 menjauhkan korban dari penyebab kecelakaan;
 mencari penyebab utama kecelakaan;
 memberikan pertolongan pertama; dan
 membawa korban ke rumah sakit.

Setiap laboratorium hendaklah mempunyai nama, nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit
yang dapat dipanggil setiap saat jika terdapat keadaan darurat. Untuk membantu pekerjaan
dokter/petugas medis, pada korban yang dibawa ke rumah sakit berilah petunjuk tentang: nama,
alamat rumah dan kantor, jenis/bahan penyebab kecelakaan, serta penanganan yang telah
diberikan.

a. Beberapa hal yang harus dilakukan pada keadaan gawat adalah sebagai berikut.
 Periksalah Airway, Breathing, dan Circulation (ABC) pada korban.
 Airway (jalan nafas), pastikan bahwa jalan nafas koban tidak terhalang oleh lidah atau
benda lain.B
 Breathing (pernafasan), periksa pernafasaanya, kalau perlu berikan pernafasan buatan
(teknik mulut ke mulut atau CPR = Cardio Pulmonary Resusciation).
 Circulation (sirkulasi), periksalah nadi korban, bila denyut nadi tidak terasa, lakukan
teknik CPR.
 Bertindaklah dengan cepat, karena waktu walaupun satu detik sangat berarti dan berharga
bagi korban.
 Jangan mengangkat atau memindahkan korban yang luka pada leher atau tulang
belakang, kecuali dalam keadaan terpaksa.
 Mintalah seseorang untuk memanggil ambulan atau dokter, sementara itu lakukan
pertolongan pertama.
 Jangan menarik pakaian korban yang terkena luka bakar.
 Bersikap tenang dan tenangkanlah korban.
 Jangan memaksa memberi minuman atau obat pada korban yang kesadarannya menurun
atau tidak sadar.
 Jangan membangunkan korban yang pingsan dengan menggoncang-goncang badannya.
 Buatlah laporan kejadian.

b.   Luka karena bahan kimia


 Luka pada kulit
 Sebelum melakukan pertolongan, yakinlah bahwa lokasi aman untuk anda.
 Gunakan pakaian pelindung sebelum melakukan pertolongan.
 Periksalah ABC korban, dan beri tindakan jika diperlukan.
 Alirkan air hangat (suam-suam kuku) pada luka selama 15 menit.
 Lepaskan hati-hati pakaian yang terkena bahan kimia, sepatu atau perhiasan.
 Tutup luka dengan bahan yang steril.
 Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
 Jangan jangan mengoleskan cairan atau lemak pada luka.
 Bersikap tenang dan tenangkan korban selama menunggu pertolongan dokter.

 Luka pada mata


 Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum
melakukan pertolongan, yakin bahwa situasi aman untuk anda. Jangan pindahkan
korban, dan periksalah ABC-nya.
 Cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15 menit,
lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
 Bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat dicuci
dengan baik.
 Jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka.
 Jika korban menggunakan contact lenses lepaskan segera.
 Jangan menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain.
 Jangan pula menambahkan salep pada mata yang terluka.
 Membawa korban ke dokter.

 Keracunan karena bahan kimia tertelan


 Jangan membujuk korban agar muntah.
 Jika korban sadar, beri 2 gelas air. Jika bahan kimianya korosif, beri 1 gelas air setiap
10 menit. Jangan menetralisir dengan cara menambahkan bahan kimia lain.
  Jika korban tidak sadar, jangan berikan sesuatu melalui mulut. Lakukan CPR jika
perlu.
 Tenangkan korban sampai mendapatkan pertolongan medis.

c. Menghirup bahan kimia


 Yakinlah bahwa anda sendiri aman sebelum melakukan pertolongan.
 Gunakan pelindung pernafasan sebelum melakukan pertolongan jika tempat kejadian di
ruang tertutup, sempit dan bahan beracun dalam konsentrasi tinggi.
 Pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
 Jika korban tidak bernafas, lakukan CPR sampai pertolongan medis datang.
 Jika korban bernafas, longgarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya.
 Berikan dukungan agar korban tenang sampai mendapatkan pertolongan.

d. Luka karena bahan biologis berbahaya


 Cuci bagian luar dengan air sabun.
 Tutup luka dengan pembalut luka (perban).
 Jika korban mengalami perdarahan pada kaki/tangan, tekan dengan tangan anda di atas
perban. Jangan lakukan hal ini jika luka terdapat di kepala, leher atau bagian tubuh yang
lain.
 Jika perdarahan berhenti dan perban berdarah, tambahkan perban dan jangan menganti
dengan yang baru. Jangan terlalu kencang dalam mengikat dengan perban.
 Jika lukanya kecil, keluarkan bahan yang menancap (jika ada) dengan pinset steril, lalu
tutup luka dengan perban steril.
 Jagalah agar korban tidak sock atau pingsan.
 Jaga korban hingga mendapat pertolongan.

e. Sengatan listrik
 Jangan sentuh korban yang sedang terkena sengatan listrik.
 Putuskan segera kontak antara korban dengan sumber listrik degan cara paling cepat,
tepat dan aman.
 Jika tidak dapat, gunakan bahan yang tidak menghantar listrik untuk memisahkan korban
dari sumber listrik.
 Jika korban mengalami luka, rawatlah seperti pada korban yang terluka.
Periksalah ABC-nya. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
Jika jantung berhenti, lakukan CPR.
4. Penanganan Limbah

Memberikan Label Pada Setiap  Botol Penyimpanan


Pemberian label pada semua botol pembuangan adalah hal yang sangat penting, karena jika botol
tidak diberi label, kemungkinan user yang tidak mengetahuinya dapat menggunakan botol  dan
secara tidak sengaja menggabungkan limbah bahan kimia tidak kompatibel  yang  menyebabkan
kebakaran dan ledakan. Oleh karena itu  beri label seperti “ Sampah Organik” , “ Sampah
Xilena” dll. Perlu diingat,  hindari merusak  label pada botol dan memberi keterangan  “Limbah”
di atasnya.
 
Penyimpanan Limbah
Tidak menyimpan limbah di lemari asam tempat reaksi sedang dilakukan. Jika reaksi tidak
terkendali, botol limbah bisa meledak dan mengarah ke api atau pencampuran bahan kimia yang
tidak kompatibel. Buang botol limbah dari ruang asam tempat reaksi sedang dilakukan.
Tidak  menggunakan kaleng logam untuk  menyimpan limbah. Bahkan dengan pH netral, zat
padat dan cairan dapat berkorosi melalui kaleng logam.untuk penyimpanan limbah hanya
gunakan  wadah gelas atau polietilen.
Tidak  menyimpan  botol limbah yang mudah terbakar di lantai. Simpan wadah limbah dalam
lemari pelarut yang tahan ledakan.
Tidak menyimpan botol limbah di wastafel  Bahan kimia beracun dapat masuk ke saluran
pembuangan, dan mengeluarkan gas beracun yang menyebabkan bahaya untuk kesehatan  atau
ledakan.
 
Botol untuk Limbah
Botol limbah organik harus ditutup. Namun, untuk menghindari penumpukan tekanan di botol,
tutuplah dengan longgar. Jangan tinggalkan corong  di botol limbah. Hal ini dapat memberikan
potensi kebakaran atau ledakan. Setelah membuang botol, tutuplah.
 
Pengumpulan Limbah laboratorium
Pastikan setiap jenis limbah hanya memiliki satu botol penyimpanan, dan jika sudah penuh,
bawa ke tempat penyimpanan limbah. Menyimpan banyak botol limbah organic di laboratorium
memberikan potensi bahaya yang lebih serius.

Pemisahan Limbah
Jangan simpan asam dan basa dalam storage  yang sama. Kontainer/storage yang bocor atau
tumpahan dapat menyebabkan reaksi  dan mengeluarkan gas  yang beracun.
Jangan simpan asam dan limbah organik di lemari yang sama. Asam  dan limbah organic jika
bercampur akan menimbulkan api dan ledakan
Jangan mencampurkan pelarut yang tidak sesuai dalam wadah limbah. Misalnya, asam nitrat dan
etanol dapat membentuk campuran eksplosif.

Pemisahan limbah laboratorium yang tepat adalah hal penting untuk menjaga lingkungan tempat
kerja tetap aman.  Semua limbah tidak di simpan di lemari asam yang sama hal ini dapat
memberikan  potensi  berbahaya. Hal penting yang lainnya adalah  pastikan  bahan bahan kimia
atau limbah  tersimpan  saling compatible/ sesuai dengan penyimpanannya. Adapun
pencampuran limbah  dalam satu tempat/ storage pastikan tidak menimbulkan reaksi.

JANGAN PERNAH menyimpan jenis limbah berikut secara bersamaan:


 Asam dan basa
 Organik dan asam.
 Sianida, senyawa sulfida atau arsenik dan asam.
 Logam alkali atau alkali tanah, alkyllithiums dll.
 limbah cair
 senyawa Merkuri /perak dan senyawa yang mengandung ammonium.

Memindahkan Limbah  ke Area Penyimpanan Limbah


Semua storage  limbah harus  memiliki label “HAZARDOUS WASTE” yang tepat serta tanggal
awal pembuangan.
Hal yang perlu diperhatikan :
 Botol atau botol memiliki tutup yang pas. Jika cair, setidaknya ada 1 inci ruang di bagian
atas wadah.
 Bagian luar botol bersih dan kering.
 Limbah yang tidak kompatibel tidak tercampur.
 Limbah halogenasi terpisah dari limbah organik “biasa” bila memungkinkan.
 PH diketahui dan terdaftar pada label pembuangan.
 Perlu diingat pentinganya pemberian label  informasi limbah pada storage  (termasuk pH
untuk cairan limbah APAPUN, termasuk organik), mencamtumkan nama kimia secara
jelas tidak menggunakan nama  singkatan  (seperti “Eter”  menjadi “Et2O” dan
“Dimethylphosphinoethane” bukan “DMPE”).Berikan perkiraan persentase masing-
masing komponen limbah.
5. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja. Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah
kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya
mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung
maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat
menimbulkan gangguan tingkat produktivitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul
akibat pekerjaannya.

Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan
Laboratorium pada Program Studi Teknik Fisika. Melalui usaha kesehatan pencegahan di
lingkungan kerja masing-masing dapat dicegah adanya bahaya dan penyakit akibat dampak
pencemaran lingkungan maupun akibat aktivitas dan produk Laboratorium terhadap masyarakat
konsumen baik di lingkungan Laboratorium itu sendiri maupun masyarakat sekitarnya.

Tujuan kesehatan kerja adalah:


 Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan
pekerjaan ke tingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.
 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
 Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
 Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
 Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubungannya dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan kerja, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.
Pada hakikatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika
yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif

3 komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:


 Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
 Beban kerja: fisik maupun mental.
 Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas, debu,
parasit, dan lain-lain.

Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang optimal.
Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja

Adapun dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen K3 antara lain:
 UU No.1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-51/Men/1999 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika di tempat kerja.
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-187/Men/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja.
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
 Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.05/BW/1997 tentang Penggunaan Alat Pelindung
Diri.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang timbul Akibat
hubungan
Kerja.
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/IX/VIII/2001 tentang Pedoman
teknis analisis dampak lingkungan.
 Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1217/Menkes/SK/IX/2001 tentang pedoman
penanganan dampak radiasi.
 Keputusan Menteri kesehatan Nomor 315/Menkes/SK/III/2003 tentang
1405/MENKES/SK/IX/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran
dan Industri.
 Keputusan Menteri kesehatan Nomor 315/Menkes/SK/III/2003 tentang komite kesehatan
dan keselamatan kerja sektor kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai