Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BIOLOGI PERAIRAN

MENGUKUR PH DI PERAIRAN

Kelompok 1
Farisa Febriyanti 05051181924005
Ingka Selviana 05051182924012
Javita Putri Aulia 05051181924014
Valencia Aff Neka 05051181924015
Eka Widhiastuti 05051181924016
Misbah 05051181924063
Viola Maharani Windy Putri 05051281924017
Shandika Hanafiah 05051281924024
Henry Valent Noel Moldena 05051281924029
I Gede Arya Weda 05051281924031
Anindya Cahya 05051281924058
Ulfa Mustofia Nur 05051281924068
Ainun Mardhiyyah 05051281924070
Sri Sugiarti 05051281924071
Maharani 05051381924036
Choirul Amar Simbolon 05051381924037

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Seperti
yang kita ketahui dua pertiga dari permukaan bumi merupakan air. Jumlah air dibumi tetap, air
hanya berubah bentuk dan melalui perputaran yang disebut siklus air. Air sangat mudah
tercemar, pencemaran air adalah pencemarn badan air (seperti lautan, laut, danau, sungai, air
tanah dan lain-lain) yang biasanya disebabkan oleh aktifitas manusia. . Perubahan dalam sifat
fisik, kimia atau biologis air akan memiliki konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup
yang dikenal dengan polusi air. polusi air adalah ketika zat-zat berbahaya (bahan kimia atau
mikroorganisme) mencemari aliran, sungai, danau, lautan atau badan air lainnya sehingga
menurunkan kualitas air dan menjadi beracun bagi manusia dan lingkungan. Pencemaran air
mengakibatkan krisis air tawar, mengancam sumber-sumber air minum dan kebutuhan penting
lainnya bagi manusia dan makhluk hidup lain. Contohnya dalam perairan terdekat sekitar, jika
terjadi pencemaran maka akan membahayakan ekosistem yang berada di perairan tersebut,
sehingga kita dapat mengukur Ph (asam dan basa) agar kita mengetahui apakah perairan tersebut
berdampak baik atau tidak didalam suatu ekosistem perairan.
Air mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH.
Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem
penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2 yang
dapat membahayakan kehidupan didalam suatu ekosistem perairan tersebut. pH air laut
permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH
dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan makhluk hidup disuatu perairan itu, baik
secara langsung maupun tidak langsung. (Odum, 1993).
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+ ) yang mencirikan
keseimbangan asam dan basa.Nilai pH pada suatu perairan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap organisme perairan, baik tumbuhan maupun hewan, sehingga seringkali dijadikan
petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan. Selain membuatkeseimbangan
ekosistem sungai juga akan terganggu. Dampak lain dari pencemaran air sungai yaitu,timbulnya
berbagai penyakit dari mikroba pathogen, sungai menjadi kumuh & tidak sedap dipandang,
berkurangnya ketersediaan air bersih, air sungai kekurangan oksigen dan membahayakan
kehidupan ikan- ikan di dalamnya, reaksi kimia di dalam air sungai menjadi lebih cepat, serta
produktivitas tanaman menjadi terganggu.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji Ph perairan dan dampak
bagi ekosistem sekitar.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian “Uji PH Perairan dan Dampak Bagi Ekosistem Sekitar” adapun rumusan
masalah yang akan kita temui dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap suatu peraian tersebut?
b. Apa saja dampak perairan tersebut bagi ekosistem sekitar jika diketahui suatu perairan itu
Asam maupun Basa?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang akan dibahas, adapun tujuan dari penelitian “Uji PH Perairan dan
Dampak Bagi Ekosistem Sekitar” ini ialah:
a. Mengetahui pengaruh pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap suatu peraian yang
diteliti
b. Menjelaskan dan memahami dampak perairan tersebut bagi ekosistem sekitar
D. Manfaat
Kegunaan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai pengaruh derajat
keasaman (pH) terhadap suatu peraian dan memberikan informasi dampak perairan tersebut bagi
ekosistem sekitar jika diketahui suatu perairan itu asam maupun basa. Selain itu, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh derajat
keasaman (pH), serta dampaknya terhadap ekosistem disekitar perairan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sungai Musi Sekayu

Lokasi : Sungai Musi Sekayu Sumatera Selatan

Gambar Ekosistem Sungai


Ekosistem sungai terjadi disebabkan adanya hubungan timbal balik dari makhluk hidup
dengan lingkungannya yang terdapat disekitar kawasan air sungai diantaranya hulu sungai,
hingga ke badan sungai, lalu ke hilir sungai, dan berakhir di muara sungai.

1. Komponen Biotik
Komponen biotik terdapat di ekosistem ini seperti ikan, siput,kepiting, serangga, ganggang,
eceng gondok, lumut, plankton, bakteri, protozoa, dll.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yaitu benda tak hidup yang terdapat di sungai yang berperan dalam
keberlangsungan hidup organisme. Contoh air, suhu, jenis-jenis batuan, cahaya matahari,
kelembaban udara, kandungan kimiawi.
Uji coba indikator asam basa
Hasil pengamatan dari uji coba indikator asam basa dengan menggunakan kertas lakmus,
setelah dicelupkan dengan air sungai, kertas lakmus menghasilkan warna orange yang
menunjukan indeks angka 5 dapat diartikan bahawa air yang diuji bersifat asam.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan air sungai bersifat asam karena adanya
pembuangan limbah industri, limbah domestik, serta terjadinya hujan asam dll. Yang dapat
menyebabkan turunnya kualitas air sungai, tidak hanya itu produktivitas dan daya guna air juga
berkurang. Tingkat keasaman air ada hubungannya dengan kandungan logam berat yang terdapat
di sungai, semakin banyak kandungan logam berat maka semakin rendah ph dan semakin buruk
pula kualiatas air dan terjadinya kerusakan ekosistem karena ekosistem sifatnya yang mudah
merespon perubahan lingkungan tak terkecuali hal terkecil pun, Hal tersebut sangat
mempengaruhi keberlangsungan organisme-oganisme yang berada di sungai, Pencemaran air
sungai dapat berdampak sangat luas,antara lain dapat meracuni air minum, meracuni makanan
hewan, menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem air sungai dan lainnya. Dampak yang
ditimbulkan akibat pencemaran air sungai yaitu mengganggu kesehatan dan merusak estetika
lingkungan, air sungai yang tercemar dapat membawa penyakit karena sebagai media untuk
hidup mikroba patogen, sebagai sarang insekta penyebar penyakit.

B. Sungai Pinang 3

Lokasi : Sungai Pinang 3, Ogan ilir.


1. Sungai ini memiliki air yang keruh.
Air dalam sungai umumnya itu jernih, namun ada juga air sungai yang keruh dikarenakan
memiliki beberapa faktor dan penyebabnya. sungai yang keruh, kenapa bisa dikatakan keruh?
Karena air yang keruh juga dapat disebabkan oleh kegiatan sehari-hari. Di tempat yang kami
bahas ini perairannya keruh. Air sungai keruh juga dapa tmenyebabkan bencana alam seperti
banjir, Perairan yang keruh diakibatkan oleh banyak hal baik dari segi ekosistem atau dari
alamnya sendiriatau pun diakibatkan dari kegiatan atau aktifitas manusia yang merugikan bagi
perairan.

2. Uji coba indikator asam basa


Hasil pengamatan dari uji coba indikator asam basa dengan menggunakan kertas lakmus,
setelah dicelupkan dengan air sungai, sungai ini memiliki ph dibawah 7 yaitu memiliki PH 5,
menurut kami ph 5 itu termasuk air yang memiliki kadar air yang agak asam, jadi ikan beserta
ekosistem yang ada di perairan sungai tersebut memiliki kadar air yang jadi asam jadi kurang
pas untuk tempat tingggal atau kehidupan ekosistem tersebut, mengapa ph sangat berpengaruh
sekali terhadap ekosistem, karena ph sendiri itulah yang mengatur jalannya kehidupan serta
ekosistem tesebut. Tidak semua makhluk hidup dapat bertahan terhadap perubahan nilai ph,
untuk itu alam telah ,menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau dapat
saja tetap terjadi tetapi dengan cara perlahan. Ph sendiri itu sangatlah penting sebagai parameter
kualitas air karena dia dapat mengontrol tipe-tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan yang
ada didalam air, selain itu juga ikan dan ekosistem lainnya hidup pada selang ph tertentu.
Penyebab terjadinya air yang keruh itu disebabkan karena limbah dari orang orang yang mencuci
baik mencuci pakaian atau mencuci piring bahkan banyak sekali orang orang yang juga
membuang limbah-limbah kehidupan sehari—hari seperti membuang limbah sisa makanan yang
kemudian di buang di perairan sungai tersebut, jadi ini merupakan penyebab terbesar dari
keruhnya air sungai sekarang, yang awalnya air keruh tersebut jernih kemudian dikarenakan
orang-orang membuang limbah disungai tersebut jadilah air sungai tersebut menjadi keruh dan
ekosistem yang berada disana pun juga ikut terganggung.

3. Ekosistem yang ada di sungai


Ekosistem yang ada di sungai keruh tersebut terdapat keong, telur keong ,ikannya itu sendiri
ada ikan saluang,ikan sepat, ikan betok, ikan gabus, udang kecil, kemudian ada jentik-jentik
nyamuk , dan juga ada tanaman padi, disekitar perairann, ada rumput-rumput yang menghiasi
perairan tersebut. Dampak dari air yang keruh bagi ekosistem tersebut sangatlah banyak, seperti
pada ekosistem ikannya sendiri contoh ikan betok, ikan sepat, ikan saluang, ikangabus. Ikan-ikan
itu pastilah sangat berdampak ikan-ikan tersebut pasti menjadi susah untuk mencari makanan
yang harus mereka makanan, air yang menjadi tempat tinggal mereka juga sudah tidak jernih dan
sehat serta layak untuk ditempati, namun yang ada air yang sekarang mereka tinggali air yang
sangat jauh dari kata jernih dan kurang sehat untuk ikan-ikan serta ekosistem disana yang
menyebabkan reproduksi ekosistem disungai tersebut kurang baik dan kemungkinan mengalami
penurunan produksi,serta ekosistem yang mampu bertahan pada air sungai tersebut akan
berkurang dan mereka akan lebih mencari tempat tinggal yang lebih baik dan sehat untuk mereka
tinggali.

C. Sungai Musi Palembang

Lokasi: Sungai Musi, Palembang


1. Uji coba indikator asam basa
Setelah dilakukan pengamatan dengan alat ukur pH, kadar pH sungai musi berada di nomor
6 atau sama dengan asam. faktor yang menyebabkan air sungai bersifat asam karena adanya
pembuangan limbah dan aktivitas manusia. Dampak dari air yang keruh yaitu Terjadinya banjir
air sungai, Timbulnya berbagai penyakit dari mikroba pathogen, Sungai menjadi kumuh & tidak
sedap dipandang, Berkurangnya ketersediaan air bersih, Air sungai kekurangan oksigen dan
membahayakan kehidupan ikan- ikan di dalamnya, Reaksi kimia di dalam air sungai menjadi
lebih cepat, Produktivitas tanaman menjadi terganggu. Cara untuk mengatasi pencemaran sungai
ada banyak. Namun yang paling penting adalah kesadaran kita untuk melakukan kegiatan-
kegiatan dalam rangka mengatasi dampak pencemaran sungai tersebut.
2. Ekosistem
Ekosistem yang ada di Sungai Musi. Seperti Bettapardalotos yang bernama local
tempalo, Glyptothoraxkeluk dengan nama local kekel, dan Nandusmercatus yang disebut
stambun oleh masyarakat lokal. Berdasarkan P.92/MNLHK/SEKJEN/KUM.1/8/2018, tercatat
Sembilan jenis yang dilindungi di wilayah sungai tersebut. Antara lain ikan punting kanyut
(Balantiocheilosmelanopterus), cawing idung (Schismatorhynchusheterorhynchus), tiga jenis
pari (Fluvitygon signifier, Fluvitygonoxyrhyncha, dan Urogymnuspolylepis), dua jenis belido
(Chitalaborneenis dan Chitalahypselonotus), putak (Notopterusnotopterus), dan tangkel eso
(Scleropageformasus).
D. Sungai Kota Metro

Lokasi : Kota Metro, Lampung

1. Uji coba indikator asam basa


Pada pengamatan kali ini untuk mengetahui kadar asam,basa atau netral sebuah aliran sungai
dengan menggunakan kertas lakmus. Siapkan kertas lakmus berwarna merah dan biru yang akan
dicelupkan kedalam aliran sungai, sebelum dicelupkan kedalam air kertas lakmus memiliki
fungsi masing masing yaitu kertas lakmus berwarna biru yang bersifat basa dan kertas lakmus
yang berwarna merah bersifat asam. Kertas lakmus pada saat dicelupkan kedalam aliran sungai
dan diangkat ke permukaan dasar kurang lebih satu menit sudah dapat melihat hasil yang
diperoleh dalam praktikum kali ini, yang ternyata kertas lakmus yang berwarna biru berubah
menjadi berwarna merah yang artinya pada aliran sungai tersebut memiliki tingkat keasaman,
sedangkan pada kertas lakmus yang berwarna tidak mengalami perubahan karena sudah
diketahui bahwa kertas lakmus merah memiliki sifat asam.
Pengaruh aliran sungai yang berasal dari daratan dengan sejumlah bahan organik dan
senyawa nitrogen-nitrat yang terkandung di dalamnya menyebabkan turunnya nilai pH dan
konsentrasi oksigen dalam sungai dan aliran sungai. Pengaruh musim terhadap kualitas perairan
tampak pada musim peralihan. Suatu saat pada musim peralihan bisa saja berubah menjadi basa
pada aliran sungai tersebut,dikarenakan sungai tersebut bukanlah kolam galian yang artian air
tersebut tidak akan mengalir, dampak biota yang berada pada aliran sungai yang memiliki sifat
keasaman tersebut tidak terlalu berpengaruh karena fitoplankton, ikan kecil dan katak biasanya
memang hidup diperairan asam. Jika pada musim peralihan baru akan mengalami perubahan
yang akan terjadi pada biota yang ada pada sungai. Oksigen memegang peranan penting. sebagai
indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi
bahan organik dan anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan
oleh organisme aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk
mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnyaadalah nutrien yang pada
akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan tersebut. Dalam ekosistem yang peka terhadap
asam, yang mencakup batuan dasar yang tahan cuaca lambat dan kolam kation basa yang habis,
SO x dan NO x dari limpasan akan disertai dengan pengasaman ion hidrogen dan aluminium
anorganik, yang dapat menjadi racun bagi organisme laut. Hujan asam juga merupakan
penyumbang pengasaman air tawar, namun hujan asam terbentuk ketika SO x dan NO x bereaksi
dengan air, oksigen, dan oksidan di dalam awan. Selain SO x dan NOx , kapasitas penyangga
tanah dan batuan dasar dalam ekosistem air tawar dapat berkontribusi pada keasaman air. Setiap
reservoir air tawar memiliki kapasitas untuk menyangga asam. Namun, dengan kelebihan
masukan asam ke dalam reservoir, kapasitas penyangga pada dasarnya akan "habis" dan air pada
akhirnya akan menjadi lebih asam. Peningkatan CO 2 di atmosfer mempengaruhi keasaman air
tawar sangat mirip dengan cara kenaikan CO 2 mempengaruhi ekosistem laut.
Namun, karena berbagai fluks karbon di ekosistem air tawar, sulit untuk mengukur efek
antropogenik CO 2 . Akhirnya, peningkatan pengasaman air tawar berbahaya bagi berbagai
organisme akuatik. Jika pada ekosistem seperti fitoplankton,ikan kecil dan katak tidak terlalu
berpengaruh kecuali jika pada aliran sungai yang asam tersebut dijadikan sebagai budidaya ikan
maka sangat besar dampak yang terjadi dikarenakan tidak semua ikan yang bisa hidup dan
dibudidayakan pada perairan yang memiliki tingat keasaman.

2. Ekosistem

Ekosistem yang ada pada aliran sungai tersebut ialah fitoplankton, ikan kecil dan katak.
Pada dasarnya ekositem tersebut memiliki sifat timbal balik yang terjadi pada perairan itu sudah
memiliki hubungan timbal balik semua yang diamana, fitopankton yang tumbuh akan dimakan
ikan kecil, dan ikan kecil tersebut akan dimakan oleh katak. Jika salah satu yang ada pada
ekositem tersebut punah maka akan terjadi ketidak seimbangan yang akan terjadi pada perairan
atau aliran sungai tersebut.

E. Rawa Palem Raya

Lokasi: Ds. Palem Raya, Kec. Indralaya Utara, Kab. OI

1. Rawa Palem Raya


Rawa Palem Raya merupakan rawa yang berbentuk danau yang terjadi karena adanya
aktivitas pengerukan yang meninggalkan bekas galian tanah untuk proyek pembangunan Tol
Palembang-Indralaya dan Tol Indralaya-Muara Enim. Sejak pertama kali dibuka untuk umum,
rawa ini menawarkan sensasi kesegaran air yang tampak hijau kebiruan bernuansa bersih dan
alami, alhasil masyarakat sekitar umumnya menyebut rawa Palem Rayasebagai danau.
Mendalami fenomena ini, maka rekan kelompok 1 menjadikan rawa Palem Raya sebagai salah
satu sampel uji kualitas air dengan perantara indikator alami yaitu menggunakan kunyit.

Pengujian sampel air rawa Palem Raya

2. Uji coba indikator asam basa


`Dilakukan pengujian menggunakan indikator alami yaitu kunyit berwarna kuning yang
sudah dihaluskan dan menjadi air rendaman kertas selama semalam yang kemudian dikeringkan,
di dapati indikator alami yaitu kunyit berwarna kuning berubah warna menjadi warna kecoklatan
setelah kontak dengan air rawa Palem Raya. Hasil ini menunjukkan bahwa pH yang terkandung
dalam air memiliki pH yang sangat rendah hingga menyentuh angka sebesar 2 yang masuk
tingkatan asam. Oleh karena itu, Palem Raya dapat digolongkan sebagai rawa buatan.

Hasil uji pH dengan kertas lakmus

3. Ekosistem
Kondisi pH rendah seperti ini mengakibatkan ekosistem rawa Palem Raya mengalami
penurunan keanekaragaman hayati, dengan meningkatkan hilangnya spesies air yang sensitif
terhadap asam seperti ikan mas, ikan sidat, dan lain-lain yang umumnya dapat hidup di suatu
perairan tenang. Selain itu perairan yang terlalu asam akan membunuh telur ikan, sehingga telur
ikan tidak akan menetas karena perairan yang asam bersifat racun bagi ikan. Namun dengan
kondisi pH yang relatif asam kuat, nyatanya rawa Palem Raya tetap memiliki kondisi perairan
yang cukup jernih dan masih terdapat beberapa biota yang terlihat dapat hidup di rawa Palem
Raya, khususnya dibagian tepian.

Bagian tepi rawa Palem Raya


Hal ini dibuktikan dengan keberadaan sekelompok ikan Nila (Oreochromis niloticus)
diperkirakan disebar oleh masyarakat sekitar, yang mampu bertahan hidup, serta kenampakan
lumut yang juga membantu penyaringan air secara alami. Sehingga meskipun berada pada pH
yang rendah, air rawa Palem Raya mampu menstabilkan kejernihan air. Selain itu, ada pula
bebatuan dan serabut-serabut halus dari akar pepohonan yang mengelilingi. Meski hanya sebatas
rawa buatan, namun rawa Palem Raya mampu menampilkan keserasian alam yang ditunjukkan
oleh interaksi antara kerbau dan burung jalak yang ada di rawa-rawa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata sungai saat diukur phnya tersebut, sungai tersebut
bersifat asam
2. Penyebab sungai phnya bersifat asam di karenakan oleh limbah industry dan limbah
aktivitas manusia
3. Upaya penanggulangan pencemaran air sungai dimulai dari pengertian yang baik dan
perubahan dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga
sembarangan di sungai sampai pada tahap untuk mengolah sampah agar tidak mencemari
air dan membawa dampak negatif bagi lingkungan dan ekosistem air sungai.
4. Sungai yang memiliki kualitas baik dapat dipastikan memiliki ph di atas angka 7 dan
kualitas perairannya jernih yang menandakan tidak adanya pencemaran lingkungan yang
terjadi di sungai tersebut.
LAMPIRAN TUGAS PERINDIVIDU

Pendahuluan

1. Ingka Selviana dan Shandika Hanafiah

Pembahasan :

A. Misbah (Bagian praktek pengukur ph Sungai Pinang 3)

1. Eka widhiastuti (Bagian ketik materi)

B. Maharani ( Bagian praktek pengukur ph Sungai Metro)

1. Valencia Aff Neka (Bagian ketik materi)

C. Henry Valent Noel Moldena dan Choirul Amar Sibolon (Bagian praktek pengukur ph Rawa
Palem Raya)

1. Anindya Cahya dan Ulfa Mustofia Nur (Bagian ketik materi)

D. Ainun Mardhiyyah (Bagian praktek pengukur ph Sungai Musi Palembang)

1. Farisa Febriyanti (Bagian ketik materi)

E. Viola Maharani Windy Putri (Bagian praktek pengukur ph Sungai Musi Sekayu )

1. Javita Putri Aulia (Bagian ketik materi)

Penutup

1. I Gede Arya Weda dan Sri Sugiarti

Editor Materi dan Finishing

1. I Gede Arya Weda

Anda mungkin juga menyukai