Anda di halaman 1dari 8

MODUL PAI XII KD 3.1-4.

1 ~ Semester 5

Modul Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis


3.1-4.1

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Alokasi Waktu : 9 x 45 menit (3 Pertemuan)
Kompetensi Dasar :
1.1 Terbiasa membaca al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan
kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis
2.1 Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan 159, serta Hadis
terkait
3.1 Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta
Hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
4.1.1 Membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159,; sesuai dengan kaidah tajwid dan
makharijul-huruf
4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159, dengan lancar
4.1.3 Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan
Q.S. Ali Imran/3: 190-191
Tujuan Pembelajaran :
Melalui Kegiatan pembelajaran ini, peserta didik terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan
meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis dan
menunjukkan sikap kritis dan demokratis serta memahami makna dan mampu membaca dengan tartil,
menunjukkan hafalan dengan lancar, dan menyajikan keterkaitan untuk berpikir kritis dan bersikap
demokratis dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3:159, dan hadis terkait.
Petunjuk Penggunaan Modul
1. Baca dan pahami materi yang terdapat dalam modul berikut.
2. Setelah memahami isi materi dalam bacaan, berlatihlah untuk berfikir tinggi melalu tugas-tugas yang
terdapat pada modul ini.
3. Lakukan kegiatan belajar dengan mengerjakan tugas mandiri yang terdapat dalam modul ini di buku
tulis, kemudian foto jawaban dan kirim melalui grup classroom atau WA ke guru PAI sesuai dengan
batas waktu pengiriman yang telah ditentukan oleh guru yang bersangkutan.

MATERI

Kegiatan Belajar 1

Bacalah dan pahami materi berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada akhir materi!

A. Perintah Berpikir Kritis


Berpikir kritis didefinisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah
proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan
pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.
Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah) serta
argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supraempiris (agama,
mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu
tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh
sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang drkritisi.
Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu
perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai.
Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat
Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan
merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.
1. Baca dengan Tartil Ayat al-Qur'an dan Terjemahnya yang Mengandung Perintah Berpikir Kritis Salah satu
mukjizat al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan
menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud
adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-191 berikut:

Artinya ;
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang- orang yang berakal, yaitu orang- orang yang senantiasa mengingat
Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
lindungilah kami dari siksa api neraka”
Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta
keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara
teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara
berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada
dunia flora dan fauna merupakan tanda bukti yang menunjukan keesaan Allah Awt., kesempurnaan
pengetahuan dan kekuasaannya.
Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq (Pencipta) tersusun dengan sangat tertib. Bukan hanya
semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup. Semua bergerak menurut aturan. Silih bergantinya
malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa. Kadang-kadang
malam terasa panjang dan sebaliknya. Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas, gugur, dan semi.
Demikian juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi
orang yang berpikir. Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya.Pasti ada yang menciptakan
yaitu Allah SWT.
Istilah Ulul Albab terdiri dari dua kata : ulu dan Albab, kata Albab adalah jamak dari kata lubb, yang
berarti saripati atau inti sesuatu, sedangkan kata Ulu berartimemiliki atau mempunyai. maka istilah Ulul
albab berarti orang-orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak di selubungi atau di tutupi ide-ide
yang dapat melahirkankerancuan dalam berfikir.
2. Asbabun Nuzul
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

Asbabun nuzul adalah sebab sebab/latar belakang turunnya ayat/surat dalam Al- Qur'an. Asbabun
Nuzul Q.S Ali Imran : 190-191 : At-Thabrani dan Ibnu Hatim meriwayatkan hadist dari Ibnu Abbas r.a.,
dia berkata,Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, "Apa
tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?". Orang-orang Yahudi itu menjawab, "Tongkat dan
tangannya yang putih bersinar bagi orang-orang yang melihatnya."Kemudian orang-orang Quraisy itu
mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka "Apa tanda-tanda yang diperlihatkan
Isa?" Mereka menjawab, "Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan
menghidupkan orang mati".Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. lalu mereka
berkata kepada beliau, "Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah
menjadi emas untuk kami" Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah : Q.S Ali Imran : 190-191.
Pada Ayat tersebut terlihat bahwa orang yang berakal (Ulu al-bab) adalah orang yang melakukan
dua hal yaitu Tazakkur yakni mengingat (Allah), dan Tafakkur, memikirkan (Ciptaan Allah). Dengan
melakukan dua hal tersebut ia sampai kepada hikmah yang berada di balik proses mengingat
(Tazakkur) dan berpikir (Tafakkur), yaitu mengetahui, memahami dan menghayati bahwa di balik
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya menunjukan adanya sang pencipta Allah
SWT.
3. Asbabun wurud
Surah Ali-'Imran artinya keluarga Imran. Dinamakan surah Ali-'Imran karena memuat kisah
keluarga imran. Surah Ali-'Imran adalah Surah ke-3 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 200 ayat dan
termasuk surat Madaniyah. Surah Ali-'Imran terdapat pada juz 3 (ayat 1-91) dan juz 4 (ayat 92-200).
Surah ini memiliki nama lain Az-Zahrawan (dua yang cemerlang).
4. Isi Kandungan
Pada surat Ali ‘Imran ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt.Dalam ayat yang ke-191,
orang-orang yang berakal adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt dalam keadaan
apapun.
5. Hukum bacaan (Tajwid) Surat Al imran Ayat 190-191

a) Ayat yang diberikan tanda garis warna merah mudah tajwidnya adalah gunah musyadaddah
b) Ayat yang diberikan tanda garis warna ungu tajwidnya adalah mad thobi'i
c) Ayat yang diberikan tanda garis warna abu - abu tajwidnya adalah alif lam syamsiah
d) Ayat yang diberikan tanda garis warna hijau tajwidnya adalah alif lam qamaraiah
e) Ayat yang diberikan tanda garis warna kuning tajwidnya adalah mad lin
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

f) Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna kinung tajwidnya adalah mad badal
g) Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna biru tajwidnya adalah qalqalah kubra
h) Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna merah tajwidnya adalah lam jalalah tafhim
i) Ayat yang diberikan tanda lingkaran warna merah mudah tajwidnya adalah idgham bigunah
j) Ayat yang diberikan tanda garis warna oranye tajwidnya adalah idhar safawi
k) Ayat yang diberikan tanda garis warna biru tajwidnya adalah qalqalah sugra
l) Ayat yang diberikan tanda garis warna merah tajwidnya adalah mad iwad dengan syarat harus
berhenti.
m) Ayat yang diberikan tanda garis warna coklat tajwidnya adalah mad arid lisukun
n) Pada ayat 190 pada kata la aa yaa tilli. Pada kata till tajwidnya adalah idgham bilagunah.

Lafal dan makna Hadits yang berkaitan dengan sikap berpikir kritis

Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang yang cerdas ialah orang
yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang
yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan
kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan)

Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bersegeralah kalian beramal
sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau
kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian
yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal
hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. at-Tirmizi dan beliau
berkata: Hadis hasan)

EVALUAS
I
1. Apa yang dimaksud dengan Ulul Albab?
2. Sebutkan minimal 2 isi kandungan dari Q.S Ali Imran ayat 190-191!
3. Menurut pendapat kalian, apa yang dimaksud dengan berpikir kritis?

B. Makna Bersikap Demokratis


MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis,
demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat atau
penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Adapun secara
terminologis, demokrasi adalah bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan
negara tersebut.
Q. S Al- Imran /3:159

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)
Di dalam ayat di atas menjelaskan tentang tata cara dalam melakukan musyawarah, surah al Imran ayat
159 di turunkan yakni sebagai teguran pada sikap sahabat-sahabat rasullulah Saw yang sudah sepakat atas
keputusan musyawarah dengan menerapkan perang uhud akan tetapi mereka melanggar kesepakatan
tersebut sehingga dari keputusan musyawarah dalam perang uhud tersebut para kaum muslimin menjadi
susah untuk mengalahkan musuh-musuh.
Ketentuan sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut :
 Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus menghindari tutur kata yang
kasar serta sikap keras kepala. Jika tidak,maka mitra musyawarah akan pergi menghindar.
 Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya dapat hadir bersamaan dengan
sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan dendam.
 Memohon ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian bertawakal kepada-Nya
atas keputusan yang dicapai yang diharapkan dari musyawarah adalah mufakat untuk kebenaran
karena Nabi Muhammad saw. Di dalam bermusyawarah, kadang terjadi perselisihan pendapat atau
perbedaan.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
a) Kasih sayang adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada para pimpinan Siapa yang ingin
menasihati orang lain, hendaknya dilakukan dengan kasih sayang.
b) Di samping melakukan musyawarah, jangan melupakan tawakal kepada Allah.
1. Asbabun Nuzul
Sebab – sebab turunya ayat ini kepada Nabi Muhammad saw adalah sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Ibnu Abbas ra menjelaskan bahwasanya setelah terjadinya perang
Badar, Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar ra dan Umar bin Khaththab ra untuk
meminta pendapat meraka tentang para tawanan perang, Abu Bakar ra berpendapat, meraka
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

sebaiknya dikembalikan kepada keluargannya dan keluargannya membayar tebusan. Namun, Umar
ra berpendapat mereka sebaiknya dibunuh. Yang diperintah membunuh adalah keluarganya.
Rasulullah mesulitan dalam memutuskan. Kemudian turunlah ayat ini sebagai dukungan atas Abu
Bakar.
2. Kandungan Qs Ali Imraan: 159
a) Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui jalur musyawarah untuk
mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
b) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c) Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus menerima dan bertawakal
(menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah.
d) Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal
3. Hukum Bacaan ( Tajwid) QS Ali Imran : 159

a) Pada ayat tersebut sudah diberi berbagai tanda seperti garis warna biru, pink, hijau, ungu dan lain
- lain ditambah dengan beberapa lingkaran. Kita mulai satu persatu
b) Yang diberikan tanda garis warna biru tajwidnya adalah madthobi'i
c) Yang diberikan tanda garis warna merah muda tajwidnya adalah idghom bigunah
d) Yang diberikan tanda garis warna hijau tajwidnya adalah ikhfa
e) Yang diberikan tanda garis warna ungu tajwidnya adalah mad lin
f) Yang diberikan tanda garis warna orangye tajwidnya adalah idhar
g) Yang diberikan tanda garis warna coklat tajwidnya adalah ali lam qomariah
h) Yang telah diberikan lingkaran berwarna biru tajwidnya adalah lamjalalah tafhim
i) Yang telah diberikan lingkaran berwarna merah muda tajwidnya adalah gunnah
4. Adapun hal hal yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
a) Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi
dengan hati yang lemah lembut.
b) Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan ampun
kepada Allah.
c) Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap persoalan.
d) Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
e) Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan berdo’a

EVALUAS
I
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

1. Sebutkan minimal 2 isi kandungan dari Q.S Ali Imran ayat 159!
2. Sebutkan apa saja ketentuan musyawarah yang dibahas dalam Q.S Ali Imran ayat 159! (Minimal 3)
3. Sebutkan hal-hal apa saja yang dapat diamalkan sesuai dengan Q.S Ali Imran ayat 159! (Minimal 3)

Kegiatan Belajar 2

Hafalkan Q.S Ali Imran ayat 190-192 dan Q.S Ali Imran ayat 159 berikut dan setor hafalan tersebut sesuai
dengan batas waktu yang diberikan oleh guru!

Q.S Ali Imran ayat 190-192 :

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang- orang yang berakal, yaitu orang- orang yang senantiasa
mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”

Q. S Al- Imran /3:159

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
MODUL PAI XII KD 3.1-4.1 ~ Semester 5

Nah sekarang, kerjakan Ulangan Harian berikut:

Ulangan Harian

Anda mungkin juga menyukai