D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 3 :
1. HERAWATY OKTARINI
2. INDRY WINDASARI
3. JEANI EKA RAKHMAWATI
4. KIKA MARSELA
5. MAYA ANGGRAINI
DOSEN PEMBIMBING :
EKADEWI RETNOSARI,SST.,Mkeb
Masalah yang masih sering dijumpai pada masa nifas adalah masalah payudara seperti
bendungan ASI, abses, mastitis, puting lecet. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit
mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang
dalam 24 jam. Hal ini dapat diantisipasi dengan perawatan payudara dan menyusukan segera setelah
persalinan karena apabila tidak disusukan dengan baik atau tidak dikosongkan dengan sempurna maka
akan terjadi bendungan ASI. Jika hal ini dibiarkan maka dapat terjadi infeksi yang disebut mastitis,
(Anjasmoro , 2014) 2.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013 menunjukan
bahwa 55% ibu menyusui di indonesia mengalami payudara bengkak dan mastitis, kemungkinan hal
tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan. Berdasarkan laporan
dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia di usia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia
(38%) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkaan payudara, (Iyani, Aris , 2008),7
Pembengkaan payudara dapat terjadi jika proses menyusui ditunda atau dibatasi dan jika bayi
tidak mampu disusui secara efisien karena tidak menempel dengan baik ke payudara atau posisi
menyusu yang salah, (Dewi, dan Sunarsih, 2011) 4 .
Perlekatan tidak baik yang berhubungan dengan teknik menyusui tidak benar menyebabkan
puting susu lecet, bendungan ASI atau payudara bengkak, saluran ASI tersumbat,mastitis, abses
payudara, dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI1 . Pesan klinis
menunjukan awal ketidak nyamanan puting susu disebabkan oleh posisi dan perlekatan bayi terhadap
ibu saat menyusui yang tidak tepat, nyeri dan lecet dapat segera hilang dengan perbaikan posisi dan
perlekatan bayi pada payudara. Pada khasus terjadinya abrasi dan fisura puting susu dan areola, nyeri
banyak berkurang dengan perbaikan posisi dan letak bayi (Fraser, 2009) 5 .
Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawat payudara yang
dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk mendukung produksi air susu ibu (ASI),
selain itu untuk kebersihan payudara dan perawatan pada bentuk puting susu yang masuk ke
dalam atau datar. Bendungan ASI (engorgement of the breast) terjadi karena penyempitan
duktus laktiferus atau oleh kelenjarkelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna karena
kelainan pada puting susu, dan kurangnya informasi tetang perawatan payudara.
(Prawirohardjo, 2010).
Terjadinya bendungan ASI disebabkan karena kurangnya informasi yang mereka
dapatkan tentang perawatan payudara pada masa menyusui dan mereka akan konsultasi ke
Bidan setelah mengalami bendungan ASI. Kejadian Bendungan ASI akan sangat berpengaruh
terhadap masa nifas karena ketidakberhasilan dalam memberikan ASI kepada bayinya, Salah
satu tidak tercapainya ASI eksklusif yaitu bayi tidak mendapat ASI yang cukup serta
produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang
baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui hingga dapat terjadinya
peradangan pada payudara ibu dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta
seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, dan terdapat tanda-tanda kemerahan dan
demam (Manuaba, 2010).
Menurut Varney (2007) disamping perawatan payudara, ibu juga perlu mengetahui
keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan oleh ibu ketika memulai pemberian ASI
dan selama periode menyusui bayi secara keseluruhan adalah masasse payudara, pengeluaran
ASI secara normal (memerah payudara) dan niplle rolling (memuntir puting) payudara.
Masasse dan memerah ASI pada awalnya meningkatkan aliran ASI dengan membersihkan
sinus-sinus dan duktusduktus laktiferus kolostrum pertama yang lengket, selanjutnya
membentuk aliran kolostrum yang kurang pekat. Duktus dan sinus ini juga digunakan untuk
membantu bayi menyusu, mengumpulkan ASI dan untuk mengurangi Pembengkakkan
bendungan ASI (Nainggolan, 2009)
Salah satu solusi untuk mencegah masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui
adalah perawatan payudara, perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah
dan mencegah penyumbatan saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar dan perawatan
payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan selain untuk memperlancar pengeluaran ASI
juga dapat membentuk payudara yang ideal. Setiap wanita pasti menginginkan bentuk
payudara yang ideal dan menarik, maka tidak jarang kita mendengarkan beberapa wanita
memilih untuk tidak menyusui bayinya dikarenakan khawatir payudaranya menjadi kendor.
Keinginan ibu untuk menyusui bayinya sering kali terhambat oleh ketidaknyamanan yang
timbul saat proses menyusui, seperti bayi sulit menghisap ASI, puting susu lecet dan lain-lain
(Proverwati, 2010).
Menurut Tasya 2008 agar berhasil dalam memberikan ASI, maka,ibu perlu
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI sehingga dapat
mencegah terjadinya penurunan angka pemberian ASI. Menurunnya angka pemberian ASI
ini disebabkan rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui
yang benar, kuranngaya pelayanan laktasi, kurangnya dukungan dari petugas tenaga
kesehatan, persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI , ibu bekerja, dan
pemasaran susu formula mempengaruhi pemikiran ibu dan petugas kesehatan. Selain itu
menurut Roseli beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas adalah asupan nutrisi ibu, gaya
hidup, dan lingkungan, dan adapun faktor yang mempengaruhi kuantitas ASI adalah
ketentraman jiwa, pikiran, pengaruh persalinan, dan kebijakan petugas kesehatan,
penggunaan kontrasepsi, dan perawatan payudara (Nainggolan, 2009).
Salah satu tidak tercapainya ASI eksklusif yaitu bayi tidak mendapat ASI yang cukup
dikarenakan masalah dalam menyusui yang dikarenakan bendungan ASI. Bendungan ASI
disebabkan oleh pengeluaran susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering
menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding)
kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. Engorgement
(Bendungan ASI) kebanyakan terjadi pada hari kedua sampai hari keempat postpartum.
Terjadinya pembengkakan payudara dan secara palpasi teraba keras, kadang terasa nyeri serta
seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan
dan demam. Gangguan ini dapat menjadi lebih parah bila ibu jarang menyusukan bayinya,
akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI (Sarwono, 2008).
Beberapa faktor yang mempengaruhi bendungan ASI adalah teknik menyusui yang
kurang benar, pengosongan mamae yang tidak sempurna, hisapan bayi yang tidak efektif,
puting susu terbenam dan puting yang panjang, pengetahuan , pengalaman dan peran tenaga
kesehatan yang paling dominan dalam memberi penyuluhan cara perawatan payudara
(Saleha, 2009). Dampak bendungan ASI jika berlanjut maka dapat mengakibatkan terjadinya
mastitis dan abses payudara (Wulandari, 2011).
1. Rumusan Masalah
Faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian bendungan ASI terhadap
breastcare?
2. Manfaat Penelitian
3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan frekuensi menyusui dengan kejadian bendungan ASI
pada ibu post partum.
2. Untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusui dini dengan kejadian bendungan
ASI pada ibu post partum.
3. Untuk mengetahui hubungan posisi menyusui dengan kejadian bendungan ASI
pada ibu post partum.
4. Untuk mengetahui hubungan keadaan puting dengan kejadian bendungan ASI
pada ibu post partum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TEORI
1. MASA NIFAS
2.LAKTASI
A.Laktasi
Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui yang di mulai dari Air Susu Ibu (ASI) di
produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garamorganik yang
disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.
B.Fisiologis Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan
pengeluaran ASI (oksitosin).
1.Produksi ASI (Prolaktin).
2.Pengeluaran ASI (Oksitosin)
A. Perawatan Payudara
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara
semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut
1). Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi.
2). Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet.
3). Untuk menonjolkan puting susu.
4). Untuk mencegah terjadinya penyumbatan.
5). Untuk memperbanyak produksi ASI.
6). Untuk mengetahui adanya kelainan.
Faktor predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Sikap
4. Kepercayaan
Faktor pendukung :
Praktik
1. Tersedianya sarana dan
prasarana Pencegahan
2. Fasilitas kesehatan Bendungan ASI
Faktor penguat :
6. Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah :
Ha : Ada hubungan antara post natal Breast Care dengan Terjadinya Bendungan Asi
BAB III
METODOLOGI
1. Kerangka Konsep
Variabel indepeden Variabel dependen
2. DEFINISI OPERASIONAL