Anda di halaman 1dari 25

PENGHARUH KOMPRES HANGAT DAN MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP

RASA NYERI PERSALINAN FASE AKTIF KALA 1

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH :

1. DESTY RIA SAFITRI


2. DEVI JUNIA SARI
3. ELISA MMARHAJI
4. FEBI AYU WANDIRA
5. FITRI LESTARI

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Persalinan dan kelahiran merupakan proses fsikologis yang harus dialami oleh seorang ibu.
Selama proses persalinan terjadi penurunan kepala kedalam rongga panggung yang menekan
syaraf kudendal sehingga mencetuskan sensasi nyeri yang dirasakan oleh ibu. Selain itu nyeri
persalinan juga disebabkan oleh kontraksi yang berlangsung secara regular dengan intensitas
ynang semakin lama semakin kuat dan semakin sering.[1]

Nyeri persalinan merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, apabila
tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan kecemasan,
karena kurangnya pengetahuan dan belum ada pengalaman pada ibu primigravida saat
menghadapi persalinan sehingga produksi hormon adrenaline meningkat dan mengakibatkan
pasokonstriksi yang menyebabkan aliran darah ibu kejanin menurun.[2]

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang mungkin di alami setiap wanita yang
bersalin. QS. Maryam ayat 23 “Ilaa jidz’innakhlah “bersandar di pohon, menggambarkan bahwa
nyeri ketika persalinan mendorong ibu untuk mendapatkan kenyamanan. Kebutuhan akan rasa
nyaman dan nyaman terjadi sebagai reaksi umpan balik untuk mempertahankan diri terhadap
rasa nyeri ketika kontraksi. Seseorang dapat memperoleh rasa aman dan nyaman melalui
pengaturan fungsi fisiologis dan psikologis selama persalinan. [6]

Terapi kompres hangat merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan


memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot dan memberikan rasa
hangat. Kompres panas juga memperlancar sirkulasi darah; mengurangi rasa sakit; memberi
rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien; memperlancar pengeluaran eksudat serta
merangsang peristaltik usus.[3]

Massage effleurage merupakan suatu metode non farmakologi. Massage adalah salah
satu teknik menghilangkan rasa sakit yang paling efekti dalam membantu mengurangi rasa nyeri
pinggang persalinan dan relative aman karena tidak ada efek samping yang ditimbulakan. [2][3]
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas yang mengalami nyeri persalinan usia 17-25 tahun
(51,5%), status pekerjaan ibu yang tidak bekerja (81,8%), status pendidikan pada tingkat
pendidikan SMA (69,7%), dan dari jumlah anak ibu yang telah mempunyai satu atau dua anak
(skundigravida) (54,5%). Dari intensitas nyeri persalinan mengalami nyeri pada tingkat sedang
(75,8%). Dari faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan kala I berdasarkan faktor dukungan
keluarga dan sosial (M=0,85 ; SD=0,36), faktor pengalaman nyeri persalinan sebelumnya
(M=0,73 ; SD=0,45), dan faktor makna nyeri (M=0,42; SD=0,50). Kesimpulan : Hasil penelitian
menyatakan bahwa intensitas nyeri persalinan pada kala I berada pada rentang 3-5 (nyeri
sedang), dari faktor nyeri yang paling mempenaruhi nyeri persalinan adalah faktor dukungan
keluarga sosial, faktor pengalaman nyeri sebelumnya, dan faktor makna nyeri . Diharapkan
kepada petugas kesehatan untuk membantu ibu inpartu dalam proses persalinannya terutama
dalam membantu mengurangi rasa nyeri dalam persalinan.[4]

Upaya untuk menurunkan nyeri pada persalinan dapat dilakukan baik secara farmakologi
maupun non farmakologi. Cara menghilangkan sakit persalinan secara farmakologi adalah
dengan pemberian analgetik obat pereda sakit , sutikan epidural, blok saraf farineal dan
fudendal,menggunakan mesin transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) untuk
merangsang tubuh memproduksi senyawa penghilang rasa sakit secara non farmakologi
penatalaksanaannya antara lain dengan menghadirkan pendamping persalinan, perubahan posisi
dan pergerakan , sentuhan dan massage, hipnotis, kompres hangat dingin , berendam di air
hangat, terapy akupuntur, visualisasi dan pemusatan perhatian dan music ( trirestuti,2018)[5]

Menajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif disbanding dengan metode non
farmakologi , namun metode farmakologi lebih mahal , dan berpotensi mempunyai efeksamping
yang kurang baik. Sedangkan metode non farmakologi lebih murah, simple, efektif dan tanpa
efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan , karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya ( juniartati,2018)[5]

Studi pendahuluan yang dilakukan hasil penelitian yang di peroleh menunjukan bahwa
terdapat penurunan rata-rata skala nyeri persalinan setelah diberikan kompres hangat dan
massage effleurage. Hasil uji stastik memperlihatkan adanya perbedaan rata-rata skala nyeri
persalinan sebelum dan setelah diberikan terapi. Penurunan skala nyeri yang terjadi di sebabkan
karena pada pemberian kompres hangat dapat memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa
sakit, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang. Pemberian massage bertujuan menghasilkan
relaksasi atau meningkatkan sirkulasi atau aliran oksigen dan nutrien juga menghilangkan
ketegangan fisik maupun emosional.[3]

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pengharuh kompres hangat dan massage effleurage terhadap tasa nyeri
pada ibu bersalin kala 1 ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengharus kompres hangat dan
massage effleurage terhadap rasa nyeri ibu bersalin pada kala 1 .

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktis.

1.4.1 Aspek teoritis

1) hasil penelitian ini dapat diketahui pengharuh kompres hangat dan massage effleurage
terhadap rasa nyeri ibu bersalin pada kala 1 .

2) hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah mengenai pentingnya kompres hangat dan
massage effleurage terhadap rasa nyeri ibu bersalin pada kala 1 .

1.4.2 Aspek praktis

1) tenaga kesehatan , bidan khususnya dapat memberikan informasi tentang peranan kompres
hangat dan massage effleurage terhadap rasa nyeri yang sering dialami ibu bersalin pada kala 1.

2) tenaga kesehatan juga dapat menjadikan sebagai kegiatan rutin dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTENSIS

2.1 Kajian pustaka


1 definisi persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan proses fsikologis yang harus dialami oleh seorang
ibu. Selama proses persalinan terjadi penurunan kepala kedalam rongga panggung yang menekan
syaraf kudendal sehingga mencetuskan sensasi nyeri yang dirasakan oleh ibu. Selain itu nyeri
persalinan juga disebabkan oleh kontraksi yang berlangsung secara regular dengan intensitas
ynang semakin lama semakin kuat dan semakin sering.[1]

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan (inpartu) dimulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Sursilah, 2010:4)

.2 Sebab Sebab Mulainya Persalinan

Mochtar (1983) mengatakan sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis
masih merupakan kumpulan kompleks teori yang turut memberikan andil dalam proses
terjadinya persalinan antara lain:

a. Penurunan kadar progesterone

Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan


kontraksi otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan
estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
menimbulkan his.
b. Teori oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi oto-otot
rahim.

c. Peregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot otot rahim sehingga timbullah
kontraksi untuk mengeluarkan janin.

d. Pengaruh janin

Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena
itu anchepalus kelahiran sering lebih lama.

e. Teori prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke -15 hingga aterm, terutama saat
persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium (Rukiyah et al 2009 : 3).

2.1.3.Tanda Tanda Persalinan

a. Berikut ini adalah tanda-tanda persalinan sudah dekat:

1) Lightening

Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebebkan oleh:

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Ketegangan otot perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin kepala kearah bawah


2) Terjadinya his permulaan

Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone semakin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan his palsu.

Sifat his palsu:

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah jika beraktivitas

b.Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat:

a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar

c) Kontraksi uterus menghakibatkan perubahan uterus

d) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan bertambah besar keseluruhan nyeri namun setidaknya
memberikan rasa nyaman (Marmi, 2012: 87)

2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menyebabkan perdarahan sedikit.
3) Pengeluaran cairan

Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau
selaput ketuban yang robek. sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam (Asrinah et al,2010: 5)

4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

a. Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan
tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament,
dengan kerjasama yang sempurna.

1)His (kontraksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.

a)Pembagian his dan sifat-sifatnya:

(1)His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan keluarnya
lender darah atau bloody show

(2)His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan
sakit.

(3)His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur, simetris,
terkoordinasi.

(4)His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta.

(5)His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan
rahim setelah beberapa jam atau hari.
b)Tenaga mengejan

(1)Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorng anak
keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

(2)Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.

(3)Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya ke bawah.

(4)Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan
paing efektif sewaktu ada his.

(5)Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir.Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

(6)Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.

b.Faktor Passager

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi sikap
janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.

c.Faktor Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi:

1)Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)

2)Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament.

d.Faktor Psikologi Ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang


didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses
persalinan yang lebih lancer dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi oleh
suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

e.Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses


persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi
yang baik diharapkan kesalahan maupun malpraktek dalam memberikan asuhan tidak
terjadi (Asrinah et al.,2010: 9)

.5.Fase Persalinan Kala 1

Kala I persalinan memiliki 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. Kala I persalinan
dibagi menjadi tiga bagian: persalinan awal, persalinan aktif dan persainan transisi. Untuk ibu
primipara, fase laten dimulai saat serviks yang keras dantertutup melunak, dan diameter
ostium eksterna atau diameter pembukaan serviks meningkat. Perubahan ostium akan disertai
kontraksi teratur yang terjadi sekitar setiap 5 menit. Kala I persalinan berakhir dengan
pembukaan serviks 10 cm.

Fase laten pada ibuprimipara dianggap memanjang jika selama 20 jam. Caesario
(2004) mengatakan persalinan normal (pembukaan 1-10) harus berlangsung selama 9-12 jam
untuk ibu primipara.

Pada umumnya, ibu diharapkan mengalami pembukaan serviks sekitar 1 cm per jam
setelah fase aktif persalinan dimulai atau setelah ibu mengalami pembukaan 4 cm. Persalinan
normal (pembukaan 4-10 cm) harus berlangsung selam 5-8 jam (Murray dan Huelsmann,
2013:71).
B.NYERI

1.Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, persepsi


nyeri seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status emosionalnya. Persepsi nyeri
bersifat sangat pribadi dan subyektif. Oleh karena, itu suatu rangsang yang sama dapat dirasakan
berbeda oleh dua orang yang berbeda bahkan suatu rangsang yang sama dapat dirasakan
berbeda oleh satu orang karena keadaan emosionalnya yang berbeda (Zakiyah,2015:6)

2. Nyeri Persalinan

Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah sinyal untuk
memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses persalinan.

Perry&Bobak (2004) mengatakan rasa nyeri yang dialami selama persalinan bersifat
unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain budaya, takut,
kecemasan, pengalaman persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan.

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan)
otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut
danmenjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanyapembukaan mulut rahim (serviks).
Dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan (Judha et al, 2012:73).

3.Penyebab Rasa Nyeri

Rasa nyeri persalinan muncul karena:

a.Kontraksi otot rahim

Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim
akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri
yang timbul disebut nyeri visceral. Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya
selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
b.Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini
terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut
nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan
bagian terbawah janin.

c.Episiotomy

Pada peristiwa episiotomy, nyeri dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, tindakan
ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi atau rupture padajalan lahir.

d.Kondisi psikologi

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas, takut, cemas dan
tegang memicu hormon prostaglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat
mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri(Judha et al,2012:78).

4.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

a.Usia

Perbedaan perkembangan terhadap orang dewasa dan anak sangat mempengaruhi


bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam
menginterpretasikan nyeri.Begitu juga dengan lansia, kemampuan lansia dalam
menginterpretasikan nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keberadaan berbagai
penyakit diserati gejala samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang sama.

b.Makna nyeri

Makna seseorang yang dikaitkandengan nyeri dapat mempengaruhi pengalaman


nyari dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Tiap klien akan memberikan respons
yang berbeda-beda apabila nyeri tersebut member kesan suatu ancaman, kehilangan,
hukuman atau suatu tantangan.

c.Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan peningkatan sensasi nyeri dan dapat menurunkan
kemampuan koping untuk mengatasi nyeri, apabila kelelahan disertai masalah tidur maka
sensasi nyeri terasa bertambah berat.

d.Pengalaman sebelumnya

Seorang klien yang pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat
mengganggu mekanisme koping terhadap nyeri, akan tetapi pengalaman nyeri sebelumnya
tidak selalu klien tersebut akan mudah menerima nyeri pada masa yang akan datang.
Sebaliknya, apabila seseorang mengalami nyeri dengan jenisyang sama dan berhasil
menghilangkannya, maka akan mudah bagi klien tersebut daam menginterpretasikan nyeri
(Zakiyah, 2010: 26).

e.Support system

Martin (2002) mengatakan dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping


persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi rasa
nyeri.

f.Persiapan persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri.


Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut
akan

nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu
dapat mengatasi ketakutannya(Judha et al, 2012: 81)
5.Intensitas Nyeri

a.Visual Analog Scale (VAS)

Skala analog visual (VAS) adalah carayang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linear ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang
mungkin di alami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm,
dengan atau tanpa tanda pada tiap semester

b.Verbal Rating Scale (VRS)

Skala ini menggunakan angka angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan tingkat nyeri.
Dua ujung ekstream juga digunakan pada skala ini, sama seperti VAS atau skala reda
nyeri

c.Numeric Rating Scale (NRS)

Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin dan
perbedaan etnis. Lebih baik dari VAS terutama untuk menilai nyeri akut
d.Wong-Baker Pain Rating Scale

Digunakan pada pasien deasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarka intensitas
nyerinya dengan angka.

6. Penatalaksanaan Nyeri

Nyeri padasaat melahirkan derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain
seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap memiliki anak
karena membayangkan rasa sakit yang akan dialami saat melahirkan nanti. Berikut ini
penatalaksanaan nyeri persalinan:

a.Metode farmakologis

Piliteri (2003) mengatakan penatalaksaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi


analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang
menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total. Berbagai pilihan
penatalaksanaan farmakologis antara lain:

1)Analgesia narkotik (mereperidine, nalbuphine, butorphanol, morfin sulfate fentanyln)


2)Analgesia regional (epidural, spinal dan kombinasinya)

3)ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia)

b.Metode nonfarmakologis

Metode alami yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bisa merasa nyaman dan
relaks menghadapi persalinan. Metode ini juga dapat meningkatkan stamina untuk
mengatasi rasa nyeri dan tidak berdampak pada bayi yang dilahirkan. Metode ini terdiri dari:

1)Metode panas dingin

2)Gerakan

3)Pijat

4)Terapi aroma

5)Teknik bernapas yang benar

6)Akupuntur

7)Refleksiologi

8)Hypnobirthing

9)Massage effleurage

C.KOMPRES HANGAT

1.Pengertian Kompres Hangat

Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyerijuga memberikan rasa nyaman


sekaligus meredakan ketegangan. Pemanasan merupakan metode sederhana yang digunakan
pada ibu untuk meredakan rasa sakit. Dalam persalinan, panas buatan dapat dilakukan dengan
cara meletakkan botol air panas yang dibungkus dengan handuk di punggung, menggunakan
kantong kain berisi kulit ari beras atau gandum yang dipanaskan beberapa menit di
microwave. Kompres hangat memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun
setidaknya memberikan rasa nyaman (Marmi, 2012: 87)
2. Teknik Kompres Hangat

Pada awal persalinan kehangatan terasa lebih nyaman pada otot yang bekerja keras.
Gunakanlah waslap yang dicelupkan air hangat dan letakkan pada punggung, leher dan
perut ibu (Anggraeni, 2012:105).

Pemberian kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan cukup mudah. Bungkus
botol air panas dengan handuk dan celupkan kedalam air dingin untuk mengurangipegal
punggung dan kram (Marmi, 2012: 87). Patria (2018) mengatakan gunakan lap yang telah
dicelupkan pada air hangat dan diletakkan di bagian punggung bawah. Teknik kompres hangat
menggunakan lap lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan.

3.Suhu Air dan Lama Pengompresan

Suhu air yang digunakan untuk kompres hangat adalah antara 37-40oC.

Pada penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa lama pengompresan yang
paling efektif adalah selama 20 menit. Setelah dilakukan kompres hangat pada kelompok
intervensi terdapat penurunan intensitas nyeri (Andreinie, 2016:314).

4.Cara Kerja Kompres Hangat

Kompres hangat yang diberikan pada ibu bersalin dapat memberikan rasa nyaman,
mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan
memberikan rasa hangat pada punggung bawah.Sehingga dengan pemberian kompres hangat
sangat efektif untuk mengurangi nyeri persalinan.(Andreinie, 2016: 312).
D. MASSAGE EFFLEURAGE

1. Pengertian Massage Effleurage

Rahman et al (2017) menjelaskan Massage effleurage merupakan suatu metode non


farmakologi yang paling efektif untuk menghilangkan rasa sakit.

Massage effleurage merupakan manipulasi sistemastis jaringan lunak terutama otot,


tendon dan kulit

Effleurage merupakan massage dengan ujung jari yang ditekan dengan lembut dan
ringan diatas perut dan di paha atas. Massage ini digunakan selama persalinan dini.
Mengusapnya dengan ringan, tetapi tidak memberikan tekanan yang kuat, ujung jari tidak pernah
terlepas dari permukaan kulit (Yuniarto, 2012:85).

2.Teknik Massage Effleurage

Mulailah dengan tangan pada kedua sisi pusar. Gerakan tangan kearah atas dan
kearah luar pusar, dan kembali ke bagian pubik. Kemudian pindahkan kembali tangan kearah
pusar. Massage dapat diperluas sampai paha. Massage ini juga dapat dilakukan sebagai
gerakan saling menyilang, disekitar sabuk pemantau janin. Gerakan jari menyilang perut dari
satu sisi ke sisi lainnya dari sabuk pemantau janin. Masage effleuragedilakukan selama 15
menit (Yuniarto, 2012:85).

3.Cara Kerja Massage Effleurage

Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh (Melzack and
Wall, 1965). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut syaraf berdiameter kecil dan
serabut syaraf berdiameter besar yang mempunyai fungsi berbeda. Implus rasa sakit yang
dibwa oleh syaraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control di spinal cord membuka
dan implus diteruskan ke kortes serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi implus
rasa sakit dapat di blok yaitu dengan memberikan rangsangan pada syaraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak
dapt diteruskan ke korteks serebral. Stimulasi yang termasuk merupakan stimulasi taktil
seperti massage , stimulasi kompres dan hidroterapi. Prinsipnya rangsangan berupa
usapan pada syaraf berdiameter besar yang banyak pada kulit, harus dilakukan diawal rasa
sakit atau sebelum implus rasa sakit yang dibawa oleh syaraf berdiameter kecil mencapai
korteks serebral(Murray, 2014: 281).

E.PENERAPAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN MASSAGE


EFFLEURAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN

Rahman et al (2017:147) dalam penelitiannya yang berjudul penurunan nyeri persalinan


dengan kompres hangat dan massage effleurage tahun 2017 menjelaskan tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui perbandingan nyeri persalinan sebelum dan sesudah
diberikan terapi kompres hangat dan massage effleurage. Terapi kompres hangat merupakan
suatu tindakan yang dilakukan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah
terjadinya spasme otot dan memberikan rasa hangat. Massage effleurage juga merupakan
salah satu terapi paling efektif untuk mengurangi rasa nyeri persalinan. Massage effleurage
berguna untuk melemaskan otot-otot yang tegang dan menimbulkan relaksasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat penurunan rata-rata skala nyeri persalinan setelah diberikan
kompres hangat dan massage effleurage.

Wahyuni dan Wahyuningsih (2015: 43) dalam penelitiannya yang berjudul


pengaruh massage effleurage terhadap tingkat nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu
bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu menjelaskan bahwa penanganan nyeri non
farmakologi merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi nyeri persalinan kala I fase
aktif. Berdasarkan hasil analisis pengaruh massage effleurage terhadap penurunan intensitas
nyeri persalinan kala I fase aktif dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian massage
effleurage sangat berpengaruh terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu tahun 2015. Perbedaan signifikan menunjukkan bahwa pemberian
massage effleurage dapat digunakan untuk intervensi pada saat mengalami nyeri persalinan.

` Felina, A., Masrul., dan Iryani, I (2015: 59) dalam penelitannya yang berjudul pengaruh
kompres panas dan dingin terhadap penurunan nyeri kala I fase aktif persalinan fisiologis ibu
primipara menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian kompres panas dingin terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif.Penelitian
ini memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian kompres panas terhadap penurunan
nyeri persalinan kala I fase aktif. Kompres panas diberikan pada punggung bagian bawah ibu di
area tempat kepala janin menekan tulang belakang kepala akan mengurangi nyeri, panas
akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga memperbaiki anoksia jarinagn yang
disebabkan oleh tekanan. Kompres panas bersifat vasodilatasi yang meredakan nyeri
dengan cara merelaksasi otot.

F. KERANGKA TEORI

Persalinan Nyeri

1. Pengertian persalinan 1. Pengertian nyeri


2. Nyeri persalinan
2. Sebab mulainya
3. Penyebab rasa nyeri
persalinan 4. Faktor yang
3. Tanda-tanda persalinan mempengharui nyeri
5. Intensitas nyeri
4. Faktor yang
6. Penatalaksanaan nyeri
mempengarui
persalinan
5. Fase aktif kala I

Penatalaksanaan nyeri
farmakologi Non farmakologi

Kompres hangat Massage effleurage


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan
diukur melalui penelitian yang telah dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
kompres hangat dan massage effleurage, variabel dependen adalah nyeri persalinan fase aktif
kala I. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok 1 disebut sebagai kelompok
intervensi yaitu kelompok yang mendapat perlakuan metode kopres hangat, dan kelompok 2
menggunakan metode massage efleurage.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka
Konsep
Metode Metode Massage Nyeri Persalinan Kala I
Kompres Efleurage Fase Aktif
Hangat
B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh metode kompres
hangat dan metode masase efleurage terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase
aktif.

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur


.
Variabel Kompres 1= Dilakukan Nominal
Independen : hangat sendiri memberikan rasa 0=Tidak
Kompres nyaman, mengurangi nyeri dan Dilakukan
Hangat memberikan rasa hangat.
Kompres hangat dilakukan selama
20 menit
menggunakan media handuk yang
di celupkan pada air hangat
dengan
suhu 37-40oC kemudian
ditempelkan pada punggung
bagian bawah
ibu.

Variabel massage effleurage pada perut ibu 1= Dilakukan Nominal


Independen : akan memberikan rasa 0=Tidak
Massage rileks, mengurangi nyeri dan Dilakukan
Efleurage memberikan rasa nyaman pada
otot otot
sewaktu ada his persalinan.
Massage effleurage dilakukan
selama 15
menit pada bagian perut ibu.

Variabel Ketidaknyamanan karena Skala nyeri Rasio


Dependen : rasa sakit yang dialami ibu yang dirasakan
Nyeri inpartu kala I fase aktif ibu inpartu
persalinan dengan adanya kontraksi
kala I fase uterus dan dilatasi serviks
aktif mulai dari pembukaan 4-9
cm

D. RANCANGAN PENE;ITIAN

1. desain penelitin

Jenis penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan rancangan One-Group Pre
test-Post test Design. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar pada bulan Juni-Juli 2016.
Populasi penelitian adalah semua ibu bersalin yang datang ke ruang bersalin Puskesmas Plus
Bara-Baraya Makassar berjumlah 504 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu primipara.
Penarikan sampel menggunakan random acak sederhana dengan besar sampel 22 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Nyeri persalinan
diukur menggunakan alat pengukur skala nyeri Visual Analoque Scale. Analisis data yang
dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Penyajian data
dalam bentuk tabel disertai narasi. Pada penilaian pre-test, skala nyeri terendah adalah 6 dan
skala nyeri tertinggi adalah 8 dengan rata-rata skala nyeri adalah 7,0. Pada penilaian post-test,
skala nyeri terendah adalah 3 dan skala nyeri tertinggi adalah 6 dengan ratarata skala nyeri 4,14,
hal ini menunjukkan adanya penurunan nyeri sebesar 2,86 Hasil uji statistik yang
membandingkan nyeri persalinan antara pre-test dan post-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05),
hal ini berarti ada perbedaan nyeri persalinan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan
kompres hangat dan massage effleurage
2. variabel penelitian

Variabel penelitian ini ada dua, yaitu variabel independen adalah kompres hangat dan
massage effleurage, variabel dependent adalah Nyeri persalinan kala I fase aktif.

Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga
disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Variabel
independen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen.

DAFTAR PUSTAKA
1. Suryani manurung, Ani nuraeni, Tri Riana Lestari, li Soleha, SURYATI, Heni Nurhaeni,
Katherina Paulina, Elsye Rahmawaty Dosen Poltekkes Jakarta Jurusan Keperawatan

2. Yenny Safitri Dosen Prodi Sarjana Keperawatan FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

3. Stang Abdul Rahman1, Ary Handayani2, Sumarni3, Anwar Mallongi41Bagian Biostatistik


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin 2Akademi Kebidanan Minasa Upa
Makassar3Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Rezky Makassar Bagian Kesehatan
Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

4. Magpuroh Annisa, Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan program studi ilmu keperawatan
uin syarif hidayatullah Jakarta

5. Assmaul nufra yolla, universitas ubudiyah Indonesia .

6. Qurniasih Nila, Program studi ilmu kebidanan (S-2) program pasca sarjana universitas
‘Aisyiyah yogyakarta2017

7. Asrinahet al., 2010. Yudianta et al, 2015. Judhaet al.,2012. Mujahidah, 2012.

Rukiyah et al.,2009. Zakiyah, 2015

Anda mungkin juga menyukai