Anda di halaman 1dari 16

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Bab ini mendeskripsikan hasil pelaksanaan studi kasus asuhan keperawatan

pada penderita tuberkulosis paru dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas

di keluarga Tn.X Dsn. Cabecca Desa Astabah, Kecamatan Pamosang Kabupaten

Palengen. Asuhan Keperawatan klien dilakukan hanya pada satu pasien mulai

tanggal 30 Februari 2020 s.d 33 Februari 2020 dengan menggunakan proses

keperawatan yaitu pengkajian, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi studi kasus

Studi kasus ini dilakukan di keluarga Tn.X Dsn. Cabecca Desa Astabah,

Kecamatan Pamosang Kabupaten Palengen, Jawa Timur 69000. Studi kasus ini

bertempat di rumah permanen milik sendiri keluarga Tn. X. Rumah keluarga Tn. X

bertempat di Dusun Cabecca Desa Astabah Kecamatan Pamosang, di kecamatan ini

terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu, dari hasil wawancara diketahui

bahwa sudah terdapat kader kesehatan di Desa Astabah tersebut, dalam 1 Rumah,

terdapat 1 KK dengan Tn X sebagai kepala keluarga. Jumlah seluruh anggota

keluarga sebanyak 4 orang terdiri dari isteri dan anak Tn. X. Di rumah keluarga Tn.

X memiliki ventilasi yang cukup mendapatkan sinar matahari serta menggunakan

sumur sebagai sumber air. Jarak antara rumah Tn.X dengan tetangga rata2 sejarak 1-

20 meter.

24
25

4.1.2 Hasil pengkajian

1. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klien TB Paru dengan masalah keperawatan bersihan jalan
napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa Astabah Kecamatan
Pamosang Palengen tahun 2020.

Identitas Klien
Nama Tn. X
Usia 51 Tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku/Bangsa Madura
Agama Islam
Pekerjaan Buruh bangunan
Alamat Pamekasan
Tanggal Pengkajian 30 Maret 2020
No. KK 35380xxxxxxxxxx
Diagnosa Medis TB Paru BTA (+)
Status pengobatan Sedang berlangsung sejak 32 Desember 2019

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa Tn X berusia 51 tahun dan merupakan pekerja

buruh bangunan serta tidak memiliki riwayat penyakit lain selain TB Paru. Saat ini

Tn. X sedang melaksanakan proses pengobatan TB lini pertama, dan sudah berjalan

selama kurang lebih 2 bulan.


26

2. Riwayat kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat kesehatan TB Paru dengan masalah keperawatan bersihan


jalan napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa Astabah Kecamatan
Pamosang Palengen tahun 2020.
Riwayat kesehatan Klien
Keluhan utama Klien mengeluh batuk selama
1 bulan, sekret mengental dan sulit dikeluarkan
Riwayat kesehatan Klien mengatakan mengalami batuk selama 1 bulan dan
sekarang sejak bulan Desember klien sudah melakukan pemeriksaan
BTA dinyatakan postifi, dan sampai saat ini masih dalam
proses pengobatan.
Riwayat penyakit Klien merupakan klien yang sedang dalam proses
dahulu pengobatan, klien sudah menjalani pengobatan sejak 2
bulan yang lalu.
Riwayat kesehatan Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki penyakit
keluarga yang sama dengan klien
Riwayat kesehatan Klien tinggal di lingkungan pedesaaan yang secara umum
lingkungan baik, rumah tempat tinggal klien bersih dan cahaya masuk
dengan baik.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa klien merupakan klien yang sedang

menjalani pengobatan, hasil pengkajian menunjukkan bahwa riwayat kesehatan

menunjukkan bahwa ada resiko keterkaitan dengan faktor pengetahuan klien.

3. Pola kesehatan

Tabel 4.3 Pola kesehatan klien TB Paru dengan masalah keperawatan bersihan
jalan napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa Astabah Kecamatan
Pamosang Palengen tahun 2020.
Pola Kesehatan Klien
Persepsi dan Sebelum sakit: klien mengataan dirinya merokok sehari
tatalaksana hidup hampir 1 pack sekitar 14 batang dalam sehari, kebiasaan
sehat minum kopi terutama pada saat bekerja. Tidak pernah
memakai masker saat bekerja.

Saat sakit:klien mengatakan bahwa sejak menjalani masa


pengobatan ia mengurangi rokok dan selalu
menggunakan masker saat bekerja
Nutrisi dan Sebelum sakit: klien makan 3x dalam sehari, tidak ada
metabolisme masalah pada sistem pencernaan klien. Dalam beberapa
keadaan klien mungkin telat makan.
27

Saat sakit: makan seperti biasa, tidak ada perubahan dari


sebelumnya. Hanya saja klien terkadang malas makan
karena batuknya
Eliminasi Sebelum sakit:klien mengatakan BAB kurang lebih
setiap hari, buang air kecil normal tidak ada masalah

Saat sakit:klien mengatakan sejak mengkonsumsi obat


sering merasa sulit buang air besar serta kencing
terkadang berwarna merah seperti darah. Klien
mengatakan agak khawatir dengan keadaan ini
Tidur dan istirahat Sebelum sakit: klien mengatakan tidak ada masalah
dengan tidur.

Saat sakit: sejak sakit klien mengatakan dirinya susah


tidur karena batuk, tapi tetap nyenyak saat ngantuk berat
Aktifitas Sebelum sakit: klien mengatakan beraktifitas
sebagaimana mestinya. Enam hari dalam satu minggu
klien bekerja beraktifitas seperti biasa sebagai tukang
bangunan
Saat sakit: klien mengatakan bahwa sejak ia mengikuti
terapi pengobatan ia kembali bisa bekerja sebagaimana
mestinya.
Hubungan dan peran Sebelum sakit:klien mengatakan tidak ada masalah
dengan keadaannya. Dalam kehidupan masyarakat klien
berperan sebagai tukang bangunan. Dalam keluarga klien
berperan sebagai kepala rumah tangga.
Saat sakit: klien mengatakan tidak ada perubahan dalam
peran, namun ia menjaga jarak dengan anak dan istrinya
di dalam keluarga. Hal ini untuk mencegah penularan.
Persepsi dan konsep Sebelum sakit:klien mengatakan dirinya adalah orang
diri yang sehat
Saat sakit: klien mengatakan bahwa ia mulai bisa
beraktifitas sebagaimana mestinya sejak mengikuti terapi
pengobatan
Sensori dan kognitif Sebelum sakit: tidak ada masalah dengan keadaan saat ini
Saat sakit: terkadang klien merasa mengalami penurunan
daya dengar
Reproduksi dan Sebelum sakit: klien memiliki seorang isteri dan 2 orang
seksual anak. Tidak ada masalah dalam hal reproduksi dan
seksual
Saat sakit: tidak ada masalah dalam hal reproduksi dan
seksual
Penanggulangan Sebelum sakit: klien mengatakan bahwa selama ini jika
stress ia merasa stress ia akan pergi berkumpul dengan teman-
temannya
Saat sakit: jika merasa ada kendala atau masalah dalam
proses pengobatan klien hanya akan bercerita kepada
keluarganya saja.
28

Tata nilai dan Sebelum sakit: klien mengatakan bahwa ia bisa, dan
kepercayaan harus sembuh

Saat sakit: klien mengatakan bahwa ia harus bisa sembuh


dalam menjalani proses pengobatan

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa klien hanya menceritakan masalah terkait

dengan pengobatannya pada keluarga terdekatnya saja. Batuk klien dirasa sangat

menganggu.

4. Pemeriksaan fisik (sesuai format pengkajian diagnosa SDKI)

Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien TB Paru dengan masalah
keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa
Astabah Kecamatan Pamosang Palengen tahun 2020.
Data Hasil
Status kesehatan umum
Keadaan umum Cukup
Kesadaran (GCS) Composmentis (4,5,6)
Tekanan darah 120/82 mmHg
Nadi 98 x/menit
RR 24 x /menit
Suhu 37,3°C
Data subjektif Klien mengeluh nyeri dada pada saat
bernafas, klien juga mengatakan sesak. Sakit
dada terutama pada saat batu seperti ditekan
beban berat.
29

Data Objektif Data mayor:


a. Batuk tidak efektif: klien mengatakan serasa
ada dahak kental yang susah dikeluarkan.
Pada saat klien batuk klien hanya bisa
mengeluarkan ludah tanpa mengeluarkan
dahak.
b. Tidak mampu batuk: Klien batuk, namun
tidak efektif
c. Sputum berlebih: klien merasa ada dahak di
daerah dada, namun susah dikeluarkan
d. Bunyi napas tambahan: Hasil auskultasi
terdapat ronchi (+) terdengar keras di daerah
trachea dan bronchus terdengar halus di
seluruh lapang paru.
Data Minor
e. Gelisah: Klien mengatakan batuknya
membuat ia gelisah, terutama saat malam
hari.
f. Sianosis: tidak ada tanda sianosis ditemukan
pada saat pengkajian.
g. Bunyi napas menurun: tidak ada penurunan
bunyi napas saat pengkajian.
h. Frekuensi napas berubah: hasil pengkajian
menunjukkan RR: 12x/ menit.
i. Pola napas berubah: Hasil pengkajian
menunjukkan pola nafas dangkal dan dalam
Kondisi klinis terkait Penyakit infeksi
Klien dinyatakan menderita TB Paru positif dan
sedang menjalani proses pengobatan.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara umum klien tidak memiliki masalah

lain kecuali hasil auskultasi paru menunjukkan masih adanya sekret walau tidak

dirasakan dan dikeluhkan langsung oleh pasien. Klien memenuhi syarat penegakan

diagnosa masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif.


30

5. Pemeriksaan diagnostik

Tabel 4.5 Hasil pemeriksaan diagnostik klien

Pemeriksaan
Klien Satuan Nilai normal
Diagnostik
Hematologi
Hemoglobin 1 g/dl L : 13.2–17.3
0 P : 11.7–15.5
Leukosit 8. 10^3 /µL 6.0 -12.0
5.
L : 4.4 – 5.9
Eritrosit 34 10^6 / µL P : 4.0 – 5.2
4.
Hematokrit 37 % L : 40 – 52
01 P : 35 – 47
Trombosit 4. 10^3 /µL 150 – 440
19
MCV 6 fL 80 – 100
MCH 126 pg 26 – 34
MCHC 38. g/dl 32 – 36
14.
RDW 1 % 11.5 – 14.5
31.
MPV 9 fL 6.8 – 10
9.
Limfosit % 1 % 25 – 40
750
Monosit % 1 % 2–8
Eosinofil % 30. % 2–4
3..
Basofil % 0 % 0–1
Neutrofil % 127. % 50 – 70
Kimia Klinik 1
BUN 1. mg/dL 8 -18
32
Kreatinin 0 mg/dl 0.60 -1.10
Natrium 1.. mmol/L 135 – 147
262
Kalium 4 mmol/L 3.5 – 5
64.
Chloride 9 mmol/L 98.9 – 108
Serologi 56
Anti HIV (ICT)
Metode 1 Non -
Mikrobiologi Klinik Reactive
Preparat BTA
Sputum pagi BTA (+) -
Sputum sewaktu BTA (+) -
RADIOLOGI
Thorak Pneumonia -
31

6. Terapi yang diterima

Tanel 4.6 Terapi pengobatan klien

Klien
Parenteral: -

Oral:
OAT 4FDC
Topikal: -

Nebulasi: -

Tabel tersebut menjelaskan bahwa klien saat ini sedang menjalani

pengobatan anti TB.

4.1.3 Analisa data

Tabel 4.7 Analisa data klien TB Paru dengan masalah keperawatan bersihan
jalan napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa Astabah Kecamatan
Pamosang Palengen tahun 2020.
Data Etiologi Problem
DS. Klien mengeluh nyeri Infeksi Mycobacterium Bersihan jalan napas
dada pada saat bernafas, Tbc tidak efektif
klien juga mengatakan
sesak. Sakit dada terutama
pada saat batu seperti Reaksi infeksi vs
ditekan beban berat. antibodi

Do:
Data mayor: Reaksi Imunoglobulin
a. Batuk tidak efektif:
klien mengatakan
serasa ada dahak Peningkatan skret
kental yang susah
dikeluarkan. Pada saat
klien batuk klien
hanya bisa
mengeluarkan ludah
tanpa mengeluarkan
dahak.
b. Tidak mampu batuk:
Klien batuk, namun
tidak efektif
c. Sputum berlebih: klien
merasa ada dahak di
32

daerah dada, namun


susah dikeluarkan
d. Bunyi napas
tambahan: Hasil
auskultasi terdapat
ronchi (+) terdengar
keras di daerah trachea
dan bronchus
terdengar halus di
seluruh lapang paru.
Data Minor
a. Gelisah: Klien
mengatakan batuknya
membuat ia gelisah,
terutama saat malam
hari.
b. Sianosis: tidak ada
tanda sianosis
ditemukan pada saat
pengkajian.
c. Bunyi napas menurun:
tidak ada penurunan
bunyi napas saat
pengkajian.
d. Frekuensi napas
berubah: hasil
pengkajian
menunjukkan RR:
12x/ menit.
e. Pola napas berubah:
Hasil pengkajian
menunjukkan pola
nafas dangkal dan
dalam

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul adalah

bersihan jalan napas tidak efektif.

4.1.4 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah bersihan jalan nafas

tidak efektif, berhubungan dengan proses infeksi serta ditandai dengan data mayor

dan data minor (Sesuaikan).


33

4.1.5 Intervensi

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien TB Paru dengan masalah


keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif di Dsn. Cabecca Desa
Astabah Kecamatan Pamosang Palengen tahun 2020. Lampiran detail
sesuai juknis
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Bersihan jalan Setelah 1. Observasi
nafas tidak dilaksanakan 1) Monitor pola napas
efektif, asuhan (frekuensi, kedalaman,
berhubungan keperawatan 3x24 usaha napas)
dengan proses jam diharapkan 2) Monitor bunyi napas
infeksi manajemen jalan tambahan (mis. Gurgling,
nafas (i. 01011): mengi, weezing, ronkhi
meningkat kering)
3) Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
2. Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-
tilt dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma cervical)
2) Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
5) Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
7) Penghisapan endotrakeal
8) Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
9) Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
2) Ajarkan teknik batuk
efektif
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
34

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemilihan intervensi keperawatan

berdasarkan SIKI PPNI (Keterangan tambahan: Mahasiswa bisa memlih lebih dari

satu luaran dan intervensi sesuai SLKI dan SIKI).

4.1.6 Implementasi

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan (Ini Hanya Rangkuman seluruh


pelaksanaan yang telah dilakukan; untuk detailnya ada di lampiran
sesuai juknis)
Nomor Implementasi
1 Melakukan pengkajian pola napas secara berkala (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2 Melakukan pemeriksaan berkala bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
3 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4 Pertahankan kepatenan jalan napas
5 Berikan minum hangat
6 fisioterapi dada
7 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
8 Ajarkan teknik batuk efektif
9 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

4.1.7 Evaluasi

Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien TB Paru

dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.

Diagnosa Data Assesment Planing


Bersihan jalan Sesuaikan Sesuaikan sesuaikan
nafas tidak efektif,
berhubungan
dengan proses
infeksi

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan asuhan keperawatan

dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif yaitu (sesuaikan).


35

4.2 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori pada

bab dua dan tinjuan kasus pada bab empat dengan masalah bersihan jalan napas tidak

efektif pada pasien tuberkulosis di Dsn. Cabecca Desa Astabah Kecamatan Pamosang

Palengen tahun 2020.

Asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian keperawatan,

diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

Paragraf ini menjelaskan tentang Pengkajian, jelaskan hasil dan proses

pengkajian, masukkan data sesuaikan dengan teori dan sampaikan kesenjangannya

dengan kenyataan, sampaikan pula opini anda tentang hasil tersebut.

Paragraf ini menjelaskan tentang analisa data dan diagnosa, jelaskan hasil

dan proses penegakan diagnosa, masukkan data sesuaikan dengan teori dan

sampaikan kesenjangannya dengan kenyataan, sampaikan pula opini anda tentang

hasil tersebut.

Paragraf ini menjelaskan tentang intervensi baik utama maupun tambahan

jelaskan intervensi yang paling sesuai dengan alasan anda menentukan intervensi

tersebut paling sesuai. Kaitkan dengan keadaan pasien, keluarga maupun tempat

tinggal dan kearifan lokal, jelaskan hasil dan proses pemilihan intervensi utama,

masukkan data sesuaikan dengan teori dan sampaikan kesenjangannya dengan

kenyataan, sampaikan pula opini anda tentang hasil tersebut.

Paragraf ini menjelaskan tentang implementasi baik utama maupun

tambahan jelaskan intervensi yang anda bisa kerjakan dan intervensi yang tidak
36

terlaksana berikut alasannya. Kaitkan dengan keadaan pasien, keluarga maupun

tempat tinggal dan kearifan lokal, jelaskan hasil dan proses pemilihan intervensi

untuk diimplementasikan, masukkan data sesuaikan dengan teori dan sampaikan

kesenjangannya dengan kenyataan, sampaikan pula opini anda tentang hasil

tersebut.

Paragraf ini menjelaskan tentang evaluasi setiap hari. Kaitkan dengan

keadaan pasien, keluarga maupun tempat tinggal dan kearifan lokal, masukkan data

sesuaikan dengan teori dan sampaikan kesenjangannya dengan kenyataan,

sampaikan pula opini anda tentang hasil tersebut.

Paragraf ini berisi tentang rangkuman hasil semua proses, mulai dari

pengkajian sampai dengan evaluasi.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Proses pelaksanaan pengkajian menunjukkan bahwa keseluruhan data hasil

pengkajian sudah sesuai dengan panduan SDKI

2. Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah bersihan jalan napas tidak efektif

berhubungan dengan penyakit infeksi.

3. Intervensi utama dalam studi kasus ini adalah manajemen jalan napas dan

intervensi tambahan yang diberikan adalah latihan batuk efektif

4. Impelementasi dikerjakan sesuai dengan intervensi dan disesuaikan dengan

keadaan pasien.

5. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 3 hari menunjukkan progres sesuai

dengan harapan. Masalah teratasi pada evaluasi hari ke tiga. Intervensi

dipertahankan

5.2 Saran

5.2.1 Bagi masyarakat

Masayarakat harus berperan aktif dalam mencegah penularan penyakit

infeksi TB Paru, batuk pada pasien TB Paru dapat meningkatkan resiko

penularan melalui droplet, sehingga diperlukan usaha yag baik dalam

mencegah penularan di antaranya dengan cara menyediakan tempat tinggal

sehat yang memiliki ventilasi dan cahaya matahari cukup. Serta

membiasakan diri menggunakan masker khususnya saat berhadapan dengan

penderita TB paru aktif.

37
38

5.2.2 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Penambahan data hasil pengkajian perlu dilakukan pembaharuan berkala,

mengingat karakteristik partisipan yang beragam, pemilihan intervensi serta

implementasi nantinya dijelaskan disesuaikan dengan keadaan lokal

partisipan yang notabene berbeda antara klinik dan komunitas.

5.2.3 Bagi Penulis

Perlu dilakukan pemberian asuhan keperawatan di klinik untuk

meningkatkan pengalaman dalam penerapan intervensi sesuai dengan

pedoman Standart Intervensi Keperawtaan Indonesia (SIKI).


32

Anda mungkin juga menyukai