Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL


“MODEL TIM”

Oleh
YOGI DWI WANGSA SYUQRON FADLY
NIM. 17.032

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Model
Keperawatan Profesional”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pamekasan, 01 April 2020

i
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LUAR
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................ 3
2.1 Konsep Metode Tim.......................................................................... 3
2.2 Tujuan Metode Tim........................................................................... 4
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Tim............................................ 5
2.4 Tanggung Jawab Dalam Metode Tim............................................... 6
2.5 Bagan Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing”...................... 9

BAB 3 PENUTUP.................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 11

ii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia.


Salah satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
yakni suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan
keperawatan professional dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan dan pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efesien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan asuhakan
keperawatan primer. Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit terkecil
pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.
Hasil penelitian Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa
metode tim jika dilakukan dengan benar merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan
yang bervariasi kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun
perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan
yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan
profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu kami akan membahas
salah satu model asuhan keperawatan yaitu metode asuhan keperatan model tim.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiamana konsep dari metode tim ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tim ?
3. Bagaiamana Tugas dan tanggung jawab dalam metode tim ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari metode tim
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode tim
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam metode tim
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Metode Tim


Metode tim merupakan metode yang menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri
atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit
rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota grup/tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan
klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani
kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien. Tim keperawatan
dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi masalah yang
berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak yang
percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system
pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang
terpilah-pilah dari metode keperawatan fungsional.
Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung berkolaborasi dalam
memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah arahan seorang
perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui kondisi
dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim
bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk membantu
anggota tim, memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien dan

3
4

melakukan koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang


terus-menerus, pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien
meskipun relative banyak staf pendukung. Pelaksanan konsep tim sangat
tergantung  pada filisofi ketua tim apakah berorientasi pada tugas atau pada klien.
perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui 
kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di dalam timnya dan merencanakan
perawatan klien. tugas ketua  tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi arahan
perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan mengkoordinasikan
aktivitas klien.
Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan
demokratis. Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam
mengerjakan tugas meskipun juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung
gugatnya. Mengakui nilai-nilai individual karyawan dan memberikan otonomi
kepada anggota tim akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.
2.2 Tujuan Metode Tim
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif
pasien sehingga pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer  of knowladge dan
transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri
dari dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. Ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah
5

berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh


perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan
melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama
denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di
perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk
melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien
yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota
tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan
kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang
perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Tim
1. Kelebihan dari metode tim
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di
atasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
4) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5) Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan aman dan efektif
6) Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7) Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas
2. Kelemahan dari metode tim
1) Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
2) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
6

3) Akuntabilitas dalam tim kabur


4) Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
2.4 Tanggung Jawab Dalam Metode Tim
1. Tanggung jawab sebagai kepala ruangan
1) Perencanaan :
a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat,
transisi, dan persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/ penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program
pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk perpecahan
masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk;
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit.
2) Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
7

c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-
lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat
kepada ketua tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3) Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang di berikan kepada pasien;
8

b. Melalui supervisi :
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara
lisan, dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga;
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (dokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas;
c. Evaluasi;
a) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah di susun bersama
ketua tim;
b) Audit keperawatan.
2. Tanggung jawab sebagai ketua tim
1) Membuat perencanaan;
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
4) Mengembangkan kemampuan anggota;
5) Menyelengarakan konferensi.
3.Tanggung jawab sebagai anggota tim
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya;
2) Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim;
3) Memberikan laporan.
9

2.5 Bagan Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing”

KEPALA RUANGAN

KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5,


2015 : 174)
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem


(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Dalam penerapannya ada kelebihan dan
kelemahannya yaitu (Nursalam, 2007):
1. Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahan :
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
2) Akuntabilitas dalam tim kabur
3) Perawat tidak trampil berlindung pada perawat trampil
3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dan perawat dapat memahami Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim serta dapat menerapkannya pada praktik manajemen
keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bumolo, d. (2017). Pengaruh Manajemen Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Di Bangsal
Pria Rsud Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. e-Jurnal
Keperawatan.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi Dan Prakitk Keperawatan Professional .
Jakarta : EGC Kedokteran
Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan
pengalaman, EGC: Jakarta
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai