Disusun Oleh:
Sandhya Prayoga
NIM. 17.028
BAB 1 PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastoliknya ≥ 90 mmHg, sedangkan pada
manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolnya 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2010). Tekanan darah adalah
kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut melewatinya (Anna,2011). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
systole dan diastole mengalami kenaikan yang mengalami batas normal (tekanan systole di atas 140 mmHg, di atas 90 mmHg) (Murwarni, 2011). Hipertensi
adalah salah satu penyakit yang kronis dengan membutuhkan waktu yang lama. Tetapi banyak masyarakat yang kurang informasi akan penanganan hipertensi
khususnya penderita hipertensi yang tidak patuh pentingnya minum obat dikarenakan berbagai alasan. Defisiensi pengetahuan akan sangat mempengaruhi
pada penderita hipertensi untuk dapat mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadinya komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian
besar penderita hipertensi tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih rendah. Pengetahuan penderita hipertensi yang urang ini berlanjut pada kebiasaan
yang kurang baik dalam hal perawatan hipertensi (Sari, 2015).
WHO (World Health Organization) menjelaskan diseluruh dunia yang mengidap penyakit hipertensi ada 972 juta penderita. Dua pertiga
dari jumlah itu tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia ( Hilya, 2018). Di Indonesia pada tahun 2014 banyaknya penderita
hipertensi diperkirakan ada 15 juta orang ( Indarti, 2015). Pada tahun 2016 data jumlah penerita penyakit hipertensi yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebanyak 275.000 jiwa. Dari hasil penelitian Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan pada tahun 2015 ada
sebanyak 22.808 jiwa yang menderita hipertensi, Sedangkan di tempat penelitian di Dusun Pamoroh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan
pada tahun 2018 ada sekitar 15 orang yang menderita hipertensi.
Penderita hipertensi di Desa Dusun Pamoroh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan ternyata tidak terlalu memikirkan kesehatannya dengan
mempersepsikan hipertensi tidak perlu penanganan yang serius karena penyakit hipertensi bisa sembuh, kalau tidak ada keluhan tidak perlu minum obat.
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif tentang persepsi yang salah tersebut mengakibatkan terjadinya gangguan pada kesehatan yaitu hipertensi.
Hipertensi dapat terjadi karena meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, jika dibiarkan secara terus-menerus akan menimbulkan
komplikasi seperti penyakit jantung koroner, stroke dan asimtomatik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah defisit pengetahuan pada pasien dengan penyakit hipertensi di Dusun Pamoroh Kecamatan Kadur Kabupaten
Pamekasan?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi di Dusun Pamoroh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan.
Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira- kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan
sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah
atau setara dengan 7.571 liter .Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh – pembuluh darah, dan terletak di dada.
Jantung terbungkus oleh kantong yang longgar yang tidak elastis (pericardium) yang terdiri dari dua lapis : lapisan sebelah dalam (pericardium
viseral) dan lapisan luar (pericardium parietal). Permukaan diantara dua pericardial pada keadaan normal berisi 10 sampai 20 ml cairan pericardial
yang sedikit dan jernih. Cairan pelumas ini membasahi permukaan lapisan dan mengurangi gesekan akibat gerakan memompa jantung.
Keempat katup merupakan struktur cuping yang berfungsi untuk mempertahankan aliran darah dari arus darah melalui bilik – bilik jantung. Katup-
katup membuka dan menutup sebagai respon terhadap tekanan dan volume dari dalam bilik – bilik jantung. Katup-katup jantung dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis. Katup atrioventrikuler (AV) yang memisahkan atrium dan ventrikel, katup semilunaris memisahkan arteri
pulmonalis dan aorta.
2.1.3 Etiologi
Menurut Nuarif dan Kusuma 2015, hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain
otak yang terpajang tekanan darah tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri coroner yang arterosklroretik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan
apabila membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi
ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia
jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
3. Gagal jantung dapat di sebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak
cairan tertahan di paru yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini di sebut gagal jantung.
4. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyeabkan kerusakan ginjal merusak system penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak di butuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh
2.2.1 Web of Cautation (WOC)/ PathWay 2.2.2 Deskripsi WOC
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak bisa sembuh sempurna dan
memerlukan pengobatan jangka panjang dan berkelanjutan, proses
penatalaksanaan kekambuhan dipengaruhi dari faktor jenis kelamin, gaya
hidup, umur. Dari jenis kelamin dan gaya hidup disebabkan oleh lingkungan
atau tempat kerja karena perbedaan pertukaran informasi dan lingkungan
kerja yang tidak mendukung sehingga ada keterbatasan sumber informasi. di
faktor umur terjadi perubahan fisik dan struktur otak sehingga terganggu di
keterbatasan fungsi koognitif, kurang mampu mengingat dan menunjukkan
perilaku yang keliru terhadap masalah, menunjukkan perilaku yang tidak
sesuai, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, menunjukkan perilaku yang
berlebihan sehingga muncul masalah keperawatan Defisit pengetahuan
tentang menajemen Hipertensi.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah pengumpulan dan analisi informasi secara sistematis dan berkelanjutan mengenai klien. Pengkajian dimulai
dengan mengumpulakan data dan menempatkan data ke dalam format yang terorganisir (Rosdahl, 2014).
2.3.2 Analisa data dan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai tindakan yang telah dilakukan sudah tercapai atau tidak
untuk mengatasi masalah (Meirisa, 2013).
3.7 Etik
1. Informed consent (persetujuan menjadi responden), dimana subjek harus mendapatkan informasi secara
lengkap dalam penelitian yang akan dilaksanakan, memiliki hak untuk bebas berpartisipasi atau
menolak menjadi responden.
2. Anonimity (tanpa nama), dimana subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan datanya
3. Confidentiality (rahasia), kerahasiaan yang diberikan kepada responden dijamin oleh peneliti
(Nursalam,2014).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan hasil pelaksanaan studi kasus asuhan
keperawatan pada penderita hipertensi dengan masalah keperawatan defisit
pengetahuan di keluarga Tn.D Desa pamoroh, Kecamatan Kadur Kabupaten
Pamekasan. Asuhan Keperawatan klien dilakukan pada satu pasien mulai
tanggal 07 Agustus 2020 s.d 09 Agustus 2020 dengan menggunakan proses
keperawatan yaitu pengkajian, analisa data dan perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, sertaevaluasi.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah saya melakukan studi kasus tentang asuhan keperawatan hipertensi dengan masalah keperawatan defsit pengetahuan
pada Tn.D di Desa Pamoroh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
Pengkajian riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ada masalah terkait dengan faktor pengetahuan klien.
Diagnosa keperawatan dari hasil pengkajian yang saya lakukan pada klien yaitu dengan masalah defisit pengetahuan.
Intervensi keperawatan mengatasi pengetahuan klien sesuai SIKI yaitu intervensi utama dengan edukasi kesehatan dan
intervensi tambahan dengan edukasi pengukuran tekanan darah.
Tahap pelaksanaan yang dilakukan selama 3 hari dapat melaksanakan semua rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
Hasil evaluasi yang dilakukan selama 3 hari menunjukkan defisit pengetahuan pada Tn.D dapat teratasi pada hari ketiga
keperawatan, dengan kriteria hasil mengikuti anjuran meningkat dipertahankan.
Saran
Bagi penderita
Penderita hipertensi mampu mencegah terjadinya penyakit dengan cara menjaga pola makan, menjaga pola kesehatan untuk
terus meningkatkan kesehatannya.
Bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi keperawatan
Penambahan data hasil pengkajian perlu dilakukan pembaharuan berkala, mengingat karakteristik partisipan yang beragam,
pemilihan intervensi serta implementasi nantinya akan di jelaskan, disesuaikan dengan keadaan lokal berbeda antara klinik dan
komunitas.