Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
2019/2020
I. Pengertian dari gangguan system Pencernaan thypoid abdominalis
Adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi menyerang usus halus khususnya daerah ileum. Thypoid abdominalis
adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran (Suriadi, 2006).
Thypoid abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2005 ;
Nursalam, 2005). Dapat disimpulkan thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut di
saluran pencernaan yang dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan dan gangguan
yang dapat ditularkan karena makanan atau minuman masuk melalui mulut yang
terkontaminasi oleh kuman salmonella typhii.
kesadaran 8) Mual
VI. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien typhoid adalah :
1) Resiko tinggi ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan hipertermi dan muntah.
2) Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi.
4) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan
kelemahan fisik.
5) Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang
informasi atau informasi yang tidak adekuat.
VII. Intervensi Keperawatan
1) Resiko tinggi gangguan ketidakseimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah.
a. Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastis dan peningkatan suhu tubuh.
b. pantau intake dan output cairan dalam 24 jam.
c. ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama.
d. catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi lambung.
e. Anjurkan pasien minum banyak ± 2000-2500 cc per hari.
f. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui
parenteral sesuai indikasi.
a. Kaji pola nutrisi pasien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai pasien.
b. Anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut.
c. Timbang berat badan tiap hari.
d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet Bantu klien
mengidentifikasi jenis makanan rendah selulosa.
e. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, catat laporan atau hal-hal
seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung.
c. Beri kompres dengan air dingin (air biasa) pada daerah axila, lipat paha,
temporal bila terjadi panas.
c. Beri kesempatan keluaga untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti.
d. Beri reinforcement positif jika pasien menjawab dengan tepat.
e. Pilih berbagai strategi belajar seperti teknik ceramah, tanya jawab
f. Demonstrasikan dan tanyakan apa yang tidak di ketahui pasien.