Anda di halaman 1dari 4

Studi Kitab Tafsir

44
ibn 'Umar al-Zamakhsyarī. Tetapi ada juga yang menulis Muham-
mad ibn 'Umar ibn Muhammad al-Khawärizmi al-Zamakhsyari.
la dilahirkan di Zamakhsyar, sebuah kota kecil di Khawarizmi
pada hari Rabu 27 Rajab 467 H. atau 18 Maret 1075M, dari sebuah
keluarga miskin, tetapi alim dan taat beragama.'Dilihat dari masa
tersebut, ia lahir pada masa pemerintahan Sultan Jalal al-Din Abi
al-Fath Maliksyah dengan wazirnya Nizām al-Mulk. Wazir ini ter-
kenal sebagai orang yang aktif dalam pengembangan dan kegiatan
keilmuan. Dia mempunyai "kelompok diskusi" yang terkenal
maju dan selalu penulh dihadiri oleh para ilmuan dari berbagai
kalangan.
Sejak usia menjelang remaja, al-Zamakhsyari sudah pergi
merantau, meninggalkan desanya pergi menuntut ilmu penge
tahuan ke Bukhara, yang pada masa itu menjadi pusat kegiatan
keilmuan dan terkenal dengan para sastrawan.° Baru beberapa
tahun belajar, ia merasa terpanggil untuk pulang sehubungan
dengan dipenjarakannya ayahnya oleh pihak penguasa dan ke
mudian wafat. Al-Zamakhsyari masih beruntung, bisa berjumpa
dengan ulama terkemuka di Khawarizm, yaitu Abū Mudār al
1Abü al-Abbās Syams al-Din Ahmad ibn Muhammad Ibn Abi Bakr
ibn Khallikan, Wafayāt al-A 'yān wa Anbä al-Zaman, jilid 5 (Beirut: Dar Sadir,
t.th), h. 168
2 Syihab al-Din ibn 'Abd Allāh Yāqüt al-Hamawi, Mu'jam al-Bulants
8
jilid 3 (Beirut: Där Sãdir, t.th), h. 148.
M. Hotsma, et.al. (ed.), First Encyclopedia of Islam 1913-1936, Ju
(Leiden: EJ. Brill, 1993), h. 1205.
Qurāin,
Muştafā al-Sāwi al-Juwaini, Mamhaj al-Zamakhsyari fī Tafsir a-
(Mesir: Där al-Ma'ārif, t.th.), h. 25-26.
5 Tbid, h. 23-24.
Tbid, hl,. 27.
ahwi (w. 508 FL). berkat bimbingan dan bantuan yang diberi-
45
Lcan Abü Mudar, ia berhasil menjadi murid yang terbaik, menguasai
bahasa dan sastra Arab, logika, filsafat dan ilmu kalam.
AL-Zamakhsyari juga dikenal sebagai yang berambisi mem-
Deroleh kedudukan di pemerintahan. Setelah merasa tidak ber-
hasil dan kecewa melihat orang-orang yang dari segi ilmu dan
akhlaq lebih rendah dari dirinya diberi jabatan-jabatan yang tinggi
oleh penguasa, sementara ia sendiri tidak mendapatkannya
walaupun telah dipromosikan oleh guru yang sangat dihormati-
nya, Abü Mudar. Keadaan itu menmaksanya untuk pindah ke Khu-
rasan dan memperoleh sambutan baik serta pujian dari kalangan
pejabat pemerintahan Abu al-Fath ibn al-Husain al-Ardastani
dan kemudian 'Ubaidillah Nizām al-Mulk. Di sana, ia dianglkat
menjadi sekretaris (katib), tetapi karena tidak puas dengan ja
batan tersebut, ia pergi ke pusat pemerintahan Daulah Beni Saljuk,
yakni kota Işfahan."
Setidaknya ada dua kemungkinan mengapa al-Zamakhsyari
selalu gagal dalam dalam mewujudkan keinginannya duduk di
pemerintahan. Kemungkinan pertama, karena ia bukan saja dari
ahli bahasa dan sastra Arab saja, tetapi juga seorang tokoh
Mu'tazilah yang sangat demonstratif dalam menyebar-luaskan
fahamnya, dan ini membawa dampak kurang disenangi oleh
beberapa kalangan yang tidak berafiliasi pada Mu'tazilah. Kedua,
mungkin juga karena kurang didukung kondisi jasmaninya,' al
Syihab al-Din ibn 'Abd Allāh Yãqüt al-Hamawi, Mu'jam al-Buldan,
jilid 19,., h. 123-124.
Ibid.
6-Studi Kitab Tafsir
Zamakhsyari memiliki cacat fisik, yaitu kehilangan satu kakinya,.10
Akan tetapi, setelah terserang sakit yang parah pada tahun
512 H., angan-angannya untuk mendapatkan jabatan di peme.
rintahanpun segera sirna. al-Zamakhsyari lalu melanjutean
perjalanan ke Bagdad. Di sini ia mengikuti pengajian hadis oleh
Abü al-Khațțāb al-Bațr Abi Saīdah al-Syafani, Abi Manşür al.
Harisi, dan mengikuti pengajian fiqih oleh ahli fiqih Hanafi, al.
Damagani al-Syarif ibn al-Syajari. la bertekad membersihkan
dosa-dosanya yang lalu dan menjauhi penguasa, menuju penye
rahan diri kepada Allah swt. dengan melawat ke Makkah selanma
dua tahun. Di kota suci ini ia suntuk mempelajari kitab Sibawaihi,
pakar gramatika Arab yang terkenal (w. 518 H.). la juga me-
nyempatkan diri mengunjungi banyak negeri di jazirah Arab.
Kerinduannya kepada kampung halaman membawanya pulang
kembali. Setelah al-Zamakhsyari menyadari usianya yang semakin
lanjut, timbul lagi kegairahannya untuk pergi ke Makkah. la tiba
kembali di sana untuk yang kedua kalinya pada tahun 256 H.
dan menetap selama tiga tahun, yaitu tahun 256-259 H. atau
1132-1135 M., bertetangga dengan baitullah sehingga ia mendapat
gelar Jar Allah. Dari Makkah ia pergi lagi ke Bagdad dan selan
jutnya ke Khawärizm. Beberapa tahun setelah berada di negerinya
itu, ia wafat di Jurjaniyah pada malam Arafah tahun 538 H.
Petualang Ibn Bațūjah mengaku melihat kuburannya.
AL-Zamakhsyari membujang seumur hidup. Sebagain besar
waktunya diabdikan untuk ilmu dan menyebarluaskan faham
10 Jamal al-Din Abi al-Hasan 'Ali Ibn Yūsuf al-Qiti, Anbdh al-Ruwat 'ala
Anbah al-Nuhat, jilid 3 (Kairo: Dar al-Fikr al'Arabi, 1986), h. 286.
1 Muni 'Abd Halim Mahmūd, Manāäij al-Mufassirin (Mesir: Där al
Kutub; 1978), h. 105.
Tafsir al-Kasysyāf- 47
vang dianutnya, seperti sering dilakukan kalangan ulama Mu'ta-
ilah pendahulunya.Oleh karena itu tidak mengherankan
apabila para penulis biografinya mencatat kurang lebih 50 buah
karya tulisanya yang mencakup berbagai bidang Sebagian karya
al-Zamakhsyari ada yang masih dalam bentuk manuskrip.
2. Karya-karya al-Zamakhsyari
Seperti telah disebutkan di atas bahwa karya-karya al-
Zamakhsyari meliputi berbagai bidang, antara lain:
aBidang tafsir: al-Kayyg an Haq'aq al Tanzil wa Uyän alAqāuil
b Bidang Hadis: al-Fiiqfi Garib alHadi.
d. Bidang Imu Bumi: al-Jibal wa aAmkinab.
Wjub alTa'nl
Bidang Fiqih: alRaidfi alFandid.
C
e Bidang Akhlaq; Mulayabib Asmd' al- Ramwäi, al-Kalim alNabānig
ialMawaix alNasaih aKibar alNasāih al Sigar, Maqāmat fi al
Mawdig Kitab fiManaqib ab-Tmam Abi Hamfab.
£Bidang Sastra: Diuan Rasãi, Divn al-Tamsl, Tasljyat al-Dari.
Bidang ilmu Nahwu: alNamuzgj fi alNahu; Syarh al-Kitab
Sibavail, Syarh al-Mugfagsalf aNab.
Bidang bahasa: Asas al-Balaghah, Jawabir alLugbab, alAjnas,
h
Muqadimab alAdab ji al-Lsghab.
"Muştafā al-Sawi al-Juwaini, Manhaj al-Zamnakhsyari.,h. 49.
Harun Nasutsion, Akal dan Wayu dalam Islam (Jakarta: UI Press, 1986),
h. o.
n. 4. Mustāfā al-Säwi al-Juwainī, Manhaj al-Zamakhsyari.
C. Tafsir al-Kasysyaf
1. Latar Belakang Penulisan
AL-Zamakhsyari menulis kitab tafsirnya yang berjudul al.
Kasysy 'an Haqdiq al-Tanzil wa 'Uyn aAqaul fiWhgiūh al-Taul
bermula dari permintaan suatu kelompok yang menamakan diri
al-Fiah al-Nğiyah al-Adliyah. Kelompok yang dimaksud di sini
adalah kelompok Mu'tazilah.4 Dalam muqadimah tafsir al
Kasysyaf disebutkan sebagai berikut:". mereka menginginkan
adanya sebuah kitab tafsir dan mereka meminta saya supaya
mengungkapkan hakikat makna al-Quran dan semua kisah yang
terdapat di dalamnya, termasuk segi-segi penakwilannya."S
Didorong oleh permintaan di atas, al-Zamakhsyari menulis
sebuah kitab tafsir, dan kepada mereka yang meminta didikte-
kanlah mengenai fawatih al-suwar dan beberapa pembahasan
tentang hakikat-hakikat dari surat al-Baqarah.16 Penafsiran al
Zamakhsyarl ini tampak mendapat sambutan hangat di berbagai
negeri. Dalam perjalanan yang kedua ke Makkah, banyak tokoh
yang dijumpainya menyatakan keinginannya untuk memperoleh
karyanya itu. Bahkan setelah tiba di Makkah, ia diberi tahu bahwa
pemimpin pemerintahan Makkah, Ibn Wahhas, bermaksud meng
unjunginya ke Khawarizm untuk mendapatkan karya tersebut.
Semua itu menggugah semangat al-Zamakhsyari untuk memulai
menulis tasirnya, meskipun dalam bentuk yang lebih ringkas dari
yang didiktekan sebelumnya.17
14 Malik Madani, "al-Kasysyāf: Tafsir Mu'tazilah dalam Literatur Kaum
1 al-Zamakhsyari, al-Kasysyāf 'an Haqñq al-Tanzl wa 'Uyin al-Agāvil ji
16 Tbid., h. 20.
Sunni", dalam Pesantren, Vol. VII, No. I 1991, h. 89.
Wujih al-Ta'wil (T.kt Intisyarat Aftab, t.th.), h. 17-20.
17 Ibid.

Anda mungkin juga menyukai