Anda di halaman 1dari 12

BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN UJIAN
TENGAH SEMESTER

OLEH :

MARCEL PRASTIKO ARTHANA

1915051013

PTI 2 C

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
202
A. UTS
1. Terdapat beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh Slavin, Gagne,
Bloom dan Reigeluth. Anda dipersilahkan untuk mencari, membaca
kemudian dipahami beberapa referensi terkait definisi belajar dari beberapa
ahli. Lakukanlah Analisa sebagai berikut:
a. Jelaskan definisi belajar masing-masing ahli tersebut (10%)
 Definisi belajar menurut Slavin merupakan sebuah proses perolehan
kemampuan yang berasal dari pengalaman.
 Definisi belajar menurut Gagne merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda
dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu.Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang hanya bersifat naluriah.
 Belajar menurut Bloom. Perilaku yang merupakan proses berpikir
atau yang termasuk hasil kerja otak.
 Belajar menurut Reigeluth adalah menekankan pentingnya fungsi-fungsi
motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu
meningkatkan efektivitas belajar.
b. Lakukan Analisa apa yang membedakan dari masing-masing definisi
tersebut. Jawaban dibuat dalam bentuk table seperti dibawah ini (10%):
Pakar Definisi belajar Komponen Pembeda
Slavin Merupakan sebuah proses Pengalaman dari individu
perolehan kemampuan adalah faktor utama dalam
yang berasal dari pembelajaran dimana
pengalaman. informasi di dapat dari
pengalaman hidup
Gagne Merupakan sejenis Secara alamiah belajar
perubahan yang merupakan tindakan tak
diperlihatkan dalam langsung yang tidak
perubahan tingkah laku, dirasakan oleh individu
yang keadaaannya berbeda karena belajar kita bisa

1
dari sebelum individu beradaptasi dengan
berada dalam situasi lingkungan dan sosial
belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang
serupa itu.Perubahan
terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks
atau perilaku yang hanya
bersifat naluriah.

Bloom Perilaku yang merupakan Belajar merupakan hasil


proses berpikir atau yang usaha individu dalam
termasuk hasil kerja otak. memproses informasi, dan
otak akan memproses
informasi lalu
mennyimpannya.
Reigeluth menekankan pentingnya Belajar tidak hanya sekedar
fungsi-fungsi motivator, belajar melainkan adanya
analogi, ringkasan, dan dorongan dan motivasi agar
sintesis yang membantu dapat melakukan secara terus
meningkatkan efektivitas menerus.
belajar.

2. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah


ditetapkan/didesain oleh seorang guru, maka guru harus memahami dan
menyesuaikan model dan strategi pembelajaran terhadap karakteristik gaya
belajar peserta didik.
a. Jelaskan beberapa gaya belajar dari peserta didik yang anda ketahui! (10%)
 Model Learning Styles Inventory (Honey and Mumford,1986), model
belajar ini mempunyai gaya belajar aktivis, reflektor, ahli teori,
pragmatis. Model ini didasari dari belajar kehidupan dimana pengalaman
menjadi faktor utama dalam proses belajar. Perilaku keseharian dan
kegiatan ada proses dalam belajar tersebut. Pengalaman yang baik akan
berguna di kemudian hari ketika menemukan masalah-masalah yang
sudah di hadapi sebelumnya, umumnya menyelesaikan masalah-masalah
secara teoritis, berdasarkan fakta-fakta kehidupan.
 Model Visual Auditory Kinaesthetic (Fleming, 2001), model belajar ini
mempunyai gaya belajar visual, pendengaran, kinestetik. Premis dari
model ini adalah bahwa kebanyakan orang memiliki pembelajaran yang
dominan gaya, tetapi beberapa dapat memiliki keseimbangan dari ketiga
gaya. Model ini didasarkan pada pemrograman neurolinguistik. Model
ini sangat dominan karena banyak ditemukan pada dunia pendidikan
sekolah umum ataupun sekolah kejuruan. Hal ini lebih menekankan pada
softskill, kemampuan kognitif merupakan pusat dari model belajar ini.
 Model Visual Auditory Read / Write Kinaesthetic (Fleming, 2001), model
belajar ini mempunyai gaya belajar visual, pendengaran, membaca atau
menulis, kinestetik. Gaya belajar ini hampir sama dengan Visual
Auditory Kinaesthetic, yang membedakan adalah gaya belajar Visual
Auditory Read/Write Kinaesthetic mempunyai jiwa sosial yang tinggi,
dan biasanya anak mempunyai jiwa ekstrovet dan suka dengan aktivitas
yang berhubungan dengan perkumpulan atau keramaian. Proses belajar
dari anak model ini adalah, ketika menerima informasi anak tersebut
akan menulis lalu mempraktekan dalam kehidupan. Contoh keseharian
yang ditemukan adalah ketika ingin belajar komputer, setelah
mempelajari teori cara menggunakan komputer, maka langkah
selanjutnya anak itu akan mempraktekan langsung dengan komputernya.
 Model Myers-Briggs Type Indicator (Myers, 1975), model belajar ini
mempunyai gaya belajar ekstroversi atau introversi, intuisi, berpikir atau
merasakan, menilai atau memahami. Gaya belajar ini merupakan gaya
belajar kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari anak yang
belajar
saling melengkapi dan menutupi kekurangan, gaya belajar ini sangat baik
karena ketika ada anak yang tidak mengerti maka temanya akan
membantu memberikan pengertian tentang yang di pelajari. Gaya belajar
ini biasa digunakan oleh pengusaha untuk mempelajari hal baru dalam
perkembangan dunia bisnis. Manfaat positif gaya ini adalah selain
menerima informasi baru dari hasil belajar, anak akan belajar
berkomunikasi dan menambah skill berbicara di depan umum,
 Model Kolb’s Learning Styles Inventory (Kolb, 1984), model belajar ini
mempunyai gaya belajar penyelam (beton, reflektif), assimilator (abstrak,
reflektif), converger (abstrak, aktif), akomodator (konkret, aktif). Gaya
belajar ini sangat umum dimiliki anak karena anak akan memakai salah
satu atau semua dari gaya belajar tersebut.Gaya belajar tersebut
membentuk hal baru dalam menerima informasi yang didapat, dan juga
konsisten akan informasi yang diterima. Informasi yang diterima adalah
informasi yang sesuai fakta, dan bukan merupakan informasi yang tidak
berguna.
 Model Felder-Silverman Learning Style (Felder and Silverman, 1988),
model belajar ini mempunyai gaya belajar sensing / intuitif, visual /
verbal, aktif / reflektif, berurutan / global. Gaya belajar ini ditentukan
pada setiap kontinum berdasarkan spesifiknya preferensi belajar. Model
ini dikembangkan untuk teknik belajar siswa agar siswa dapat dengan
mudah untuk memproses informasi dan memahami dengan baik
informasi yang diberikan. Media belajar seperti buku dan platform
belajar online dijadikan sebagai sumber untuk melatih dan memperoleh
informasi yang baru.
 Model Grasha-Riechmann Student Learning Styles Scale (Grasha, 1996),
model belajar ini mempunyai gaya belajar penghindaran, kolaboratif,
kompetitif, bergantung, independen, peserta. Model ini mengeksplorasi
gaya kolaborasi dan interaksi kelas antara siswa dan guru. Gaya belajar
ini melalui proses diskusi dalam belajar sehingga guru dan siswa dapat
saling terhubung, dan siswa dapat mengikuti materi yang sedang
diajarkan. Ketika murid aktif dalam bertanya dan guru menjawab dengan
aktif juga
dari situ murid akan menerima informasi yang diberikan oleh gurunya
dan dapat dipahami dengan baik.
 Model Teori Multiple Intelligences (Gardner, 1993) model belajar ini
mempunyai gaya belajar visual-spasial, lisan-verbal, logis-matematis,
musikal-ritmik, kinestetik-tubuh, interpersonal, intrapersonal,
naturalistic. Gaya belajar ini adalah dengan membagi keterampilan anak
menjadi beberapa keterampilan khusus yang sesuai dengan minat, karena
tidak semua anak mempunyai aliran minat yang sama. Seperti contoh
ketika anak memiliki aliran naturalistic maka anak tersebut tidak dapat
dipaksa untuk belajar yang berhubungan dengan perhitungan. Setiap gaya
belajar mempunyai kelebihan dan ciri khas masing-masing. Model ini
sangat membantu anak dalam belajar yang sesuai minat anak tersebut.
b. Berikan contoh implementasi gaya belajar tersebut dalam kegiatan belajar
yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran di kelas! (10%)
Implementasi gaya belajar tersebut yang paling sering digunakan
oleh peserta didik adalah gaya belajar Visual,Auditori,Kinestetik. Gaya
belajar Visual adalah gaya belajar yang menggunakan gambar atau objek
untuk menjelaskan informasi tertentu. Seperti Contoh dalam strategi
pembelajaran dikelas yaitu penguasaan materi dan diskusi seorang
pengajar akan menggunakan gambar atau membuat sebuah mind map
untuk peserta didik dengan gaya belajar visual, mind map ini sangat
membantu karena peserta didik akan belajar menggunakan imajinasi dan
imajinasi merupakan hal yang wajar digunakan bagi peserta didik. Gaya
belajar Visual seorang pengajar tidak perlu menjelaskan secara detail
dengan pembicaraan karena peserta didik pasti sudah paham materi yang
diajarkan melalui catatan yang ada di papan tulis ataupun materi yang
dipresentasikan melalui media elektronik.
Gaya belajar Auditori merupakan gaya belajar dengan peserta
didik memproses informasi dengan cara mendengar. Gaya belajar ini
mewajibkan pengajar untuk berbicara secara detail agar peserta didik dapat
dengan mudah untuk memahami informasi atau materi yang sedang
dipelajari. Pada strategi belajar diskusi peserta didik harus lebih banyak
berbicara dan
melakukan pertanyaan secara terus menerus agar peserta didik dapat
mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai materi yang sedang
dipelajari, dan tugas pengajar adalah mengawasi dan melengkapi informasi
yang disampaikan oleh peserta didik. Gaya belajar ini hanya membutuhkan
seorang pengajar yang menjelaskan dan tidak membutuhkan papan tulis
karena hanya melalui pembicaraan peserta didik mengerti mengenai
informasi yang sedang dipelajari.
Gaya belajar Kinestetik adalah gaya belajar dengan melibatkan
gerak. Peserta didik akan mengerti informasi dengan cara memahami
informasi lalu menerapkannya, gaya belajar ini paling sering digunakan
untuk anak yang memiliki kemampuan dibidang fisik seperti olahraga,
melakukan tarian, ataupun berenang. Tidak hanya fisik gaya belajar ini
ternyata banyak dilakukan peserta didik pada umumnya yaitu dengan
belajar mendengar dan melihat lalu menulisnya ke dalam buku tulis. Gaya
belajar ini merupakan gaya belajar yang unik karena dengan melakukan
peserta didik akan lebih paham, ketika melakukan ujian praktek gaya
belajar ini akan lebih unggul di dalam kelasnya.
3. Jelaskan menurut pendapat saudara makna empat pilar belajar menurut
UNESCO. (10%)
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan
melalui peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui
lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural
Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya
merencanakan empat pilar pendidikan yakni learning to Know, learning to do
learning to be, dan learning to live together. Keempat pilar tersebut secara
sinergi membentuk dan membangun pola pikir pendidikan di Indonesia untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
1.) Penjabaran dari empat pilar belajar.
 Learning to know
Pilar pertama ini memiliki arti bahwa para peserta didik
dianjurkan untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-
banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat memicu
munculnya sikap
kritis dan semangat belajar peserta didik meningkat. Learning to know
selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah pengetahuan, karena di
dalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta
didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu
adalah proses belajar. Learning to know juga mengajarkan tentang live
long of education atau yang disebut dengan belajar sepanjang hayat. Arti
pendidikan sepanjang hayat (long life education) adalah bahwa pendidikan
tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut
sepanjang hidupnya.
Contoh dari Learning to know adalah ketika peserta didik mencari
pengetahuan di lapangan dengan bertanya dengan orang yang lebih tua
atau narasumber yang dapat dipercaya untuk memberikan ilmunya
terhadapat peserta didik yang bertanya. Learning to know juga menjadikan
dasar bagi orang yang tidak mampu untuk bersekolah dapat memperoleh
pengetahuan yang berada dilapangan dan langsung mempraktekannya.
Tidak ada batasan dalam belajar oleh karena itu peserta didik bebas
mengambil pengetahuan dari sumber yang berbeda-beda.
 Learning to do
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di
sini para peserta didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan
permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata”.
Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja sama dalam sebuah
tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan kondisi.
Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft
skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan,
karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses
penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan
terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik sebagai
hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki kemampuan
soft skill dan hard skill.
Contoh dari Learning to do adalah ketika kemampuan kognitif
peserta didik digunakan untuk pemecahan masalah yang ada di lapangan, di
dalam pelajaran basis data peserta didik diminta untuk menemukan solusi
bagaimana cara data dapat diolah dengan baik sehingga menghasilkan
sistem informasi yang sangat bermanfaat, disini peserta didik akan
memecahkan masalah yang ada dengan kemampuan soft skill. Sedangkan
hard skill peserta didik akan melakukan observasi lapangan untung
mengetahui masalah yang ada.
 Learning to be
Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih
peserta didik agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan
apa yang peserta didik impikan dan cita-citakan. Penguasaan pengetahuan
dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan
sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk
berperilaku sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di
masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Learning to be sangat erat
kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta
kondisi lingkungannya. Misal: bagi siswa yang agresif, akan menemukan
jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan
sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas
sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi mediator bagi peserta didik. Hal
ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta
didik secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus
bermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi
manusia yang berperi kemanusiaan.
Contoh dari learning to be adalah ketika peserta didik melakukan
latihan berenang di kolam renang. Jika ingin menjadi perenang yang
professional maka peserta didik tersebut harus pandai berenang, dan
supaya pandai berenang makan peserta didik tersebut harus sering berlatih
dan mengasah talenta yang dimilikinya hal ini yang dinamakan learning to
be ketika talenta terus diasah atau melakukan latihan secara terus
menerus
peserta didik tersebut akan pandai berenang karena sudah mempunyai
pengalaman yang cukup selama latihan.
 Learning to live together
Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta
didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. jadi,
mereka harus mampu hidup bersama. Dengan makin beragamnya etnis di
Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup bersama. Pada
pilar keempat ini, kebiasaan hidup untuk bersama, saling menghargai,
terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan di dalam sekolah.
Dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sebagai hasil dari
proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan
dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya.
Contoh dari Learning to live together adalah peserta didik dengan
kemampuan kognitifnya melakukan penyelesaian masalah yang terjadi
masyarakat seperti saat melakukan KKN peserta didik melakukan
perbaikan pada irigasi sawah yang tidak jalan. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa hasil pembelajaran harus diterapkan di lingkungan masyarakat
untuk kepentingan bersama.

4. Kita dihadapkan pada era pandemic-COVID 19 yang saat ini kita hadapi
bersama, pembelajaran harus tetap berlangsung secara daring untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan peserta didik harus mampu
beradaptasi dengan strategi pembelajaran yang memanfaatkan peran
teknologi. Tetapi dalam implementasinya terdapat banyak kendala
diantaranya kuota, kualitas jaringan, motivasi peserta didik, guru enggan
beradaptasi.
a. Menurut pendapat saudara apakah peran keterampilan mengajar (teaching
skills) abad 21 dapat digunakan untuk mengadaptasikan pembelajaran saat
ini? (10%)
JAWAB :
Peran keterampilan belajar saat ini sudah sangat baik dan sesuai
dengan kurikulum dan pembelajaran. Karena pembelajaran abad 21
merupakan pembelaran yang menggunakan 16 keterampilan sebagai tiang
utamanya dan 16 keterampilan dan ketrampilan tersebut sudah sesuai
dengan 4 pilar pembelajaran-pembelajaran dimana 4 pilar ini adalah
Learning To Know menyiaratkan penguasaan instrumen terhadap
pengetahuan sendiri, memperoleh pengetahuan dalam proses yang tidak
pernah berakhir dan dapat diperkaya oleh semua bentuk pengalaman.
Belajar untuk mengetahui termasuk pengembangan kemampuan-
kemampuan dalam ingatan, imajinasi, penalaran,pemecahan masalah, dan
kemampuan berpikir secara koheren dan kritis. Learning To Do Pilar
pembelajaran ini menyiratkan di tempat pertama untuk penerapan apa yang
telah dipelajari atau diketahui peserta didik dalam praktik, ini terkait erat
dengan pendidikan kejuruan teknis dan pelatihan keterampilan kerja.
Learning To Live Together menyiratkan pendidikan mengambil
dua jalur yang saling melengkapi pada satu tingkat, penemuan orang lain
dan orang lain, mengalami tujuan bersama sepanjang hidup, secara khusus
itu menyiratkan pengembangan kualitas. Learning To Be yaitu belajar untuk
menjadi karena itu dapat ditafsirkan dalam satu cara sebagai belajar menjadi
manusia, melalui akuisisi pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang
kondusif untuk pengembangan kepribadian di dalam dimensi intelektual,
moral, budaya dan fisik.
Hubungan antara kurikulum dengan 4 Pilar Pembelajaran adalah
pilar pembelajaran sebagai acuan untuk mengorientasi kembali tujuan
kurikulum, pilar pembelajaran untuk mengatur kembali konten kurikulum
dalam ketentuan kunci kompetensi, pilar pembelajaran untuk pengemasan
modul pembelajaran dalam pendekatan terpadu terhadap peserta didik.
b. Jika iya, apa saja dan jelaskan keterampilan mengajar abad 21 yang dapat
diintegrasikan dalam kegiatan mengajar di kelas? (20%)
JAWAB:
Literacy, Numeracy, Scientific literacy, ICT literacy, Financial literacy,
Cultural and civic literacy, Critical thinking/problem-solving, Creativity,
Communication, Collaboration, Curiosity, Initiative, Persistence/grit,
Adaptability, Leadership, Social and cultural awareness. Keterampilan yang
akan dimiliki oleh generasi abad 21 mempunyai tujuan agar Indonesia
mampu bersaing di era global dan ekonomi industry.
c. Bagaimana solusi yang anda tawarkan terhadap beberapa constraint yang
terjadi (seperti kuota, kualitas jaringan, motivasi peserta didik serta guru
enggan beradaptasi) agar pembelajaran dapat berlangsung guna mencapai
tujuan pembelajaran? (20%)
JAWAB :
Agar pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran guru harus
memberikan motivasi dan gaya belajar yang menarik supaya murid atau
peserta didik akan mengerti mengenai materi yang diajarkan. Guru harus
mengajarkan dengan strategi belajar yang dilakukan di negara maju seperti
belajar dengan diskusi, menggunakan mind map, dan belajar secara aktif di
luar kelas. Dan untuk media pembelajarn bisa dilakukan dengan secara
langsung di alam terbuka seperti tempat wisata untuk memotivasi peserta
didik agar dapat melakukan pembelajaran dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai