Anda di halaman 1dari 19

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

HAKIKAT HASIL BELAJAR

KELOMPOK 1

Gede Bayu Budi Arta 1915051100

I Made Bhisma Putra Nugraha 1915051063

I Ketut Yudi Premana Giri 1915051052

Ketut Alit Winggasaputra 1915051044

I Kadek Chrisna Bimantara Jelantik Bukian 1915051007

Basoka Akbar Manurung 1915051068

PTI 2C

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020

1
HAKIKAT HASIL BELAJAR

1. Pengertian dan Definisi Hakikat Hasil Belajar


Pengertian hasil belajar secara umum adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan
dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan
penilaian terhadap sikap, pengetahuan, kecakapan dasar dan perubahan tingkah
laku secara kuantitatif.

Hasil belajar juga dapat didefinisikan sebagai prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang dalam sebuah sistem
pendidikan tertentu.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar:


Faktor Internal

Berikut ini merupakan faktor-faktor dari dalam yaitu internal yang dapat
mempengaruhi dari hasil belajar seorang peserta didik.

A. Faktor jasmaniah
Faktor berkaitan dengan kondisi fisik seseorang atau kondisi jasmaniah seseorang.

• Kesehatan
Keadaan jasmani yang sehat akan berpengaruh lain dibanding jasmani yang
keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi
harus cukup agar bisa focus dan mampu berkonsentrasi sehingga proses belajar
menjadi efektif dan hasil belajar juga akan bagus.

• Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah suatu penyebab kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh atau badan. Oleh karena itu siswa cacat belajarnya akan sangat
terganggu dan hasil belajar yang didapat juga akan berpengaruh.

B. Faktor psikologis

2
Faktor psikologis mempengaruhi prestasi belajar meliputi segala hal
berkaitan dengan kondisi mental kejiwaan seseorang.

• Intelegensi
Kecerdasan atau Intelegensi pada umumnya diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu
tersebut meraih sukses dalam belajar.

• Sikap
Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan diperoleh
siswa. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran menjadi lebih positif.

• Bakat
Semua manusia pada dasarnya memiliki bakat tersendiri. Baik belajar atau
bekerja dalam bidang yang diminati tentunya akan lebih baik jika didukung juga
dengan talenta serta macam macam bakat yang juga sesuai. Bakat sangat berperan
dalam pembelajaran karena mendukung keberhasilan dalam akademik. Sehingga
bakat tersebut perlu dikembangkan lagi dengan menekuninya.

• Minat
Minat harus dimiliki dari awal dengan merencanakan cita-cita segingga
dapat menghasilkan ketekunan dan membawa keberhasilan dalam hasil belajar dan
selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan
tugas berikutnya.

• Motivasi
Dalam pembelajaran faktor motivasi mempunyai pengaruh penting.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil belajar peserta

3
didik, dalam hal ini yang menjadikan perilaku untuk bekerja atau belajar dengan
penuh inisiatif, kreatif dan terarah.

Faktor Eksternal

Berikut ini merupakan faktor – faktor dari luar (Eksternal) yang dapat
mempengaruhi dari hasil belajar seorang peserta didik, yaitu:
A. Faktor Keluarga
Pendidkan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah
yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan.
• Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.
Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak
kurang berhasil dalam belajarnya. Sehingga orang tua harus mendidik anaknya
dengan baik dan mengarahkan kedisiplinan yang tinggi.

• Relasi antar anggota keluarga


Relasi atau hubungan antar anggota keluarga memang merupakan salah satu
faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil belajar peserta didik, karena jika relasi
atau hubungan di suatu keluarga tidak harmonis, hal tersebut bisa mendatangkan
atau menjadi beban pikiran dari peserta didik itu sendiri, sehingga proses belajar
yang dialaminya tidak akan maksimal dan hasil belajar pun akan menjadi tidak
maksimal. Sehingga anggota keluarga harus sepakat untuk menjaga
keharmonisannya didalam setiap anggota keluarga.

• Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Selanjutnya agar
anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan
tenteram. Jika suasana rumah tenang, seorang anak akan betah tinggal di rumah dan
anak dapat belajar dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

• Keadaan ekonomi keluarga

4
Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar anak. Hal ini
disebabkan karena jika keadaan ekonomi suatu keluarga tidak baik, hal ini bisa
menyebabkan tidak maksimalnya hasil belajar dari peserta didik itu sendiri, karena
akan ada banyak tekanan yang dialami peserta didik tersebut.

• Latar belakang kebudayaan


Latar belakang kebudayaan juga merupakan faktor yang bisa
mempengaruhi suatu hasil belajar dari peserta didik. Tingkat pendidikan atau
kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada
anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak
untuk belajar.

B. Faktor Sekolah
Faktor sekolah adalah faktor yang sangat penting mempengaruhi hasil belajar
terdiri dari :
• Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar diusahakan yang
semenarik mungkin.

• Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakn unsur substansial
dalam pendidikan. Tanpa kurikulum belajar mengajar tidak dapat berlangsung,
karena materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran harus direncanakan
terlebih dahulu. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi
belajar anak didik. Jadi, kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar anak didik

• Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
para siswa harus pandai mengatur waktu seefektif mungkin dan pendidik juga harus
menggunakan waktu mengajar dengan efesien dan baik.

• Metode belajar

5
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu
pembinaan dari guru, dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar
siswa. Siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang
baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajar.

• Tugas rumah
Tugas rumah merupakan tugas yang diberikan di sekolah dan dikerjakan di
rumah, Hal ini bisa membuat tekanan untuk peserta didik sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar. Sehingga pihak pendidik harusnya meringankan
adanya tugas rumah yang diberikan agar peserta didik bisa lebih focus belajar.

• Lingkungan belajar di sekolah


Lingkungan belajar di sekolah maksudnya adalah suasana belajar yang ada
di sekolah atau khususnya di ruang kelas. Suasana belajar sangat amat penting
dalam mempengaruhi suatu hasil belajar peserta didik, karena jika suasana di ruang
kelas tidak mendukung untuk belajar (ribut, bising, panas, dll) maka peserta didik
tidak akan dapat menerima materi pembelajaran secara baik, sehingga peserta
didikpun akan tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dan hasil belajar
peserta didik pun menjadi tidak maksimal.

• Sarana dan prasarana


Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar disekolah. Jumlah ruang kelas pun harus menyesuaikan peserta didik.
Karena jika anak didik lebih banyak dari pada jumlah kelas, akan terjadi banyak
masalah, yang tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar anak.

C. Faktor Masyarakat
• Kegiatan peserta didik dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan
masyarakat yang terlalu banyak, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya

6
• Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan
pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus
cukup bijaksana.

• Bentuk kehidupan masyarakat


Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, pejudi, suka
mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada
anak (siswa) yang berada di situ sehinga perlu adanya antisipasi hal tersebut dengan
cara berhati-hati dalam bergaul dan memilah mana yang baik dan buruk.

3. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari


Pada saat pandemic seperti sekarang ini perlu adanya penyesuaian terhadap
proses belajar mengajar atau proses menuntut ilmu dengan cara mengaplikasikan
metode belajar yang sesuai dengan keadaan saat ini yang bisa dilihat dari beberapa
factor.

A. Faktor Internal
Pada factor internal yaitu dalam diri kita sendiri, faktor internal yang
berkaitan dengan disiplin dan kemampuan mengatur waktu, hal tersebut juga terkait
dengan bagaimana mahasiswa dapat menyiapkan kedisiplinannya untuk fokus pada
perkuliahaan jadi perlu adanya pengaplikasian belajar yang lebih efektif saat
perkuliahan daring seperti ini dengan cara menyiapkan mental secara fisik maupun
batin, misalkan pada factor jasmaniah mengenai Kesehatan, Untuk menjaga agar
keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup agar bisa focus dan mampu
berkonsentrasi sehingga proses belajar menjadi efektif dan hasil belajar juga akan
bagus. Serta pada fakor yang lainnya juga harus lebih disesuaikan dengan keadaan
saat ini.

B. Faktor Eksternal

7
Dalam factor eksternal sangat banyak sekali melakukan perubahan karena
mengingat peserta didik sudah tidak melakukan pembelajaran lagi di sekolah
melainkan via daring jadi model pembelajaran berbasis digital harus
dimaksimalkan secara massif dengan lebih menekankan pada factor ekonomi yang
harus disiapkan untuk menunjang agar pembelajaran berjalan secara optimal,
dengan menyiapkan fasilitas piranti piranti baik itu hardware maupun software.

4. Hasil Belajar dalam tiga ranah menurut Bloom’s


Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom
dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan perubahan yaitu


Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah
direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan masing-masing
dijelaskan sebagai berikut.

A. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Dalam hal ini juga berkaitan dengan pilar pilar belajar
menurut UNESCO, Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi
yang meliputi 6 tingkatan antara lain :

8
Hirarki kognitif
• Pengetahuan (Knowledge) – C1
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: pengetahuan tentang
istilah dan pengetahuan tentang fakta khusus.
• Pemahaman (Comprehension) – C2
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai
kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi
(mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau
merangkum materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas
arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi
pelajaran
• Penerapan (Application) – C3
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan
menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru. Contoh: Menggunakan
pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.
• Analisa (Analysis) – C4
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom
tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan
suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa:
(a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi). Contoh: Menganalisa

9
penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan
memisahkan komponen- komponennya.
• Sintesis (Synthesis) – C5
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk
memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a)
memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau kegiatan yang
utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan abstrak. Contoh:
Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa
sumber.
• Evaluasi (Evaluation) – C6
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’
suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak
ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau
evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti
eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.
B. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima
kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks. Yaitu sebagai berikut:

Hirarki afektif

10
• Penerimaan (Receiving) – A1
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon
terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar
terendah dalam domain afektif. Dankemampuan untuk menunjukkan atensi dan
penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain,
mengingat nama seseorang.
• Responsive (Responding) – A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara
afektif, menjadi peserta dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi dan mengambil tindakan
atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas
• Nilai yang dianut (Value) – A3
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak
menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan
opresiasi”. Serta Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan
mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut
diekspresikan dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan kegiatanCorporate Social
Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan komitmen perusahaan.
• Organisasi (Organization) – A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat
lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk
suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu
filsafat hidup. Dan Kemampuan membentuksystem nilai dan budaya organisasi
dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati
etika profesi, mengakui perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung
jawab.
• Karakterisasi (characterization) – A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih
mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. DanKemampuan mengendalikan

11
perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal,
interpersonal dan social. Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja
sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok.
C. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering
melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan,
jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada lima kategori dalam ranah psikomotorik mulai
dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit. Yaitu sebagai berikut:

Hirarki psikomotor
• Peniruan – P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf.
Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
• Manipulasi – P2
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui
latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk
tidak hanya meniru tingkah laku saja.
• Ketetapan – P3

12
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi
sampai pada tingkat minimum.
• Artikulasi – P4
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan
yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara
gerakan-gerakan yang berbeda.
• Pengalamiahan – P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin.
Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain
psikomotorik.
5. Relevansi Taksonomi Bloom’s Dengan Pilar-Pilar UNESCO
Padahal pada dasarnya perubahan-perubahan sikap menuju arah yang lebih
baik harus selalu dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadap perubahan-
perubahan yang timbul seperti halnya perubahan dalam bidang kemajuan teknologi
dan pengetahuan, dan pada saat pandemic ini kita harus banyak sekali melakukan
perubahan karena mengingat pembelajaran sekarang adalah via online, mereka
yang terus melakukan proses belajar akan dapat mengikuti perubahan yang ada,
sedangkan mereka yang berhenti untuk belajar akan merasakan kesulitan dalam
menghadapi perubahan dan akan cenderung menjadi manusia yang kurang mandiri.
Sudjana (2001: 228) berpendapat bahwa dalam pengembangan sikap dan
perilaku mandiri, pendidikan luar sekolah dapat berperan untuk membantu peserta
didik sehingga ia dapat menyadari dan mengakui potensi dan kemampuan dirinya.
Peserta didik perlu dibantu untuk mampu berdialog dengan dirinya dan
lingkungannya. Program-program pendidikan non formal diarahkan untuk
memotivasi peserta didik dalam upaya mengaktualisasi potensi diri, berpikir, dan
berbuat positif terhadap lingkungan, serta mencapai kepuasan diri dan bermakna
bagi lingkungan.
Dalam taknomi blooms telah menjelaskan bagaimana skill diurutkan dari
yang terenda hingga tinggi, dan hal ini berkaitan dengan pilar pilar belajar
menurut UNESCO, Upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa tidak ada cara lain

13
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu
UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yaitu:
A. Learning to know
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar
mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Penguasaan
yang dalam dan luas akan bidang ilmu tertentu, termasuk di dalamnya Learning to
How. Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui),
pendidik harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator, dalam masa
pandemic ini pendidik cukup menjadi fasilitator versi daring dengan selalu
memberikan informasi dan memberikan pengamaan, di samping itu pendidik
dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam
rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
B. Learning to do
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu
(learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif,
peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap
nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon
suatu stimulus. Belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerja sama dalam team, belajar
memecahkan masalah dalam berbagai situasi. Sekolah sebagai wadah masyarakat
belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan
yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk
melakukan sesuatu) dapat terrealisasi.
C. Learning to be
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat,
minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi
lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila
diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat
diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan
maksimal.
D. Learning to be

14
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be). Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat,
minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi
lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila
diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat
diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan
maksimal.
Dengan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut, diharapkan pendidikan yang
berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia dapat menjadi lebih baik, dalam
Taksonomi Blooms dari ranah kognitif sangat erat kaitannya dengan pilar belajar
ini, namun yang menjadi masalah adalah dunia pendidikan di Indonesia yang saat
ini masih dalam keadaan pandemic sehingga menyebabkan proses pembelajaran
berlangsung tidak tatap muka dan juga minim fasilitas, terlebih lagi di daerah-
daerah terpencil, belum meratanya fasilitas Pendidikan seperti jaringan internet
yang bagus, tentunya akan menjadi halangan bagi siswa untuk mengembangkan diri
mereka. Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada
peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap,
kepribadian dan moral.
6. Kritikan Atau Kelemahan Pada Konsep
Proses perkuliahan secara daring dinilai sebagai tantangan baru di dalam era
revolusi industri 4.0, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. Hal tersebut
dikarenakan ditahun ini Indonesia secara resmi baru mengeluarkan kebijakan
pendidikan tinggi yang secara spesifik merespon tuntutan revolusi industri 4.0,
program ini juga dapat mendorong mahasiswa tidak hanya melakukan
pembelajaran di dalam kelas tapi juga pada masyarakat dan melibatkan agency-
agency yang luas.
Meskipun juga model ini terbilang belum secara menyeluruh menjangkau
lapisan sosial bawah yang ada di masyarakat. Karena pada dasarnya model
pembelajaran ini juga mempunyai syarat yang harus di penuhi yakni akses terhadap
informasi digital. Untuk itu jika ditinjau dari akses terhadap teknologi digital, tidak
semua mahasiswa mempunyai akses yang sama. Perkuliahan online berpotensi

15
memicu ketimpangan sosial yang berdampak pada kualitas pembelajaran
mahasiswa.
Hal ini dikarenakan ketersediaan infrastruktur digital yang belum merata,
Indonesia saat ini belum menyediakan infrastruktur Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), prasyarat utama untuk pembelajaran jarak jauh, yang memadai
dan meluas untuk seluruh warganya. Selain itu, status sosio-ekonomi juga
mempengaruhi tingkat kompetensi dan literasi dalam menggunakan TIK, ketika
dosen atau mahasiswa yang gagap teknologi tidak akan mampu mengelola
pembelajaran. Keterkaitan erat antara kesenjangan sosial, ketersediaan akses, dan
keterampilan digital saling mempengaruhi kualitas PJJ dan membuat kesenjangan
digital menjadi masalah multidimensi.
Terlebih Muatan pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan
agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Mahasiswa dapat lebih terlibat
(engaged) dalam proses pembelajaran. Daya dukung teknologi juga perlu terus
ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan perusahaan-
perusahaan penyedia konten (content provider). Dalam hal ini pendidik juga harus
siap dengan komunikasi yang intens dengan mahasiswa, berbagai kanal percakapan
seperti WhatsApp, forum, telepon sampai video call harus tetap melayani
mahasiswa di tengah pandemi saat ini. Dengan proses yang sedemikian diharapkan
mampu mengembangkan kualitas pembelajaran. Disamping itu juga dibutuhkannya
kapasitas kelembagaan literasi digital dosen dan mahasiswa yang harus
dikembangkan.
7. Penyesuaian Terhadap Kritikan Tersebut
Peserta didik adalah seseorang yang berusaha menuntut ilmu guna
meningkatkan kualitas dirinya sendiri, dalam pandemic saat ini peserta didik harus
menyesuakin proses belajar yang terjadi, baik itu dalam hal internal dengan cara
meningkatkan kualitas setiap factor yang dimiliki dalam diri sendiri, dan dalam hal
eksternal peserta didik diharapkan telah menyiapkan berbagai bahan belajar agar
bisa mengoptimalkan proses belajar mengajar agar lebih efisien dan terfokus
dengan lebih menekan tunjangan fasilitas yang ada dan meminta dorongan bantuan
dari keluarga dan lingkungan sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Zakky. (2020, Februari 23). Pengertian Hasil Belajar | Definisi, Fungsi, Tujuan,
Faktor [Lengkap]. Retrieved from zonareferensi:
https://www.zonareferensi.com/pengertian-hasil-belajar/

brainly. (2019, Agustus 26). Sebutkan faktor internal yang mempengaruhi dalam
belajar! Retrieved from
https://brainly.co.id/tugas/23848427/tugas/23848427: https://brainly.co.id

dosenpsikologi. (n.d.). 15 Peranan Bakat Dalam Proses Belajar Psikologi


Pendidikan. Retrieved from https://dosenpsikologi.com/peranan-bakat-
dalam-proses-belajar-psikologi-pendidikan: https://dosenpsikologi.com

jurnal.unimed. (2012). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT


BELAJAR PESERTA DIDIK. Retrieved from
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/viewFile/13
23/1084: https://jurnal.unimed.ac.id

media.neliti. (2016). PENGARUH MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN.


Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/287678-
pengaruh-motivasi-dalam-pembelajaran-dc0dd462.pdf:
https://media.neliti.com

rizcafitria. (2011, April 30). Sikap Belajar Peserta Didik. Retrieved from
https://rizcafitria.wordpress.com/2011/04/30/sikap-belajar-peserta-
didik//2011/04/30/sikap-belajar-peserta-didik/:
https://rizcafitria.wordpress.com

SAYUTI, I. (2012, April 9). Faktor-faktor yang Mempkengaruhi Belajar.


Retrieved from http://ikanurjanah-
ikanurjanah.blogspot.com/2012/04/faktor-faktor-yang-
mempkengaruhi.html: http://ikanurjanah-ikanurjanah.blogspot.com

trisniawati. (2013, Mei). Pengaruh Intelegensi Terhadap Kesuksesan Belajar


Siswa. Retrieved from

17
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/05/pengaruh-intelegensi-
terhadap_12.html: http://trisniawati87.blogspot.com/

vhasande. (2014, Maret). Intelegensi Dalam Belajar. Retrieved from


http://vhasande.blogspot.com/2014/03/intelegensi-dalam-belajar.html:
http://vhasande.blogspot.com

Sugianto, A. (2013, September 24). PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DAN 4 PILAR


PENDIDIKAN UNESCO. Retrieved from akhmad-sugianto.blogspot:
http://akhmad-sugianto.blogspot.com/2013/09/?m=1

Anggara, D. T. (2014, Januari 9). FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG


MEMPENGARUHI BELAJAR. Retrieved from
http://dyantezaanggara27.blogspot.com/:
http://dyantezaanggara27.blogspot.com/2014/01/faktor-internal-dan-
eksternal-yang.html/ Diakses pada 23 Mei 2020

Coretanzone. (2017, Oktober 1). Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Siswa. Retrieved from https://www.coretanzone.id/:
https://www.coretanzone.id/2017/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
hasil-belajar-siswa.html/ Diakses pada 23 Mei 2020

Unknown. (2017, April 15). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.


Retrieved from http://www.rangkumanpustaka.com/:
http://www.rangkumanpustaka.com/2017/04/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-hasil.html/ Diakses pada 23 Mei 2020

Widia Hapnita, R. A. (2016). FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG


DOMINAN MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR. CIVED JURUSAN
TEKNIK SIPIL, 2175 - 2182. Retrieved from https://www.asikbelajar.com.
/ Diakses pada 24 Mei 2020

KANGMASZAKKI. (2017, September 23). TAKSONOMI BLOOM (RANAH


KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR). Retrieved from
https://kangmaszakki.wordpress.com/:

18
https://kangmaszakki.wordpress.com/2017/09/23/taksonomi-bloom-ranah-
kognitif-afektif-dan-psikomotor/ Diakses pada 26 Mei 2020

19

Anda mungkin juga menyukai