Anda di halaman 1dari 4

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTARA BETADIN DAN ALKOHOL TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI RUANG


LONTARA 4 ANAK RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR

Abdul Rahimˡ , Sri Wahyuni² , Junaidi³


1
Stikes Nani Hasanuddin
2
Makassar Stikes Nani
Hasanuddin Makassar 3 Poltekkes
Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Penatalaksanaan tindakan aseptik pada perawatan tali pusat bertujuan agar tali pusat bebas
dari infeksi, disamping menjaga tali pusat tetap kering dan bersih. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas penggunaan antara betadin dan alkohol dalam proses penyembuhan luka tali
pusat pada bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan
‘cross sectional study’. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien bayi baru lahir dan
sementara dirawat dan dilakukan prosedur perawatan tali pusat diruang perinatologi RSUP Dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan jumlah sampel yang dipilih berdasarkan ketersedian
dengan metode accidental sampling. Waktu penelitian selama 1 bulan dengan instrument
pengumpulan data menggunakan kuisioner observasional (checklist). Setelah dianalisis dengan
menggunakan uji statistic Independen t-test dengan tingkat kemaknaan α꞊ 0,05, hasil uji diperoleh hasil ꞊
0.661 sig2-tailed, dimana nilai p > 0,05, yang berarti tidak ditemukan adanya perbedaan efektivitas
penggunaan antara betadin dan alkohol terhadap penyembuhan luka tali pusat bayi baru lahir.

Kata kunci : betadin, alkohol, infeksi tali pusat

PENDAHULUAN antiseptik betadin dan alkohol untuk


Plasenta dan tali pusat adalah dua mencegah infeksi dan komplikasi lanjutan dari
organ yang memiliki peranan penting selama proses pemotongan tali pusat, walaupun
proses kehamilan berlangsung, berperan sampai sekarang masih dijumpai beberapa
sebagai penghubung sirkulasi darah ibu dan perbedaan mengenai metode tepat
bayi serta tempat transportasi nutrisi atau zat- penatalaksanan perawatan luka tali pusat
zat penting yang dibutuhkan dalam proses disamping penggunaan antiseptik, namun
pertumbuhan dan perkembangan bayi pada dasarnya semua mengacu pada prinsip
disamping itu terdapat fungsi lain : fungsi utama yaitu tali pusat bebas dari infeksi dan
pernafasan, kekebalan tubuh , ekskresi zat- komplikasi lanjutan, berdasarkan fenomena
zat yang tak berguna bagi bayi serta beberapa inilah penulis tertarik untuk melakukan
fungsi lain yang penting. penelitian tentang efektivitas antara
Setelah bayi dilahirkan, penghubung penggunaan betadin dan alkohol terhadap
ini tidak diperlukan lagi dan dilakukan penyembuhan luka tali pusat bayi baru lahir.
pemotongan, pengikatan atau penjepitan,
serta dilakukan perawatan lebih lanjut sampai BAHAN DAN METODE PENELITIAN
tali pusat pupus dan lepas dari pangkal pusar Desain Penelitian
bayi. Di indonesia dikenal berbagai metode
Desain penelitian yang digunakan
perawatan tali pusat, mulai dari perawatan
adalah deskriptif analitik survey melalui
metode tradisional sampai perawatan tali
pendekatan cross sectional study untuk
pusat modern yang mengacu pada
mengetahui dinamika korelasi antara faktor-
penatalaksanaan dan penyembuhan luka tali
faktor risiko dengan efek melalui observasi
pusat, yang tujuan utama adalah tali pusat
dan pengumpulan data pada suatu saat,
bebas dari infeksi serta tali pusat tetap bersih
melalui perangkat kuisioner observasi dalam
dan mengering lebih cepat sampai pada
bentuk Checklist.
akhirnya pupus, diantara penatalaksaan yang
sering digunakan diantaranya penggunaan

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 115


Lokasi, Populasi dan sampel penelitian Makassar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
Pelaksanaan penelitian dilakukan pasien bayi baru lahir diruang anak dan akan
diruang anak RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo dilakukan prosedur perawatan tali pusat dengan
menggunakan betadin dan alkohol, dengan tunggal yang dianggap terkait dengan
sampel yang dipilih berdasarkan ketersediaan penelitian dan analisis bivariat untuk
dengan metode accidental sampling. Besar melihat distribusi beberapa variabel yang
sampel dalam penelitian berjumlah 20 bayi dianggap terkait dengan menggunakan uji
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. independent t-test dengan tingkat
1. Kriteria inklusi : kemaknaan α꞊ 0.05, jika p > α (0.05), maka
a. Bayi yang akan dilakukan prosedur hipotesis nol (Ho) ditolak yang berarti
perawatan tali pusat dan sementara tidak ada perbedaan yang bermakna
dirawat dibagian anak ( perinatologi ). antara pemberian betadin dan alkohol
b. Orang tua bersedia anaknya menjadi terhadap tingkat penyembuhan luka
responden, dengan penggunaan talipusat bayi baru lahir sedangkan jika p <
salah satu jenis antiseptik tersebut α (0.05), maka hipotesis nol (Ho) diterima
dan bersedia diobservasi sampai yang berarti ada hubungan yang
beberapa hari sampai luka tali pusat bermakna antara pemberian betadin dan
sembuh (pupus) alkohol terhadap penyembuhan luka tali
c. Tali pusat bayi baru lahir sehat, tanpa pusat bayi baru lahir.
komplikasi lain.
2. Kriteria Esklusi : HASIL PENELITIAN
a. Keluarga tidak bersedia menjadi 1.Analisis Univariat
responden. Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
b. Bayi dengan komplikasi tali pusat. jenis kelamin diruang Anak RSUP Dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar, 2013
Pengumpulan Data Jenis Kelamin Frekuensi %
Data primer diperoleh melalui Laki- laki 10 50%
kuisioner observasi dalam bentuk checklist,
Perempuan 10 50%
observasi dilakukan sampai tali pusat pupus
(±8 hari)/lebih dan data sekunder dengan Total 20 100%
mengambil pada lembar status rawat inap Sumber : Data Primer, Pebruari 2013
pasien dan sumber-sumber referensi yang
terkait. Dari tabel 1 hasil pengamatan
menunjukkan bahwa responden jenis
Pengolahan Data kelamin laki-laki sebanyak 10 responden
1. Editing (50%) dan perempuan sebanyak 10
Meliputi kelengkapan pengisian, responden (50%).
kesalahan pengisian dan konsistensi dari
setiap pengamatan/ observasi. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
2. Koding berat badan bayi baru lahir diruang Anak
Mengelompokkan hasil observasi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar,
responden berdasarkan 2 metode 2013
pemberian desinfeksi. Berat Badan Frekuensi %
3. Tabulasi Data Rendah 12 60%
Setelah dilakukan kegiatan editing dan Normal 8 40%
koding dilanjutkan dengan Total 20 100%
mengelompokkan data kedalam suatu Sumber : Data Primer, Pebruari 2013
tabel distribusi frekuensi dengan
menggunakan Microsoft Excel. Dari tabel 2 hasil pengamatan
4. Analisa Data. menunjukkan dari 20 responden yang
Setelah dilakukan tabulasi data, kemudian diteliti, sebanyak 12 responden (60%)
data diolah dengan menggunakan kategori berat badan lahir normal, dan 8
bantuan program SPSS for windows 18 responden (40%) ketegori berat badan lahir
melalui tahapan-tahapan kemudian data normal.
dianalisis dengan metode uji statistic yaitu
analisis univariat dilakukan untuk variabel Tabel 3, Distribusi responden berdasarkan
kelompok obat desinfeksi yang digunakan
diruang anak RSUP Dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar, 2013
Kelompok obat Frekuensi %
Betadin 10 50%
Alkohol 10 50%
Total 20 100%
Sumber : Data Primer, Pebruari 2013

116
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721
Dari tabel 3 diketahui bahwa responden (50%) dan kelompok penggunaan
kelompok penggunaan betadin sebanyak 10 alkohol sebanyak 10 responden.
tingkat kemaknaan α=0.05 diperoleh nilai
2.Analisis Bivariat signifikansi p = 0.661 dimana lebih besar
Tabel 4, Distribusi responden berdasarkan dari0.05 yang berarti Ho diterima, tidak ada
efektivitas penggunaan betadin terhadap perbedaan yang bermakna antara
lama penyembuhan luka tali pusat penggunaan betadin dan alkohol terhadap
Penggunaan tingkat kesembuhan tali pusat bayi baru
Betadine Frekuensi %
lahir.
Kurang 4 40%
Baik 6 60% PEMBAHASAN
Jumlah 10 100% 1.Efektivitas penggunaan betadin terhadap
Sumber : Data Primer, Pebruari 2013 tingkat kesembuhan tali pusat.
Memperhatikan hasil penggunaan
Dari tabel 4 dari 10 responden betadin terhadap penyembuhan luka tali
hasilobservasi penggunaan betadin pusat dengan menggunakan Uji Pearson
terhadap lama sembuh tali pusat bayi baru Chi-Square test diperoleh hasil p = 0,002
lahir, penggunaan betadin dalam ketegori dengan tingkat kemaknaan α= 0.05, maka
sembuh cepat dan kurang komplikasi didapatkan p < α, dengan demikian Ha
sebanyak 6 responden (60%) dan masih diterima, sehingga ada perbedaan yang
terdapat 4 responden (40%) dengan bermakna antara pemberian betadin
kategori penyembuhan lambat . terhadap tingkat kesembuhan luka tali
pusat. Pada umumnya iodine povidon dapat
Tabel 5, Distribusi responden berdasarkan efektivitas diterima baik oleh tubuh walau kadang-
penggunaan alkohol terhadap penyembuhan luka tali pusat. kadang dapat menimbulkan iritasi atau
alergi pada beberapa kasus, efek
Penggunaan anti bakterisidialnya mampu
Frekuensi % melawan bakteri gram positif dan sebagian
Alkohol
Kurang 6 40% bakteri gram negative, aktivitas fungisidial
Baik 4 60% dan virusidal iodofor baik tetapi inaktif
dalam melawan spora. Hal ini dibenarkan
Jumlah
Sumber 10 2013
: Data Primer, Pebruari 100% dengan penelitian yang dikutip WHO
menyebutkan iodine- povidon sama
Berdasarkan tabel 5 dari 10 efektifnya dengan triple dye, silver
responden hasil observasi penggunaan sulfasin, dan bacictracin dalam
alkohol terhadap lama sembuh tali pusat, mengontrol kolonisasi pada tali pusat
diperoleh hasil 4 responden (40%) kategori dirumah sakit dan berhubungan dengan
sembuh cepat ( ≤6hari) dan 6 responden pendeknya waktu pelepasan tali pusat. Hal
(60%) sembuh lambat (>6 hari). ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
oleh ari yunanto danHeru, yang
Tabel 6, Perbedaan efektivitas antara penggunaan betadin mengatakan ada pengaruh penggunaan
dan alkohol terhadap penyembuhan luka tali pusat. iodine povidon pada perawatan tali pusat
terhadap penghambatan pertumbuhan
Lama (waktu) kuman dan pelepasan tali pusat menjadi
Jenis
Cepat Lambat Total lebih cepat rata-rata kurang dari 1 minggu.
penggunaan
(≤6hari) (>6hari) 2.Efektivitas penggunaan alkohol terhadap
10
Betadin 6 (60%) 4 (40%)
(100%)
penyembuhan luka tali pusat.
Memperhatikan hasil penggunaan
Alkohol 4 (40%) 6 (60%) 10 (100%) alkohol terhadap penyembuhan luka tali
10 10 pusat dengan menggunakan uji pearson
Hasil (100%) (100%) 20 (100%) Chi-Square test, diperoleh hasil p=0.002
Sumber : Data Primer, Pebruari 2013
dengan tingkat kemaknaan α= 0.05, maka
Berdasarkan hasil analisisi statitistik didapatkan p < α , degan demikian Ho diterima,
tabel dengan independent t-test dengan sehingga ada perbedaan yang bermakna
antara pemberian alkohol
terhadap tingkat kesembuhan luka tali
pusat. Diketahui efekantibakterisid dan
fungisidialnya kuat dan mampu membunuh
bakteri gram positif dan gram negatif melalui
denaturasi protein bakteri, tapi zatnya yang
cepat menguap menyebabkan penurunan
efektivitasnya terutama bila dalam suasana

Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721 117


kelembaban tinggi, hal ini dibenarkan dari dikutip dari WHO (1998) mengungkapkan bahwa
beberapa penelitian dirumah sakit yang penggunaan alkohol kurang efektif dalam
mengontrol kolonisasi pada tali pusat dan hasil uji diperoleh p < 0.05 ditemukan ada
infeksi kulit dibandingkan antimikrobial lain, perbedaan yang bermakna penggunaan
seperti tiple dye atau klorheksidin, alkohol betadin terhadap tingkat kesembuhan tali
juga menunjukkan lambatnya pemisahan pusat.
tali pusat, meskipun secara teori alkohol 2. Dari hasil penggunaan alkohol terhadap
memiliki efek pengeringan. Hal ini sejalan lama sembuh tali pusat diperoleh dari 10
dengan penelitian sebelumnya Emy suryani responden diteliti 4 responden kategori
dkk pada puskesmas delangu yang sembuh cepat, ditemukan dari hasil uji p <
menunjukkan bahwa tren dari kelompok 0.05, ada perbedaan yang bermakna
yang diberikan perlakuan pemberian alkohol penggunaan alkohol terhadap tingkat
memiliki waktu maksimal untul pelepasan kesembuhan tali pusat.
tali pusat pada bayi pada hari ke 13 ( lebih 3. Perbedaan efektifitas penggunaan antara
dari 1 Minggu ) betadin dan alkohol terhadap lama
3.Perbedaan efektivitas antara penggunaan sembuh, dari hasil korelasidan diuji
betadin dan alkohol terhadap tingkat dengan t test diperoleh hasil p >
kesembuhan luka tali pusat, 0.05,maka kesimpulan tidak ada
Setelah dilakukan uji korelasi dengan perbedaan yang bermakna antara
independen t test diperoleh nilai signifikansi penggunaan betadin dan alkohol terhadap
p = 0.661, maka tidak terdapat perbedaan lama sembuh tali pusat
bermakna antara penggunaan betadin dan
alkohol terhadap tingkat kesembuhan tali SARAN
pusat. 1. Dianjurkan penggunaan betadin maupun
alkohol pada perawatan tali pusat karena
KESIMPULAN efek bakterisidialnya dapat menekan
1. Dari hasil penggunaan betadin terhadap proses infeksi pada tali pusat
lama sembuh tali pusat diperoleh dari 10 2. Penatalaksanaan luka tali pusat tanpa
responden diteliti,diperoleh 6 responden mengabaikan faktor-faktor pemotongan
kategori sembuh cepat, demikian pula dengan tehnik steril pada sarana dan
prasarana yang digunakan demikian pula
pada proses perawatan sampai tali pusat
pupus ( terlepas ).

DAFTAR PUSTAKA

Ari yunanto, 2005, Peran Alkohol , Iodine povidon dan Kasa steril dalam pencegahan Infeksi pada perawatan tali
pusat, Jurnal Sari Pediatrik Vol.7/2, September 2005.

Saifuddin. Noroyo wibowo, 2008, Plasenta, tali pusat, selaput janin dan cairan amnion. Kuliah Obstetri
ginekologi, Jakarta FKUI.

Heru wahyono, Tesis, Perbandingan lama puput tali pusat pada bayi baru lahir yang dirawat dengan iodine
povidon dan alkohol, UPT Pustaka UNDIP.

Dwi Maryati, 2011, Buku ajar Neonatus, Bayi dan Balita, Cetakan pertama, PT Trans Info Media, Jakarta.

Ria Riksani, 2012, Keajaiban tali pusat dan plasenta bayi, Penerbit Dunia Sehat, Jakarta.

Retniati, 2010, Tali pusat dan cara perawatan, Jurnal umum, Jakarta.

Sodikin, 2009, Buku Saku Perawatan Tali Pusat, ECG Jakarta.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman skripsi, tesis dan
instrument penelitian keperawatan ), Edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta.

Notoatmojo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi revisi, PT Rinneka cipta, Jakarta.

Anonim, Depkes RI, 2008, Buku penuntun perawatan bayi baru lahir. Penerbit Pusdiknakes,

Jakarta. Siswandono, 2009, Kimia Medicine, Airlangga University Press, Jakarta.

Emy Suryani, Dkk ( 2006 ), Metode Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir dengan Kassa Basah alcohol 70
%dan perawatan kassa kering steril, Surakarta Press.

118
Volume 3 Nomor 2 Tahun 2013 ● ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai