Anda di halaman 1dari 47

SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY

NY J
DENGAN KASUS SEPSIS NEONATORUM
DIRUANG MELATI RS DR SOBIRIN LUBUKLINGGAU
 

KELOMPOK 1

CI PENDIDIKAN : Ns. EVA OKTAVIANI M. Kep, Sp. Kep. An


CI LAPANGAN : Ns. HADI SYAFRIL S.Kep

M. VAIZUL RAHMAN NANDA REMADINI A


M. NOVI ANGGARA PUTRI UTAMI SEPTI P
INTAN KARTIKA PUTRI NUR AZIZAH W
AYU LESTARI RIA SANDRA SAPUTRI
ERVIA YONINDA SITI BAROKAH
SELVI ROSANTI TIARA MAHARANI
DESI RAHMASARI KHAIRUNNISA MAULI

 
Definisi

Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisikan sebagai


infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan (Bobak, 2004). Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran
darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri
dalam cairan tubuh seperti darah, sumsum tulang atau air kemih.
Klasifikasi

Dari waktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis awitan dini dan
lanjut.
Awitan Dini
usia bayi < 72 jam
Didapat saat persalinan
Penularan vertikal dari ibu ke bayi
Jenis Bakteri:
1. Basil gram negatif
a) E.coli
b) Klebsiella
2. Enterococcus
3. Group B streptococcus
4. Coagulase negative staphylococci
Patofisiologi dan web of
caution

kontaminasi kuman dapat timbul melalui berbagai jalan yaitu:


1. Infeksi kuman, parasit atau virus yang diderita ibu dapat mencapai janin
melalui aliran darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi janin.
Keadaan ini ditemukan pada infeksi TORCH, Triponema pallidum atau
Listeria dll.
2. Prosedur obstetri yang kurang memperhatikan faktor asepsis dan
antisepsis misalnya saat pengambilan contoh darah janin, bahan villi
khorion atau amniosentesis. Paparan kuman pada cairan amnion saat
prosedur dilakukan akan menimbulkan amnionitis dan pada akhirnya
terjadi kontaminasi kuman pada janin.
3. Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan
lebih berperan dalam infeksi janin. Pada keadaan ini kuman vagina masuk
ke dalam rongga uterus dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui
saluran pernafasan ataupun saluran cerna. Kejadian kontaminasi kuman
pada bayi yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban telah pecah
lebih dari 18-24 jam
Etiologi

Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blanc (1961) membaginya
menjadi 3 golongan, yaitu:
Infeksi antenatal
Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta. Di sini kuman itu melalui
batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi
umbilikus dan masuk ke janin.
Infeksi intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi dari pada cara lain. Mikroorganisme dari
vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketuban
pecah lama (jarak waktu antara pecahnya ketuban dan lahirnya bayi lebih dari 12
jam) memunyai peranan penting terhadap timbulnya plasentitis dan amnionitis.
Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh (misalnya ada partus lama
dan seringkali dilakukan manipulasi vagina).
Infeksi pascanatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi berakibat fatal
terjadi sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada saat penggunaan alat atau
akibat perawatan yang tidak steril atau akibat infeksi silang.
Tanda dan gejala

Menurut buku pedoman Integrated Management of Childhood Illnesses tahun


2000 mengemukakan bahwa kriteria klinis Sepsis Neonatorum Berat bila
ditemukan satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini:
Variabel Klinis
1. Suhu tubuh yang tidak stabil
2. Laju nadi > 180 x/mnt atau < 100 x/mnt
3. Laju nafas > 60 x/mnt dengan retraksi/desaturasi oksigen
4. Letargi
5. Intoleransi glukosa (plama glukosa > 10 mmd/L)
6. Intoleransi minum
Variabel inflamasi
7. Leukositosis (> 34.000 /ml)
8. Leukopenia (< 5000/ml)
9. Imatur neotrofil : total neutrofil (IT) ratio > 0,2
10. Trombositopenia < 100.000/ml
11. CRP > 10/dl atau > 2 SD atas nilai normal
12. IL -6 atau IL -8 > 70 mg/ml
13. 16 sPCR positif
Pemeriksaan
penunjang

1. DPL dengan hitung jenis (↑ atau ↓ leukosit)


2. Kimia serum, bilirubin, laktat serum (meningkat), pemeriksaan fungsi
hati (abnormal) dan protein C (menurun)
3. Resistensi insulin dengan peningkatan glukosa darah
4. AGD (hipoksemia, asidosis laktat)
5. Kultur urin, sputum, luka, darah
6. Waktu tromboplastin parsial teraktivasi (meningkat), rasio normalisasi
internasional (meningkat) dan D-dimer (meningkat)
Penatalaksanaan medis

1. Early Goal Directed Therapy (EGDT)


Resusitasi cairan agresif dengan koloid dan atau kristaloid, pemberian obat-
obatan inotropik, atau vasopresor dalam waktu 6 jam sesudah diagnosis
ditegakkan di unit gawat darurat sebelum masuk ke PICU
2.Inotropik/vasopresor/vasodilator
Apabila terjadi refrakter terhadap resusitasi volume, dan MAP kurang dari
normal, diberikan vasopresor; Dopamine merupakan pilihan pertama.
Apabila refrakter terhadap pemberian Dopamine, maka dapat diberikan
epinephrine atau norepinephrine.
3Oksigen
Intubasi endotrakheal dini dengan atau tanpa ventilator mekanik sangat
bermanfaat pada bayi dan anak dengan sepsis berat/syok septic, karena
kapasitas residual fungsional yang rendah. Volume tidal 6 ml/kgBB dengan
permissive hypercapnea dan posisi tengkurap dapat memberikan oksigenasi
jaringan yang baik
Diagnosa keperawatan

Hipetermi b.d Proses penyakit


Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya nafas
Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengatasi nutrient
Intervensi Keperawatan
SIKI : Intervensi : Manajemen Hipetermi
Tindakan
Observasi
 Identifikasi penyebab hipetermi
 Monitor suhu tubuh
 Monitor komplikasi untuk hipeterrmi
Terapeutik
Dx.I Hipetermi b.d  Sediakan lingkungan yang dingin
Proses penyakit  Berikan oksigen
SLKI : Kriteria hasil : Edukasi
Termoregulasi Anjurkan tirah baring
( membaik ) Kolaborasi
Kriteria hasil Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
Suhu tubuh intravena, jika perlu
(membaik) Rasional
Suhu kulit(membaik) Untuk mengidentifikasi penyebeb hipetermi
Untuk memonitor komplikasi akibat apa saja
terjadinya hipetermi
Menyediakan lingkungan dingin agar pasien
nyaman
Berikan oksigen sesuai pasien terlihat sesak
Agar pasien dalam posisi nyaman
Agar mempercepat proses penyembuhan
SIKI : Intervensi : Manajemen jalan napas
Tindakan
Observasi
Monitor pola napas
Monitor bunyi napas tambahan
Terapeutik
Dx.II Pola nafas tiak Berikan oksigen
efektif b.d hambatan Edukasi
upaya nafas Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari
SLKI : Kriteria Hasil : Kolaborasi
Pola napas ( membaik ) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran, jika
Kriteria hasil perlu
Frekuensi Rasional
napas(membaik) Memonitor pola napas pasien
Kedalam Untuk memonitor bunyi napas tambahan pada
napas(membaik) pasien
Agar pasien terbantu bernapas dengan bantuan
oksigen
Menganjurkan asupan cairan 200 ml/hari
Agar mempercepat proses penyembuhan dan
pengobatan
 
SIKI : Intervensi : Manajemen ganggan makan
Tindakan
Observasi
 Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan
serta kebutuhan kalori
Dx.III Resiko defisit Terapeutik
nutrisi d.d Timbang berat badan secara rutin
ketidakmampuan Edukasi
mengobservasi Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan
nutrien dan situasi pemicu pengeluaran makanan
SLKI : Kriteria hasil : Kolaborasi
status nutrisi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target bb
( membaik ) kenutuhan kalori dan berat badan
Kriteria hasil Rasional
•Berat Untuk memonitor asupan dan keluarnya makanan
badan(membaik) dan cairan serta kebutuhan kalori ( mis. Muntah )
•Indikasi masa Untuk mengetahui berat badan secaa rutin
tubuh(membaik) Agar keluarga pasien juga mengetahui kapan klien
dan bagaimana penyebab pengeluaran makanan
Agar ahli gizi menyiapkan makanan yang bisa
menaikkan berat badan bayi
FORMAT
PENGKAJIAN PADA
NEONATUS

PENGKAJIAN
Tanggal dan waktu pengkajian.
Hari : Minggu
Tanggal : 20 Desember 2020
Pukul : 08.00 WIB

Pengambilan data dengan observasi secara langsung dan medical


report bayi
Identitas Bayi
Nama : By Ny. J
Tanggal lahir / Jam lahir : 20 November 2020
Usia Gestasi : 39 Minggu
Usia Kronologis : 1 Bulan
Usia Koreksi (Bila Prematur) :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 339333
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. J
Umur : 37 Tahun
Pendidikan : SD
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam

Nama Ayah : Suroto


Umur : 40 Tahun
Alamat : Sumber harta RT 07 Musi rawas
Pendidikan : SD
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Tani / Buruh
Agama : Islam
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Prenatal
Jumlah pemeriksaan 7 x selama 9 bulan X melakukan imunisasi TT HEPAITIS B
HPMT 20 JANUAI 2020, HPI 20 November 2020 Kenaikan BB selama hamil 5 Kg
 Intranatal
Bayi Ny Jumarni lahir tanggal 20 November 2020 jam 10.00 WIB, masa gestasi
39 Minggu, status gestasi G 3 P 1A 1 Bayi diahirkan secara : spontan / SC,
Alasan SC Normal

Post natal

APGAR Score;7,9,10
Jenis Kelamin; Laki-laki
BB = 32 Gr
PB = 43 cm
LK = 32 cm
LD = 34 cm
Air Ketuban;
Tali Pusat;

 
Nilai APGAR

Angka Peilaian
1 Menit 5 Menit 10 Menit
  0 1 2
Bunyi Jantung Tidak Ada Lambat (<100) Diatas 100 2 2 2

Pernafasan Tidak Ada Tidak Teratur Menangis 1 2 2

Tonus Otot Lemas Sedikit Fleksi Pergerakan 1 1 2


Aktif

Reflek Tidak Ada Menyeringai Menangis Kuat 2 2 2

Warna Biru Pucat Badan Merah Seluruh Badan 1 2 2


Ekstremitas Biru Merah

Jumlah 7 9 10
Interprestasi APGAR

Jumlah Skor Interprestasi Catatan

7-10 Bayi normal  

4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan media segera seperti penyedotan


lender yang menyumbat jalan napas, atau pemberian
oksigen untuk membantu bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif


PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran :Compos mentis
Keadaan Umum : Lemah
 
1. TTV
Heart Rate : 124 x.mnt
Suhu : 38, 4°C
Respirasi : 52 x/mnt
 
2. Kepala
Cepal hematoma : tidak ada/ada
Cepal Succedenium (edema kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari
jalan lahir): : tidak ada/ada
Sutura : bekum menutup/menutup
Rambut : hitam halus/coklat
Data lain : Tidak ada
 
3. Mata
Kesimetrisan : simetris/tidak simetris
Sklera : anikterik/ikterik
Konjungtiva : ananemis/anemis
Data lain : Tidak ada
 
4. Hidung
Lubang hidung : ada/tidak ada
Cuping hidung : ada/tidak ada
Data lain : Tidak ada
 
5. Mulut dan Lidah
Palatum : normal/tidak normal
Warna palatum : merah muda/kebiru-biruan
Warna lidah : merah muda/kebiru-biruan
Data lain : Tidak ada
 
Pemeriksaan Refleks
 Moro : reflek kejutan di bagian extremitas atas atau bawah (ada/tidak
ada respon)
 Graspy: ada reflek genggam ekstremitas atas dan bawah (ada/tidak ada reflek)
 Stepping : menunjukkan reflek seperti berjalan (belum/tidak ada reflek berjalan)
 Rooting : menunjukkan reflek seperti mencari putting susu (Ibu belum/sudah
menyusui bayi)
 Sucking : menunjukkan reflek hisap yang kuat (ada/tidak ada namun masih
belum kuat, belum terlatih)
 
6. Telinga
Keistimewaan : simetris/tidak sometris antara kiri dan kanan
Warna : sama/tidak sama dengan kulit wajah
Daun telinga : ada/tidak ada
Lekuk telinga : ada/tidak ada
Cairan yang keluar : tidak/ada lesi
Data lain
 
7. Leher
Kelenjar thyroid : tidak/ada pembesaran
JVP : tidak/ada peninggian
Data lain :Tidak ada kelainan
 
8. Dada
Denyut jantung : 124 x.menit
Gerakan : dapat/tidak dapat mengembangkan dan mengempiskan
Data lain : Tidak ada
 
9. Abdomen
Bentuk : Bulat
Bising usus : ada/tidak ada, frekuensi 10 x.menit
Tali pusat : masih basah/kering, berbau atau tidak
Data lain :
10. Punggung, pinggul dan bokong
Tonjolan punggung : tidak ada/ada
Lipatan bokong : simetris/tidak simetris
Warna kulit bokong : merah/merah muda
Data lain : Tidak ada kelainan
 
11. Genetalia
Kondisi : Labia Mayora Menutupi
Keluar cairan : tidak/ada
Data lain : Tidak ada
 
12. Tangan
Pergerakan : normal/tidak normal
Jari kaki kanan/kiri : lengkap/tidak lengkap
Reflex Mengenggam : ada/tidak ada
Warna : Merah/sedikit kebiru-biruan
 
13. Kaki
Pergerakan : normal/tidak normal
Jari kaki kana/kiri : lengkap/tidak lengkap
Reflex Babinski : Ada
 
14. Badan
Aktivis : Putih
Warna kulit : putih kemerahan
Lanugo : ada/tidak ada
Cyanosis : Tidak ada
Tekstur : Lembut dan halus
Data lain : Tidak ada
 
15. Anus : ada/tidak
16. Pemeriksaan penunjang : diagnostic dan
Laboratorium
1) Laboratorium :

No Jenis Pemeriksaan Hasil Laboratorium Nilai Normal Interpretasi

  Leunosit 12,2 0-1  

  Hemoglobin 14,6 2-5 10 W

  Hemptonsil 42,6 5-21  

  Trombosit 24,7 150 – 450  

  Mchc 34,3 12,5 - 20,5  

  Crp Kualitatif Positif Negatif  

2) Pemeriksaan Lain : - 17. Program pengobatan yang sedang dan akan


dijalankan
• Ceftazidine 75Mg/12jam/IV
• Paracetamol inf. 4 cc/ 6 jam
• Dexamethason 1 mg/12jam/ IV
• IVFD D5 - ¼ Gtt 6 (Infus pump)
 
 
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

NO NAMA OBAT DOSIS INDIKASI

1 IVFD D5 ¼ Gtt 6 (Infus pump) Terapi pengganti obat cairan


      tubuh saat mengalami dehidrasi
       
      Antibiotik golongan sefalosporin
2 ceftazidine  75Mg/12jam/IV yang digunakan untuk mengobati
       infeksi bakteri di berbagai organ
      tubuh
 
3 dexamethason 1 mg/12jam/ IV Mengatasi peradagan, reaksi
      alergi, dan penyakit utoimun
       
   
4 paracetamol 4 cc/6 jam/IV Untuk menurunkan panas
       
       
 
 
 
 
ANALISA DATA
ANALISA DATA
ANALISA DATA
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
 
Nama Pasien : By. Ny.J Diagnosa Medis : Sepsis
No. Reg : 339333 Ruangan : Melati
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Hipetermi b.d Proses penyakit Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen Hipetermia - Untuk
Ds : keperawatan selama 2 x 24 mengidentifikasi
- Ibu pasien mengatakan bahwa jam ,maka termogulasi 1) Observasi penyebeb
badan anaknya panas membaik , dengan kriteria hasil - Identifikasi penyebab hipetermi
: hipetermi - Untuk
Do :   - Monitor suhu tubuh memonitor
- klien tampak lemah SLKI : TERMOGULASI - Monitor komplikasi untuk komplikasi akibat
- badan bayi teraba panas hipeterrmi apa saja
- By. Ny.J lahir pada tanggal 28 terjadinya
November 2020 jam 10:00w wib 2) Terapeutik hipetermi
masa gestasi 39 minggu, G4P4A0, Kriteria 1 2 3 4 5 - Sediakan lingkungan yang - Menyediakan
bayi di lahirkan secara spontan hasil dingin lingkungan dingin
dibantu dokter dan bidan. KPSW 12 Suhu - Berikan oksigen agar pasien
jam. tubuh
√ nyaman
  3) Edukasi - Berikan oksigen
TTV : Suhu √ - Anjurkan tirah baring sesuai pasien
T :38,4 c kulit terlihat sesak
P : 124 x/menit KET : - Agar pasien
RR :52 x/menit 1 : Memburuk 4) Kolaborasi dalam posisi
2 : Cukup memburuk - Kolaborasi pemberian cairan nyaman
3 : Sedang dan elektrolit intravena, jika - Agar
4 : Cukup membaik perlu mempercepat
5 : Membaik proses
penyembuhan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
 
Nama Pasien : By. Ny.J Diagnosa Medis : Sepsis
No. Reg : 339333 Ruangan : Melati

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


2 Pola nafas tiak efektif b.d hambatan Setelah dilakukan intervensi SIKI :manajemen jalan nafas - Memonitor pola
upaya nafas keperawatan selama 2 x 24 napas pasien
jam ,maka Pola napas 1) Observasi - Untuk
Ds : ( membaik ), dengan kriteria - Monitor pola napas memonitor bunyi
- Ibu pasien mengatakan bahwa hasil : - Monitor bunyi napas napas tambahan
anaknya sesak tambahan pada pasien
Do : SLKI : POLA NAFAS - Agar pasien
2) Terapeutik terbantu
- klien tampak lemah - Berikan oksigen bernapas dengan
- badan bayi terlihat sesak bantuan oksigen
- By. Ny.J lahir pada tanggal 28 Kriteria 1 2 3 4 5 3) Edukasi - Menganjurkan
hasil - Anjurkan asupan cairan 200 asupan cairan
November 2020 jam 10:00w wib
ml/hari 200 ml/hari
masa gestasi 39 minggu, G4P4A0, Frekuensi √ - Agar
bayi di lahirkan secara spontan nafas 4) Kolaborasi mempercepat
dibantu dokter dan bidan. KPSW - Kolaborasi pemberian proses
Kedalaman √ bronkodilator, ekspetoran, jika penyembuhan
12 jam. nafas perlu dan pengobatan
- bayi terpasang oksigen 1 L KET :
TTV : 1 : Memburuk
T :38,4 c 2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
P : 124 x/menit 4 : Cukup membaik
RR :52 x/menit 5 : Membaik
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
 
Nama Pasien : By. Ny.J Diagnosa Medis : Sepsis
No. Reg : 339333 Ruangan : Melati

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


3 Resiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen Gangguan - Untuk
ketidakmampuan mengobservasi keperawatan selama 2 x 24 Makanan memonitor
jam ,maka status nutrisi asupan dan
nutrien ( membaik ), dengan kriteria 1) Observasi keluarnya
Ds : hasil : - Monitor asupan dan makanan dan
- Ibu pasien mengatakan bahwa keluarnya makanan dan cairan serta
anaknya sedikit sekali menghisap SLKI : STATUS NUTRISI cairan serta kebutuhan kalori kebutuhan kalori
( mis. Muntah )
ASI 2) Terapeutik - Untuk
Do : - Timbang berat badan secara mengetahui
- Mukosa bibir tampak kering Kriteria 1 2 3 4 5 rutin berat badan
hasil secaa rutin
- By. Ny.J lahir pada tanggal 28
Berat √ - Agar keluarga
November 2020 jam 10:00 wib 3) Edukasi pasien juga
badan
masa gestasi 39 minggu, G4P4A0, - Anjurkan membuat catatan mengetahui
bayi di lahirkan secara spontan Indeks √ harian tentang perasaan dan kapan klien dan
masa situasi pemicu pengeluaran bagaimana
dibantu dokter dan bidan. KPSW tubuh makanan penyebab
12 jam. pengeluaran
- bayi terpasang oksigen 1 L KET : 4) Kolaborasi makanan
TTV : 1 : Memburuk - Kolaborasi dengan ahli gizi
2 : Cukup memburuk tentang target bb kenutuhan - Agar ahli gizi
T :38,4 c 3 : Sedang kalori dan berat badan menyiapkan
P : 124 x/menit 4 : Cukup membaik makanan yang
RR :52 x/menit 5 : Membaik bisa menaikkan
berat badan bayi
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Anda mungkin juga menyukai