Anda di halaman 1dari 43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) siti Aisyah

adalah rumah sakit milik pemerintah Kota Lubuklinggau. Rumah

sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau berlokasi di

Jalan Lapter Silampari Kelurahan Air Kuti Kecamatan

Lubuklinggau Timur I, dengan luas komplek sebesar 19.139,5 m 2.

Pengembangan Rumah Sakit Siti Aisyah terus berlanjut dengan

terus meningkatkan pelayanan, sumber daya manusia serta sarana

dan prasarana, pendukung lainnya dan sesuai dengan

perkembangan yang ada maka RSUD Siti Aisyah mulai beranjak

untuk memperoleh izin operasional tetap untuk Rumah Sakit

Kelas B.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Ruang Annisa yaitu

ruang perawatan kebidanan. Dimana jumlah tempat tidur di kelas 1

yaitu berjumlah 2 ruang kelas 1 (1 ruang terdapat 1 tempat tempat

tidur) dan di kelas 2 berjumlah 3 ruang kelas 2 (1 ruang terdapat 2

tempat tidur) dan di kelas 3 ada 2 ruang kelas 3 (1 ruang berjumlah

4 tempat tidur), jadi jumlah keseluruhan tempat tidur yaitu 16.


4.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian (Identitas Klien)

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subjek studi

kasus yaitu subjek I dan subjek II. Kedua subjek ini sudah sesuai

dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

Subjek I

Subjek I dengan inisial Ny.N berusia 22 tahun, beragama

islam, pendidikan terakhir SMP, alamat Kecamatan Muara Beliti

Desa Pedang Dusun 2, pekerjaan Ibu rumah tangga. Klien masuk

rumah sakit pada tanggal 20 mei 2019 jam 20.00 WIB, klien

datang ke rumah sakit dengan keluhan mules ingin melahirkan dan

air ketuban sudah keluar mulai jam 15.25 WIB sore, proses

kelahiran bayi berlangsung pukul 02.00 WIB. Bayi lahir berjenis

kelamin perempuan, kehamilan G1P0A0, persalinan normal, tidak

ada komplikasi, BB bayi 3,3 kg. Dilakukan pengkajian setelah 6

jam kelahiran terjadi. Hasil terhadap anamnesa klien merasakan

payudara nya terasa kencang, bengkak sebelah kiri, serta

pengeluaran ASI yang tidak lancar, klien tidak nafsu makan.

Subjek II

Subjek II dengan inisial Ny.R berusia 25 tahun, beragama

islam pendidikan terakhir SMA, alamat Lubuklinggau Selatan II

Siring Agung RT 01, pekerjaan ibu rumah tangga. Klien masuk

rumah sakit (Ruang Annisa) pada tanggal 21 mei 2019 jam 19.30

WIB. Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sudah


merasakan sakit ingin melahirkan sejak siang dan sudah keluar

bercak darah, proses kelahiran jam 03.15 WIB. Bayi lahir berjenis

kelamin perempuan, kehamilan G1P0A0, persalinan normal tidak

ada komplikasi, BB bayi 3 kg. Dilakukan pengkajian setelah 6 jam

kelahiran terjadi. Hasil terhadap anamnesa klien mengatakan

payudaranya bengkak, puting susu terasa perih, terlihat lecet dan

nyeri kedua-duanya. Serta pengeluaran ASI sedikit, serta klien

tidak nafsu makan.


TABEL 4.1

HASIL PENGKAJIAN (OBSERVASI )AWAL


DUA ORANG SUBJEK

Aspek yang dinilai Subjek


I II
A. Identitas Ibu
a. Nama Ny. N Ny. R
b. usia 22 tahun 25 tahun
c. pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga
d. pendidikan SMP SMA
e. agama Islam Islam
f. alamat Pedang Muara Beliti Siring Agung RT 01
g. suku/bangsa Palembang/Indonesia Jawa/Indonesia
h. status perkawinan Menikah Menikah
i. No. Register 166454 166760
B. Status kesehatan saat ini

1. Keluhan utama Klien mengatakan bagian Klien mengatakan sakit


payudara terasa kencang kepala dan penglihatan
bengkak sebelah kiri, terasa buram, payudara
nyeri serta pengeluaran bengkak, nyeri dan
ASI yang tidak lancar dan puting susu terasa perih,
klien tidak mengetahui pengeluaran ASI sedikit
penyebab ASI tidak keluar serta klien tidak nafsu
dan klien tidak nafsu makan.
makan.
2. Alasan kunjungan ke RS Klien datang kerumah sakit Klien datang kerumah
dengan keluhan mules sakit dengan keluhan
ingin melahirkan dan air sudah merasakan sakit
ketuban sudah keluar mulai sejak siang dan sudah
15.25 WIB. keluar bercak darah
mulai 19.30 WIB.
C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche 12 tahun 14 tahun
2) Banyaknya 80 cc/hari 50 cc/hari
3) HPHT 13 Agustus 2018 14 Agustus 2018
4) Siklus 28 hari 30 hari
5) Lamanya 7 hari 6 hari
6) Tafsiran lahir G1P0A0 G1P0A0
b. Riwayat kehamilan
a. Anak ke 1 1
b. Kehamilan 38 minggu, tidak ada 38 minggu tidak ada
penyulit penyulit
c. Persalinan Normal Normal
d. Komplikasi nifas Tidak ada Tidak ada
e. Anak Perempuan, BB 3,3 kg Perempuan, BB 3 kg
c. Riwayat persalinan sekarang
1. Tipe persalinan Spontan Spontan
2. Lama persalinan 5 jam 7 jam
d. Fase penerimaan bayi Ibu senang dengan adanya Ibu dan keluarga
bayi yang baru dilahirkan senang dengan adanya
bayi yang baru
dilahirkan
e. Bonding attackment Klien langsung memeluk Klien mencium
dan mencium bayinya saat bayinya saat diberikan
diberikan
f. Breast feeding/kolostrum Klien langsung menyusui Klien langsung
bayinya menyusui bayinya
g. Intereaksi sosial Suami klien Suami klien
menyemangati dan menyemangati saat
memberi respon positif proses persalinan
saat proses persalinan
h. Peran ayah selama Klien dan keluarga Klien dan keluarga
kelahiran berperan dalam merawat berperan dalam
bayinya merawat bayinya
i. Perawatan bayi
a. Orang yang terlibat Istri, suami dan orangtua Istri, suami dan
dalam perawatan bayi keluarga
b. Peran dalam Klien dan keluarga Klien dan keluarga
perawatan bayi berperan dalam merawat berperan dalam
bayinya merawat bayinya
c. Pengalaman dalam Belum ada pengalaman Belum ada pengalaman
perawatan bayi
d. Harapan perawatan Ibu berharap agar bayi Ibu berharap bayi yang
bayi yang akan sehat dan mendapatkan akan datang dalam
datang perawatan yang lebih keadaan sehat
bagus lagi.
j. Peran ibu
a. Pandangan ibu terhadap Ibu sangat menyukai Ibu sangat menyukai
perannya perannya dalam mengurus perannya dalam
bayi, tampak sangat mengurus bayi, tampak
menyayangi bayinya. sangat menyayangi
bayinya.
b. Pengalaman masa lalu Tidak ada pengalaman ibu Tidak ada pengalaman
yang mempengaruhi masa lalu ibu masa lalu
peran ibu
c. Percaya diri dalam Sangat percaya diri Sangat percaya diri
menjalankan peran dalam menjalankan
perannya
d. Pencapaian peran Sangat bagus Sangat bagus
2. Riwayat Keluarga Berencana

a. Melaksanakan KB Tidak Tidak

b. Bila ya jenis kontrasepsi Tidak pernah Tidak pernah


apa yang pernah
digunakan
c. Sejak kapan menggunakan Tidak Tidak
kontrasepsi
d. Masalah yang terjadi Tidak ada Tidak ada
3. Riwayat kesehatan
a. penyakit yang pernah Batuk, pilek Batuk
dialami ibu
b. pengobatan yang Puskesmas Puskesmas
didapatkan
c. riwayat penyakit keluarga Tidak ada Tidak ada

4. Riwayat Lingkungan
a. Kebersihan Bersih Bersih
b. Bahaya Tidak ada, lingkungan Tidak ada, lingkungan
sekitar aman sekitar aman dan jauh
dari jalan raya.
c. Lainnya sebutkan Tidak ada Tidak ada
5. Aspek Psikososial
a. apakah kehamilan dan Sangat direncanakan Ya, sangat direncanakan
persalinan ini
direncanakan
b. harapan yang ibu Bayi sehat Bayi sehat
inginkan setelah bersalin
c. dukungan suami terhadap Suami sangat Suami sangat
istri mendukung mendukung
d. perhatian suami terhadap Sangat perhatian, ketika Sangat perhatian, ketika
bayi bayi menangis sang bayi menangis sang
suami menggendong suami menggendong
bayi itu sampai tertidur
e. apakah keluarga Sangat mendukung Sangat mendukung
mendukung
terhadapkelahiran
f. apakah teman Ya Ya
mendukung terhadap
kelahiran bayi
6. Kebutuhan Dasar Khusus
a) Pola nutrisi
1) frekuensi makan 1 x/hari 1 x/hari
2) nafsu makan Kurang baik Kurang baik
3)jenis makan rumah Nasi, lauk pauk dan Nasi, sayur, ikan dan
buah- buahan buahan
4)makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada
disukai/alergi/pantangan
b) Pola eliminasi
BAK
1)frekuensi 8 x/hari 7 x/hari
2)warna Kekuning- kuningan Kekuning-kuningan
3)keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada
BAB
1)frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
2)warna Kecokelatan Kecokelatan
3)bau Berbau Berbau
4)konsistensi Padat Cair
5)keluhan Tidak ada Tidak ada
c) Pola personalHygienie
Mandi
1)frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
2)sabun ya ya
Oral Higyene
1) frekuensi 2 x/hari 2 x/hari
2) waktu Mandi pagi dan sore hari Mandi pagi dan sore hari
Cuci Rambut
1)Frekuensi 1 x/ hari 2 x/hari
2)shampo Ya menggunakan Ya menggunakan
shampo shampo
d) Pola istirahat dan tidur
1)lama tidur 8 jam/hari, siang : 2 jam, 9 jam/hari, siang : 3 jam,
malam : 6 jam malam 6 jam
2)kebiasaan sebelum tidur Berbincang dengan Berbincang dengan
keluarga keluarga
3)keluhan Tidak ada Tidak ada
e) Pola aktifitas dan latihan
1) Kegiatan dalam pekerjaan Tidak bekerja Tidak bekerja
2) waktu bekerja Tidak bekerja Tidak bekerja
3) olahraga Tidak pernah Pernah
a) jenisnya Tidak ada Berjalan disekitar rumah
b) frekuensi Tidak ada Setiap pagi
4) kegiatan waktu luang Menonton TV Membuat makanan
ringan
5) keluhan dalam Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
beraktifitas
f) pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
1) merokok Tidak merokok Tidak merokok
2) minuman keras Tidak Tidak
3) ketergatungan obat Tidakada ketergantungan Tidakada ketergantungan
obat obat
g) pola promosi kesehatan
Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum Baik Baik
2) Kesadaran Composmentis Composmentis
3) Tanda-tanda vital
a)Tekanan darah 120/80 mmHg 180/100 mmHg
b)Respirasi 26 x/menit 28 x/menit
c)Berat badan 60 Kg 68 Kg
d)Nadi 85 x/menit 90 x/menit
e)Suhu 36,5 oC 36,5 oC
f)TB 155 cm 160 cm
Kepala
1) Bentuk Bulat Bulat
2) keluhan Tidak ada, kulit kepala Tidak ada, kulit kepala
bersih dan tidak ada lesi bersih dan tidak ada lesi
Mata

1) Kelopak Mata Tidak ada infeksi Tidak ada infeksi


2) Konjungtiva Ananemis Ananemis
3) Sklera Anikterik Anikterik
4) Pupil Isokor Isokor
5) Akomondasi Positif Positif
Hidung

1) Reaksi alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi


2) sinus Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
pada sinus pada sinus
Mulut Dan Tenggorokkan

1) Gigi geligi Tidak ada Tidak ada


2) Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada
Dada dan axilla

1) Mammae Tampak membesar, Tidak membengkak,dan


bengkak dan tidak ada tidak ada lesi
lesi
2) Areola mammae Melebar Melebar
3) Papila mammae Menonjol dan membesar Tidak menonjol
4) Colostrum Belum keluar Belum keluar
Pernafasan

1) Jalan nafas Paten Paten


2) Suara nafas Vesikuler Vesikuler
3) Menggunakan otot-otot Tidak ada Tidak ada
bantu nafas
Sirkulasi jatung

1) Irama S1 dan S2 terdengar S1 dan S2 terdengar


murni murni
2) Kelaianan bunyi Tidak ada Tidak ada
jantung
Abdomen

1) Posisi fundus Tengah Tengah


2) Linea & striae Ada Ada
3) Luka bekas operasi Tidak ada Tidak ada
4) TFU 2 jari dibawah umbilicus 3 jari dibawah umbilicus
5) Kontraksi Keras, kontraksi baik Keras, kontraksi baik
Genitourinary

1) Perineum Tampak adanya luka Tampak adanya lesi dan


jahitan dan keluarnya keluarnya lendir dan
darah nifas darah nifas
2) Lokhea Rubra, memerah Rubra, memerah
3) Vesika urinaria Tidak ada Tidak ada
Ekstermitas (intagumen/muskulosketal)
1) Turgor kulit Elastis Elastis
2) Warna kult Kuning langsat Sawo matang
3) Kesulitan dalam Tidak ada Tidak ada
pergerakkan

Terapi yang didapat 1. Ivfd Rl gtt xx/menit 1. Ivfd Rl gtt xx/menit


2. Amoxicilin 3x500g 2. Aminofilin 3x500g
3. Asam mefenamat 3. Amoxicilin 3x500g
3x500 g 4. Asam mefenamat
4. Etabion 3x500g 3x500 g
5. Etabion 3x500g
TABEL 4.2
ANALISA DATA SUBJEK I

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. Ds: Laktasi Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri di
payudara terasa kencang, Struktur & karakter
bengkak sebelah kiri. payudara ibu

Do : Aliran darah di
Klien tampak meringis, klien payudara berurai dari
tampak gelisah, payudara uterus (involusi)
kencang terlihat bengkak sebelah
kiri, puting susu terlihat kotor Retensi darah di
pembuluh payudara
TTV:
TD : 120/80 mmHg Bengkak
RR : 26 x/menit
P : 85 x/menit Nyeri akut
T : 36,5 o C
BB : 60 Kg
TB : 155 cm

P : Nyeri di payudara
Q : Nyeri terasa menusuk-nusuk
R : Nyeri tidak menyebar hanya
di daerah payudara
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri hilang timbul saat
bergerak.

2. Ds: Laktasi Menyusui tidak


-Klien mengatakan ASI belum efektif
keluar Struktur & karakter
payudara ibu
Do :
-Tampak ASI belum keluar Hormon estrogen
-Terdapat sedikit kolostrum
prolaktin meningkat
TTV:
TD : 120/80 mmHg pembentukan ASI
RR : 26 x/menit
P : 85 x/menit penyempitan pada
T : 36,5 o C duktus intiverus
BB : 60 Kg
TB : 155 cm ASI tidak keluar

Menyusui tidak efektif


3. Ds : Psikologi Risiko defisit nutrisi
-klien mengatakan tidak nafsu
makan Kondisi tubuh
mengalami perubahan
Do:
-Klien tampak tidak nafsu makan Tidak nafsu makan
-klien tampak lemas
Risiko defisit nutrisi
TTV:
TD : 120/80 mmHg
RR : 26 x/menit
P : 85 x/menit
T : 36,5 o C
BB : 60 Kg
TB : 155 cm
TABEL 4.3
ANALISA DATA PADA SUBJEK II

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. Ds : Laktasi Nyeri akut
Klien mengatakan sakit kepala,
pusing, mata terlihat buram, Struktur & karakter
payudara nya bengkak keduanya, payudara ibu
puting susu terasa perih dan nyeri
pada keduanya. Aliran darah di
payudara berurai dari
Do : uterus (involusi)
Payudara terlihat bengkak, puting
susu terlihat lecet, klien tampak Retensi darah di
meringis pembuluh payudara

TTV: Bengkak
TD : 180/100 mmHg
RR : 28 x/menit Nyeri akut
P : 90 x/menit
T : 36,5 o C
BB : 68 Kg
TB : 160 cm

P : Nyeri di payudara
Q : Nyeri terasa menusuk-nusuk
R : Nyeri tidak menyebar hanya
di daerah payudara
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul saat
bergerak.

2. Ds : Laktasi Menyusui tidak


-klien mengatakan pengeluaran efektif
ASI nya tidak lancar Struktur & karakter
payudara ibu
Do:
- Pengeluaran ASI tampak sedikit Hormon estrogen

TTV: prolaktin meningkat


TD : 180/100 mmHg
RR : 28 x/menit pembentukan ASI
P : 90 x/menit
T : 36,5 o C penyempitan pada
BB : 68 Kg duktus intiverus
TB : 160 cm
ASI tidak keluar

Menyusui tidak efektif


3. Ds : Psikologi Risiko defisit nutrisi
-klien mengatakan tidak nafsu
makan Kondisi tubuh
mengalami perubahan
Do:
-Klien tampak tidak nafsu makan Tidak nafsu makan
-Porsi makan klien sedikit
Risiko defisit nutrisi
TTV:
TD : 180/100 mmHg
RR : 28 x/menit
P : 90 x/menit
T : 36,5 o C
BB : 68 Kg
TB : 160 cm
TABEL 4.4
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DUA ORANG SUBJEK STUDI KASUS

No Subjek I Subjek II
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (pembengkakan pencedera fisiologis (pembengkakan
payudara). payudara).

2. Menyusui tidak efektif berhubungan Menyusui tidak efektif berhubungan


dengan ketidakadekuatan refleks dengan ketidakadekuatan refleks
oksitosin. oksitosin.

3. Risiko defisit nutrisi berhubungan Risiko defisit nutrisi berhubungan


dengan faktor psikologis (keengganan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan) untuk makan)
TABEL 4.5
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA SUBJEK I

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
agen pencedera selama 1x24 jam 1) Identifikasi
fisiologis diharapkan masalah teknik
(pembengkakan nyeri akut dapat relaksasi yang
payudara). teratasi dengan kriteria pernah efektif
hasil SLKI : digunakan
Tingkat Nyeri R/ untuk mempermudah
1. Keluhan nyeri tindakan selanjutnya
berkurang
2. Klien tidak 2) Identifikasi kesediaan,
meringis kemampuan, dan
3. Klien tidak gelisah penggunaan teknik
sebelumnya
R/ agar mempermudah
dilakukan tindakan
terapi

3) dilakukan tindakan
terapi
R/ agar mengetahui
keadaan umum pasien

4) Monitor respons
terhadap terapi relaksasi
R/ untuk mengetahui
keadaan pasien ketika
diberi terapi

Terapeutik
5) Ciptakan lingkungan
tenang
R/ untuk mempercepat
penyembuhan pasien

6) Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
tehnik relaksasi.
R/ Agar pasien lebih
mudah memahami

7) Gunakan pakaian
longgar
R/ untuk meningkatkan
rasa nyaman pasien
Edukasi
8) Jelaskan tujuan,
manfaat batasan dan
jenis relaksasi
R/ untuk mempercepat
penyembuhan keadaan
pasien

9) Anjurkan ambil posisi


nyaman
R/ memudahkan pasien
untuk memahami
tindakan

10) Anjurkan rileks dan


merasakan sensasi
relaksasi
R/ untuk
mengoptimalkan
tindakan yang akan
dilakukan

11) Demonstrasikan dan


latih tehnik relaksasi
R/ mempermudah
pasien memahami
tehnik relaksasi

2. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Terapi Pemijatan


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
ketidakadekuatan selama 1x24 jam 1) Identifikasi kesediaan
refleks oksitosin. diharapkan masalah dan penerimaan
menyusui tidak efektif dilakukan pemijatan
dapat teratasi dengan R/ agar mempermudah
kriteria hasil SLKI : dilakukan tindakan
terapi
Status Menyusui:
1. Jumlah tetesan 2) Monitor respons
ASI meningkat terhadap pemijatan
2. Suplai ASI R/ untuk mengetahui
adekuat keadaan pasien ketika
3. Kepercayaan diri diberi terapi
ibu meningkat
Terapeutik
3) Tetapkan jangka waktu
untuk pemijatan
R/ untuk
memaksimalkan
tindakan
4) Siapkan lingkungan
hangat, myaman dan
privasi
R/ untuk meningkatkan
rasa nyaman klien
selama dilakukan
tindakan

5) Buka area yang akan


dipijat
R/ untuk memudahkan
dilakukannnya tindakan

6) Gunakan lotion atau


minyak saat dilakukan
pemijatan rolling
massage punggung
R/ sebagai upaya untuk
mengurangi gesekan
pada kulit pasien

7) Lakukan rolling
massage punggung
dengan tehnik yang
tepat
R/ untuk
memaksimalkan
tindakan yang
dilakukan

Edukasi
8) Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi rolling
massage punggung
R/ untuk mempermudah
pasien memahami
dilakukannya tindakan
rolling massage
punggung

9) Anjurkan rileks selama


pemijatan
R/ untuk menambah
rasa nyaman pasien

10) Anjurkan beristirahat


setelah dilakukan
pemijatan
R/ untuk
memaksimalkan
pengeluaran ASI setelah
dilakukan tindakan
rolling massage
punggung
3. Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
faktor psikologis selama 1x24 jam 1) Identifikasi alergi dan
(keengganan untuk diharapkan masalah intoleransi makanan
makan) risiko defisit nutrisi R/ untuk mengetahui
dapat teratasi dengan adanya alergi pada klien
kriteria hasil SLKI :
2) Identifikasi makanan
Nafsu Makan: yang disukai
1. Keinginan untuk R/ untuk menambah
makan meningkat nafsu makan klien
2. Asupan makanan
tercukupi 3) Monitor berat badan
3. Kemampuan R/ untuk mengetahui
menikmati ada atau tidaknya
makanan meningkat penurunan berat badan
Timbulnya rasa lapar Terapeutik
4) Lakukan oral hygiene
sebelum makan
R/ untuk menambah
nafsu makan klien
Edukasi
5) Anjurkan posisi duduk
R/ untuk menambah
kenyamanan klien
6) Ajarkan diet yang di
programkan
R/ untuk mencukupi
kebutuhan tubuh klien
Kolaborasi
7) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
R/ agar klien merasa
nyaman saat mencerna
makanan
TABEL 4.6
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA SUBJEK II

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
dengan agen pencedera tindakan keperawatan Observasi
fisiologis selama 1x24 jam 1) Identifikasi
(pembengkakan diharapkan masalah teknik
payudara). nyeri akut dapat relaksasi yang
teratasi dengan pernah efektif
kriteria hasil SLKI : digunakan
R/ untuk mempermudah
Tingkat Nyeri tindakan selanjutnya
1. Keluhan nyeri
berkurang 2) Identifikasi kesediaan,
2. Klien tidak kemampuan, dan
meringis penggunaan teknik
3. Klien tidak gelisah sebelumnya
R/ agar mempermudah
dilakukan tindakan
terapi

3) dilakukan tindakan
terapi
R/ agar mengetahui
keadaan umum pasien

4) Monitor respons
terhadap terapi relaksasi
R/ untuk mengetahui
keadaan pasien ketika
diberi terapi

Terapeutik
5) Ciptakan lingkungan
tenang
R/ untuk mempercepat
penyembuhan pasien

6) Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
tehnik relaksasi.
R/ Agar pasien lebih
mudah memahami

7) Gunakan pakaian
longgar
R/ untuk meningkatkan
rasa nyaman pasien
Edukasi
8) Jelaskan tujuan,
manfaat batasan dan
jenis relaksasi
R/ untuk mempercepat
penyembuhan keadaan
pasien

9) Anjurkan ambil posisi


nyaman
R/ memudahkan pasien
untuk memahami
tindakan

10) Anjurkan rileks dan


merasakan sensasi
relaksasi
R/ untuk
mengoptimalkan
tindakan yang akan
dilakukan

11) Demonstrasikan dan


latih tehnik relaksasi
R/ mempermudah
pasien memahami
tehnik relaksasi
2. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Terapi Pemijatan
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
ketidakadekuatan selama 1x24 jam 1) Identifikasi kesediaan
refleks oksitosin. diharapkan masalah dan penerimaan
menyusui tidak efektif dilakukan pemijatan
dapat teratasi dengan R/ agar mempermudah
kriteria hasil SLKI : dilakukan tindakan
terapi
Status Menyusui:
1. Jumlah tetesan 2) Monitor respons
ASI meningkat terhadap pemijatan
2. Suplai ASI R/ untuk mengetahui
keadaan pasien ketika
adekuat
diberi terapi
3. Kepercayaan diri
ibu meningkat Terapeutik
3) Tetapkan jangka waktu
untuk pemijatan
R/ untuk
memaksimalkan
tindakan
4) Siapkan lingkungan
hangat, myaman dan
privasi
R/ untuk meningkatkan
rasa nyaman klien
selama dilakukan
tindakan

5) Buka area yang akan


dipijat
R/ untuk memudahkan
dilakukannnya tindakan

6) Gunakan lotion atau


minyak saat dilakukan
pemijatan rolling
massage punggung
R/ sebagai upaya untuk
mengurangi gesekan
pada kulit pasien

7) Lakukan rolling
massage punggung
dengan tehnik yang
tepat
R/ untuk
memaksimalkan
tindakan yang
dilakukan

Edukasi
8) Jelaskan tujuan dan
prosedur terapi rolling
massage punggung
R/ untuk mempermudah
pasien memahami
dilakukannya tindakan
rolling massage
punggung

9) Anjurkan rileks selama


pemijatan
R/ untuk menambah
rasa nyaman pasien

10) Anjurkan beristirahat


setelah dilakukan
pemijatan
R/ untuk
memaksimalkan
pengeluaran ASI setelah
dilakukan tindakan
rolling massage
punggung

3. Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
faktor psikologis selama 1x24 jam 1) Identifikasi alergi dan
(keengganan untuk diharapkan masalah intoleransi makanan
makan) risiko defisit nutrisi R/ untuk mengetahui
dapat teratasi dengan adanya alergi pada klien
kriteria hasil SLKI :
2) Identifikasi makanan
Nafsu Makan: yang disukai
4. Keinginan untuk R/ untuk menambah
makan meningkat nafsu makan klien
5. Asupan makanan
tercukupi 3) Monitor berat badan
6. Kemampuan R/ untuk mengetahui
menikmati ada atau tidaknya
makanan penurunan berat badan
meningkat Terapeutik
7. Timbulnya rasa 4) Lakukan oral hygiene
lapar sebelum makan
R/ untuk menambah
nafsu makan klien
Edukasi
5) Anjurkan posisi duduk
R/ untuk menambah
kenyamanan klien
6) Ajarkan diet yang di
programkan
R/ untuk mencukupi
kebutuhan tubuh klien
Kolaborasi
7) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
R/ agar klien merasa nyaman
saat mencerna makanan
TABEL 4.7
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN PADA SUBJEK I

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


.
1. Senin / 20 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 11.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 09.00 WIB S:
oksitosin 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Klien mengatakan ingin
menerima informasi memberikan bayinya
TTV: R: klien menyatakan siap dan mampu ASI eksklusif daripada
TD : 120/80 mmHg menerima informasi tentang menyusui susu formula
RR : 26 x/menit - Klien mengatakan
P : 85 x/menit Jam 09.00 WIB setelah dilakukan
T : 36,5 o C 2) Memonitor respons terhadap pemijatan rolling massage
BB : 60 Kg R: klien berespon positif saat dilakukan punggung klien merasa
TB : 155 cm pemijatan lebih rileks
- Klien bersedia
Terapeutik dilakukan pemijatan
Jam 09.01 WIB selama 10-15 menit
3) Menetapkan jangka waktu pemijatan - Klien mengatakan
R: jangka waktu dilakukan rolling massage sudah mengerti tentang
punggung sekitar 10-15 menit tujuan , manfaat dan
prosedur tindakan
Jam 09.02 WIB rolling massage
4) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman punggung
dan privasi O:
R: jaga privasi klien dengan menutup - k/u baik
sampiran - klien tampak senang
- klien tampak rileks saat
Jam 09.03 WIB dilakukan rolling
5) Membuka area yang akan dipijat massage punggung
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - belum ada peningkatan
Jam 09.04 WIB produksi ASI yang
6) Menggunakan lotion atau minyak saat keluar setelah
dilakukan pemijatan rolling massage dilakukan rolling
punggung massage punggung
R: untuk mencegah adanya gesekan pada
kulit klien A:
- Masalah belum teratasi
Jam 09.05 WIB
7) Melakukan rolling massage punggung P:
dengan tehnik yang tepat - Intervensi dilanjutkan
R: melakukan rolling massage punggung No 1,2,3,4,5,6,7,9,10
sesuai SOP

Edukasi
Jam 09.06 WIB
8) Menjelaskan tujuan dan perosedur tindakan
R: menjelaskan kepada klien secara
langsung tentang tujuan dan prosedur
tindakan rolling massage punggung

Jam 09.07 WIB


9) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 09.08 WIB


10) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan
2. Selasa / 21 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 13.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 12.00 WIB S:
oksitosin 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Klien mengatakan ingin
menerima informasi memberikan bayinya
TTV: R: klien menyatakan siap dan mampu ASI eksklusif daripada
TD : 110/80 mmHg menerima informasi tentang menyusui susu formula
RR : 24 x/menit - Klien mengatakan
P : 82 x/menit Jam 12.00 WIB setelah dilakukan
T : 37,7 o C 2) Memonitor respons terhadap pemijatan rolling massage
BB : 60 Kg R: klien berespon positif saat dilakukan punggung klien merasa
TB : 155 cm pemijatan lebih rileks
- Klien bersedia
Terapeutik dilakukan pemijatan
Jam 12.01 WIB selama 10-15 menit
3) Menetapkan jangka waktu pemijatan - Klien mengatakan
R: jangka waktu dilakukan rolling massage sudah mengerti tentang
punggung sekitar 10-15 menit tujuan , manfaat dan
prosedur tindakan
Jam 12.02 WIB rolling massage
4) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman punggung
dan privasi O:
R: jaga privasi klien dengan menutup - k/u baik
sampiran - klien tampak senang
- klien tampak rileks saat
Jam 12.03 WIB dilakukan rolling
5) Membuka area yang akan dipijat massage punggung
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - ada peningkatan
Jam 12.04 WIB produksi ASI yang
6) Menggunakan lotion atau minyak saat keluar setelah
dilakukan pemijatan rolling massage dilakukan rolling
punggung massage punggung
R: untuk mencegah adanya gesekan pada A:
kulit klien - Masalah teratasi
sebagian
Jam 12.05 WIB
7) Melakukan rolling massage punggung P:
dengan tehnik yang tepat - Intervensi dilanjutkan
R: melakukan rolling massage punggung No : 2,3,4,5,6,7,8,9
sesuai SOP

Edukasi
Jam 12.07 WIB
8) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 09.08 WIB


9) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan

3. Rabu / 22 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 18.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 16.00 WIB S:
oksitosin 1) Memonitor respons terhadap pemijatan - Klien mengatakan
R: klien berespon positif saat dilakukan setelah dilakukan
TTV: pemijatan rolling massage
TD : 120/80 mmHg punggung klien merasa
RR : 22 x/menit Terapeutik lebih rileks
P : 80 x/menit Jam 16.01 WIB - Klien bersedia
T : 36,8 o C 2) Menetapkan jangka waktu pemijatan dilakukan pemijatan
BB : 60 Kg R: jangka waktu dilakukan rolling massage selama 10-15 menit
TB : 155 cm punggung sekitar 10-15 menit - Klien mengatakan
Jam 16.02 WIB sudah mengerti tentang
3) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman tujuan , manfaat dan
dan privasi prosedur tindakan
R: jaga privasi klien dengan menutup rolling massage
sampiran punggung
O:
Jam 16.03 WIB - k/u baik
4) Membuka area yang akan dipijat - klien tampak senang
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - klien tampak rileks saat
Jam 16.04 WIB dilakukan rolling
5) Menggunakan lotion atau minyak saat massage punggung
dilakukan pemijatan rolling massage - ada peningkatan
punggung produksi ASI yang
R: untuk mencegah adanya gesekan pada keluar setelah
kulit klien dilakukan rolling
massage punggung
Jam 16.05 WIB A:
6) Melakukan rolling massage punggung - Masalah teratasi
dengan tehnik yang tepat
R: melakukan rolling massage punggung P:
sesuai SOP - Intervensi dihentikan

Edukasi
Jam 16.07 WIB
7) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 16.08 WIB


8) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan

TABEL 4.8
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN PADA SUBJEK II

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


.
1. Selasa / 21 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 12.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 10.00 WIB S:
oksitosin 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Klien mengatakan ingin
menerima informasi memberikan bayinya
TTV: R: klien menyatakan siap dan mampu ASI eksklusif daripada
TD : 180/100 mmHg menerima informasi tentang menyusui susu formula
RR : 28 x/menit - Klien mengatakan
P : 90 x/menit Jam 10.00 WIB setelah dilakukan
T : 36,5 o C 2) Memonitor respons terhadap pemijatan rolling massage
BB : 68 Kg R: klien berespon positif saat dilakukan punggung klien merasa
TB : 160 cm pemijatan lebih rileks
- Klien bersedia
Terapeutik dilakukan pemijatan
Jam 10.01 WIB selama 10-15 menit
3) Menetapkan jangka waktu pemijatan - Klien mengatakan
R: jangka waktu dilakukan rolling massage sudah mengerti tentang
punggung sekitar 10-15 menit tujuan , manfaat dan
prosedur tindakan
Jam 10.02 WIB rolling massage
4) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman punggung
dan privasi O:
R: jaga privasi klien dengan menutup - k/u baik
sampiran - klien tampak senang
- klien tampak rileks saat
Jam 10.03 WIB dilakukan rolling
5) Membuka area yang akan dipijat massage punggung
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - ada peningkatan
Jam 10.04 WIB produksi ASI yang
6) Menggunakan lotion atau minyak saat keluar setelah
dilakukan pemijatan rolling massage dilakukan rolling
punggung massage punggung
R: untuk mencegah adanya gesekan pada
kulit klien A:
- Masalah teratasi
Jam 10.05 WIB sebagian
7) Melakukan rolling massage punggung
dengan tehnik yang tepat P:
R: melakukan rolling massage punggung - Intervensi dilanjutkan
sesuai SOP No 1,2,3,4,5,6,7,9,10

Edukasi
Jam 10.06 WIB
8) Menjelaskan tujuan dan perosedur tindakan
R: menjelaskan kepada klien secara
langsung tentang tujuan dan prosedur
tindakan rolling massage punggung

Jam 10.07 WIB


9) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 10.08 WIB


10) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan

2. Rabu / 22 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 14.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 12.00 WIB S:
oksitosin 1) Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan - Klien mengatakan ingin
menerima informasi memberikan bayinya
TTV: R: klien menyatakan siap dan mampu ASI eksklusif daripada
TD : 120/80 mmHg menerima informasi tentang menyusui susu formula
RR : 24 x/menit - Klien mengatakan
P : 84 x/menit Jam 12.00 WIB setelah dilakukan
T : 37,8 o C 2) Memonitor respons terhadap pemijatan rolling massage
BB : 68 Kg R: klien berespon positif saat dilakukan punggung klien merasa
TB : 160 cm pemijatan lebih rileks
- Klien bersedia
Terapeutik dilakukan pemijatan
Jam 12.01 WIB selama 10-15 menit
3) Menetapkan jangka waktu pemijatan - Klien mengatakan
R: jangka waktu dilakukan rolling massage sudah mengerti tentang
punggung sekitar 10-15 menit tujuan , manfaat dan
prosedur tindakan
Jam 12.02 WIB rolling massage
4) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman punggung
dan privasi O:
R: jaga privasi klien dengan menutup - k/u baik
sampiran - klien tampak senang
- klien tampak rileks saat
Jam 12.03 WIB dilakukan rolling
5) Membuka area yang akan dipijat massage punggung
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - ada peningkatan
Jam 12.04 WIB produksi ASI yang
6) Menggunakan lotion atau minyak saat keluar setelah
dilakukan pemijatan rolling massage dilakukan rolling
punggung massage punggung
R: untuk mencegah adanya gesekan pada A:
kulit klien - Masalah teratasi
sebagian
Jam 12.05 WIB
7) Melakukan rolling massage punggung P:
dengan tehnik yang tepat - Intervensi dilanjutkan
R: melakukan rolling massage punggung No : 2,3,4,5,6,7,8,9
sesuai SOP

Edukasi
Jam 12.07 WIB
8) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 12.08 WIB


9) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan

3. Kamis / 23 Mei 2019 Menyusui tidak efektif b.d Observasi Jam 17.30 WIB
ketidakadekuatan refleks Jam 15.00 WIB S:
oksitosin 1) Memonitor respons terhadap pemijatan - Klien mengatakan
R: klien berespon positif saat dilakukan setelah dilakukan
TTV: pemijatan rolling massage
TD : 110/70 mmHg Terapeutik punggung klien merasa
RR : 20 x/menit Jam 15.01 WIB lebih rileks
P : 82 x/menit 2) Menetapkan jangka waktu pemijatan - Klien bersedia
T : 36,6 o C R: jangka waktu dilakukan rolling massage dilakukan pemijatan
BB : 68 Kg punggung sekitar 10-15 menit selama 10-15 menit
TB : 160 cm - Klien mengatakan
Jam 15.02 WIB sudah mengerti tentang
3) Menyiapkan lingkungan hangat, nyaman tujuan , manfaat dan
dan privasi prosedur tindakan
R: jaga privasi klien dengan menutup rolling massage
sampiran punggung
O:
Jam 15.03 WIB - k/u baik
4) Membuka area yang akan dipijat - klien tampak senang
R: untuk memaksimalkan proses pemijatan - klien tampak rileks saat
Jam 15.04 WIB dilakukan rolling
5) Menggunakan lotion atau minyak saat massage punggung
dilakukan pemijatan rolling massage - ada peningkatan
punggung produksi ASI yang
R: untuk mencegah adanya gesekan pada keluar setelah
kulit klien dilakukan rolling
massage punggung
Jam 15.05 WIB A:
6) Melakukan rolling massage punggung - Masalah teratasi
dengan tehnik yang tepat
R: melakukan rolling massage punggung P:
sesuai SOP - Intervensi dilhentikan

Edukasi
Jam 15.07 WIB
7) Menganjurkan rileks selama pemijatan
R: klien rileks selama pemijatan

Jam 15.08 WIB


8) Menganjurkan beristirahat setelah
dilakukan pemijatan
R: klien mengikuti apa yang dianjurkan
4.1.3. Hasil evaluasi subjek sesudah dilakukan intervensi keperawatan

dengan rolling massage punggung

Berdasarkan hasil study kasus, dapat diketahui bahwa setelah

dilakukan intervensi keperawatan dengan penerapan tehnik rolling

massage punggung, maka terjadi penambahan frekuensi ASI yang dialami

kedua subjek, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Subjek I
TABEL 4.9
EVALUASI PENAMBAHAN FREKUENSI ASI PADA Ny. N SETELAH
DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN
TEKNIK ROLLING MASSAGE PUNGGUNG

Kondisi pre Tehnik rolling Kondisi Post


No. Hari/Tanggal Frekuensi ASI massage Frekuensi ASI
punggung
1. Senin ASI belum Teknik rolling 10 cc
20 Mei 2019 keluar massage
punggung
2. Selasa Tidak dilakukan Teknik rolling 20 cc
21 Mei 2019 massage
punggung
3. Rabu Tidak dilakukan Teknik rolling 30 cc
22 Mei 2019 massage
punggung

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pengeluaran ASI sebelum dilakukan

rolling massage punggung pada subjek I yaitu ASI belum keluar, dan setelah dilakukan

rolling massage punggung pada hari pertama frekuensi ASI 10 cc, pada hari kedua setelah

dilakukan rolling massage punggung frekuensi ASI bertambah menjadi 20 cc dan pada

hari ketiga frekuensi ASI bertambah sebanyak 30 cc. Berdasarkan hasil yang didapat

terdapat pertambahan frekuensi pengeluaran ASI yang dilakukan setelah dilakukan

penerapan rolling massage punggung.


Subjek II
TABEL 4.10
EVALUASI PENAMBAHAN FREKUENSI ASI PADA Ny. N SETELAH
DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN
TEKNIK ROLLING MASSAGE PUNGGUNG

Kondisi pre Tehnik rolling Kondisi Post


No. Hari/Tanggal Frekuensi ASI massage Frekuensi ASI
punggung
1. Selasa 10 cc Teknik rolling 10 cc
21 Mei 2019 massage
punggung
2. Rabu Tidak dilakukan Teknik rolling 20 cc
22 Mei 2019 massage
punggung
3. Kamis Tidak dilakukan Teknik rolling 25 cc
23 Mei 2019 massage
punggung

Setelah dilakukan teknik rolling massage punggung selama 1 x 24 jam

pada Ny. R, pengeluaran dan produksi ASI meningkat dalam 3 hari. Hal ini

dapat dilihat dari volume ASI yang menunjukkan kenaikan di hari pertama,

kedua dan ketiga secara signifikan.

4.2. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membahas tentang Penerapan Rolling

massage punggung untuk mengatasi ketidakefektifan menyusui pada Ny. N

dan Ny. R dengan post partum spontan di ruangan Annisa RSUD Siti Aisyah

Kota Lubuklinggau. Asuhan keperawatan memfokuskan pada teori Hierarki

Maslow yang merupakan pemenuhan kebutuhan dasar manusia melalui tahap

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.


4.2.1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dasar dalam proses keperawatan,

pengkajian merupakan tahap yang paling penting menentukan bagi

tahap berikutnya (Rohmah, 2014).

Pada tanggal 20 Mei 2019 dari hasil pengkajian dan observasi

pada subjek I, penulis menemukan masalah klien mengatakan nyeri

pada payudara sebelah kiri bengkak, terasa kencang dan keras,

serta ASI belum keluar, dan klien tidak nafsu makan. Sedangkan

pada tanggal 21 Mei 2019 dari hasil pengkajian pada subjek II,

penulis menemukan masalah klien sakit kepala, pusing, penglihatan

buram, payudara bengkak keduanya terasa nyeri, ASI keluar sedikit

dan tidak nafsu makan. Data objektif yang di dapat adalah kedua

payudara bengka, pengeluaran ASI sedikit dan klien tidak nafsu

makan.

Pada kedua subjek didapat saat pengkajian mengalami

pengeluaran ASI yang sedikit dikarenakan ketidakefektifan refleks

hormon oksitosin.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan

rolling massage punggung merupakan salah satu solusi untuk

mempercepat dan memeperlancar produksi dan pengeluaran ASI

(Ummah, 2014).

Hormon oksitosin mengurangi risiko ibu menderita depresi

pasca persalinan hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui


menciptakan kuatnya ikatan kasih sayang, kedekatan dengan bayi

(Yantina, 2015).

Pada pola istirahat dan tidur, kedua subjek mengatakan tidak

mengalami gangguan tidur, serta berdasarkan data yang didapatkan

oleh penulis pada Ny. N dan Ny. R . Pada pemeriksaan fisik

abdomen didapatkan pada subjek I dan subjek II bentuk datar, tidak

terdapat luka atau jejas, umbilicus bersih. Auskultasi meliputi

peristaltik usus 17x/menit. Suara perut saat diperkusi terdengar

tympani. Pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan abdomen.

Dan pemeriksaan pada kedua subjek didapatkan hasil pada

pemeriksaan ekstermitas kekuatan otot atas dan bawah penuh

dengan skor 5.

4.2.2. Intervensi

Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis, hari senin

tanggal 20 Mei 2019, pada jam 07.25 wib, data subjektif yang

diperoleh pada subjek I, klien mengatakan nyeri pada payudara

sebelah kiri bengkak, terasa kencang dan keras, ASI belum keluar,

dan klien tidak nafsu makan, data objektif yang didapat adalah

payudara teraba kencang, keras, terlihat sedikit bengkak, ASI

tampak belum keluar, dan klien tidak nafsu makan. Sedangkan hari

selasa 21 mei 2019 data subjektif yang diperoleh pada subjek

II,klien mengatakan sakit kepala, pusing, mata terlihat buram,

payudara bengkak keduanya terasa nyeri, ASI keluar sedikit dan

tidak nafsu makan.


Berdasarkan dari data subjektif dan objektif yang diperoleh

pada kedua subjek, penulis dapat menegakkan diagnosa yang

pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

biologis (pembengkakan), diagnosa kedua, menyusui tidak efektif

berhunbungan dengan ketidakadekuatan refleks oksitosin dan yang

ketiga risiko defisit nutrisi berhubunga dengan faktor psikologis

(keengganan untuk makan). (SDKI, 2017).

4.2.3. Implementasi

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah diciptakan kegiatan dalam pelaksanaan juga

meliputi prngumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon

klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data

yang baru (Rohma, dkk.2014).

Pada tahap implementasi hasil yang didapat oleh peneliti yaitu

pada subjek I dan II yang penulis lakukan dengan diagnosa

keperawatan menyusui tidak efektif berhubungan dengan

ketidakadekuatan refleks oksitosin. Pelaksanaan asuhan

keperawatan ini sesuai dengan kondisi dan situasi serta

menggunakan sarana yang tersedia diruangan, penulis mengikuti

perkembangan pasien dengan melihat catatan keperawatan.

Implementasi diagnosa keperawatan yaitu menyusui tidak efektif

berhubungan dengan ketidakadekuatan refleks oksitosin yang

dilakukan pada tanggal 20-22 Mei 2019 pada subjek I dan 21-23
Mei 2019 pada subjek II yaitu : Mengidentifikasi kesiapan dan

kemampuan menerima informasi, Memonitor respons terhadap

pemijatan, Menetapkan jangka waktu pemijatan, Menyiapkan

lingkungan hangat, nyaman dan jaga privasi, Membuka area yang

akan dipijat, Menggunakan lotion atau minyak saat dilakukan

pemijatan rolling massage punggung, Melakukan rolling massage

punggung dengan tehnik yang tepat, Menjelaskan tujuan dan

perosedur tindakan, Menganjurkan rileks selama pemijatan,

Menganjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan. (SIKI,

2018)

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sri (2015) penelitian ini menggunakan metode yang

bersifat desain dengan menggunakan postes without control design.

Pengambilan sample berjumlah 20 orang ibu post partum normal,

dilakukan rolling massage punggung. Hasil penelitian mayoritas

produksi ASI pada ibu post partum mengalami peningkatan yang

cukup setelah dilakukan rolling massage punggung.

4.2.4. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien,

keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah

untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang


disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap terencana (Setiadi,

2012) .

Evaluasi yang dilakukan penulis 3X24 jam pada tanggal 20-22

mei 2019 pada subjek I didapatkan pada diagnosa menyusui tidak

efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan refleks oksitosin

teratasi dari umlah hari pertama sebelum dilakukan rolling

massage punggung ASI belum keluar menjadi 10 cc, hari kedua

jumlah ASI menjadi 20 cc dan hari ketiga menjadi 30 cc. Dengan

hasil pengeluaran ASI cukup. Sedangkan evaluasi yang dilakukan

penulis selama 3X24 jam pada tanggal 21-23 Mei 2019 pada subjek

II didapatkan pada diagnosa ketidakefektifan pemberian ASI

berhubungan dengan Ketidakadekuatan refleks oksitosin teratasi

sebagian dari frekuensi hari pertama sebelum dilakukan rolling

massage punggung berjumlah 10 cc, setelah dilakukan rolling

massage punggung hanya 10 cc, mengalami penambahan pada hari

kedua 20 cc dan pada hari ketiga menjadi 25 cc.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut ( Isnaini dkk,

2015) rolling massage punggung adalah pemijatan tulang belakang

pada costa (tulang rusuk) ke 5-6 sampai ke scapula (tulang belikat)

yang akan mempercepat kerja syaraf perasimpatis, saraf yang

berpangkal pada medula spinalis, merang hipofise posterior untuk

mengeluarkan oksitosin.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan studi kasus pada dua orang subjek yaitu

subjek I inisial Ny. N dan subjek II Ny. R dengan penerapan rolling

massage punggung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu :

a. Tahap pengkajian penulis mengetahui kedua subjek yaitu subjek I dan

subjek II sama-sama mengalami pengeluaran ASI yang kurang.

b. Tahap diagnosa keperawatan pada dua subjek ditemukan diagnosa

yang sama yaitu menyusui tidak efektif berhubungan dengan

ketidakadekuatan refleks oksitosin.

c. Tahap penerapan perencanaan keperawatan pada tahap ini

perencanaan yang dibuat penulis untuk menyelesaikan masalah pada

kedua subjek dapat dilaksanakan dengan baik karena sesuai dengan

kebutuhan kedua subjek.

d. Tahap implementasi keperawatan pada tahap, dalam melakukan

tindakan keperawatan, penulis telah melakukan implementasi sesuai

dengan rencana keperawatan baik secara mandiri maupun kolaborasi

dengan tim kesehatan lain. Serta kedua subjek mendapatkan

implementasi yang sama yaitu rolling massage punggung.

e. Tahap evaluasi diketahui adanya penurunan tingkat kecemasan pada

kedua subjek setelah dilakukan intervensi dengan penerapan rolling

massage punggung.
e.2. Saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan

saran ini bisa diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk

peningkatan kualitas asuhan keperawatan pada tahap selanjutnya.

a. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan

Lubuklinggau

Hasil penelitian ini diharapkan bisa untuk memberikan

masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran khususnya dibidang keperawatan dalam

penerapan intervensi Rolling massage punggung untuk peningkatan

produksi ASI dan supaya diberi waktu penelitian yang cukup agar

memaksimalkan prosedur penelitian bagi mahasiswa Poltekkes

kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau.

b. Bagi RSUD Siti Aisyah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan memberikan intervensi keperawatan pada pasien yang

mempunyai masalah pengeluaran ASI yang kurang serta

memfasilitasi komunikasi dengan tenaga kerja Rumah Sakit

mengenai ketersediaan responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi.
c. Bagi pengembangan dan penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebegai dasar

pengembangan model-model intervensi keperawatan lainnya

khususnya dalam penerapan rolling massage punggung untuk

meningkatkan produksi ASI.

Anda mungkin juga menyukai