PENDAHULUAN
folikulogenesis terjadi di dalam kotreks ovarium. Proses ini terdiri dari empat
4) atresia folikel.1
kumpulan yang berisi folikel-folikel yang sedang tumbuh berkembang dan dapat
diakhiri baik dengan ovulasi atau mati menjadi atresia. Pada wanita, folikulogenesis
merupakan proses yang sangat panjang, membutuhkan waktu kira-kira 1 tahun untuk
independen, ditandai dengan pertumbuhan dan diferensiasi dari oosit. Fase yang
peningkatan pesat dari ukuran folikel itu sendiri (sampai kira-kira 25 mm). Fase
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejak saat lahir, terdapat banyak folikel primordial di bawah kapsul ovarium.
selapis sel-sel granulose . Pada masa anak-anak ovum akan tetap dipertahankan
dalam keadaan primordial dalam fase profase pembelahan miosis, hal ini di yakini
sebagai akibat dari sel-sel granulose yang menyelubungi ovum tersebut, dimana
dengan adanya sel-sel granulose ini akan memberikankan asupan untuk ovum dan
menyekresikan FSH dan LH dalam jumlah yang cukup, seluruh ovarium bersama
dengan folikelnya akan mulai tumbuh. Pertumbuhan ini diawali dengan peningkatan
diameter ukuran ovum dua sampai tiga kali lipat dan diikuti dengan pertumbuhan
dikenal sebagai folikel primer. (Pada permulaan setiap siklus) Selama siklus bulanan
pertumbuhan 6 sampai 12 folikel primer setiap bulannya. Hal ini terjadi karena
anterior secara gradual (bertahap) dari sedikit menjadi sedang, khususnya pengaruh
dari peningkatan konsentrasi FSH, karena peningatan FSH sedikit lebih besar dari
LH dan lebih awal beberapa hari. Dengan peningkatan konsetrasi FSH, ternyata juga
berlangsung dengan cepat sehingga mengakibatkan lebih banyak lapisan pada sel-sel
2
tersebut. Sel-sel berbentuk kumparan yang dihasilkan dari intertisium ovarium
berkumpul dalam beberapa lapisan di luar sel granulose, membentuk massa sel
Gambar 2.1 Struktur mikroskopis dari ovarium. Tampak bagian korteks dan medulla
Pertumbuhan awal folikel primer menjadi tahap antral dirangsang oleh FSH
membentuk reseptor FSH dalam jumlah yang banyak; keadaan ini menyebabkan
umpan balik positif karena estrogen membuat sel-sel granulose jadi jauh lebih
2. FSH dari hipofisi dan estrogen bergabung untuk memacu reseptor LH sel sel
rangsangan oleh FSH dan membentuk peningkatan sekresi folikular yang lebih
cepat.
3
3. Peningkatan jumlah estrogen dari folikel ditembah dengan peningkatan LH dari
terjadi sangat cepat. diameter ovum juga membesar tiga samapai empat kali lipat
lagi, menghasil peningkatan diameter ovum total menjadi 10 kali lipat atau
peningkatan massa 100 kali lipat. Ketika folikel membesar ovum sndiri tetep
tertanam didalam massa sel granulose yang terletak pada sebuah kutub folikel. 5
disekresikan oleh massa sel graulosa sehingga terbentuklah antrum di dalam massa
jaringan.
4
Pada setiap menstruasi, folikel dominan yang berovulasi berasal dari folikel
primordial yang disiapkan dari satu tahun sebelumnya. Fase preantral atau fase kelas
1 dibagi menjadi 3 stadium utama: stadium folikel primordial, primer, dan sekunder.
tumbuh sempurna memerlukan 290 hari atau sekitar 10 siklus menstruasi yang
teratur. Fase antral umumnya dibagi menjadi empat stadium: folikel kecil (kelas 2, 3,
4, 5), sedang (kelas 6), besar (kelas 7), dan preovulasi (kelas 8) stadium folikel
Graaf. Setelah pembentukan antrum pada saat stadium kelas 3 (diameter ~0.4mm),
60 hari atau 2 siklus menstruasi. Folikel dominan dipilih dari sekelompok folikel
kelas 5 pada akhir dari fase luteal dari siklus. Sekitar 15-20 hari yang diperlukan
Atresia dapat muncul setelah stadium folikel kelas 1 atau folikel sekunder,
dengan angka kejadian tertinggi pada saat berkumpulnya folikel kecil, sedang (kelas
5, 6, dan 7) dan folikel Graaf. Sampai memasuki stadium preovulasi, folikel akan
mengandung oosit primer yang tertahan pada profase dari meiosis I. Pada saat
stadium lanjut preovulasi, oosit akan melanjutkan meiosis dan menjadi oosit
independen. Dibutuhkan kira-kira 290 hari untuk mengambil folikel dominan dan
tumbuh menjadi folikel sekunder yang tumbuh sempurna. Kelas 3-8 merupakan
5
stadium-stadium folikel kecil (kelas 2-4), medium (kelas 5, 6) dan besar (kelas 7)
dibutuhkan waktu kira-kira 20 hari untuk folikel dominan dalam mencapai stadium
kedua.5
oleh karena dari folikel ini akan berkembang menjadi folikel dominan dan nantinya
akan memasuki siklus menstruasi. Masuknya suatu folikel primordial yang telah
memahami proses ini, perlu juga dipahami hubungan struktur dan fungsi dari folikel
primordial. 6
Folikel Primordial
kecil (diameter ~ 25μm) yang tertahan dalam stadium profase dari meiosis I, satu
lapis sel granulosa gepeng atau skuamous, dan lamina basalis. Dengan adanya
lamina basalis, maka akan tercipta suatu lingkungan mikro yang mendukung
pertumbuhan dari sel granulosa dan oosit, yang mana lamina basalis ini berfungsi
agar kontak langsung dengan sel-sel lain tidak terjadi. Folikel primordial tidak
memiliki suplai darah sendiri dan oleh karena itu hubungan dengan sistem endokrin
6
Gambar 2.3 Folikel primordal di bawah mikroskop elektron. Sel granulosa
(GC), oosit dengan vesikel germinal (GV) atau nukleusnya, Balbiani body (BB),
dengan semua organel oosit berkumpul di satu kutub GV, dan lamina basal (BL).8
Seluruh folikel primordial (oosit) dibentuk pada saat masa fetus diantara
umur gestasi bulan ke-6 dan ke-9. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa semua
oosit yang berpartisipasi dalam siklus reproduksi wanita selama hidupnya telah ada
dalam ovarium sejak lahir. Jumlah folikel primordial atau sel telur dalam ovarium
wanita berhubungan dengan masa reproduksi wanita atau ovary reserve (OR). 7,8
Sebagian dari folikel primordial akan diambil dan tumbuh langsung setelah
sampai kumpulan folikel primordial tidak dapat aktif lagi setelah masa menopause.
dalam tiga dekade pertama dalam kehidupan wanita, namun ketika jumlah folikel
7
primordial dalam ovarium berada dalam jumlah kitris sebanyak ~25,000 pada usia
37.5 ± 1.2 tahun, maka kecepatan hilangnya folikel primordial akan meningkat kira-
kira dua kali lipat. Penurunan kesuburan berlangsung bersamaan dengan semakin
kadar FSH plasma yang berhubungan dengan bertambahnya usia yang muncul
Gambar 2.4 Perubahan jumlah folikel primordial (oocytes) bergantung usia pada
ovarium manusia. Panel kiri: Jumlah telur menurun dari 6 bulan masa gestasi sampai
usia 50 tahun. 9
terjadinya proses pengambilan. Kejadian ini diikuti dengan aktivasi gen dan
8
Folikel Primer
Gambar 2.5 Pembekuan folikel primer yang berkembang yang tertanam di jaringan
ikat atau stroma korteks ovarium. Kromosom nukleolus dan meiosis tampak jelas di
inti oosit. Mitokondria muncul pada satu kutub nukleus oosit (yaitu tubuh Balbinni).
Sebanyak 19 sel granulosa cuboidal terlihat, salah satunya memberi penebalan pada
Folikel primer terdiri dari satu atau lebih sel granulosa cuboidal yang disusun
dalam satu lapisan di sekitar oosit. Bersamaan dengan perubahan bentuk dan
dalam folikulogenesis masih tidak pasti, namun ada bukti pada hewan pengerat,
activin granulosa dapat memainkan peran penting dalam ekspresi reseptor FSH oleh
mekanisme autokrin/paracrine.10
9
Gambar 2.6 Diagram mekanisme yang diusulkan untuk pengendalian
folikel preantral. 10
folikulogenesis ini, diyakini bahwa tingkat fisiologis FSH plasma selama siklus
tidak memiliki sistem vaskular yang independen. Meskipun demikian, karena ada
pembuluh darah di sekitarnya, perubahan FSH yang disebabkan oleh fungsi folikel
primer dapat terjadi sebagai respons terhadap kadar FSH plasma yang abnormal,
Mulai kira-kira pada saat perekrutan, oosit mulai tumbuh dan berdiferensiasi.
Periode ini ditandai dengan peningkatan progresif pada tingkat sintesis RNA oosit.
10
Sejumlah gen oosit penting dinyalakan saat ini. Sebagai contoh, gen yang
mengkodekan protein zona pellucida (ZP) (yaitu ZP-1, ZP-2, dan ZP-3) ditranskrip
bahwa kandungan karbohidrat ZP-3 adalah molekul pengikat sperma spesifik. Hal
ini bertanggung jawab untuk memulai reaksi akrosom pada sperma yang berhasil
mencapainya. 10,11
zona lapisan, di mana mereka membentuk persimpangan gap dengan membran sel
oosit, atau oolemma. Persimpangan adalah saluran antar sel yang terdiri dari protein
dan pensinyalan molekul dengan molekul rendah lainnya seperti cAMP dan kalsium.
Connexin 37 (C × 37) adalah connexin yang diturunkan dari oosit yang membentuk
persimpangan gap antara sel oosit dan sel granulosa sekitarnya. 10,11
folikulogenesis, ovulasi, dan kesuburan. Sambungan gap besar juga ada di antara sel
granulosa itu sendiri. C × 43 adalah gap junction protein utama yang dinyatakan
dalam sel granulosa.23 Sebagai konsekuensi dari gap junction, folikel primer
menjadi unit yang digabungkan secara metabolik dan elektrik. Komunikasi antara
granulosa dan oocyte ini tetap ada selama folikulogenesis dan bertanggung jawab
11
Gambar 2.7 Elektron mikrograf dari sel oosit-korona radiata granulosa dalam
folikel preantral. Proses sel granulosa yang melintasi zona pellucida (ZP) membuat
persimpangan celah kecil (panah) dengan membran plasma oosit. Persimpangan gap
yang lebih besar (panah) terlihat antara sel radiata radiata. 10,11
mengekspresikan reseptor FSH. Aktivin yang diproduksi oleh sel granulosa diduga
autokrin/parakrin dan juga diduga bahwa peningkatan dari kadar FSH plasma akan
Perkembangan folikel primer juga diikuti dengan perubahan yang nyata pada
oosit. Pada saat periode preantral, diameter oosit akan meningkat dari ~ 25μm
menjadi ~ 120μm. Pertumbuhan pesat ini terjadi oleh karena adanya reaktivasi dari
12
peranan yang penting dalam mengatur folikulogenesis preantral termasuk dalam
Folikel Sekunder
koloid cuboidal rendah yang membentuk epitel berlapis. Seperti yang terlihat pada,
transisi dari primer ke folikel sekunder melibatkan lapisan kedua sel granulosa.
Transisi ini dilakukan oleh proliferasi terus oleh sel granulosa. Mekanisme yang
hewan pengerat telah memberikan bukti kuat untuk keterlibatan faktor pertumbuhan
transformasi. GDF-9 sangat dikemukakan di indung telur; itu dilokalisasi hanya pada
oosit folikel yang direkrut.8 Pada tikus defisien GDF-9, pertumbuhan folikel dan
perkembangan berhenti di tahap primer; akibatnya tidak ada bentuk folikel dominan,
dan betina tidak subur. Dengan demikian, GDF-9 wajib dilakukan pada
folikulogenesis setelah tahap primer, mungkin karena ini adalah mitogen wajib untuk
sel granulosa. Konsep mendasar yang muncul dari penelitian ini adalah bahwa oosit
untuk menghasilkan ligan peraturan baru (misalnya GDF-9), yang sangat penting
untuk folikulogenesis.9
13
Gambar 2.8 Folikel sekunder sehat mengandung oosit utuh yang dikelilingi
oleh zona pelusida, lima sampai delapan lapisan sel granulosa, lamina basal, dan
sekunder adalah perolehan lapisan theca. Jaringan ini, yang terdiri dari lapisan sel
interna dan bagian luar theca externa. Perkembangan theca disertai oleh
adalah peristiwa penting karena darah beredar di sekitar folikel, membawa nutrisi
dan hormon (misalnya FSH, LH) ke dan produk limbah dan sekretori dari folikel
sekunder. Dalam hal ini, beberapa sel stroma di lapisan dalam mengekspresikan
reseptor LH. 12
14
Sel-sel ini kemudian berdiferensiasi menjadi sel steroidogenik yang disebut
disampaikan oleh sistem vaskular theca.27 Semua granulosa sel di folikel sekunder
sekunder dapat menimbulkan respons granulosa yang bergantung FSH. Lapisan luar
sel stroma kemudian berdiferensiasi menjadi sel otot polos yang disebut theca
externa. Sel otot polos ini diinervasi oleh sistem saraf otonom.10
berdiameter 200 μm, oosit telah mencapai ukuran maksimal dan tidak bertambah
lagi, terlepas dari fakta bahwa folikel manusia membesar berdiameter 2 cm atau
lebih (Gambar 14). Ini didokumentasikan dengan baik pada hewan pengerat bahwa
sel granulosa memainkan peran wajib dalam pertumbuhan dan diferensiasi oosit.
penghambatan tetap tidak diketahui; Namun, ada bukti untuk mendukung konsep
cAMP di sel granulosa, yang berdifusi ke dalam oosit melalui C × 37 gap junction,
15
sekunder yaitu peningkatan jumlah sel granulosa dan penambahan sel theca.
lapisan kedua. Tahapan ini disebut sebagai transisi folikel primer menjadi sekunder.
Hal ini diikuti dengan perubahan sel granulosa dari epitel selapis kuboid menjadi
Perkembangan Theca
Pada saat transisi folikel primer menjadi sekunder, beberapa lapisan dari sel-sel yang
menyerupai jaringan ikat dibentuk di sekitar lamina basalis yang nantinya disebut
akan terbentuk dua lapisan sel theca yaitu lapisan dalam theca interna yang
berdifferensiasi di dalam sel theca interstitial dan lapisan luar theca eksterna yang
berdifferensiasi menjadi sel otot polos. Perkembangan theca juga diikuti dengan
dan gonadotropin ke dalam, serta sisa dan hasil sekresi dari folikel yang sedang
berkembang. Saat fase preantral dari folikulogenesis hampir selesai, folikel sekunder
yang telah tumbuh sempurna akan mengandung lima struktur utama yang terdiri dari
oosit yang tumbuh sempurna dikelilingi oleh zona pelusdia, sekitar 9 lapis sel
16
granulosa, lamina basalis, theca interna, theca eksterna dan jalinan kapiler dalam
jaringan theca. 12
Folikel Graaf
Folikel Graaf ditandai dengan munculnya suatu ruang (kavitas) atau antrum
yang mengandung cairan yang disebut cairan folikuler atau liquor folliculi. Folikel
Graaf dapat juga disebut sebagai folikel antral. Cairan folikuler adalah eksudat dari
plasma yang merupakan hasil sekresi dari oosit dan sel granulosa. Cairan tersebut
merupakan medium yang mana residu sel granulosa dan oosit serta molekul-molekul
regulator harus melewatinya untuk keluar dari dan melalui membran folikel.3,12
Ada enam komponen histologis yang berbeda dalam folikel graaf, termasuk
theca externa, theca interna, lamina basal, sel granulosa, oosit, dan cairan folikular .
Semua folikel graaf memiliki arsitektur dasar yang sama; Meskipun ada perubahan
dramatis dalam ukuran folikel graaf penampilan mereka tetap kurang lebih sama. 3,12
17
Gambar 2.10 dinding folikel graaf
Theca externa ditandai oleh adanya sel otot polos, yang diinervasi oleh saraf
otonom. Meskipun signifikansi fisiologis eksterna theca tetap tidak jelas, ada bukti
bahwa ia berkontraksi selama ovulasi dan atresia. Perubahan aktivitas kontraktil dari
theca externa mungkin terlibat dalam atresia dan ovulasi; Namun, ini belum terbukti
Theca interna terdiri dari TIC yang berbeda yang terletak di dalam matriks
jaringan ikat dan pembuluh darah yang longgar. Dalam semua folikel graaf, LH
adalah hormon pengatur utama untuk fungsi TIC, dan pentingnya mengatur produksi
TIC androgen in vivo dan in vitro telah ditetapkan. Dimulai pada tahap awal
sebagai androgen (yaitu sel penghasil androstenedion) . The theca interna kaya akan
18
molekul nutrisi, vitamin, dan kofaktor yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
Kita hanya tahu sedikit tentang elemen peraturan yang mengendalikan theca
disarankan oleh bukti43 bahwa semua folikel graaf monyet mengekspresikan kadar
FSH dan reseptor LH yang tinggi terlepas dari ukurannya, namun ketika 125I-human
vaskularisasi, yang berperan penting dalam pematangan yang dipilih. Dalam hal ini,
Setelah kavitasi, tujuan dari pembentukan folikel Graaf yang diinginkan telah
tercapai, dan keseluruhan tipe sel telah ada dalam posisi yang sesuai menunggu
bertahap. Ukuran dari folikel Graaf ditentukan dari besarnya antrum yang juga
dipengaruhi oleh volume cairan folikuler yang berkisar antara 0,02 sampai 7 ml.
Proliferasi dari sel-sel folikel juga berperan dalam menentukan ukuran folikel. Pada
folikel yang dominan, sel-sel granulosa dan theca akan berproliferasi dengan sangat
cepat diikuti oleh berkembangnya antrum yang dipenuhi oleh cairan folikuler.
Peningkatan akumulasi cairan folikuler dan proliferasi sel bertanggung jawab atas
pertumbuhan yang pesat dari folikel dominan saat fase folikuler dari siklus. Ukuran
dari folikel atretik dipengaruhi oleh terbatasnya pembentukan cairan folikuler dan
19
mitosis sel granulosa dan theca. Theca eksterna terdiri dari sel otot polos yang
tersusun secara konsentris, yang mana dipersarafi oleh saraf otonom. 12,13
Theca interna mengandung kumpulan dari sel-sel epitel besar yang disebut
sel theca interstitial. Sel theca interstitial memiliki reseptor sel untuk LH dan insulin.
Sebagai respon terhadap stimulasi LH dan insulin, sel tersebut akan menghasilkan
vaskularisasi yang berasal dari jalinan kapiler longgar yang mengelilingi folikel
Di dalam folikel Graaf, sel granulosa dan oosit didistribusikan sebagai suatu
massa dengan bentuk dan posisi yang tertentu yang tepat. Sel granulosa dibagi
menjadi empat subtipe yaitu membran, area periantral, cumulus oophorus dan sel
granulosa corona radiata. Seluruh sel granulosa ini akan mengekspresikan reseptor
FSH saat perkembangan folikel Graaf, namun setiap grup dari sel granulosa
yang berlainan sebagai respon terhadap stimulasi FSH. Sebagai contoh, sel
area periantral, cumulus dan sel granulosa corona radiata tidak. 12,13
Kavitasi
yang berisi cairan pada salah satu kutub dari oosit. Proses ini disebut kavitasi atau
20
menyelesaikan tahapan perkembangan mulai dari stadium kecil (1-6 mm), sedang (7-
11 mm), besar (12-17 mm) sampai pada tingkat preovulasi (18-23 mm) pada wanita.
Folikel yang atretik umumnya akan gagal untuk berkembang mulai dari stadium
kecil sampai sedang (1-10 mm). Banyaknya folikel Graaf dan ukurannya bervariasi
Gambar 2.11 Diagram siklus hidup folikel graaf pada ovarium manusia.
Penyeleksian
Pada wanita dengan siklus normal, folikel dominan dipilih dari sekumpulan
folikel kelas 5 pada akhir dari fase luteal siklus menstruasi. Indikasi awal yang
menunjukan telah terjadi seleksi adalah sel granulosa akan terus menerus membelah
relatif lebih cepat pada satu folikel sedangkan proliferasi sel granulosa akan
21
meliputi peningkatan yang kedua dari kadar FSH plasma yang dipercaya disebabkan
seleksi dan perkembangan folikel yang dominan, dan tidak ada ikatan lain yang
dengan merangsang jalur transduksi reseptor FSH pada sel-sel granulosa. Meskipun
LH tidak terlalu memegang peranan penting pada proses ini, tapi LH sangat berguna
maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai kerja dari FSH dan LH pada sel-sel
granulosa dan sel interstitial theca. FSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior
atau sejenisnya untuk menghasilkan estrogen. Aktivitas ini diduga diatur diatur
disintesa oleh folikel dominan berperan juga meningkatkan kerja sel folikuler FSH
22
Gambar 2.12 Diagram jalur transduksi sinyal follicle-stimulating hormone
(FSH) pada sel granulosa dari folikel dominan. FSH berinteraksi dengan protein
Protein aktif & Gstimulating (Gs -GTP) berinteraksi dengan protein efektor, adenilat
folikular.
khususnya pada tahap-tahap perubahan folikel. Perlu dipahami bahwa FSH pada
suatu siklus dapat memegang peranan yang lebih penting dibandingkan hormon
23
reproduktif lainnya tapi pada siklus tertentu peranan FSH dapat lebih rendah
Androstenedion yang dibentuk dalam sel theca berdifusi ke dalam cairan folikuler
24
androstenedion adalah hormon luteinizing (LH), insulin, dan lipoprotein. Jalur
pensinyalan cyt / protein kinase A (PKA) LH mengarah pada induksi gen spesifik
protein tirosin kinase (PTK) dapat menyebabkan peningkatan yang ditandai pada
theca atau molekul regulator lainnya termasuk insulin, IGF-I, lipoprotein, aktivin dan
terakumulasi pada konsentrasi yang sangat tinggi. Sebagai respon terhadap induksi
P450 dalam sel granulosa oleh stimulasi FSH, androstenedion akan mengalami
estradiol. 12,13,14
25
Gambar 2.14 Diagram menunjukkan Dua sel-Dua gonadotropin dari produksi
estrogen folikel.
Fase menstruasi Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-
rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase
pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon)
Fase proliferasi
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus
26
24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium
secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan
berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar
8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi
Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum
yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan
Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari
setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang
dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
Ovulasi
primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu
sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan
27
Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong
aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen
maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan
normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium
graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH
28
(LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari.
Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum
menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi
menstruasi.
dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam
29
berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat
apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya
perdarahan.15
Faktor vaskuler
arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari
vena.15
Faktor prostaglandin
Fertilisasi
ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder
sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus
menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida
30
merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi
Hialuronidase
Akrosin
Antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit
sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian
pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga
merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh
proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu
31
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala
Gestasi (Kehamilan)
tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut
terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam. 16,17
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu
arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan
endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara
aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas
32
hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio
Sakus vitelinus
pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada
Korion
pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang
uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio. 16,17
Amnion
ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran
amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan
bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan
Alantois
alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen
33
dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk
(embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan
membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar
terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini
Persalinan
perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga
bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi
34
BAB III
KESIMPULAN
direkrut dan berkembang lebih jauh sesuai dengan kapasitasnya untuk merespon
primordial menuju kelompok (pool) yang akan tumbuh menjadi folikel masak atau
folikel atau folikulogenesis. Selama satu siklus pertumbuhan folikel secara berurutan
mulai dari awal siklus dibagi menjadi tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan
fase luteal.
Fase luteal merupakan fase ketika ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum
dari sisa-sisa folikel matangnya (folikel graaf) yang sudah mengeluarkan sel
ovumnya pada saat terjadinya ovulasi dan menghasilkan hormon progesteron yang
menerima hasil konsepsi (jka terjadik ehamilan) atau melakukan proses deskuamasi
35