Ovarium
Ovarium secara fisiologis berfungsi melepas sel telur (oosit) dan
memproduksi hormone estradiol dan progesteron. Kedua aktivitas ini
bersinergis, berulang, dan secara kontinyu menyebabkan pematangan
folikel, ovulasi, dan pembentukan corpus luteum, dan regresi. Oleh
karena itu ovarium tidak dapat dipandang sebagai organ endokrin yang
statis karena ukuran dan fungsinya yang terus berkembang berkembang
tergantung pada control hormonal.
Asal sel somatic gonadal masih tidak jelas, gonad paling awal yang dapat
dikenali mengandung, disamping sel germ, sel somatic berasal dari paling
sedikit lapisan berbeda. Coelomic epithelium, mesenchyme dan lapisan
mesonephric. Pada satu model, gonad dibentuk oleh serangan “germinal
epithelium” ke dalam mesenchyme. Germinal epithelium adalah bagian
epithelium coelomic meningkatkan lapisan gonadal. Serangan sel
membentuk lapisan sex primer yang mengandung sel germ dikelilingi oleh
sel somatic (sel yang bertujuan untuk membentuk lapisan yang berisi sel
germ). Pada model terbaru, sel somatic gonad dipercaya muncul dari
mesonephros dan bukan coelomic epithelium. Penelitian ultrastruktural
sudah pernah menyampaikan bahwa kedua coelomic epithelial dan sel
mesonephric menyediakan sel somatic yang bertujuan untuk menjadi sel
folikular.
Sel germ berasal dari ectoderm primitif, tapi sel khusus aslinya tidak
dapat dibedakan sel germ pertama sekali diketahui pada akhir minggu ke-
3 setelah penyuburan pada endoderm primitif di akhir caudal dan dinding
dorsal di adjacent yolk sac, dan segera mereka juga muncul di splanchic
mesoderm. Gonadal ridge adalah satu-satunya tempat dimana sel germ
dapat bertahan. Kesalahan penempatan karena pertumbuhan embrio dan
juga oleh pergerakan aktif ameboid sepanjang dorsal mesentery di genital
ridge, sel germ berpindah dari yolk asc sekitar hindgut ke bagian gonadal
antara minggu 4 dan 6 gestasi. Faktor yang mengawali dan menuntun
perpindahan sel germ tidak diketahui. Meskipun chemotactic dan
adhesive peptide terlibat. Pada rodent, perpindahan sel germ melibatkan
faktor sel batang (kit ligand) dan perwujudan reseptornya C (-Kit),
membran pengantar reseptor kinase tyrosine ditandai oleh C-kit proto-
oncogene. Dalam pemerolehan gonad dari individu dengan kelainan inter
sex yang memiliki resiko tinggi tumor testicular, perwujudan kit protein
dideteksi pada usia gestasi lambat daripada dalam kendali normal,
sejalan dengan perpindahan sel germ selanjutnya dan perubahan pada
perwujudan oncogene. Gen kit ditempatkan pad akromosom 4, dan
mutasi gen tidak ditemukan pada wanita dengan kegagalan ovarian
prematur.
Testes
Daktor yang menentukan apakah gonad yang tidak berbeda akan menjadi
testes disebut faktor penentu testes (TDF), produk penempatan gen pada
kromosom Y. Calon terbaik untuk gen faktor penentu testicular terletak
dalam wilayah bernama SRY, bagian penentu sex pada kromosom Y.
Hasil protein dari gen SRY mengandung pengikat DNA untuk
mengaktifkan transkripsi gen. Perkembangan testis normal
m,embutuhkan tidak hanya kehadiran gen SRY tapi interaksinya dengan
gen lain. Gen yang mirip dengan SRY dinamai gen SOX (kesamaannya
adalah dengan bagian kotak SRY yang mengandung pengikat DNA).
Perwujudan gen SRY disimpan ke genital ridge selama kehidupan fetal,
tapi gen juga aktif dalam sel germ dewasa, mungkin berperan dalam
spermatogenesis. Pandangan tradisional menetapkan kendali gen aktif
dan perwujudan perbedaan testicular dan model perkembangan ovarium
yang pasif dan salah. Namun, setiap proses perbedaan membutuhkan
perwujudan gen dan oleh karena itu perkembangn ovarian harus
melibatkan gen dan produk gen.
Siklus sel leydig fetal mengikuti kenaikan dan penurunan level hCG fetal
selama kehamilan. Hubungan ini dan keha diran reseptor di testis fetal
mengindikasikan peran regulator hCG. Pola hCG pada fetus sejalan
dengan ibunya, mencapai puncak. Pada kira-kira 10 minggu dan turun ke
titik nol pada minggu 20 gestasi, tapi konsentrasinya hanya 5% dari
konsentrasi maternal. Perangsang gonadotropin chorionic manusia
menghasilkan hypertrophy sel leydig dan level puncak testosteron fetal
terlihat pada minggu 15 – 18. Namun, perbedaan pria normal muncul
pada contoh tikus kekurangan reseptor LH, bukti molecular menunjukkan
bahwa fetal sel leydig (tapi bukan sel dewasa) merespon ACTH dan hCG.
Peran primer ACTH didukung oleh laporan pria dengan mutasi gen tidak
aktif untuk hCG/LH reseptor yang mengembangkan genitalia wanita
sejumlah dengan vas deferen dan epididymis.
Sel leydig, oleh karena itu tersusun atas 2 populasi berbeda, satu aktif
selama kehidupan fetal dan satu lagi pada kehidupan dewasa. Regresi
sel leydig fetal dan kemunculan perbedaan morfologis sel dewasa selama
periode peri pubertas memunculkan beberapa pertanyaan. Aaapakah
hubungan antara 2 tipe ini, apakah mekanisme untuk regresi dan untuk
kemunculan baru dan berasal dari manakah sel dewasa? Fetal
spermatogonia, berasal dari sel germ primordial, berada di testicular
cords, dikelilingi oleh sel sertoli. Sebaliknya sel germ pria tidak memulai
bagian meiotic sebelum pubertas.
Ada perbedaan sex di level fetal gonadotropin. Ada pituitary dan sirkulasi
FSH dan leve pituitary yang lebih tinggi pada fetus wanita. Level pada
pria yang lebih rendah berkaitan dengan testicular testosterone dan
produksi inhibin. Pada bayi, kenaikan FSH pasca melahirkan lebih
ditandai dan lebh bertahan pada wanita, sedangkan nilai LH tidak setinggi
itu. Level FSH lebih besar daripada level yang dicapai selama siklus
mens normal dewasa, menurun ke level rendah biasnaya pada usia 1
tahun, tapi kadang-kadang lebih lambat. Level LH ada di rentang level
dewasa yang lebih rendah. Aktivitas awal ini diikuti oleh level inhibin yang
dibandingkan dengan rentang rendah yang diteliti selma fase folikular
siklus mens. Respon follicular ke tahap antral cukup biasa pada 6 bulan
pertama kehidupan pada respon ke naiknya level gonadotropin.
Penyebab paling umum pembentukan abdominal pada fetus dan bayi
yang baru lahir adalah ovarian cyst, konsekuensi dari rangsangan
gonadotropin.
Pertumbuhan Folikular
Pada ovary dewasa, tahap-tahap perkembangan folikel diamati bahkan
pada masa pra kehamilan diulang tetapi tingkatnya lebih lengkap.
Awalnya, oocyte melebar dan sel granulosa berproliferasi. Permukaan
solid sel yang memiliki oocyte dibentuk. Pada saat ini, theca interna
dicatat oada pembentukan tahap awal. Zona pellucia mulai dibentuk.
Sekarang dipercayai, bahwa waktu yang meliputi peningkatan dari folikel
utama hingga ovulasi kira-kira 85 hari. Waktu berlalu dalam
perkembangan yang tidak bergantung pada gonadotropin, mencapai
keadaan siap yang akan menuju pada pertumbuhan lebih lanjut dalam
respon ke rangsangan FSH. Jika peningkatan gonadotropin tersedia,
sebagaimana yang dapat terlihat pada awal siklus mens, tahap
kebergantungan FSH terhadap pematangan folikel terlihat. Jumlah folikel
yang matang tergantung pada jumlah FSH yang tersedia ke gonad dan
kesensitifan folikel ke gonadotropin. Perwujudan reseptor FSH paling
besar terdapat di sel granulosa, tapi perwujudan yang penting dapat
dideteksi di permukaan epithelium ovarian dan tuba fallopi epithelium,
dimana fungsinya belum pasti, tapi sebuah peran di tumor berasal dari
epithelium mungkin saja.
OVULASI
Jika rangsangan gonadotropin mencukupi, satu dari beberapa unit folikel
mulai bervariasi tingkat kematangannya yang akan meningkatkan ovulasi.
Secara morfologis, peristiwa ini meliputi distensi antrum oleh peningkatan
cairan antral dan penekanan granulosa melawan perbatasan membran
yang memisahkan avascular granulosa dan luteinasi, vascularisasi theca
interna. Sebagai tambahan, cairan antral meningkat secara bertahap
menekan cumulus oophorus, dimana granulosa menutupi oocyte.
Mekanisme penipisan theca di atas permukaan yang sekarang melekat,
menuju folikel kreasi daerah avascular melemahkan kapsul ovarian dan
distensi akhir akut antrum dengan pecahnya oocyte di cumulus
merupakan hal yang kompleks. Evaluasi berulang pada penekanan intra
folicular telah gagal menunjukkan faktor peledak di peristiwa penting ini.
Corpus Luteum
Segera setelah ovulasi, pertukaran di penyusunan selular muncul di
pemecahan folikel yang berlangsung. Setelah kesatuan jaringan dan
keberlanjutannya diperbaiki, sel hypertropi granulosa, secara bertahap
mengisi cystic, kadang-kadang hemorrhagic, cavity awal corpus luteum.
Sebagai tambahan, untuk pertama kali, granulosa mulai berluteinisasi
oleh satuan vacuola yang penuh lipid dalam sitoplasmanya. Keduanya
telah menjadi bagian theca sebelum ovulasi. Untuk bagian ini, theca
corpus luteum menjadi kurang penting. Sebagai akibat, sebuah badan
kuning baru dibentuk, sekarang didominasi oleh granulosa. Pada hari ke
14 kehidupan, bergantung pada rendahnya LH yang tersedia di fase
luteal, unit ini menghasilkan estradiol dan progesteron.
Fungsi Modulator
Peristiwa rumit yang menghasilkan ovum untuk fertilisasi dan struktur
ovarian yang memberikan dukungan hormonal adalah hasil mekanisme
regulasi di biologis manusia. Ini meliputi tanda endocrin klasik, regulasi
autocrin dan paracrine/intracrin, masukan neuronal, dan konstribusi
sistem imun. Perwujudan sel darah putih meliputi bagian ovarian stromal
(interstitial). Markofagus permanen, jumlah non siklus bisa mempengaruhi
fungsi ovarian melalui sekresi regulatory cytokines. Selama siklus ovarian
dewasa, ada infiltras sel darah putih dalam sebuah pola yang ditandai
oleh meningkatnya jumlah sel pada degranulasi dan pelepasan histamin
yang dikaitkan dengan hyperemia pada ovulasi. Corpus luteum menarik
eosinophil dan T-limfosit, yang memberi tanda dan mengaktifkan monosit
dan makrofagus yang terlibat di luteolisis. Namun, mekanisme imun ini
harus dipandang tidak hanya sebagai respon pengobatan, tapi juga
sistem regulatory yang penting untuk fungsi ovarian (termasuk sekresi
citokin dan faktor pertumbuhan).
UTERUS
Perkembangan Sistem Mullerian
Tiba wolffian (mesonephric) dan mullerian (paramesonefric) adalah
primordia discrete yang secara temporer muncul di semua embrio selama
periode ambiseksual dari perkembangan (hingga 8 minggu). Satu jenis
tuba ssitem berlanjut dan memunculkan tuba dan kelenjar khusus,
sedangkan yang lain tidak muncul selama bulan ke 3 fetal, kecuali tanda
yang tidak berfungsi.
Vasculatur Uterin
Dua arteri uterin yang menyediakan uterus adalah cabang-cabang arteri
iliac internal. Pada bagian uterus bagian bawah, arteri uteri terpisah
menjadi arteri vaginal dan cabang yang membagi arteri arcuate. Ateri
arcuate bergerak paralek ke kaviti uterin dan anastomose dengan satu
sama lain, membentuk cincin vascular sekitar cavity. Cabang-cabang
sentrifugal kecil (arteriradial) meninggalkan vessel arcuate, perpendcutor
ke cavity endometrial, untuk menyuplai myometrium. Ketika arteri-arteri ini
memasuki endometrium, cabang-cabang kecil (arteri basal) meluas
secara lateral untuk menyuplai lapisan basalis. Arteri basal ini tidak
menunjukkan respon ke perubahan hormon. Arteri radial meneruskan ke
arah permukaan endometrial, sekarang memunculkan arteri spiral untuk
menyuplai lapisan fungsionalis endometrium. Ini adalah arteri spiral (akhir
artery) segmen yang sangat sensitif pada perubahan hormonal. Satu
alasan bahwa lapisan fungsionalis lebih mudah diserang ke permutasi
vaskular yang tidak ada anastomoses yang keluar dari arteri spiral pada
semua level endometrium. Kapiler-kapiler kering ke venous plexus dan ke
vena arcuate myometrial dan ke vena uterine. Bentuk vascular yang unik
ini penting untuk mengijinkan sequence ulangan pertumbuhan
endometrial dan desquamation.
Menstrual Endometrium
Menstrual endometrium cukup tipis tapi jaringan yang padat. Terdiri dari
komponen basalis non fungsi yang stabil dan residual stratum
spongiosum yang bervariasi tetapi kecil. Pada saat menstruasi, lapisan ini
menunjukkan keadaan fungsional yang bervariasi termasuk pemecahan
kelenjar. Fragmentasi vessel dan stroma dengan bukti adanya necrosis,
infiltrasi sel putih, dan diapedesis interstitial sel merah. Bahkan sebagai
nemnants gugurnya menstrual mendominasi kemunculan keseluruhan
lapisan ini, bukti perbaikan di seluruh lapisan komponen dapat dideteksi.
Menstrual endometrium adalah keadaan transisi yang menjembatani fase
proliferasi dan expolirasi siklus. Kepadatannya menunjukkan bahwa
pendeknya ukuran tidak seluruhnya berkaitan dengan desquamation.
Lemahnya matrix pendukung juga memberi kontribusi pada
kedangkalannya. Sebanyak 2/3 endometrium yang berfungsi hilang
selama menstruasi. Hilangnya lapisan lebih cepat, lebih pendek durasi
alirannya. Gugurnya remnant yang tidak lengkap atau tertunda dikaitkan
dengan aliran yang lebih banyak dan hilangnya darah lebih banyak.
Sintesis DNA muncul di daerah basalis yang telah secara komplit terlapisi
pada hari 2-3 siklus mens (endometrium di daerah isthmic, area sempit
antara servik dan korpus, dan endometrium di cornual berhenti di ostia di
tuba tetapi tidak rusak). Permukaan epithelium baru mengalir dari jalur
kelenjar di lapisan basalis sebelah kiri setelah menstrual desquamation.
Reepithelialisasi yang cepat mengikuti proliferasi sel di lapisan basalis
dan permukaan epithelium di isthmic dan tubal ostial endometrium.
Perbaikan epithelial didukung oleh fibroblast. Lapisan fibroblast stromal
membentuk massa padat dimana permukaan epithelium dapat berpindah.
Sebagai tambahan lapisan stromal memberikan kontribusi penting
autocrin dan faktor paracrine untuk pertumbuhan dan migrasi. Karena
level hormon ada pada titik nol selama fase perbaikan ini, respon
kemungkinan berkaitan dengan luka daripada perantara hormon. Namun,
lapisan basalis banyak berisi estrogen reseptor. Perbaikan ini cepat pada
hari 4 siklus, lebih dari 2/3 kaviti ditutupi dengan epithelium baru. Pada
hari 5-6 seluruh cavity di reepithelialisasi dan pertumbuhan stromal
dimulai.
Fase Proliferasi
Fase ini dikaitkan dengan pertumbuhan folikel ovarian dan peningkatan
sekresi estrogen. Sebagai akibat dari tindakan steroidal, rekonstruksi dan
pertumbuhan endometrium dicapai. Kelenjar paling ditemui di respon ini.
Pertama sekali mereka sempit dan tubuler, digarisi oleh sel epithelium
columnal yang rendah. Mitosis mulai muncul dan pseudostratifikasi diteliti.
Sebagai akibat, glandular epithelial melebar dan menghubungkan satu
segmen kelenjar dengan tetangga di sebelah. Garis epithelial yang
berlanjut yang menghadap ke cavity endometrial dibentuk komponen
stromal berkembang dari kondisi mens yang padat melewati periode
singkat edema hingga akhirnya ke keadaan hilangnya syncytial. Bergerak
melewati stroma, vessel spiral meluas (tidak bercabang pada awal fase
proliferasi) hingga ke titik dibawah membran pengikat epithelial. Disini
mereka membentuk jaringan kapiler yang longgar. Seluruh komponen
jaringan ini (kelenjar, sel stromal dan sel endothelial) menunjukkan
proliferasi yang mencapai puncak pada hari 8 – 10 siklus, berkaitan
dengan puncak level estradiol di sirkulasi dan konsentrasi maksimal
reseptor estrogen di endometrium. Proliferasi ini ditandai oleh
meningkatnya aktivitas miotic dan meningkatnya nuklir DNA dan sintesis
cytoplasmic RNA, yang lebih meningkatnya di lapisan fungsionalis di
bagian 2/3 atas uterus, tempat biasa implantasi blastocyst.
Pada seluruh waktu, sejumlah besar sel berasal dari sumsum tulang
muncul di endometrium. Ini meliputi limfosit dan makrofagus, didistribusi
di stroma.
Fase Sekretori
Setelah ovulasi, endometrium sekarang menunjukkan reaksi kombinasi
ke aktivitas estrogen dan progesteron. Yang paling mengesankan adalah
total tinggi endometrial ditetapkan pada kira-kira luas pra ovulatori (5 – 6
mm) disamping penyediaan estrogen yang berkelanjutan. Proliferasi
epithelial berhenti 3 hari setelah ovulasi. Penahanan atau penghambatan
diyakini disebabkan oleh progesteron. Perbatasan pertumbuhan
dihubungkan dengan penurunan di mitosis dan sintesis DNA, berkaitan
dengan progesteron yang ikut di dalam perwujudan reseptor estrogen dan
stimulasi progesteron 17-hidroksi steroid dehidrogenase dan
sulfotransterase, yang mengubah estradiol ke estron sulfat (yang
diekskresi dari sel). Sebagai tambahan, estrogen merangsang banyak
oncogen yang memperanrarai estrogen penyebab pertumbuhan.
Progesteron melakukan peran antagonis untuk tindakan ini dengan
menekan estrogen yang memperantarai transkripsi oncogen mRNA.
Fase Implantasi
Perubahan penting muncul di endometrium dari hari ke 7-13 pasca
ovulasi (hari 21 – 27 siklus). Di awal periode ini, kelenjar sekretori tortous
paling sering dengan sedikit pencegahan stroma. Hari 13 pasca ovulasi,
endometrium sudah dibedakan menjadi 3 daerah berbeda. Sesuatu
kurang dari ¼ jaringan basalis yang tidak berubah dipasok oleh vessel
lurus dan dikelilingi oleh stroma tidak berbeda yang berbentuk lingkaran.
Bagian tengah endometrium (kira-kira 50% dari total) adalah tali seperti
stratum spongiosum, tersusu oleh stroa edematous yang longgar dengan
ketat diikat tapi ubiquitous spiral vessel dan pita glandular yang lelah.
Gambaran spongiosum adalah lapisan superficial endometriu (kira 25%
tinggi) disebut stratum compactum. Disini bagian histologis penting
adalah sel stromal yang sudah membesar dan polyhedral. Pada
perluasan cytoplasmic satu sel mempengaruhi yang lain, membentuk
satuan, secara struktural lapisan padat/kuat. Leher kelenjar melewati
segmen ini ditekan dan kurang lengket. Kapiler subepitelial dan spiral
vessel ditingkatkan.
Pada setengah awal fase secretory, asam fosfat dan enzim lytic
digabungkan ke lisosom. Pelepasan ini dihalangi oleh stabilisasi
progesteron dari membran lisosomal dengan penurunan level estrogen
dan progesteron, membran lisosomal dipertahankan dan enzim
dilepaskan ke epithelial sitoplasma, dan sel endothelial dan ke
interselular. Enzim aktif ini akan merubah tegangan sel, menuju pada
pelepasan prostaglanding, extravasasi sel darah merah, jaringan necrosis
dan vascular thrombosis. Proses ini adalah salah satu apoptosis
(kematian sel, dicirikan oleh pola morfologis khusus yang terdapat
pendiutan sel dan kondensasi chromatin culminasi di fragmentasi sel)
diperantarai oleh sitokin. Langkah penting di pemecahan ini adalah
dissolusi adhesi sel ke sel oleh protein kunci, yang menghubungkan
secara interselular satu sama lain dan dengan catenin yang terikat pada
flamen actin.
Ada bukti yang mendukung peran utama cytokin, TNF-, di mens. TNF-
adalah protein transmembran yang reseptornya milik saraf pertumbuhan
faktor/TNF yang menyebabkan signal apoptotic. Kunci perubahan adalah
peningkatan sekresi karena sekresi TNF- oleh sel endometrial mencapai
puncak pada mens, tapi tidak ada perubahan siklus di kandungan
reseptor. TNF- menghambat endometrial proliferasi dan menyebabkan
apoptosis. Sitokin ini menyebabkan hilangnya protein adhesion (kompleks
cadherin catenin actin) dan menyebabkan disolusi sel ke sel. Sebagai
tambahan ke sel endometrial, TNF- juga menyebabkan kerusakan ke
vascular endothelium.
Mens Normal
Kira-kira 50% detritas mens dilepaskan pada 24 jam pertama darah
mens. Cairan mens terdiri dari autolyse fungsionalis, inflamatory exudate,
sel darah merah dan enzim proteolitic (paling sedikit satu dari, plasmin,
lyses, fibrin). Aktifitas fibrin yang tinggi meningkatkan pengosongan
uterus oleh lapisan liquefaction dan fibrin. Jika tingkat aliran besar,
clotting dapat muncul.
Produk Endometrial
Endometrium mensekresi banyak unsur, fungsi yang menghadirkan
tantangan investigatif utama. Sebagai tambahan untuk menghasilkan
lingkungan yang mendukung untuk embrio awal, endometrium berperan
penting di penekanan respon imun dalam uterus yang hamil. Mekanisme
pengendalian imun yang merespon di decidual sel tidak dipahami, tapi
pengaruh hormonal tidak diragukan lagi kepentingannya.
Decidua
Decidua adalah endometrium khusus kehamilan. Dialog biokimia antara
unit fetoplasen dan ibu harus melewati pulang pergi melalui decidua.
Pandangan klasik decidua mengatakan bentuknya yang garis tipis di
diagram anatomic, komponen minor dan struktur tidak aktif.
Sub unit glycoprotein, umum untuk FSH, LH, TSH dan hCG disekresi ke
sirukulasi oleh pituitary dan plasenta. Peran khusus untuk subunit
belumlah jelas, namun reseptor gonadotropin muncul di endometrium dan
di vitro, subunit bertindak sinergis dengan progesteron untuk
meningkatkan decidualisasi sel endometrial. Sebagai tambahan, sub unit
merangsang sekresi decidual prolactin.
Anomali dapat berasal dari kegagalan tuba mullerian untuk terbuka pada
garis tengah, untuk menghubungkan urogenital sinus, atau menciptakan
lumen di vagina bagian atas dan uterus oleh penyerapan sel vagina pusat
dan septum antara tuba-tuba mullerian yang terbuka. Karena pembukaan
ini dimulai pada garis tengah dan melebar secara caudal dan cephalad.
Hasil ketidaknormalan dapat muncul diakhir. Pembentukan cavity uterin
dimulai pada kutub bagian bawah dan melebarkan cephalad dengan
dissolusi lapisan garis tengah; penyerapan yang tidak lengkap di jaringan
menghasilkan persistensi dinding garis tengah uterin masuk ke cavity.
Patologis molecular ketidaknormalan ini belu dipelajari dengan seksama;
namun, hubungan dengan somatic lain dan laporan transmisi familial
mendukung adanya hubungan genetik.
Unicornuate Uterus
Ketidaknormalannya adalah unilateral yang berkaitan dengan kegagalan
perkembangan di tuba mullerian (kemungkinan kegagalan satu tuba
untuk pindah ke lokasi yang selayaknya). Konfigurasi uterin yang berubah
dihubungkan dengan meningkatnya komplikasi obstetrical (awal
keguguran spontan, kehamilan ectopic, ketidaknormalan, retardasi
pertumbuhan intrauterin dan kelahiran prematur). Kemungkinan ada
organ yang belum berkembang dan implantasi pada organ ini diikuti oleh
tingginya pembuangan atau tubal kehamilan. Adanya tanduk yang belum
berkembang dapat disebabkan sakit kronis. Namun, seringnya bersifat
gejala saja karena tidak berhubungan dengan endometrium tidak
berfungsi. Karena masalah-masalah ini, perpindahan prophylactic tanduk
organ yang belum berkembang ini disarankan untuk dilakukan
pembedahan. Kira-kira 40% pasien dengan unicornuate uterus akan
memiliki anomali saluran urin (biasanya ginjal).
Uterus Didelphus (Uterus Ganda)
Kurangnya pembukaan 2 tuba mullerian berakibat pada duplikasi corpus
dan cervik. Pasien-pasien tidak memiliki kesulitan selama mens atau
coitus. Biasanya satu sisi tersumbat dan simptomatic sebagai tambahan,
uterus ganda biasanya dihubungkan hemivagina yang tersumber (sering
dengan ipsilateral renal agenesis); diagnosis awal dan pembentukan
hambatan vaginal septum akan berakibat ketidaksuburan. Kehamilan
dikaitkan dengan meningkatnya resiko keguguran, mal presentasi, dan
kelahiran prematur, meskipun banyak pasien tidak mempunyai kesulitan
reproduksi.
Bicornuate Uterus
Hilangnya sebagian pembukaan 2 tuba mullerian menghasilkan servik
tunggal dengan tingkat bervariasi pemisahan pada 2 tanduk uterin.
Anomali ini biasa terjadi, hasil kehamilan dilaporkan normal. Beberapa
menemukan tingkat yang tinggi awal keguguran, kelahiran pra termin dan
muncul breech. Dengan sejarah berulangnya hasil kehamilan yang buruk,
pembedahan metroplasty dipertimbangkan.
Septate Uterus
Kurangnya sebagian penyerapan septum garis tengah, antara 2 mullerian
berakibat pada menurunnya rentang dari septum garis tengah carcuate,
cavity ke bagian garis tengah cavity endometrial. Kegagalan total pada
penyerapan dapat meninggalkan longitudinal vaginal septum (vagina
ganda). Penurunan ini bukanlah penyebab ketidaksuburan, tetapi sekali
kehamilan semakin besar jumlah septum maka semakin besar pula resiko
munculnya keguguran spontan, khususnya pada trimester kedua.
Hasilnya sangat bagus dengan pengubatan hysterescopy. Tingkat
pengobatan pasca keguguran kira-kira 10% berkebalikan dengan 90%
pra pengobatan. Longitudinal vaginal septum biasanya tidak harus ditutup
(jika tidak ada masalah dyspareunia) pada beberapa laporan arcuate
uterus tidak berdampak pada hasil reproduksi.
Analog GnRH tidak dapat lepas dari penghancuran jika diterapkan secara
dial. Dosis tinggi diterapkan dapat mencapai pengaruh yang sama seperti
yang diteliti dengan pengobatan intravena, namun semakin kecil puncak
darah maka semakin lamban untuk berkembang dan memerlukan waktu
lebih lama untuk kembali ke baselin. Bentuk lain pengobatan termasuk
semprotan nasal, suntikan intramuscular biodegradable mikrosfere.
Sejumlah kecil pasien (10%) akan mengalami reaksi alergi lokal pada sisi
suntikan GnRH. Reaksi lebih serius jarang muncul, tapi anaphylaxis cepat
atau lambat dapat muncul.
Kehilangan tulang muncul dalam terapi GnRH, tapi tidak sema orang.
Hemorrhage vaginal 5 – 10 minggu setelah awal pengobatan dialami kira-
kira 2% wanita yang diobati, berkaitan dengan degenerasi dan necrosis
submucosal myoma. Kerugian pengobatan agonist adalah lambatnya
diagnosis leiomyosarcoma. Ingat bahwa hampir semua leiomyosarcomas
muncul sebagai yang terbesar atau hanya berat uterin. Pengawasan
dengan dekat diperlukan dan pembedahan telah menjadi recomendasi
yang biasa ketika pembesaran atau penciutan myoma muncul selama
pengobatan agonist GnRH. Penggunaan Dop[pler USG atau MRI
memberikan keakuratan yang lebih besar terhadap evaluasi. Namun,
peristiwa leiomyosarcoma, bahkan pada pasien dengan pertumbuhan
leiomyoma yang cepat, sangat lamban (kurang dari 0,5%) dan hampir
tidak terdengar pada wanita pra menopause. Pada wanita pra menopaus,
pendekatan cara lama dibutuhkan.