Abstrak
Abstract
Pendahuluan
LVEF (%) pada laki-laki 52% to 72% Normal range, 41% to 51 Mildly abnormal,
30% to 40% Moderately abnormal, kurang dari 30% Severely abnormal, LVEF (%)
pada perempuan 54% to 74% Normal range, 41% to 53 Mildly Abnormal, 30% to
40% Moderately abnormal, kurang dari 30% Severely abnormal. Beberapa faktor
risiko telah diidentifikasi dalam beberapa tahun terakhir. Faktor risiko utama PPCM
adalah gangguan hipertensi terkait kehamilan seperti hipertensi gestasional,
preeklamsia, atau sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, trombosit
rendah).1,2
Pemeriksaan Penunjang
Echocardiography
Ekocardiografi merupakan baku emas diagnosis PPCM. Tidak semua pasien datang
dengan dilatasi LV, tetapi LV end-diastolic diameter >60 mm memprediksi
kesembuhan minimal fungsi LV (sama halnya dengan LVEF <30%). Kriteria
diagnosis juga termasuk EF <45% dan fractional shortening <30%. Pencitraan
diperlukan untuk mencari trombus yang terbentuk akibat gangguan LVEF.
Ekocardiografi dianjurkan diulang 6 minggu, 6 bulan dan kemudian setiap tahun
untuk menilai efikasi terapi medis. Morfologi katup jantung biasanya dalam batas
normal, tetapi dilatasi ventrikel kiri bisa menyebabkan regurgitasi mitral sekunder.
Efusi perikardium minimal dapat juga ditemukan pada awal dan pertengahan periode
postpartum.2
Electrocardiogram (EKG)
Laboratorium
Satu penelitian menemukan bahwa tingkat troponin T jantung yang lebih besar dari
0,04 ng /mL, yang diukur dalam 2 minggu diagnosis, adalah 60% sensitif dalam
mengidentifikasi wanita yang lebih mungkin memiliki disfungsi ventrikel persisten
pada 6 bulan setelah diagnosis. Mengingat kepekaan yang buruk, penggunaan klinis
dari tes ini tidak sepenuhnya jelas; pemeriksaan echocardiographic serial perlu
dilakukan terlepas dari hasil troponin.
Rontgen Thorax
Diagnosis harus cepat ditegakkan. Dispnea akut, takikardia atau hipoksia, harus
disertai Ro thorax untuk mendeteksi edema pulmoner, mencari etiologi dan
menyingkirkan pneumonia; dilaksanakan dengan menggunakan pelindung abdomen.
Fetal radiation exposure dengan 2 maternal chest radiographs menggunakan
abdominal shielding adalah sekitar 0.00007 rads. Sedangkan batasan yang diterima
untuk fetal radiation exposure selama kehamilan adalah 5 rads. Patchy infiltrates di
daerah paru bawah, dengan vascular redistribution/ cephalization, kardiomegali, dan
efusi pleura, mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif. Harus
dipertimbangkan bahwa noncardiogenic pulmonary edema dapat ditemukan jika
wanita hamil terkena infeksi berulang, juga pada keadaan tekanan jantung normal dan
tidak ditemukan adanya cephalization pembuluh darah.2
Lebih akurat untuk menilai volume ruang jantung dan fungsi ventrikel dibandingkan
ekokardiografi, juga lebih sensitif untuk melihat trombus. Magnetic resonance
imaging dapat mengukur kontraksi miokard secara segmental dan dapat
mengidentifikasi perubahan miokard secara detail.
Differential Diagnosis
Cor Pulmonale
Cor pulmonale didefinisikan sebagai perubahan dalam struktur dan fungsi ventrikel
kanan (RV) dari jantung. Hipertensi pulmonal sering merupakan hubungan umum
antara disfungsi paru dan jantung pada kor pulmonal. Hipertensi pulmonal yang
disebabkan penyakit yang mengenai struktur dan atau pembuluh darah paru yang
mengakibatkan pembesaran ventrikel kanan dan dapat berlanjut menjadi gagal
jantung kanan. Patofisiologi kor pulmonal adalah peningkatan tekanan pengisian sisi
kanan dari hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan penyakit paru-paru.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyebab utama insufisiensi
respirasi dan kor pulmonal.4
Ventrikel kanan (RV) adalah ruang berdinding tipis yang lebih merupakan pompa
volume daripada pompa tekanan. Dengan peningkatan afterload, RV meningkatkan
tekanan sistolik untuk menjaga gradien. Pada satu titik, peningkatan tekanan arteri
pulmonal mengakibatkan pelebaran RV yang signifikan, peningkatan tekanan akhir-
diastolik RV, dan kolaps sirkulasi. Penurunan output RV dengan penurunan volume
diastolik ventrikel kiri (LV) menghasilkan penurunan output LV. Penurunan output
LV mengurangi tekanan darah di aorta dan menurunkan aliran darah koroner kanan.6
Dilated Cardiomyophaty
Kardiomiopati dilatasi adalah penyakit progresif otot jantung yang ditandai oleh
penggelembungan ruang ventrikel dan disfungsi kontraktil. Ventrikel kanan juga bisa
melebar dan disfungsional. Gejala merupakan indikator yang baik dari keparahan
kardiomiopati dilatasi seperti kelelahan, dyspnea saat beraktivitas, sesak nafas, batuk,
orthopnea, dispnea nokturnal paroksismal, meningkatkan edema, berat badan, atau
lingkar perut. Pelebaran progresif dapat menyebabkan regurgitasi mitral dan tricuspid
yang signifikan, yang selanjutnya dapat mengurangi curah jantung dan meningkatkan
volume end-sistolik dan tekanan dinding ventrikel. Pada gilirannya, ini mengarah
pada dilatasi lebih lanjut dan disfungsi miokard.6,9
Etiologi
Etiologi yang tepat dari PPCM masih belum diketahui, tetapi hipotesis berikut telah
diajukan:
(i) Familial; Pengelompokan keluarga PPCM sudah diketahui, bisa jadi karena faktor
genetik atau lingkungan. (ii) Myocarditis; Melvin mengusulkan miokarditis sebagai
penyebab PPCM. Miokarditis dapat berupa viral atau autoimun, karena dengan
kehamilan ada peningkatan kerentanan terhadap keduanya. Dalam satu penelitian,
biopsi endomiokardial pada lima pasien menunjukkan gambaran miokarditis. (iii)
Respon imun abnormal; sel janin memasuki sirkulasi ibu tanpa penolakan karena
lemahnya imunogenik sel chorionic. Jika sel-sel ini menempel ke jaringan jantung itu
memicu respon imun. Peningkatan titer imunoglobin dan autoantibodi lainnya pada
pasien dengan PPCM sugestif terhadap respon imun abnormal. (IV) stres kehamilan;
Sirkulasi hyperdynamic selama kehamilan menyebabkan remodelling dan hipertrofi
transien ventrikel kiri, pengurangan berlebihan dalam fungsi sistolik ventrikel kiri
dengan stres hipertensi gestasional dapat berkontribusi untuk gagal jantung pada
pasien PPCM.3,7
Epidemiologi
Diagnosis
Definisi PPCM mencakup empat kriteria, tiga klinis dan satu echocardiographic:
(1) PPCM terjadi selama bulan terakhir kehamilan atau lima bulan pertama setelah
melahirkan. (2) Tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi untuk gagal jantung.
(3) Tidak adanya penyakit jantung sebelum lima bulan terakhir kehamilan. (4)
Kriteria echocardiographic - disfungsi sistolik ventrikel kiri yang parah, ditunjukkan
oleh fraksi ejeksi kurang dari 45% atau pengurangan fraksi pemendekan kurang dari
30%.4 Gejala dan pengobatan PPCM mirip dengan gagal jantung. Manifestasi dan
pengobatan PPCM adalah sama dengan gagal jantung tetapi dengan pertimbangan
efek obat pada janin.7
Faktor Risiko
Secara garis besar, faktor risiko PPCM diidentifikasi berupa penyakit yang
menyebabkan gangguan kardiovaskuler, seperti hipertensi (tekanan darah >140/90
mmHg setelah kehamilan minggu ke-20), diabetes melitus, dan merokok. Sedangkan
faktor risiko yang berhubungan dengan kehamilan antara lain, umur saat hamil >32
tahun, multipara (>3 kali hamil), kehamilan multifetal, preeclampsia, penggunaan
obatobatan untuk membantu proses melahirkan, dan malnutrisi terutama obesitas
(BMI >30).7 Kardiomiopati peripartum diduga terjadi akibat gizi yang tidak dipantau
saat hamil, sehingga otot jantung sang ibu tidak baik. Penyakit ini sebenarnya paling
banyak menyerang ibu-ibu alkoholik, perokok, atau ibu dengan kelainan hormonal.
Selain itu, kardiomiopati peripartum juga terjadi pada ibu yang hipersensitif dengan
kekebalan tubuh. Ini karena pada dasarnya, bayi adalah benda asing, yang
menyebabkan jantung mengalami kerusakan, hingga fungsinya menurun.8,9
Patofisiologi
Prognosis
Komplikasi
Komplikasi janin dapat berupa distress karena hipoksia ibu, distress karena
hipoperfusi plasenta akibat output jantung yang buruk, hipovolemia ibu karena
diuresis berlebihan, atau hipotensi akibat penurunan afterload yang agresif.3,7
Pencegahan
Pada pasien yang telah pulih dari kegagalan ventrikel kiri karena PPCM memiliki
risiko tinggi terkena PPCM pada kehamilan berikutnya. Sehingga cara terbaik untuk
menghindari PPCM adalah menghindari kehamilan berikutnya.7
Wanita dengan gagal jantung (tidak tergantung etiologi) rentan terhadap kerusakan
lebih lanjut selama kehamilan berikutnya. Kebanyakan obat gagal jantung
dikontraindikasikan selama kehamilan dan menyusui. Oleh karena itu, kontrasepsi
yang aman dan konsisten sangat dianjurkan pada wanita ini untuk menghindari efek
samping dan mencegah teratogenisitas. Metode penghalang sederhana tidak
disarankan karena tidak dapat diandalkan. Setelah menyelesaikan perencanaan
keluarga dan untuk pasien dengan gagal jantung berat persisten (NYHA kelas III /
IV, LVEF <30%), ligasi tuba mungkin merupakan pilihan yang aman.1,7
Tatalaksana
Farmakologi
Penatalaksanaan PPCM mirip dengan tipe gagal jantung lainnya, terlepas dari efek
buruk pengobatan pada janin atau bayi yang menyusui. Tujuan terapi di PPCM
adalah untuk mengurangi preload, setelah memuat dan meningkatkan kontraktilitas
jantung. Pasien yang mengalami status jantung dekompensata selama kehamilan atau
pada periode peripartum, mungkin diketahui memiliki penyakit jantung atau mungkin
diperoleh selama kehamilan seperti kardiomiopati peripartum. Digoxin aman
digunakan dalam kehamilan. Diuretik dapat digunakan jika pembatasan garam tidak
cukup. Beta-blocker meningkatkan fungsi ventrikel kiri pada pasien PPCM, tetapi
ACE inhibitor adalah obat pilihan pada PPCM postpartum.9
Aritmia ventrikel harus ditangani secara agresif pada kasus PPCM. Obat antiaritmik
kelas III adalah pilihan terbaik. Obat-obatan intravena diperlukan pada pasien PPCM
yang dirawat di unit perawatan intensif. Terapi dengan ionotrop seperti dobutamine,
adrenalin dan milrinone, harus diarahkan oleh pemantauan jantung yang invasif.
Antikoagulasi dalam PPCM adalah suatu keharusan karena kehamilan itu sendiri
adalah keadaan hiperkoagulasi, di samping PPCM, dilatasi aliran darah jantung dan
turbulen. Sebelum persalinan, difraksi atau heparin dengan berat molekul rendah
adalah pilihan, sementara pada periode pascapartum, warfarin digunakan. Ketika
terapi medis gagal pada pasien dengan PPCM, kebutuhan untuk dukungan
kardiovaskular mekanik (pompa balon intra-aorta, alat bantu ventrikel) atau bahkan
transplantasi jantung telah dilaporkan dalam literatur.
Tidak ada indikasi untuk menghentikan kehamilan sebagai bentuk terapi. Jika pre-
eclampsia bersamaan, hemodinamik ibu tidak memadai untuk mendukung janin atau
terapi untuk mendukung kelahiran dini janin jangka dekat sangat dianjurkan.3,7
Daftar Pustaka
4. Kosaraju A, Makaryus AN. Left ventricular Ejection fraction. The National Centre
for Biothecnology Information. October 2017.
5. Leong D, Dave RH, Kocheril AG. Cor Pulmonale Overview of Cor Pulmonale
Management. Medscape. Desember 2017.