I. Pokok Persoalan
Berdasarkan telaah yang telah disampaikan sebelumnya oleh Tim SIMRS
dengan No. SIMRS/T0/01/03/2019 tentang pengembangan SIMRS tahun
2019, pada dokumen tersebut terdapat beberapa opsi yang disampaikan
untuk pengembangan modul SIMRS. Merujuk pada anggaran SIMRS yang
berjumlah Rp. 250.000.000 pertahun pada tahun 2018 dan tahun 2019,
dengan kondisi infrastruktur perangkat keras (hardware) belum semuanya
terpenuhi untuk instalasi rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, dan
penunjang, ditambah lagi dengan tenaga IT (Tim SIMRS) yang belum
mendapatkan pelatihan sama sekali sejak terbentuknya tim (berdasarkan
standar SNARS Edisi 1 dan kebutuhan pengembangan SDM khususnya
tenaga IT), maka opsi paling logis yang dapat dipilih untuk pengembangan
modul SIMRS khususnya untuk menghemat dan mengoptimalkan
penggunaan anggaran adalah opsi SIMRS kode terbuka (open source)/
berlisensi gratis.
Untuk SIMRS open source, ada 2 opsi yang dimiliki yaitu SIMRS GOS V2 milik
Kementerian Kesehatan dan SIMRS Khanza milik swasta di bawah naungan
Yaski (Yayasan SIMRS Khanza Indonesia).
Halaman 1 dari 20
Gambar 1. Mind Mapping SIMRS dalam konteks hardware dan software
Dari gambar 1 dapat diketahui bahwa SIMRS tersusun atas 3 hal, yaitu:
1. Modul SIMRS (Software), yaitu perangkat lunak yang menjadi penggerak
Sistem secara keseluruhan. Ada 2 hal mendasar terkait Modul SIMRS:
a. Tools (alat) Pengembangan, berupa software untuk mengem-
bangkan SIMRS. Tools sendiri terkait lisensi penggunaannya terdiri
dari:
➢ Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
➢ Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
➢ Lisensi Free Non Komersil, yaitu hanya dapat digunakan untuk
kalangan sendiri (terbatas) dan produk yang dihasilkan oleh tools
tidak boleh untuk tujuan komersil.
b. Produk SIMRS itu sendiri. Terdiri dari:
➢ Kode Program, adalah kumpulan instruksi yang menyusun
program, terdiri dari.
1) Open Source (kode program terbuka), artinya pihak
pengguna boleh memodifikasi kode program untuk
kebutuhannya.
2) Closed Source (kode program tertutup), artinya pihak
pengguna hanya boleh menggunakan program dan
dilarang untuk memodifikasi kode program.
➢ Lisensi
1) Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
2) Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
2. Inftrastruktur IT Jaringan, yaitu semua perangkat terkait jaringan
komputer. Terdiri atas:
a. Sistem operasi (SO), yaitu sistem software yang menjalankan
perangkat. Seperti halnya perangkat lunak pada umumnya SO
terdiri atas:
➢ Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
➢ Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
b. Aplikasi pendukung, yaitu program yang digunakan dalam
mengelola jaringan komputer. Terdiri dari:
➢ Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
➢ Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
c. Perangkat keras jaringan, yaitu hardware jaringan itu sendiri.
Halaman 2 dari 20
3. Infrastruktur IT Hardware, yaitu semua perangkat yang terhubung
langsung dengan pengguna (client), seperti PC (terminal) client, printer,
dll. Terdiri atas:
a. Sistem operasi (SO), yaitu sistem software yang menjalankan
perangkat. Seperti halnya perangkat lunak pada umumnya SO
terdiri atas:
➢ Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
➢ Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
b. Aplikasi pendukung, yaitu program yang digunakan dalam
menunjang aktifitas pengguna (client). Terdiri dari:
➢ Lisensi Free (gratis), dapat digunakan secara bebas.
➢ Lisensi Berbayar, artinya untuk menggunakannya harus
mengeluarkan dana untuk membayar lisensi.
➢ Lisensi Free Non Komersil, yaitu hanya dapat digunakan untuk
kalangan sendiri (terbatas) dan tidak boleh digunakan untuk
tujuan komersil.
c. Perangkat keras, yaitu hardware itu sendiri.
Catatan:
Pada dasarnya sistem operasi, aplikasi pendukung, tools pengembangan,
dan modul SIMRS, semua mengacu pada perangkat lunak (software),
perbedaan kata yang digunakan hanyalah untuk memperjelas konteks
penggunaan software itu sendiri. Adapun kaidah software secara umum
dapat dilihat pada gambar berikut:
Halaman 3 dari 20
Perkembangan terakhir dari modul yang dimiliki oleh SIMRS-GOS yaitu:
1. Modul Registrasi 12. Modul Adm
2. Modul Poli (Sesuai dengan Pelayanan 13. Modul Logistik
yang ada) 14. Modul Gudang
3. Modul Radiologi 15. Modul Jasa Pelayanan
4. Modul Laboratorium 16. Modul Keuangan
5. Modul admission 17. Modul Eksekutif
6. Modul Rawat Inap 18. Modul Keperawatan
7. Modul Integrasi JKN (INA CBG & SEP) 19. Modul Gizi
8. Modul Apotik 20. Modul Kamar Operasi
9. Modul Pembayaran / Billing System 21. Modul Rekam Medik
10. Modul Rawat Jalan
11. Modul IGD
Halaman 4 dari 20
Telemedicine Terintegrasi SIMRS, serta Sisrute Terintegrasi SIMRS dan
Telemedicine. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Bagian Program dan
informasi Kementerian Kesehatan dari 2734 total keseluruhan RS, baru
terdapat 1423 RS yang memiliki SIMRS dan berfungsi. Sedangkan, 134
diantara sudah memiliki SIMRS namun tidak berfungsi dan sebanyak 1177
RS masih belum memiliki SIMRS.
(sumber: http://www.yankes.kemkes.go.id/read-tahun-2018-semua-rumah-sakit-harus-sudah-punya-simrs-
terintegrasi-2647.html. Posting: 10 September 2017).
Masih dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit yang sudah
mengimplementasikan SIMRS GOS yaitu RS. DR. Sardjito (SIMETRIS), RS.
Ketergantungan Obat Jakarta, RS. Kusta Sitanala Tangerang, RSUD PATI,
RSUD A. Wahab Sjahranie, RSUD Kartini, RS. Jepara dan beberapa RS Swasta.
(Sumber: http://www.yankes.kemkes.go.id/read-workshop-implementasi-simrs-gos-742.html, posting: 12 April 2016).
Halaman 5 dari 20
Pengguna SIMRS Khanza telah tersebar diberbagai daerah di Indonesia,
diantaranya :
1. RS Amal Sehat, Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah
2. RS Kia Sadewa, Babarsari Yogyakarta
3. RS Permata Medika Kebumen, Jawa Tengah
4. RS Islam Purwokerto, Jawa Tengah
5. RS Mutiara Hati, Pring Sewu, Lampung
6. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan
7. Klinik Azizah Kota Metro, Lampung
8. RS Cira Husada, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah
9. RS Simpangan Depok , Depok, Jawa Barat
10. RSUD Indramayu , Indramayu, Jawa Barat
11. RS Permata Husada Bantul, Yogyakarta
12. RS Arvita Bunda Maguwo Sleman, Yogyakarta
13. Klinik Annisa Kaliurang, Sleman Yogyakarta
14. Klinik Panasea Madiun, Jawa Timur
15. RS Islam Kalitidu Bojonegoro, Jawa Timur
16. Klinik ANS Kalitidu Bojonegoro, Jawa Timur
17. RS Juanda Kuningan, Jawa Barat
18. RJ Jeumpa Pontianak, Kalimantan Barat
19. RS Permata Bunda Ketapang, Kalimantan Barat
20. RS Balikapapan Baru Balikpapan, Kalimantan Timur
21. RSUD Damanhuri Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan
22. RS Aviciena Medika Martapura, Kalimantan Selatan
23. RSUD Pringsewu, Lampung
24. RSUD Sukadana Lampung Timur, Lampung
25. RS PKU Muhammadiyah Jatinom, Klaten, Jawa Tengah,
26. RSI Bontang, Kalimantan Timur.
27. RSI Namira, Lombok Timur, NTB
28. RS Prof Mulyanto, NTB
29. Klinik Kuncup Ceria, Mojokerto, Jawa Timur
30. RS Prima Medika, Tulung Agung, Jawa Timur
31. Klinik Ngudi Waras, Karanganyar, Jawa Tengah,
32. RS Bhayangkara, Nganjuk Jawa Timur
33. RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah
34. RSUD KLU, Lombok, NTB
35. RSI Magelang, Jawa Tengah
36. RSI Al Ihklas, Pemalang, Jawa Tengah
37. RS Mutiara Bunda Cilegon, Banten
38. RS Pertama Serdang Serang, Banten
39. dll
Halaman 6 dari 20
Untuk Fasilitas Kesehatan yang telah mengimplementasikan fitur SIMRS
Khanza di atas 75% datanya adalah sebagai berikut:
RS Aviciena Medika Martapura RS Sadewa Yogyakarta
Alamat: Jl. Ahmad Yani, Cindai Alus, Alamat: Jalan Babarsari Blok TB 16 No.
Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan 13B, Caturtunggal, Depok, Kec. Sleman,
70613 Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp : (0511) 4721555 Telp: (0274) 489118
Klinik Panasea Medica Caruban RS Juanda Kuningan
Alamat: JL A. Yani, Km. 2 No. 28, Alamat: Jl. Ir. H. Juanda No.207,
Bangunsari, Caruban, Kec. Madiun, Purwawinangun, Kec. Kuningan,
63157 Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45511
Telp : (0351) 7788355 Telp: (0232) 876433
RSI Bontang Klinik ngudi waras
Alamat : Jl.BrigJen Katamso No.40, Alamat : D/a jetus rt 06 rw 01 kutho
75311. Kalimantan Timur, Bontang. kerjo karanganyar
Telp : 0548-20003 Telp 0271 6493257
Sumber: https://elkhanza.wordpress.com/2013/05/19/free-software-sim-rs-software-rumah-sakitregistrasi-rekam-medik-apotek-
keungan-penggajian-inventaris-presensi-dll/, Posting: 19 Mei 2013.
Halaman 7 dari 20
Gambar 4. SIMRS Khanza telah terdaftar pada Dirjen HAKI
SIMRS Khanza Berbasis JAVA atau dengan kata lain dibangun dengan bahasa
Program JAVA dengan database mysql, Software yang digunakan adalah
Netbeans IDE 8.0, dan juga mengunakan bahasa program HTML, PHP, dan
CSS, dalam pembuatan Report SIMRS Khanza Menggunakan Software i-
Report. Status pengembangan terakhir SIMRS Khanza sudah berbasis
teknologi Web.
Yayasan SIMRS Khanza adalah suatu Yayasan yang didirikan atas dasar
untuk melindungi Hak Cipta dari Aplikasi SIMRS (Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit) Khanza agar tidak diperjual belikan oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab. Yayasan ini juga untuk menaungi dan
memfasilitasi sarana informasi seperti Modul dan Tutorial bagi para
pengguna SIMRS Khanza khususnya Rumah Sakit atau Klinik serta fasilitas
kesehatan lainnya ingin memakai aplikasi ini.
Halaman 8 dari 20
Sejarah Berdirinya Yayasan SIMRS Khanza Indonesia :
➢ 20 Januari 2017 Bernama Asosiasi SIMRS Khanza Indonesia (ASKI) di
Yogyakarta pada Acara Kopdar SIMRS Khanza.
➢ 25 November 2017 Berubah menjadi Yayasan SIMRS Khanza Indonesia
(YASKI) di Bandung Jawa Barat.
Lebih jauh mengenai SIMRS khanza dapat diakses pada alamat website
berikut:
➢ https://www.yaski.or.id
➢ https://elkhanza.wordpress.com
➢ https://github.com/mas-elkhanza/SIMRS-Khanza/
➢ https://simrs-khanza.blogspot.com
➢ Grup Facebook: Forum SIMRS Khanza Indonesia, SIMRS KhanzaHMS
Halaman 9 dari 20
Sudut Pandang Modul SIMRS
SIMRS GOS milik Kemenkes, dari berbagai sumber yang didapatkan oleh
Koordinator Software Tim SIMRS RSUD Sumbawa, memiliki spesifikasi teknis
sebagai berikut:
No Jenis Spesifikasi
1 Versi 2 (dari versi 1 dan 1,5), RIlis 2018
2 Basis Teknologi Berbasis Web
3 Tools Pengembangan Framework BackEnd (sisi server) - Zan application
framework - Lisensi Free & Open Source
Catatan penting terkait SIMRS GOS 2 adalah, sistem ini tergolong masih baru
dirilis, belum teruji secara nyata dilapangan, versi sebelumnya dengan versi
2 berbeda jauh dari sisi pengembangan, karena versi 2 telah menggunakan
framework (kerangka kerja/ standarisasi) dalam proses pengembangannya
sedang versi sebelumnya tidak.
Halaman 10 dari 20
SIMRS Khanza yang dinaungi oleh Yaski, dari berbagai sumber yang
didapatkan oleh Koordinator Software Tim SIMRS RSUD Sumbawa, memiliki
spesifikasi teknis sebagai berikut:
No Jenis Spesifikasi
1 Versi Khanza SIMKES 2018
2 Basis Teknologi Hybrid (Web dan Desktop)
3 Tools Pengembangan Java (JDK8, JRE8, Netbeans ), xampp - Lisensi Free
& Open Source
4 Database system MySQL, MariaDB - Lisensi Free & Open Source
5 Modul SIMRS Lisensi Free & Open Source
6 Sistem Operasi Server Linux (Rekomendasi), Windows Server (tidak
rekomentasi)
7 Sistem Operasi Client Linux, Windows, Mac (Cross Platform)
8 bridging system/ Sisrute, Siranap, Aplicare, VCLAIM BPJS,
interoperabilitas EKLAIM, PCARE, InHealth
9 Fitur teknologi Barcode, e-rekam medis (smart card),
Integrasi DUKACAPIL, Fitur Mobile
(smartphone)
Modul yang tersedia yaitu (sumber: Modul SIMRS Khanza SIKES 2018):
Menu Utama:
1. Registrasi, tagihan Ranap & Ralan, pelayanan dan billing pasien.
2. Input data tindakan, obat, & BHP via Barcode No. Rawat.
3. Presensi, manajemen, & penggajian pegawai rumah sakit.
4. Transaksi inventori obat, BHP medis, alat kesehatan pasien.
5. Transaksi inventori barang non medis dan penunjang (Lab & RO).
6. Aset dan inventaris barang rumah sakit.
7. Parkir rumah sakit.
8. Olah data tagihan rawat inap dan rawat jalan.
9. Olah data penyakit, laporan dkk, laporan RL dan laporan internal rumah
sakit.
10. Tarif pelayanan dan keuangan rumah sakit.
11. Bridging VCLAIM, Aplicare, PCare, INACBGs, Kemenkes, dan pihak ke 3.
12. Olah data pasien.
13. Unit pelayanan transfusi darah.
14. Analisa, dashboard, dan info grafik.
15. Manajemen surat masuk dan keluar.
16. Pengaturan program aplikasi HMS.
Karena banyaknya fitur menu utama yang tersedia pada Khanza, untuk
mempersingkat penulisan telaah, fitur tersebut tidak diuraikan. Namun jika
manajemen atau pihak pemberi asuhan keperawatan ingin melihat versi
SIMRS Khanza yang lengkap, Tim SIMRS dapat mempresentasikan secara
langsung karena vesi full telah terinstal pada komputer SIMRS.
Melihat fitur yang tersedia, secara teknis khanza adalah SIMRS yang sudah
siap pakai untuk diimplementasikan dilingkungan rumah sakit. Jika
dibandingkan dengan SIMRS GOS 2, fitur dari khanza jauh lebih banyak,
bahkan khanza sudah mengelola aset dan inventaris barang non medis,
Halaman 11 dari 20
pendokumentasian surat masuk dan keluar, pengelolaan parkir, koperasi dll
yang belum tersedia oleh SIMRS GOS 2.
Secara garis besar, dari sisi modul (fitur) dan pengembangan, antara SIMRS
GOS 2 dan SIMRS Khanza HMS tinjauannya adalah sebagai berikut:
A. Kesepadanan.
1. Modul SIMRS open source.
2. Tools pengembangan berlisensi free.
3. Dapat berjalan dengan sistem operasi linux (lisensi free dan open
source).
4. Mendukung teknologi barcode reader, sehingga proses entry data
manual dapat diminimalisir.
5. Dapat diimplementasikan pada sistem operasi lintas platform untuk
PC client.
B. Kelebihan SIMRS GOS 2.
1. Berbasis web, sehingga tidak membutuhkan instalasi tertentu pada
sisi PC client.
2. Pengembangan SIMRS menggunakan framework.
C. Kelebihan SIMRS Khanza.
1. Berbasis desktop sehingga dapat dijalankan dengan server yang
spesifikasinya tidak terlalu tinggi, sehingga masih memungkinkan
menggunakan server SIMRS RSUD Sumbawa yang ada.
2. Pengembangannya terpusat dan diawasi langsung oleh pemilik
yang mengembangkan produk, sehingga standarisasi dalam
pengkodean dapat dijaga.
3. Dirilis sejak tahun 2013 dan diperbaharui setiap bulan dan tahun,
sehingga produk telah mengalami masa uji sekitar 6 tahun (sampai
dengan 2019).
4. Fitur modul lebih lengkap dari SIMRS GOS 2.
5. Modul terkait keuangan sudah dapat diimplementasikan,
disebabkan sistem berbasis desktop yang lebih aman dalam
mencatat transaksi keuangan.
6. Telah mampu diintegrasikan dengan Dinas Kependudukan & Capil.
D. Kekurangan SIMRS GOS 2.
1. Membutuhkan investasi besar dari sisi server, karena berbasis web.
2. Belum teruji secara nyata karena baru dirilis tahun 2018.
3. Fitur pengelolaan keuangan masih diragukan kehandalannya
karena berbasis web.
4. Hanya mengelola data obat dan alat kesehatan saja, tidak
mengelola aset dan inventaris RS secara keseluruhan.
5. Perlu peninjauan lebih jauh, apakah modul SIMRS dapat dijalankan
menggunakan server RSUD Sumbawa yang ada.
E. Kekurangan SIMRS Khanza.
1. Karena berbasis desktop, setiap PC Client harus dilakukan instalasi
semua kebutuhan aplikasi pendukung.
Halaman 12 dari 20
Sudut Pandang Media Online Penyampaian Informasi
Rilis informasi terkait SIMRS GOS 2 pada 1 tahun terakhir (tahun 2018)
cukup sulit didapatkan khususnya secara online, hal ini boleh jadi
disebabkan setiap RS yang ingin mendapatkan informasi secara jelas harus
terlebih dahulu bersurat atau berkunjung langsung ke Kemenkes. Adapun
informasi link (tautan) secara online yang dapat dikumpulkan selama telaah
ini dibuat adalah sebagai berikut:
1. Link: http://www.yankes.kemkes.go.id/read-tahun-2018-semua-rumah-
sakit-harus-sudah-punya-simrs-terintegrasi-2647.html. Posting: 10
September 2017. terkait pengembangan SIMRS GOS 2.
2. Situs http://simrsgosv2.blogspot.com/. Posting terkahir 19 Juli 2018.
3. Grup facebook SIMRS GOS 2015 (https://www.facebook.com/groups/
235851233563644/), postingan terakhir 01 Juni 2018 dan pembicaraan
mengenai rilis SIMRS GOS 2 masih simpang siur.
4. Grup telegram dengan nama “SIMGOS SIRANAP RS Online SITT dan
SISRUTE Nasional”. pembicaraan yang sementara diikuti oleh Koordinator
Software Tim SIMRS RSUD Sumbawa yang tergabung dalam grup
tersebut masih berkisar pada instalasi SIMRS GOS 2 serta kebutuhan
perangkatnya.
Rilis Informasi terkait SIMRS Khanza pada 1 tahun terakhir (tahun 2018)
lebih banyak beralih ke media sosial seperti telegram dan facebook, media
tersebut aktif sampai dengan sekarang (tahun 2019). Adapun informasi link
(tautan) secara online yang dapat dikumpulkan selama telaah ini dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Situs https://www.yaski.or.id/ yaitu situs resmi Yayasan SIMRS Khanza.
Publikasi terakhir 27 Januari 2019 terkait informasi workshop yang akan
diselenggarakan bulan april 2019.
2. Situs https://github.com/mas-elkhanza yaitu situs hosting (menyimpan)
kode aplikasi dan proyek aplikasi yang digunakan para pengembang
aplikasi khususnya aplikasi open source. Pembaharuan terakhir pada
maret 2019.
3. Situs https://elkhanza.wordpress.com yaitu situs pribadi milik
pengembang SIMRS Khanza, posting terakhir 17 Mei 2018 terkait
workshop SIMRS Khanza yang diselengarakan di RSUD Cut Mutia, Aceh
Utara.
4. Situs https://simrs-khanza.blogspot.com yaitu situs SIMRS Khanza
sebelum berpindah ke situs Yaski.or.id dan situs elkhanza.wordpress.com.
5. Situs https://simrskhanza.weebly.com yaitu termasuk situs awal SIMRS
Khanza, posting terakhir tahun 2015.
6. Grup Facebook (https://www.facebook.com/groups/1905159246368590)
Forum SIMRS Khanza Indonesia, Postingan terakhir 20 Maret 2019 terkait
setting SIMRS Khanza.
7. Grup Telegram dengan nama “Forum Administrator SIMKES Khanza
Indonesia”, merupakan grup telegram aktif dengan pembicaraan
mencapai ratusan bahkan seribu percakapan perhari, pembicaraan lebih
kepada pembahasan ingrasi sistem dengan pihak lain seperti BPJS,
SISRUTE, SIRANAP, PCare. Untuk masalah instalasi sistem sudah sangat
jarang dibicarakan.
8. Chanel Youtube.
Halaman 13 dari 20
Sudut Pandang Media Pembelajaran (Transfer Knowledge)
Workshop terkait SIMRS GOS, khususnya SIMRS GOS 2, kemungkinan
diadakan setiap tahunnya, tulisan ini menggunakan bahasa tersebut karena
informasi mengenai workshop SIMRS milik Kemenkes ini hanya disampaikan
secara tertutup, instansi terkait seperti rumah sakit harus bersurat terlebih
dahulu untuk mendapatkan informasi secara resmi.
Untuk SIMRS Khanza, workshop tahunan telah rutin diadakan sejak tahun
2016, ditambah lagi dengan workshop-workshop internal permintaan khusus
dari rumah sakit tertentu yang mengimplementasikan SIMRS Khanza.
Workshop yang dimaksud terdiri dari 2 sisi, workshop teknis dan workshop
untuk kalangan manajemen. Workshop terakhir yang akan diselenggarakan
oleh Yaski yaitu pada bulan maret 2019.
Selain workshop, SIMRS GOS 2 dan SIMRS Khanza juga menggunakan media
sosial telegram dalam bertukar informasi, namun terdapat perbedaan besar
antara keduanya dari sisi percakapan dan pertukaran informasi. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Konten yang dibagikan pada grup telegram SIMRS Khanza berisi tutorial
(pembelajaran), pembaharuan aplikasi dan informasi terkini terkait SIMRS
Halaman 14 dari 20
Khanza sendiri ataupun terkait aturan pemerintah dan dunia kesehatan
secara umum.
Informasi lain yang didapat oleh Koordinator software Tim SIMRS RSUD
Sumbawa pada grup telegram adalah dari tenaga IT RSUI Banyubening
Boyolali Jawa Tengah, sebagai RS yang telah menggunakan SIMRS GOS versi
sebelumnya, mereka menyatakan: modul keuangan SIMRS-nya tidak dapat
dimanfaatkan karena banyaknya bugs (kecacatan dalam program), SIMRS
GOS 2 kemungkinan akan mereka gunakan tapi hanya sementara karena
mereka sedang dalam tahap pengembangan SIMRS versi sendiri dengan
sumber daya tenaga IT RS yang dimiliki (bukan pihak luar/ pihak ketiga).
Untuk mencoba versi asli dari SIMRS GOS 2, instansi terkait harus
melayangkan surat resmi terkait permintaan ke Sesditjen Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Terkait pendampingan pra instalasi dan instalasi, baik SIMRS GOS 2 dan
SIMRS Khanza menyediakan pendampingan teknis bagi RS yang akan
mengimplementasikan SIMRS tersebut.
Halaman 15 dari 20
Namun untuk pengembangan, SIMRS GOS 2 lebih condong pada
menyerahkan secara sepenuhnya pada RS sendiri, belum diketahui ada
layanan teknis tertentu dari pihak Kemenkes. Berbeda dengan SIMRS
Khanza, selain pihak RS dapat memantau perkembangan dan pembaharuan
SIMRS Khanza melalui grup facebook dan telegram, pihak RS juga dapat
mengajukan pendampingan teknis terkait pengembangan SIMRS ataupun
hal lain seperti workshop SIMRS pada pihak pengembang SIMRS Khanza
dengan biaya yang dapat disesuikan dengan anggaran RS.
Halaman 16 dari 20
Adapun tinjauan hukum terkait pemanfaatan IC Card secara khusus atau
penggunaan e-medical record, dapat merujuk pada:
1. Undang-undang praktek kedokteran RI No. 29 Tahun 2004.
2. Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
3. Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis.
4. Instruksi presiden No. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
nasional pengembangan e-government.
5. Kepmenkes RI No. 469/Menkes/SK/IV/2005 tentang pedoman audit medis
di Rumah Sakit.
6. Panduan manajemen sistem dokumen elektronik versi 1.0 yang
diterbitkan oleh kementerian Komunikasi dan Informasi (29/03/2003).
III. Analisis
Pemanfaatan SIMRS open source untuk kebutuhan RS adalah salah satu opsi
yang dimiliki jika RS terkendala masalah dana, dana yang semula akan
digunakan untuk membeli Modul/ software SIMRS dapat digunakan untuk
kebutuhan lain seperti:
1. Pembelanjaan infrastruktur jaringan atau hardware yang dibutuhkan.
2. Peningkatan/ pengembangan staf IT RS, karena pengembangan SIMRS
sangat erat kaitannya dengan kompetensi staf IT. Semakin kompeten
staf IT yang dimiliki, semakin besar potensi pengembangan SIMRS,
khususnya diera digital yang berkembang pesat dewasa ini.
3. Peningkatan kesejahteraan staf IT dan operator SIMRS. Melebihkan
jumlah penghasilan/ gaji/ tunjangan untuk staf IT dan operator SIMRS
masih lebih murah perhitungannya dibandingkan dengan membeli Modul
SIMRS dari pihak luar. Karena membeli SIMRS dari pengembang akan
berkonsekwensi pada selain harga modul SIMRS itu sendiri, juga akan
berdampak pada anggaran operasional ketika SIMRS mengalami kendala
atau mengembangkan modul (konsekwensi dari mendatangkan pihak
teknis dari pengembang ke RS).
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam memilih SIMRS adalah aplikasi/
software pendukung SIMRS tersebut. Contohnya sistem operasi yang
digunakan pada server dan PC Client, apakah harus menggunakan sistem
operasi yang berbayar atau free, karena jika berbayar, otomatis akan
membebani anggaran belanja RS. Jikapun pada kenyataannya RS
menggunakan sistem operasi/ aplikasi bajakan (berbayar tapi dibajak), maka
RS harus bersipa menghadapi potensi terjerat Undang-undang nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta (hak kekayanan intelektual).
Halaman 17 dari 20
Merujuk pada fakta yang telah dipaparkan sebelumnya, hipotesis yang dapat
diambil untuk sementara ini adalah:
1. Dari sudut pandang modul software, SIMRS Khanza memiliki keunggulan
dari SIMRS GOS yaitu:
a. SIMRS GOS 2 masih terbilang baru dirilis (tidak melanjutkan versi
sebelumnya, tapi mengembangkan sistem baru), sehingga belum
terlihat uji lapangannya, berbeda dengan SIMRS Khanza yang
konsisten dalam pengembangan dan pembaharuannya sejak 2013.
b. Fitur SIMRS Khanza lebih lengkap dari SIMRS GOS 2
c. Walau tidak menggunakan framework seperti SIMRS GOS 2,
standarisasi kode program SIMRS Khanza masih lebih terjaga dari
SIMRS GOS 2, karena SIMRS Khanza diawasi dan dipantau secara
langsung oleh pengembang, sehingga proses penulisan kode
program dapat terkendali (tidak menulis dengan standar
semaunya). penulisan kode program yang semaunya menjadi
kendala pada SIMRS GOS versi sebelumnya, kendala ini banyak
dialami oleh RS pengguna SIMRS GOS 2015, (dapat dilihat pada
grup facebook SIMRS GOS 2015)
d. Implementasi SIMRS Khanza masih dapat menggunakan
infrastruktur IT yang telah dimiliki RSUD Sumbawa sebelumnya,
khususnya server. Sedangkan SIMRS GOS masih diragukan apakah
cukup dengan menggunakan server yang ada atau harus
berinvestasi membeli server dengan spesifikasi yang lebih tinggi.
2. Dari sudut pandang media online penyampaian informasi, SIMRS Khanza
masih lebih unggul dari SIMRS GOS 2 yang lebih tertutup dalam merilis
informasi yang dimiliki.
3. Untuk sudut pandang media pembelajaran (transfer knowledge), SIMRS
Khanza jauh keunggulannya dibanding dengan SIMRS GOS 2, hal ini
dibuktikan dengan lalu lintas sharing (berbagi) yang terjadi pada grup
SIMRS Khanza dengan grup SIMRS GOS. Ditambah lagi dengan workshop
rutin dan khusus yang diselenggarakan Pengembang Khanza.
4. Terkait sudut pandang pra dan pasca instalasi, SIMRS Khanza lebih
memberikan gambaran implementasi dibandingkan dengan SIMRS GOS,
walaupun sama-sama memberikan pendampingan pada awal
implementasi, namun pihak Khanza lebih terlihat dalam “mengawal”
perkembangan implementasi SIMRS dibanding dengan pihak Kemenkes.
5. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah dari sudut pandang rencana
pemanfaatan fitur teknologi. Kedepannya Khanza memiliki fitur yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada di RSUD
Sumbawa, khususnya pada bagian Unit Rekam Medis. Sedangkan untuk
SIMRS GOS 2, fitur terkait penanganan aset dan inventari RS non medis
saja belum dimiliki.
Halaman 18 dari 20
IV. Kesimpulan
Secara umum, dalam memilih modul SIMRS, perlu memperhatikan beberapa
aspek, diantaranya adalah:
1. Profil modul dan pengembang SIMRS, apakah termasuk “produk dan
pemain baru” ataukah produk yang telah teruji dengan pengembang
yang telah berpengalaman, karena keduanya memiliki perbedaan dan
dampak yang besar bagi RS yang mengimplementasikan dan
bekerjasama dengan pengembang tersebut.
2. Rumah sakit yang telah mengimplementasikan modul SIMRS tersebut,
artinya semakin banyak RS yang menjalankan maka semakin
membuktikan daya guna dan keterujiannya, dan tentunya hal ini
berpengaruh pada perbaikan atau pengembangan yang telah dilakukan
pada modul SIMRS.
3. Infrastruktur IT yang telah dimiliki sebelumnya, apakah masih dapat
digunakan ataukah harus membeli infrastruktur lain, tentunya pilihan
kedua akan membebani anggaran RS.
4. Sudut pandang modul SIMRS, apakah fitur yang ditawarkan telah
memenuhi kebutuhan RS, baik dari sisi aturan yang berlaku, penilaian
standar akreditasi, proses bisnis yang berjalan di RS, dan lainnya.
5. Sudut pandang tools pengembang dan aplikasi pendukung modul SIMRS,
semakin banyak digunakan lisensi berbayar dalam pengembangan dan
implementasi SIMRS, maka semakin besar anggaran RS yang digunakan
untuk implementasi dan pengembangan secara keseluruhan, begitu juga
sebaliknya.
6. Sudut pandang media penyampaian informasi khusunya media online,
apakah informasi perkembangannya selalu terbaharui (up to date) yang
menandakan pengembang memiliki perhatian besar dalam
pengembangan SIMRS-nya.
7. Sudut pandang media pembelajaran (transfer knowledge), yaitu apakah
lebih dari 1 media dan memiliki media online (karena jika hanya
mengandalkan media fisik seperti tatap muka tentu akan membebani
anggaran RS), dan apakah media (khususnya media online) tersebut aktif
dalam penyampaian pembelajaran, karena hal ini akan berpengaruh
pada kecepatan belajar dan adaptasi Tim IT RS terhadap SIMRS,
sehingga kegagalan dalam implementasi dapat lebih diminimalisir.
8. Sudut pandang pra dan pasca instalasi. Merupakan hal yang paling
utama dari implementasi SIMRS, semakin terdukung dengan baik kedua
hal tersebut, semakin minim kegagalan implementasi yang terjadi.
9. Sudut pandang rencana pemanfaatan teknologi. Merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya, karena teknologi itu sendiri khususnya pada era
digital terus berkembang dengan pesat, perkembangan tersebut
pastinya akan berdampak pada layanan kesehatan, sehingga SIMRS akan
dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut, oleh
sebab itu, modul SIMRS yang memiliki potensi pemanfaatan teknologi
kedepannya akan sangat berguna bagi RS.
Halaman 19 dari 20
Kemungkinan kegagalan implementasi yang dimaksud adalah Jika
implementasi SIMRS gagal, untuk SIMRS open source RS hanya rugi dalam
hal waktu yang digunakan, namun jika implementasi SIMRS berbayar gagal,
maka RS telah mengalami kerugian dalam hal dana dan waktu.
Tinjauan dari sisi anggaran, jika RS membeli modul SIMRS, maka RS juga
perlu menganggarkan dana untuk membeli infrastruktur pendukung, belum
lagi dengan membayar tenaga teknis dari pihak pengembang jika dalam
proses penggunaan terjadi masalah atau berkeinginan untuk mengubah
(custom) atau mengembangkan SIMRS, sedangkan untuk SIMRS open source,
RS dapat memaksimalkan anggaran untuk pengembangan staf IT (ini adalah
investasi yang utama), pemenuhan perangkat pendukung SIMRS, dan
kebutuhan lainnya terkait implementasi SIMRS.
Meninjau opsi SIMRS open source yang dimiliki, yaitu SIMRS GOS 2 atau
SIMRS Khanza, dengan mempertimbangkan sudut pandang yang
dikemukankan pada bab sebelumnya, maka implementasi SIMRS yang
paling minim risiko diantara keduanya adalah SIMRS Khanza, ditambah lagi
dengan rencana pemanfaatan fitur teknologi yang dimiliki SIMRS Khanza.
V. Saran
Dengan ini kami mengharapkan arahan dan bantuan terkait pertimbangan
tersebut di atas, dalam rangka untuk menunjang pelayanan di RSUD
Sumbawa.
Demikian surat telaah ini kami buat, untuk mendapat arahan dan tindak
lanjut sesuai dengan harapan kami Tim SIMRS RSUD Sumbawa.
Putri Balqis
Pengatur Muda Tk.I, IIb
NIP. 19850318 201001 2 003
Tembusan:
1. Direktur
2. Kasubag. Program
3. Kasi Pelayanan Medis
4. Arsip
Halaman 20 dari 20