PERSALINAN PATOLOGI
PREEKLAMPSIA BERAT
Nim : 181540131
1
DAFTAR ISI
a. Soal Kasus
1. Tinjauan Pustaka………….............................................................................3
C. Tanda-tanda persalinan............................................................................5
2. Preeklampsia…………….......................................................................... 25
2. Klasifikasi Preeklampsia............................................................................25
3. Etiologi……………….. .............................................................................26
4. Patofisiologi………….. .............................................................................26
6. Pencegahan……………..............................................................................28
7. Penatalaksanaan……….............................................................................28
c. Pembahasan …………………...............................................................................39
e. Lampiran
2
f. Daftar Pustaka
SOAL KASUS
Seorang ibu usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 7 bulan datang ke BPM dengan keluhan
sakit kepala hebat dan pendangan tiba-tiba kabur.Berdasarkan kasus diatas informasi lanjut
yang dibutuhkan untuk menegakan diagnose.
1. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai
konsepsi oleh ibu, di mulai dengan kontraksi persalinan, yang ditandai oleh
kontraksi rahim dan pelebaran serviks, dan semua kejadian ini biasanya terjadi
sebelum pecahnya membran janin (Fritasari, 2013). Dengan kata lain proses
3
persalinan proses pengeluaran janin yang matang dan telah melewati masa
normal(Mochtar,1990)
2. Etiologi persalinan
Lendir di sekresi sebagai hasil poliferasi kelenjar lendir serviks pada awal
kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada
kemerahan bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka
mulut rahim yang menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak membuka
Sembilan bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan amnion.
Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak,beraal dari ketuban yang pecah
d) Pembukaan Serviks
berkembang. Tanda ini dapat dirasakan oleh pasien tetapi dapat diketahui dengan
2013). Tanda – tanda persalinan diantaranya rasa sakit karena adanya kontraksi
5
uterus yang progresif, teratur, yang meningkat kekuatan frekuensi dan durasi,
rabas vagina yang mengandung darah (bloody show), kadang – kadang ketuban
pecah spontan, pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah
a. Kebutuhan Oksigen
diperhatikan oleh bidan, terutama pada kala I dan kala II, dimana oksigen
yang ibu hirup sangat penting artinya untuk oksigenasi janin melalui plasenta.
oksigen adekuat adalah Denyut Jantung Janin (DJJ) baik dan stabil
(Kurniarum, 2016).
merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi
untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah yang rendah akan mengakibatkan
mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu maupun janin. Pada ibu, akan
6
mempengaruhi kontraksi/his, sehingga akan menghambat kemajuan
teratur. Ibu yang mengalami dehidrasi dapat diamati dari bibir yang kering,
yang mendampingi ibu. Selama kala I, bidan menganjurkan ibu untuk cukup
makan dan minum untuk mendukung kemajuan persalinan. Pada kala II, ibu
tubuh dan terjadinya kelelahan karena proses mengejan. Untuk itu disela-sela
Pada kala III dan IV, setelah ibu berjuang melahirkan bayi, maka bidan
c. Kebutuhan Eliminasi
mungkin atau minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung kemih
mandi, namun apabila sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu
untuk berkemih dengan wadah penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk
urin, dan ibu tidak mampu untuk berkemih secara mandiri. Kateterisasi akan
meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih
sudah BAB. Rektum yang penuh dapat mengganggu dalam proses kelahiran
janin. Namun apabila pada kala I fase aktif ibu mengatakan ingin BAB, bidan
2016).
d. Kebutuhan Istirahat
Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
relaks tanpa adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama
tidak ada his (disela-sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa
sakit akibat his, makan atau minum, atau melakukan hal menyenangkan yang
lain untuk melepas lelah atau apabila memungkinkan ibu dapat tidur.
8
Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi persalinan
dan posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif. Bidan harus
proses kelahiran, semakin aman kelahiran bayi itu sendiri (JNPK-KR, 2013).
bagian terendah). Ibu dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman dan aman.
aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran tidak bisa dilakukan
sendiri oleh bidan. Pada kala I ini, ibu diperbolehkan untuk berjalan, berdiri,
kekuatan meneran. Posisi terlentang selama persalinan (kala I dan II) juga
sebaiknya dihindari, sebab saat ibu berbaring telentang maka berat uterus,
janin, cairan ketuban, dan plasenta akan menekan vena cava inferior.
9
Bidan dapat membantu ibu bersalin dalam mengurangi nyeri persalinan
persalinan yang dapat dilakukan sendiri oleh ibu bersalin, melalui pernafasan
dan relaksasi maupun stimulasi yang dilakukan oleh bidan. Teknik self-help
mempelajari cara bersantai dan tetap tenang, dan mempelajari cara menarik
5. Tahapan Persalinan
1. Fase laten :
pembukaan.
2. Fase aktif :
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maksimal, dan
deselerasi:
10
a) Periode akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
Pada fase aktif, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari
dorongan meneran
perineum menonjol
jumlah pengeluaran air ketuban meningkat, his lebih kuat dan lebih cepat
pada primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5
b) Ketuban biasanya pecah pada kala ini dan pasien mulai mengedan.
c) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
anus.
d) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi
waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian
tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan sub
dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara,
kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh
jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan.
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
12
siku,kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada,mulu dikatup
dengan sikap seperti diatas tetapi badan miring kearah dimana punggung janin
berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas(JNPKR dan
Depkes,2002)
c. Kala III : persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban dan berlangsung tidak lebih dari 30
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam
uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan
akan menjadi tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding
2013).
13
wanita tersebut bisa kehilangan darah 350-360 cc/menit dari tempat
hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang
merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala III yang kompeten
d. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu , merupakan kondisi paling kritis karena proses perdarahan yang
kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
pemantauan yang dilakukan adalah tingkat kesadaran ibu, tekanan darah, nadi,
suhu, kontraksi uterus, kandung kemih, Tinggi Fundus Uteri (TFU), dan
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta dengan
intervensi yang minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap
terjaga pada tingkat yang optimal (Wulansari, Mahawati and Hartini, 2013).
14
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina.
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi siapkan tempat datar, rata, bersih kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
a) Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta penganjal bahu
bayi.
b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai dalam
partus set.
sabun dan air yang bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
5) Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril pada tangan yang akan
memakai sarung tangan DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi
15
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT.
amniotomi.
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
10) Memeriksa denyut jantung janin ( DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
temuan-temuan.
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
16
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setangah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman)
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
meneran.
ibu
h) Segera rujuk, jika bayi belum atau tidak akan segara lahir setelah 120
pada multigravida.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan meneran dalam 60 menit.
15) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan
16) Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
17
17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19) Setelah kepala bayi nampak dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
a) Jika tali pusat melilit leher dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher dengan erat, mengklemnya di dua tempat
dan memotongnya.
21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Menganjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan ke atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
18
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Memegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari
pada asfiksia bayi baru lahir. Bila semua jawaban adalah “Ya”, lanjut ke-
26.
26) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikan oksitosin 10 unit IM
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
19
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a) Dengan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pemotongan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
b) Mengikat tali pusat dengan umbilical cord atau benang DTT atau steril
pada salah satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
32) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
b) Membiarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu di tepi atas
simfisis pubis untuk mendeteksi dan tangan lain menegangkan tali pusat.
35) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah sambil
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir
20
setelah setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan
a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu, suami, atau anggota
36) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan
lahir dan tetap lakukan tekanan dorso-kranial. Jika tali pusat bertambah
selama 15 menit :
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
a.Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
21
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput
yang tertinggal.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
i. Menilai Perdarahan
39) Memeriksa kembali kedua sisi yang menempel ke ibu maupun ke janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan
40) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
42) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
43) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik sert kandung kemih kosong.
kontraksi.
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 x/menit).
22
a) Jika bayi sulit bernapas, merintih, atau retraksi di resusitasi dan segera
48) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
dekontaminasi.
sesuai.
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang
54) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
55) Menggunakan sarung tangan bersih atau DTT untuk penatalaksanaan bayi
baru lahir.
56) Dalam waktu satu jam, beri antibiotika salep mata pencegahan, vitamin K 1
23
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5-37,5 ℃).
58) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik di dalam larutan klorin
0,5%.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
2. Preeklampsia
1.Definisi Preeklampsia
Preeklampsia adalah kelainan multisistemik spesifik pada kehamilan yang ditandai oleh
timbulnya hipertensi dan proteinurine setelah umur kehamilan 20 minggu
(Rahmadhayanti,hayati,2014). Kondisi yang terjadi pada kasus preeclampsia perlu ditangani
dengan teat karena preeclampsia dapat menimbulkan komlikasi yang serius pada ibu dan jain.
Koplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin meliputi komplikasi maternal dan komplikasi
fetal yang dapat mengancam nyawa(Heazell,2010)
24
Sementara itu,hingga saat ini penyebab preeclampsia belum diketahui secara
pasti(Velde,scoholefield dan plante,2013),namun demikian,resiko preeclampsia diketahui
dapat meningkat pada ibu hamil dengan primigravida,multigravida,kehamilan yang langsung
terjadi setelah perkawinan,ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30
tahun,janin besar atau lebih dari satu(bayi kembar) morbid obesitas,riwayat preeclampsia
pada kehamilan sebelumnya,riwayat keluarga dengan preeclampsia,ibu hail dengan gangguan
fungsi organ(diabetes mellitus,ginjal,migraine) serta ibu hamil denga infeki saluran
kemih(Bobak,lowdermik dan Jensen,2004)
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklamsia dan jika
hingga kematian, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lengkap baik oedema pada
tangan/kaki, tekanan darah, dan protein urine ibu sejak dini (Kusumawati, 2014).
perubahan mendadak, misalnya pandangan menjadi kabur dan berbayang disertai rasa
sakit kepala yang hebat yang menandakan gejala pre eklamsia (Pantiawati, 2010).
2. Klasifikasi
a.Preeklampsia Ringan :
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terletang,atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih. Kenaikan sistolik 30 mmHg
atau lebih. Cara pegukuran sekurang kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam,sebaiknya 6 jam.
Edema umum, kaki,jari tangan,dan muka atau kenaikan berat,1kg atau lebih
perminggu
b.Preeklampsia Berat
25
Tekanan distolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan diastolic 110 mmHg atau
lebih
3. Etiologi
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian jain dalam uterus
Faktor predeporsisi :
Mola hidatidosa
Diabetes mellitus
Kehamilan ganda
Hidropfetalis
Obesitas
4.Patofisiologi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui
oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus
(Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
26
5. . Pengaturan Diet pada Preeklamsi
Energi dan semua zat gizi cukup dalam keadaan berat makanan diberikan
secara berangsur sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan .
Penambahan energi tidak melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum
hamil. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat/ringannya retensi garam
atau air. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg / bulan atau
dibawah 1 kg / minggu. Protein tinggi (1 ½ - 2 Kg BB)
Lemak sedang berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh
ganda. - Vitamin cukup, Vit C dan B6 diberikan sedikit lebih banyak.Mineral
cukup terutama kalsium dan kalium.
Cairan diberikan 2500 ml sehari pada saat ologuria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang dibutuhkan tubuh. (Anasiru, 2015)
Makanan ini diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari susu dan sari buah.
Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari peroral dan
kekurangannya diberikan parenteral.
Makanan ini kurang energi dan zat gizi karenanya hanya diberikan selama 1-2
hari.
Makanan berbentuk saring atau lemak diberikan sebagai diet rendah garam I.
Makanan ini cukup energi dan zat gizi lain.
27
3. Diet preeklamsi III diberikan sebagai perpindahan dari diet preeklamsi II dan I
kepada pasien dengan preeklamsi ringan.
Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah. Diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa.
Makanan ini cukup semua zat gizi, jumlah energi harus disesuaikan dengan
kenaikan BB yang boleh lebih dari 1 Kg/ BB.
6. . Pencegahan
Pemeriksaa antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini
preeclampsia. Walaupun timbulnya preeclampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya.
7. Penatalaksanaan
Perawatan aktif : Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita
dilakukan pemeriksaan fetal assessment(NST,USG) Indikasi :
a. Ibu :
b. Janin :
28
Pengobatan mediastinal
b. Tirah baring mirik ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30
menit,reflex patella setiap jam
29
o Berikan oksigen
8. Komplikasi
1. Stroke
2. eklampsia
3. Solusio Plasenta
4. Pendarahan hepar
5. premature
6. kebutaan
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
LDH meningkat
30
Asparat aminomtransferase >60 ul
Radiologi :
31
III. ASUHAN KEBIDANAN
1. DATA SUBJEKTIF
No.Register :
B. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan sakit kepala yang sangat hebat disertai dengan pandangan kabur.
C. DATA KEBIDANAN
1) Riwayat menstruasi
32
Menarche : 13 tahun
2) Riwat perkawinan
Kawin : Sah
1. Hamil - 28 - - - - - - -
ini minggu
TP : 20 November 2020
33
TM II : 2x ( ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan sulit tidur)
TM III : 1x(ibu mengatakan sakit kepala yang hebat serta pandangan tiba-tiba
kabur)
Imunisasi TT
TTI : SD
TT2 : SMP
Tablet Fe : 40 Tablet
D. DATA KESEHATAN
SC : tidak ada
5) Riwayat KB
34
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
1.) Nutrisi
a. Makan sehari-hari
Porsi : 3x / sehari
c. vitamin : Fe
Pekerjaan : IRT
F. DATA PSIKOSOSIAL
A. PEMERIKSAAN FISIK
2) Kesadaran : Normal
4)Tanda-tanda vital
36
Tekanan Darah : 160/90 mmhg
Suhu : 36,5° C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
8)Lila : 28 cm
B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
1) Inspeksi
a. Kepala
Mata
Konjungtiva : pucat
Sklera : Putih
Lidah : Bersih
Bibir : Lembab
37
Gusi : Tidak berdarah
d. Leher
e. Dada
Payudara : Simetris
Pengeluaran : Ada
f. Abdomen
Linea : ada
Striae : ada
g. Genetalia Eksterna
h. Ekstremitas atas
i. Ekstremitas bawah
Oedem : Ada
2) Palpasi
38
Leopold II : Sebelah kanan ibu teraba masa panjang seperti papan memanjang
kemunginan punggung janin,sebelah kiri perut ibu teraba tonjolon-tonjolan kecil
yaitu ekstremitas janin
Leolpold III : Dibagian bawah perut ibu teraba masa bult,kera dan melenting
kemungkinan kepala janin. Sudah dapat digoyangkan tetapi belum masuk pintu
atas panggul.
3.) Auskultasi
DJJ : 144x/m
Lokasi : Puka
4.) Perkusi
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1) Darah
Hb : 9% gr
2) Urine
Protein : ++
Reduksi : -
III.Assesment
Suhu : 36,5° C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
2. Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein,lemak,rendah garam serta banyak makan buah-
buahan. Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein,lemak,rendah garam serta banyak makan
buah-buahan. Makanan ini diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari susu dan sari
buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari peroral dan kekurangannya
diberikan parenteral.
E : Telah dilakukan
3.Segera masuk rumah sakit ,lakukan tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu
diperiksa setiap 30 menit,reflex patella setiap jam.
E : Telah dilakukan
4. Pemberian Obat anti kejang magnesium sulfat. ) Pemberian anti kejang /anti
konvulsan magnesium sulfat (MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang. MgSO4
merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklampsia berat
dan ringan.
a. Berikan dosis awal 4 gram MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya kejang
atau kejang berulang dengan cara:
1) Ambil 4 gram larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutan dengan 10 ml
aquades. 2) Berika larutan tersebut secara perlahan-lahan sevara IV selama 20 menit
3) Jika IV sulit, berikan masing-masing 5 gram MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%)
seara Im di bokong kiri dan kanan.
40
E : MgSO4 telah diberikan
5. Sambil menunggu rujukan mulai dosis rumatan 6 gram MgSO4 dalam 6 jam sesuai
prosedur dengan cara: Ambil 6 gram MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan
dalam 500 ml larutan Ringer Laktat, Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam
6. Melakukan pemeriksaan fisik setiap jam, meliputi tekanan darah, frekuensi nadi,
frekuensi pernapasan, reflex patella dan jumlah urin.
7.Melakukan Pendokumentasian
Mengetahui
NIP. 197711022002122006
41
42
IV. PEMBAHASAN
Pada saat pemeriksaan fisik dilakukan secara Head To Toe dengan asuhan 10 T di
mulai dari timbang berat badan, tinggi badan, ukur tekanan darah, pengukuran lingkar lengan
atas, pengukuran tinggi fundus dan palpasi posisi janin serta pemeriksaan detak jantung janin,
pemberian imunisasi TT (Ibu sudah di imunisasi TT), pemberian Tablet tambah darah (fe),
serta pemeriksaan laboratorium dengan hasil pemeriksaan dalam batas normal, melakukan
tatalaksana sesuai kasus, temu wicara persiapan rujukan/persalinan. Data yang diperoleh :
2) Kesadaran : Normal
4)Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5° C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
8)Lila : 28 cm
Kasus yang diderita oleh pasien adalah Preeklampsia Berat yaitu dengan gejala :
Tekanan distolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan diastolic 110 mmHg atau
lebih
43
Oligoria,air kencing 400ml atau kurang dalam 24 jam
Penatalaksanaan yaitu :
b. Tirah baring mirik ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit,reflex
patella setiap jam
d. infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL(60-125 cc/jam)500cc
Dosis awal sekitar 4gr MgSO4 IV 20% dalam 20cc selama 1gr/menit kemasan 20%
dalam 25cc larutan MgSO4 dalam 3-5 menit
Diikuti segera 4 gr dipantat kiri dan 4 gr dipantat kanan(40% dalam 10cc) . untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan xylocin 2% yang tidak megandung adrenalin pada
suntikan IM.
Dosis ulang diberikan 4 gr IM 40% Setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis
ulang berikan 4gr IM setiap 6jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari
44
V. PENUTUP
KESIMPULAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu memberikann konseling tirah baring dan
MgS04
SARAN
1.Bagi klien
Ibu hamil diharapkan untuk tidak menganggap remeh preeclampsia berat sehingga bisa
menurunkan angka kejadian bayi berat lahir rendah.Dan melakukan standar asuhan
2. Bagi Mahasiswa
yang telah dimiliki serta terus mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam dunia
kesehatan, khususnya dalam dunia kebidanan. Serta meningkatkan asuhan yang bermutu
secara komprehensif.
Diharapkan pihak lahan praktik bisa lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat agar pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat dan
bisa terus menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan
ilmunya.
45
VII.DAFTAR PUSAKA
Elisabeth Siwi Walyanis,Endang Purwoastuti (2016) Asuhan kebidanan Persalinan & BBL
Eka Nurhayati,S.ST.,M.KM (2019) Patalogi dan fisiologi persalinan Distosia dan konsep
dasar persalinan
46
47