Anda di halaman 1dari 8

REVIEW ARTIKEL ILMIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
CAPITAL INVESTMENT

Oleh:
Kelompok 4
Nyoman Yudha Astriayu Widyari 1981611014
Ni Kadek Cahya Dwi Utami 1981611015
Andrianto Budiaji 1981611028
I Gusti Putu Kurunandana 1981611031

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
Judul : Impact of Campany’s Capital Investment and R&D on Japanese
Corporate Performance (Pengaruh Capital Investment Perusahaan dan
Research & Development pada Kinerja Perusahaan di Jepang)
Peneliti : Yuto Nakamura, I Ketut Surajaya
Universitas Indonesia
Publikasi : International Journal of Science and Research (IJSR)
July 2018
Volume 7, Issue 7, DOI: 10.21275/ART2019159
Tanggal Review : 23 November 2019

ABSTRAK
Penelitian ini menguji hubungan antara investasi modal, dan biaya R&D dengan
kinerja perusahaan seperti penjualan, laba kotor penjualan, laba operasi, pendapatan saat ini,
atau laba bersih setelah pajak. Penelitian ini melakukan analisis regresi dengan kinerja
perusahaan sebagai variabel dependen dan investasi modal dan biaya R&D sebagai variabel
independen. Sebagai sampel, penelitian ini menggunakan data perusahaan yang terdaftar di
Nikkei 225. Periode data yang digunakan antara 1990 dan 2015. Sebagian besar hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa investasi modal dan biaya R&D berkorelasi negatif
dengan kinerja perusahaan, walaupun beberapa hasil menunjukkan bahwa investasi modal
dan biaya R&D berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan banyak penelitian sebelumnya.

PENDAHULUAN
Penelitian ini meneliti strategi perusahaan Jepang dari perspektif investasi modal dan
biaya research and development. Investasi keuangan dalam perusahaan di Jepang terus
menurun sejak 1990-an sekalipun cadangan internal terus meningkat. Secara umum,
perusahaan menghasilkan lebih banyak pendapatan dengan menginvestasikan modal. Namun,
dalam kenyataannya, banyak perusahaan tidak berinvestasi dalam modal sekalipun memiliki
dana yang cukup di perusahaan. Sementara itu biaya penelitian dan pengembangan (R&D)
perusahaan di Jepang terus meningkat. Namun, dibandingkan dengan cadangan internal
perusahaan, peningkatan R&D tidak tinggi. Meskipun jumlah cadangan internal meningkat
2,98 kali antara tahun 1991 dan 2016, total biaya hanya meningkat 1,24 kali antara 1991 dan

1
2016. Hal ini terjadi karena kebanyakan perusahaan di Jepang tidak mau berinvestasi
(termasuk R&D).
Sangat menarik untuk meneliti apakah fenomena itu benar atau tidak. Penelitian ini
menganalisis fenomena tersebut dari sudut pandang statistik dengan cara analisis regresi.
Penelitian ini menguji apakah hubungan antara investasi (termasuk R&D) dan kinerja
perusahaan negatif atau positif dalam berkorelasi. Jika hasilnya signifikan negatif, maka
jumlah investasi yang terindikasi (termasuk R&D) dari perusahaan tidak bertambah karena
investasi (termasuk R&D) tidak efektif untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan jika
hasilnya menunjukkan signifikan positif berkorelasi, hasilnya sangat menarik karena
walaupun investasi (termasuk R&D) efektif untuk pengembangan perusahaan, dimana pada
dasarnya perusahaan Jepang tidak mau untuk berinvestasi (termasuk R&D).

RUMUSAN MASALAH
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah hubungan antara investasi
(termasuk R&D) dan kinerja perusahaan. Pertanyaan yang diajukan untuk masalah ini adalah,
mengapa jumlahnya investasi modal menurun dan biaya R&D tidak meningkat sejalan
dengan peningkatan jumlah cadangan perusahaan Jepang sejak 1980-an. Apakah terdapat
korelasi antara investasi modal, termasuk biaya penelitian dan pengembangan, dan kinerja
perusahaan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

LANDASAN TEORI
Dalam sub literature review, jurnal ini pada dasarnya tidak mencantumkan sumber-
sumber buku yang dipakai sebagai acuan dalam penulisan jurnal ini. Akan tetapi, apabila
merujuk kepada sub reference, terdapat beberapa buku yang dijadikan acuan peneliti untuk
melakukan penelitian ini. Adapun yang dibahas di dalam sub literature review dalam jurnal
ini meliputi beberapa penelitian terdahulu yang meneliti hubungan antara investasi modal
(dan R&D) dengan kinerja perusahaan, diantaranya sebagai berikut.
Tanaka, (2010), melakukan penelitian di perusahaan bidang kimia, medis, dan
elektronik. Penelitiannya difokuskan pada korelasi antara biaya R&D dan kinerja perusahaan.
Menurutnya, biaya R&D dan nilai tambah perusahaan kimia, medis, dan elektronik positif
berkorelasi. Sedangkan biaya R&D dan kinerja perusahaan seperti: penjualan, pendapatan
saat ini, pendapatan sebelum pajak, dan pendapatan setelah pajak, dalam bidang elektronik
negatif signifikan berkorelasi. Tanaka berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan Jepang
memprioritaskan nilai tambah (value added) saat melakukan R&D. Namun, meskipun
2
perusahaan menilai nilai tambah sebagai indeks kinerja perusahaan, indeks lainnya seperti
penjualan atau laba operasi juga indeks penting dalam manajemen perusahaan. Sampel dalam
penelitian Tanaka adalah perusahaan yang listing sehingga mereka tidak mungkin
mengabaikan indeks ini karena mereka memikirkan nilai pemegang saham. Oleh karena itu,
korelasi negatif yang signifikan dalam hasil penelitian Tanaka juga merupakan hasil yang
penting.
Genba, Takeoka, Imahashi, dan Kaminishi, (2016), meneliti korelasi investasi,
termasuk R&D dan keuntungan perusahaan. Mereka menggunakan sampel perusahaan
Jepang yang bergerak dalam bidang produksi pada periode antara 2000 dan 2014. Sebagai
variabel dependen, penelitiannya menggunakan laba operasi pada penjualan (t). Sementara
itu, sebagai variabel independen, penelitian mereka menggunakan rasio biaya R&D untuk
penjualan, rasio peralatan investasi untuk penjualan, dan log penjualan. Menurut penelitian
mereka, rasio biaya penelitian dan pengembangan terhadap penjualan terus secara signifikan
berkorelasi negatif dengan laba operasi antara 2000 dan 2014. Penelitian Genba, Takeoka,
Imahashi, dan Kaminishi hampir mirip dengan penelitian ini, namun tetap ada perbedaan.
Dalam penelitian ini, indeks sebagai variabel dependen digeser, sedangkan dalam penelitian
mereka, indeks adalah variabel dependen tetap (t). Karena itu, mereka melakukannya tidak
memeriksa kemungkinan investasi, termasuk penelitian dan pengembangan, terkait dengan
kinerja masa depan perusahaan seperti (t +1). R & D juga dilakukan untuk rekayasa atau
pengembangan produk di masa depan sehingga mungkin diperlukan waktu yang lama untuk
menghasilkan laba atau penjualan.
Murakami (1999) juga memiliki argumen serupa pada penelitian kualitatifnya. Dalam
penelitiannya, Murakami menjelaskan biaya R&D lebih sulit untuk menghasilkan laba
berjalan dari sebelumnya dengan menggunakan sampel penelitian beberapa perusahaan
terkenal di Jepang, seperti Sony atau Canon. Namun, penelitiannya hanya menggunakan data
dari 9 perusahaan sehingga ketika dilihat dari jumlah sampel, penelitiannya memiliki
keterbatasan. Namun, perusahaan ini cukup terkenal dan memiliki pengaruh besar pada
ekonomi Jepang.
Con (2005) meneliti korelasi R&D dengan kinerja perusahaan dari sudut pandang
bursa (harga saham). Informasi dalam penelitian Con adalah total biaya R & D pada
penjualan. Informasi perusahaan terdaftar harus dibuat publik sehingga stok informasi juga
mudah didapat. Sampel penelitian Con adalah perusahaan yang mendaftar di Bagian Pertama

3
Tokyo Stock dan Bagian Kedua Tokyo Stock dan biaya R&D yang digunakan lebih dari 1%
dari penjualan sepanjang 2004. Con menyimpulkan bahwa R&D itu signifikan dan
berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Perusahaan
sampel dalam penelitian ini adalah 225 perusahaan dipilih saat menghitung Nikkei Stock
Average. Nikkei Stock Average adalah rata-rata harga saham 225 perusahaan Jepang di
saham pertama, bagian 1 Bursa Efek Tokyo (Tokyo Stock Exchange). Selain itu, penelitian ini
menggunakan data perusahaan yang terdaftar di bursa pertama, Bagian 1 Bursa Efek Tokyo,
antara tahun 2001 dan 2015. Sebagai persyaratan ketika memilih sampel, perusahaan terpilih
adalah perusahaan yang dapat menyediakan data keuangan perusahaan dengan lengkap antara
2001 dan 2015. Akhirnya, diperoleh ukuran sampel penelitian ini adalah 134 perusahaan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi (analisis regresi
berganda). Informasi/data keuangan perusahaan yang dipergunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari database yang dinamakan SPEEDA, dimana SPEEDA adalah database
keuangan perusahaan Jepang yang disediakan oleh Uzabase Inc.
Penelitian ini mempergunakan beberapa variabel bebas, diantaranya aset tetap
berwujud, aset tetap tak berwujud, biaya R&D, investasi modal, aset bersih, total aset, dan 2
variabel dummy yaitu bidang perusahaan (industri dan non industri) dan tahun (tahun
ekonomi baik dan tahun ekonomi buruk). Penggunaan variabel dummy ini nantinya akan
meminimalisir bias dalam penelitian ini. Selain variabel bebas, terdapat varibel terikat dalam
penelitian ini, yaitu kinerja perusahaan, yang diukur dengan penjualan, laba bruto, laba
operasi, pendapatan, dan pendapatan sesudah pajak. Dikarenakan nilai dari investasi modal
tidak dicantumkan dalam laporan keuangan (BS / PnL) perusahaan di jepang, maka untuk
menentukan nilai investasi modal, peneliti mempergunakan formula:
Investment Capital = (book value end of year period) – (book value end of last year
period) + (depreciation cost).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tabel 1, beberapa hal yang menjadi perhatian, yaitu (1) Investasi modal
dan penjualan rata-rata pada (t + 1 ~ t + 5) adalah berkorelasi negatif. (2) Investasi modal
berpengaruh korelasi positif yang signifikan dengan laba operasi pada (t + 1), laba saat ini
pada (t + 1), dan laba bersih setelah pajak pada (t, t + 1). (3) Investasi modal secara signifikan
4
berkorelasi negatif dengan semua jenis pendapatan jika dilihat dari sudut pandang rata-rata
(t + 1 ~ t + 5). (4) Investasi modal berkorelasi negatif yang signifikan dengan laba operasi,
laba bersih setelah pajak, dan laba penjualan kotor pada rata-rata (t + 6 ~ t + 10). Penelitian
ini menunjukkan bahwa investasi modal perusahaan Jepang dan pendapatan di sebagian besar
hasil analisis penelitian secara signifikan berkorelasi negatif.
Secara umum, banyak orang mengira investasi modal membutuhkan banyak waktu
untuk mendapatkan keuntungan tetapi analisis menunjukkan hasil sebaliknya. Sebagai
penjelasan atas fenomena ini, sampel perusahaan yang tentunya terdaftar di bursa, perlu
mengeluarkan good issues statement untuk menerima dukungan dari pemegang saham.
Akibatnya, ada kemungkinan perusahaan memilih melakukan investasi modal yang dapat
menghasilkan pendapatan selama periode tersebut seperti pada (t) dan (t +1). Sebagai
penjelasan lain tentang fenomena ini, terdapat kemungkinan hubungan terbalik antara
investasi modal dan laba. Terdapat kemungkinan perusahaan melakukan investasi modal
pada saat perusahaan memiliki kinerja yang baik. Dengan kata lain, terdapat kemungkinan
bahwa investasi modal tidak langsung dikaitkan dengan kinerja, tetapi investasi modal
dilakukan karena kinerja perusahaan sedang baik. Oleh karena itu, ketika
menginterpretasikan hasilnya, analisis harus dilakukan secara menyeluruh, terutama hasil
pada saat t atau t +1 karena kemungkinan sebab-akibat dapat menjadi terbalik.
Berdasarkan tabel 2, ringkasan hasil analisis utama dari biaya penelitian dan
pengembangan adalah sebagai berikut. (1) Biaya penelitian dan pengembangan secara
signifikan berkorelasi positif dengan penjualan pada rata-rata (t + 1 ~ t + 5). (2) Biaya
penelitian dan pengembangan secara signifikan berkorelasi negatif dengan laba operasi pada
(t + 5, t + 10, t + 6 ~ t + 10), penghasilan saat ini pada (t, t + 5, t + 10, t + 6 ~ t + 10), dan laba
bersih sesudah pajak pada (t, t + 5, t + 6 ~ t + 10). (3) Biaya penelitian dan pengembangan
berkorelasi positif secara signifikan dengan penjualan dan laba kotor penjualan. Hasil dari
analisis ini memperkuat penelitian Con (2005), namun, seperti yang sudah dijelaskan,
hasilnya perlu ditafsirkan sepenuhnya.
Berdasarkan perspektif penjualan, semua nilai signifikannya adalah positif. Dari hasil
ini, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa penjualan dan biaya penelitian dan
pengembangan dalam 5 tahun setelah penelitian dan pengembangan dilakukan, secara
signifikan berkorelasi positif. Namun, dalam jangka panjang (t + 6 ~ t + 10) hasilnya tidak
jelas karena tidak signifikan. Saat menginterpretasi hasil ini, perlu diperhatikan bahwa
perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di bursa.

5
Berdasarkan perspektif laba, penelitian ini menemukan perbedaan hasil antara laba
kotor penjualan dan laba lainnya. Dalam laba kotor penjualan, semua tanda analisis
menunjukkan nilai positif. Meskipun biaya penelitian dan pengembangan adalah berkorelasi
positif dengan laba kotor penjualan, ada kemungkinan bahwa masalah akuntansi
mempengaruhi hasil analisis ini. Alasannya adalah biaya penelitian dan pengembangan
dibagi menjadi dua bagian dalam sistem akuntansi berdasarkan sifat biaya, yaitu cost of sales
atau beban penjualan dan administrasi.
Ketika menghitung laba kotor penjualan, perusahaan mengurangi cost of sales dengan
penjualan. Namun, biaya penelitian dan pengembangan sebagai variabel dependen dalam
studi ini mengandung dua variabel biaya (termasuk cost of sales dan beban penjualan dan
administrasi), sehingga kemungkinan hasil analisis menjadi bias. Demikian pula pada bagian
investasi modal, ada kemungkinan hasil analisis yang digunakan pada pendapatan kotor dari
penjualan menjadi bias. Oleh karena itu, analisis penjualan laba kotor harus teliti. Selain itu,
korelasi biaya penelitian dan pengembangan dengan laba operasi, laba saat ini dan laba bersih
setelah pajak agak mirip dengan hasil saat menggunakan modal investasi sebagai variabel
dependen. Hasil analisis pada (t+ 5, t + 10, t + 6 ~ t + 10) secara signifikan negatif.
Sementara itu, ada juga bagian yang berbeda dengan analisis investasi modal jika dilihat dari
sudut pandang di (t +1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun investasi modal dan
penelitian dan pengembangan adalah investasi yang menguntungkan kedepannya, dua hal ini
memiliki faktor yang berbeda.
Berdasarkan tabel 3 yang membahas tentang korelasi investasi modal dengan kinerja
perusahaan dengan rentang waktu 2001 – 2007 serta 2008 – 2015, didapat hasil sebagai
berikut. (1) Antara analisis tahun 2001 – 2007 dan 2008 – 2015, hampir semua hasilnya
sama. (2) Pada tahun 2001 - 2007, investasi modal perusahaan Jepang secara signifikan
berpengaruh positif terhadap laba operasi pada (t, t + 1) dan laba bersih setelah pajak pada
rata-rata (t + 1 ~ t + 5). Namun, pada kisaran 2008-2015, investasi modal perusahaan Jepang
berkorelasi negatif terhadap laba operasi pada (t, t + 1) dan laba bersih setelah pajak pada
rata-rata (t + 1 ~ t + 5).
Berdasarkan tabel 4 yang membahas tentang korelasi biaya penelitian dan
pengembangan dengan kinerja perusahaan dengan rentang waktu 2001 – 2007 serta 2008 –
2015, didapat hasil sebagai berikut. (1) Antara analisis tahun 2001 – 2007 dan 2008 – 2015,
hampir semua hasilnya sama. (2) Sejalan dengan hasil yang didapat, studi ini dapat
menunjukkan dalam rentang 2001-2007, penelitian dan pengembangan pada perusahaan
Jepang sangat signifikan berkorelasi negatif atas laba bersih setelah pajak pada rata-rata (t + 1
6
~ t + 5). Namun, pada rentang tahun 2008-2015, penelitian dan pengembangan pada
perusahaan Jepang berkorelasi secara positif untuk laba bersih setelah pajak pada rata rata
(t + 1 ~ t + 5).
Hasil analisis pergeseran antara 2001 – 2007 dan 2008 – 2015 berbeda. Dalam
analisis investasi modal, terlihat hasil pergeseran dari negatif ke positif. Sementara itu, dalam
pergeseran dalam penelitian dan pengembangan, hasil bergeser dari positif ke negatif. Dari
hasil ini, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan Jepang memiliki strategi berbeda
ketika berinvestasi dalam modal serta dalam penelitian dan pengembangan meskipun kedua
investasi ini menguntungkan di masa depan.

SIMPULAN DAN SARAN


Sebagian besar hasil penelitian ini menunjukkan korelasi negatif yang signifikan
antara investasi, termasuk penelitian dan pengembangan, dan laba (laba operasi,
profitabilitas, dan laba bersih setelah pajak). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang telah disajikan dalam literature review. Fenomena ini sangat menarik
karena investasi, termasuk didalamnya penelitian dan pengembangan, dianggap sebagai
sumber untuk menghasilkan laba. Sangat sulit mendapatkan pendapatan penjualan di Jepang,
sehingga pemerintah Jepang perlu mengubah konstruksi ekonomi untuk mendorong investasi,
termasuk didalamnya penelitian dan pengembangan, sehingga akan lebih mudah bagi
perusahaan Jepang untuk menghasilkan laba dan penjualan. Harapannya adalah bahwa hasil
studi ini akan bermanfaat untuk memajukan dan memperluas jangkauan ilmiah studi di
negara Jepang.
Masih terdapat kekurangan pada hasil penelitian ini, yaitu pada sampel penelitian.
Perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah perusahaan yang terdaftar di bursa saham
pertama, Tokyo Stock Exchange 1st Section, dari tahun 2001 hingga 2015. Akibatnya, studi ini
mengecualikan perusahaan yang tidak terdaftar di bursa efek meskipun ada kemungkinan
bahwa penelitian akan menunjukkan hasil yang berbeda dengan sampel perusahaan yang
tidak terdaftar di bursa efek. Akan tetapi, data keuangan perusahaan yang tidak terdaftar di
bursa, sulit untuk didapatkan. Disisi lain, penelitian ini membagi sampel menjadi dua jenis,
yaitu jasa dan industri manufaktur. Namun, di kedua hal ini terdapat berbagai bidang. Karena
itu, untuk penelitian lebih lanjut, sampel harus dibagi sesuai dengan bidang perusahaan,
seperti sepeda motor, makanan, energi, dan lainnya. Secara bersamaan, untuk mengatasi
kesenjangan, jumlah perusahaan sampel juga perlu ditambahkan.

Anda mungkin juga menyukai