Anda di halaman 1dari 13

CONTOH NASKAH PUBLIKASI: http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.

php/jrk

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA POST STROKE FASE


REHABILITASI DENGAN FOKUS STUDI DUKUNGAN KELUARGA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)
DI PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG

Rizka Ningtyas Dwi Maharani; Sri Eny Setyowati; & Sugih Wijayanti

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl.Tirta Agung Pedalangan Banyumanik Semarang

Abstrak

Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang timbul secara mendadak. Fase rehabilitasi stroke adalah program
pemulihan pada kondisi stroke untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional pasien stroke, sehingga mampu mandiri dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi terus menerus di sepanjang hidup yang
terdapat sebuah informasi, saran, babtuan nyata dan sikap yang diberikan oleh keluarga.
Karya tulis ilmiah ini bertujuan mengetahui dukungan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan Activity Daily Living pada pasien post stroke fase rehabilitasi diwilayah kerja
Puskesmas Mangkang Kota Semarang. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan
menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian adalah dua orang
klien untuk mengetahui dukungan keluarga pada pasien post stroke fasae
rehabilitasi.Dalam asuhan keperawatan ini penulis menggunakan kuesioner untuk
mengetahui dukungan keluarga yang diberikan pada pasien post stroke fase rehabilitasi.
Pengambilan data dilakukan selama 6 kali pertemuan berturut-turut. Setelah dilakukan
selama 6 kali pertemuan, pasien dapat berlatih untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
secara mandiri ditandai dengan terlibatnya keluarga dalam memberikan dukungan pada
pasien post stroke fase rehabilitasi. Sebelum diberikan tindakan Tn.I dalam kategori
cukup (38), Tn.M kategori cukup (36), setelah diberikan tindakan Tn.I dalam kategori
sangat baik (48), dan Tn.M kategori sangat baik (48).

Kata Kunci : post stroke fase rehabilitasi, Dukungan keluarga, Activity Daily Living.

Abstract
Stroke is a nervous function disorder caused by a sudden disruption of blood flow in
the brain. The phase of stroke rehabilitation is a recovery program in stroke conditions
to optimize the physical capacity and functional capability of stroke patients, so as to be
self-sufficient in performing daily activites. Family support is a continuous process
throughout life where there is real information, advice, help and attitudes provided by the
family. This scientific paper aims to determine the support of families in fulfilling the
needs of Activity Daily Living in patients post-stroke phase of rehabilitation in the work
area Puskesmas Mangkang Kot Semarang. The type of research is descriptive using case
study approach method. Subjacts in the study werw two cliens to know family support in
post-stroke patients rehabilitation phase. In this nursing care the authors used a
questionnaire to find out the family support given to post-stroke patients in the
rehabilitation phase. The data werw co;;ected for 6 consecutive meetings. After 6
consecutive meetings, patients can practice to fulfillment their daily independently as

1
indicated by the involvement of the family in providing support for post-stroke patients in
the rehabilitation phase. Before being given a sufficient category of Tn.I (38), Tn.M
sufficient category (36), after being given the action of Tn.I in very good category (48),
and Tn.M category very good (48).

Keywords : Post stroke rehabilitation phase, Family support, Activity Daily Li ving

1. Pendahuluan 4 tahun terakhir yaitu tahun 2013


Stroke adalah gangguan angka kejadian stroke sebanyak
fungsi otak yang terjadi dengan 18 jiwa, tahun 2014 angka stroke
cepat (tiba-tiba) dan berlangsung mengalami penurunan menjadi 17
lebih dari 24 jam karena jiwa, tahun 2015 terjadi
ganggguan suplai darah ke otak. penurunan angka stroke menjadi
Dalam jaringan otak, kekurangan 15 jiwa, dan pada tahun 2016
aliran dadrah menyebabkan 9Januari-November) angka
serangkaian reaksi bio-kimia kejadian stroke meningkat
yang dapat merusak atau sebanyak 5 jiwa menjadi 20 jiwa
mematikan sel-sel otak. Kematian dari tahun 2015. Dari data
jaringan otak dapat menyebabkan tersebut juga didapat bahwa laki-
hilangnya fungsi yang laki lebih banyak terkena
dikendalikan oleh jaringan itu. penyakit stroke dari pada
Tidak hanya mengendalikan perempuan, di umur 45 tahun
gerakan, namun juga pikiran, sampai 65 tahun atau lebih
ingatan, emosi suasana hati, dan (Laporan Tahunan Puskesmas
seksual (Wiwit.,2012) Mangkang).
Stroke merupakan Stroke membutuhkan
penyebab kematian nomer tiga penanganan komprehensif
didunia setelah penyakit jantung termasuk upaya pemulihan dalam
coroner dan kanker jangka waktu yang lama bahkan
(Sutrisno,A.,2007). Setiap 3 sepanjang sisa hidup pasien. Pada
menit satu orang meninggal fase rehabilitasi merupakan
akibat stroke (American Heart program pemulihan pada kondisi
Association, 2007). Stroke juga stroke, bertujuan untuk
merupakan penyebab kematian mengoptimalkan kapasitas fisik
dan kecacatan utama di dan kemampuan fungsional
Indonesia. Setiap tujuh orang pasien stroke, sehingga
yang meninggal di Indonesia, mengurangi derajat
satu diantaranya terkena stroke ketidakmampuan dan mampu
(Depkes, 2011). Dinas kesehatan mandiri dalam melakukan
provinsi jawa tengah tahun 2011 aktivitas sehari-hari, setelah itu
mencatat bahwa di kota semarang mulai diperkenalkan program
terdapat kasus stroke, yaitu Activity Daily Living (ADL)
sebesar 4.516 (17,365). (Wiwit S.,2010).
Berdasarkan data yang Peran keluarga sangat
diperoleh di puskesmas penting dalam tahap-tahap
Manmgkang kota Semarang pada perawatan kesehatan, mulai dari

2
tahap peningkatan kesehatan, kebutuhan ADL (Activity Daily
pencegahan, pengobatan, sampai Living) di tatanan keluarga yang
dengan rehabilitasi. Pemulihan dilakukan pada dua responden.
pasien post stroke fase Intrumen yang digunakan
rehabilitasi akan sangat terbantu dalam kegiatan penelitian adalah
jika keluarga memberikan Format Asuhan Keperawatan
dorongan, memperlihatkan Keluarga, Kuisioner respon
kepercayaan pada perbaikan penilaian pasien terhadap
pasien dan memungkinkan pasien dukungan keluarga (sosial),
melakukan sebanyak hal yang Indeks Barthel.
dapat dilakukan dan hidup
semandiri mungkin (Feigin, 3. Hasil dan Pembahasan
V.,2006). a. Pengkajian
Dukungan keluarga Pengkajian Tn.I dan Tn. M
merupakan sebuah proses yang dilakukan pada tanggal 1 Januari
terjadi terus menerus di 2017.
sepanjang hidup dimana
didalamnya terdapat sebuah Klien 1
informasi, saran, bantuan nyata Tn. I mengatakan masih
dan sikap yang diberikan oleh merasakan lemah pada kedua
keluarga dan orang terdekat kaki dan tangan kanannya.
dengan sifat dan jenis dukungan Istri Tn. I mengatakan jika Tn. I
berbeda dalam berbagai tahap- belum kuat menggenggam gelas,
tahap siklus kehidupan belum tepat mengkancingkan
(Setiadi,2008). baju, menyisir rambut maasih
Dukungan dapat berupa berantakan, mandi, toileting, dan
dukungan eksternal maupun berpindah masih dibantu, dan istri
internal dengan bentuk dukungan juga mengatakan masih bingung
berupa dukungan informative, bagaimana cara merawatnya.
dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan penilaian. Keluarga tampak belum tahu
bagaimana cara merawatnya.
2. Metode Nilai kuesioner untuk keluarga
Metode yang digunakan Tn. I yaitu 6 untuk point 4,6
dalam studi kasus ini adalah untuk point 3.
metode deskriptif dengan Nilai indeks barthel didapatkan
pemaparan kasus dan 13 yaitu ketergantungan ringan.
menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan Klien 2
memfokuskan pada salah satu Tn. M mengatakan lemah bagian
masalah penting dalam kasus tubuh sebelah kanan 4 tahun
yang dipilih yaitu asuhan lamanya. Hanya dapat melakukan
keperawatan keluarga mengenai 2-3 suap makan. Mandi, BAB,
dukungan keluarga untuk melatih BAK dan sisiran dilakukan oleh
kemandirian pasien post stroke tangan kiri. Dapat memakai baju
fase rehabilitasi dalam memenuhi jika bajunya longgar.

3
Ny. S mengatakan sebelum 2. Kaji kemampuan klien
berangkat kerja, ia hanya dengan indeks barthel
menyiapkan segala kebutuhan dalam melakukan
tanpa mendampingi sehingga Tn. perawatan diri.
M melakukannya sendiri. 3. Ajarkan latihan
menggenggam bola tangan
Keluarga terlihat belum dan latih rentang gerak.
memenuhi apa yang dibutuhkan 4. Libatkan keluarga ,
Tn. M yaitu dukungan, support. keluarga menyediakan
Nilai questioner 3 untuk point 4, bantuan sampai klioen
7 untuk point 3, dadn 2 untuk mampu melakukan
point 2. perawatan diri, mandi,
Nilai indeks barthel 11 yaitu berhias, berpakaian,
ketergantungan sedang. makan, toileting secara
mandiri serta
b. Diagnosa Keperawatan mengevaluasi kegiatan
Rumusan diagnosa sebelumnya.
keperawatan pada Tn. I dan
Tn. M Defisit perawatan diri: d. Implementasi Keperawatan
mandi/ kebersihan, berhias, Tindakan keperawatan pada
berpakaian, makan, toileting Tn. I dan Tn. M dilakukan selama
berhubungan dengan 6 kali pertemuan berturut-turut.
ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota Klien 1
keluarga yang sakit.
Hari 1
c. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan untuk Keluarga mengatakan jika
mengatasi masalah keluarga akan siap memberikan
keperawatan keluarga defisit dukungan, namun keluarga belum
perawatan diri: mandi/ mengerti bagaimana caranya.
kebersihan, berhias, Klien mengatakan jika saat ini
berpakaian, makan, toileting, tangan kanan dan kedua kakinya
berhubungan dengan lemas, mandi dan toileting
ketikmampuan keluarga dibantu, berhias masih
dalam merawat anggota berantakan, belum tepat saat
keluarga yang sakit pada Tn. I mengkancingkan baju, belum
dan Tn. M yaitu : kuat menggenggam gelas dan
1. Kaji mengenal sendok.
keterlibatan keluarga
dalam memberikan Keluarga tampak bingung dan
dukungan dan mengenali belum paham cara untuk merawat
kemampuan klien dalam klien.
kemandirian perawatan Nilai questioner untuk keluarga
diri menggunakan Tn. I yaitu 6 untuk point 4, 6
questioner. untuk point 3. Berdasarkan nilai

4
indeks barthel didapatkan hasil Hari 4
nilai 13 yaitu ketergantungan
ringan. Klien mengatakan bahwa ia
sudah rutin berlatih dengan bola
Hari 2 tidak hanya pada yang lemah tapi
juga yang sehat. Keluarga
Klien mengatakan bahwa akan mengatakan jika keluarga
mencoba untuk menggerakkan, menyiapkan baju yang
menggenggam/ meremas-remas berkancing sehingga dapat
bola serta latihan rentang gerak. melihat klien dapat
Keluarga mengatakan bersedia mengkancingkan baju atau tidak.
membantu jika klien belum dapat
memenuhi kebutuhan mandi Klien tampak berlatih
secara mandiri, dan memberikan menggenggam bola pada tangan
dukungan. yang lemah maupun yang sehat.
Keluarga terlihat menyiapkan
Klien tampak melatih baju yang berkancing, dan
menggenggam bola dan membantu saat salah
mempraktikkan gerakan tangan mengkancingkan.
dan kaki.
Keluarga tampak memberikan Hari 5
bantuan saat klien belum bias
maksimal dalam kebutuhan Klien mengatakan bahwa setiap
mandi, serta memberikan harinya sudah rutin untuk
dukungan. menggenggam/meremas-remas
bola dan sudah lumayan bisa
Hari 3 menggenggam lebih kuat.
Keluarga mengatakan jika
Klien mengatakan bahwa ia membantu menyediakan
sudah mencoba untuk melatih makanan dan minuman, sserta
tangannya dengan mendampingi saat klien makan
menggengggam/meremas-remas dan minum.
bola serta latihan rentang gerak.
Keluarga mengatakan sudah Klien tampak melatih kekuatan
membantu klien saat memenuhi menggenggam bola dan tampak
kebutuhan berhias. bisa menggenggam lebih kuat.
Keluarga tampak menyediakan
Klien tampak berlatih dengan makanan dan minuman dan
bola serta melatih gerakan tangan menemani saat klien makan dan
dan kaki. Keluarga terlihat minum.
memberikan bantuan saat klien
berhias. Hari 6

Klien mengatakan setiap harinya


melatih menggenggam/meremas-
remas bola pada kedua tnagnnya

5
dan sudah lebih kuat. Keluarga meminta bergantian menjaga Tn.
mengatakan jika membantu klien M dengan anaknya.
ke kamar mandi untuk
BAB/BAK. Untuk Klien tampak mencoba
membersihkan, klien sudah bisa menggenggam tangannya
sendiri sehingga tidak dibantu. menggunakan bola dan berusaha
menggerakkan tangan dan
Klien tampak berlatih kakinya.
menggenggam bola dan tampak Keluarga tampak memberikan
sudah kuat untuk menggenggam. bantuan kebutuhan mandi klien.
Keluarga terlihat membantu klien Dukungan, motivasi keluarga
kekamar mandi untuk tampak sudah ada namun belum
BAB/BAK. maksimal.

Klien 2 Hari 3

Hari 1 Klien mengatakan bahwa sudah


mencoba latihan menggenggam
Keluarga mengatakan pasrah bola /meremas-remas bola dan
dengan keadaan klien, keluarga rentang gerak. Keluarga
bersedia memperhatikan klien mengatakan saat dirumah sudah
saat pulang kerjja. Klien membantu untuk memenuhi
mengatakan bagian tubuh sebelah kebutuhan berhias klien.
kanan merasakan lemas, mandi
dan toileting dibantu,, berhias Klien tampak mencoba
belum bisa, dapat berpakaian menggenggam tangannya dan
yang longgar, dapat makan 2-3 berusaha menggerakkan tangan
suap dengan tangan kanan. dan kakinya. Keluarga tampak
memberikan bantuan kebutuhan
Keluarga tampak pasrah dengan berhias klien.
keadaan klien.
Nilai questioner 3 untuk point 4, Hari 4
7 untuk point 3, dan 2 untuk point
2. Berdasarkan nilai indeks Klien mengatakan bahwa sudah
barthel didapatkan hasil nilai 11 latihan menggenggam
yaitu ketergantungam sedang. bola/meremas-remas bola saat
sedang bersantai. Keluarga
Hari 2 mengatakan jika disediakan baju
longgar dan baju yang berkancing
Klien mengatakan bahwa akan
mencoba latihan menggenggam Klien tampak latihan
bola/meremas-remas bola. menggenggam tangannya
Keluarga yaitu Ny. S mengatakan mengggunakan bola saat sedang
bersedia membantu dan memberi bersantai.
semangat. Keluarga juga akan Keluarga terlihat menyiapkan
baju/kaos longgar dan yang

6
berkancing, serta memberikan e. Evaluasi Keperawatan
bantuan saat klien belum bisa Evaluasi keperawatan Tn.I dan
mengkancingkan. Tn. M dilakukan pada tanggal 7
Januarui 2017
Hari 5
Klien 1
Klien mengatakan bahwa setiap S:
hari latihan menggenggam bola- Klien mengatakan jika saat ini
bola saat sedang bersantai dan klien sudah terbiasa latihan
masih belum ada peningkatan. menggenggam bola untuk melatih
Keluarga mengatakan jika jari-jari tangannya agar dapat
menyediakan makan dan lebih kuat, serta melatih rentang
minuman sebelum bekerja. Anak gerak.
klien juga memenuhi dan Keluarga mengatakan akan
membantu saat makan dan menemani dan membantu klien,
minum. serta memberikan saran, motivasi
dan dukungan kepada klien.
Klien tampak latihan O:
menggenggam tangannya dengan Klien tampak antusias untuk terus
bola saat sedang bersantai. dan tetap berlatih menggenggam /
Keluarga tampak menyediakan meremas-remas bola agar lebih
makan dan minuman sebelum kuat menggenggam, dan terdapat
berangkat bekerja, dan anak klien peningkatan lebih kuat untuk
menemani dan membantu klien. menggenggam. Klien juga terlihat
latihan rentang gerak. Keluarga
Hari 6 tampak sudah paham bagaimana
cara merawat klien.
Klien mengatakan setiap hari Nilai questioner untuk keluarga
sudah latihan menggenggam Tn. I yaitu 12 untuk point 4.
bola/ meremas-remas bola saat A:
sedang bersantai. Anak klien Masalah teratasi sebagian.
mengatakan jika sekarang klien P:
dilatih kekamar mandi untuk Lanjutkan intervensi dengan
BAB/BAK dengan dibantu ajarkan latihan menggenggam
berjalan ke kamar mandi. bola tangan dan melatih rentang
gerak. Libatkan keluarga dengan
Klien tampak latihan menyediakan bantuan sampai
menggenggam tangannya klien mampu melakukan
menggunakan bola saat sedang perawatan diri secara mandiri
bersantai. serta mengevaluasi setiap
Keluarga terlihat membantu klien kegiatan.
berjalan ke kamar mandi untuki
BAB/BAK.

7
Klien 2 persamaan dan perbedaan data
keluhan utama pada Tn. I dan Tn.
S: M. Tn.I, mengatakan bahwa
Klien mengatakan jika saat ini kedua kaki dan tangankanan
klien setiap hari terus melakukan merasa lemah. Sedangkan Tn. M
latihan menggenggam bola, mengatakan bahwa lemah pada
namun untukm saat ini klien bagian tubuh sebelah kanan yang
belum menunjukian peningkatan. sudah 4 tahun lamanya. Menurut
Klien juga metatih rentang gerak Rosjidi,C.H. (2007) Hemiparese
tangan dan kaki yang lemah. (kelemahan)/hemiplegie
Keluarga mengatakan akan (paralisis) pada satu sisi tubuh
bergantian menemani dan meruopakan salah satu tanda yang
membantu klien sehingga klien sering terjadi setelah stroke.
tidak merasa kesepian dan dapat Pada riwayat keluarga
melatih kemampuan memenuhi sebelumnya ditemukan bahwa
kebutuhan. Tn.I mempunyai riwayat penyakit
O: keturunan yaitu diabetes milletus
Klien tampak melakukan latihan dari ayah Tn. I. Pada tahun 2013
dengan menggenggam/meremas- gula darah Tn.I 270 gr/dl, namun
remas bola untuk berlatih namun saat di kaji gula darah Tn. I sudah
belum terlihat peningkatan. turun yaitu 120 gr/dl.
Keluarga terlihat memberikan Menurut Rosjidi, C.H. (2007)
perhatian dengan bergabntian diabetes merupakan salah satu
menjaga klien agar tidak kesepian factor resiko stroke yang dapat
dan membantu klien untuk dimodifikasi yaitu factor yang
memenuhi kebutuhannya. dapat diubah atau diperbaiki.
Nilai questioner untuk keluarga Sedangkan pada Tn. M
Tn. I yaitu 12 untuk point 4 ditemukan bahwa Tn.M
A: mempunyai riwayat penyakit
Masalah teratasi sebagian yaitu hipertensi selama 3 tahun
P: tepatnya 2 tahun sebelum terkena
Lanjutkan intervensi dengan stroke yang sudah 4 tahun
ajarkan latihan menggenggam lamanya. Menurut Rosjidi, C.H.
bola tanagn dan melatih rentang (2007) hipertensi merupakan
gerak. Libatkan keluarga dengan salah satu factor resiko stroke
menyediakan bantuan sampai yang dapat dimodifikasi yaitu
klien mampu melakukan factor yang dapat diubah atau
perawatan diri secara mandiri diperbaiki.
serta mengevaluasi setiap Sesuai dengan data diatas
kegiaatan. bahwa perbedaan pada kedua
klien adalah Tn.i sebagai klien
ke-1 mengeluh kedua kaki dan
Pembahasan tanagn kanana merasa lemah,
a. Pengkajian klien juga mempunyai riiwayat
Pembahasan mengenai pengkajian penyakit keturunan yaitu diabetes
yang penulis lakukan didapatkan milletus. Sedangkan Tn. M

8
sebagai klien ke-2 mengeluh Tindakan keperawatan yang
lamah pada bagian tubuh sebelah diberikan kepada keeluarga
kanan, klien juga mempunyai Tn. I dan keluarga Tn. M
riwayat penyakit yaitu hipertensi. berdasarkan penyusunan
tindakan keperawatan yang
b. Perumusan Masalah tentunya disesuaikan dengan
Berdasarkan data fokus dalam tujuan yang telah ditetapkan
pengkajian maka pada keluarga Tn. I dan Tn. M
permasalahan / diagnosis yaitu keluarga mampu
keperawatan berdasarkan melatih, menyediakan bantuan
NANDA (2015) pada Tn. I serta memberi dukungan agar
dan Tn. M adalah deficit kemampuan klien dapat
perawatan diri: melakukan perawatan diri
mandi/kebersihan, berhias, dapat meningkat. Dengan
berpakaian, makan, toileting tujuan khusus memberikan
berhubungan dengan fasilitas perawatan diri yang
ketidakmampuan keluarga dibutuhkan klien, terlibat
dalam merawat anggota dalam merawat dan membantu
keluarga yang sakit. Diagnosis klien dalam perawatan diri.
keperawatan ini dimunculkan Fokus intervensi yang
karena sesuai dengan batasan diberikan kepada keluarga Tn.
karakteristik padad Nanda I dan Tn. M yaitu keterlibatan
(2015) yaitu hambatan keluarga dalam memberikan
kemampuan untuk melakukan dukungan, menurut Setiadi
atau menyelesaikan aktifitas (2008) dukungan dapat berupa
secara mandiri, ditandai emosional artinya dukungan
dengan ketidakmampuaan ini berupa dukungan simpatik
dalam melakukan aktifitas dan empatik, cinta,
sehari-hari secara mandiri kepercayaan, dan
karena ketidakmampuan penghargaan, serta
keluarga dalam merawat mengajarkan latihan
anggota keluarga yang sakit menggenggam bola tangan
pada Tn. I dan Tn. M. dan latih rentang gerak.

c. Perencanaan Keperawatan d. Implementasi Kerperawatan


Dalam membuat sebuah Pelaksanaan dilakukan pada
perencanaan, tentunya penulis keluarga Tn.I dengan klien
melibatkan peran anggota Tn. I dan pada keluarga Tn.M
keluarga dengan tujuan untuk dengan Tn. M. Tindakan
mempermudah klien keperawatan dimulai sesuai
memecahkan masalahnya. Hal dengan rencana pada tanggal 1
ini sesuai dengan teori yang Januari 2017 dan dimulai pada
disampaikan oleh Nursalam, jam 10.00 WIB dan 16.00
(2013) terdiri atas penetapan WIB dirumah Tn. I dan Tn. M
tujuaan yang mencakup tujuan dengan mengkaji mengenai
umum dan tujuan khusus. keterlibatan keluarga dalam

9
memberikan dukungan dan Pertemuan keempat
mengenali kemampuan klien dilaksanakan tanggal 4 Januari
dalam kemandirian perawatan 2017 jam 10.30 WIB dan
diri menggunakan questioner, 17.30 WIB dirumah Tn. I dan
mengkaji kemampuan klien Tn. M penulis mengajarkan
dengan indeks barthel dalam latihan menggenggam bola
melakukan perawatan diri. tangan dan latih rentang
Menurut Sugiarto (2005) gerak. Melibatkan keluarga
Indeks barthel merupakan menyediakan bantuan sampai
suatu instrument pengkajian klien mampu melakukan
yang berfungsi mengukur perawatan diri berpakaian
kemandirian fungsional dalam secara mandiri.
hal perawatan diri dan Pertemuan kelima
mobilitas serta dapat juga dilaksanakann tanggal 5
digunakan sebagai kriteria Januari 2017 jam 10.00 WIB
dalam menilai kemampuan dan 17.15 WIB dirumah Tn.I
fungsional bagi pasien-pasien dan Tn. M, penulis
yang mengalami gangguan mengajarkan latihan
keseimbangan, terutama pada menggenggam bola tangan
pasien stroke. dan latih rentang gerak.
Pertemuan kedua Melibatkan keluarga
dilaksanakan tanggal 2 Januari menyediakan bantuan sampai
2017 tepat jam 10.00 WIB klien mampu melakukan
dan 17.15 WIB dirumah Tn. I perawatan diri makan secara
dan Tn. M, penulis mandiri.
mengajarkan latihan Pertemuan keenam
menggenggam bola tangan dilaksanakan tanggal 6 Januari
dan latih rentang gerak. 2017 tepatnya jam 10.30 WIB
Melibatkan keluarga dan 17.30 WIB dirumah Tn. I
menyediakan bantuan sampai dan Tn. M penulis
klien mampu melakukan mengajarkan latihan
perawatan diri mandi secara menggenggam bola tangan
mandiri. dan latih rentang gerak.
Pertemuan ketiga Melibatkan keluarga
dilakukan tanggal 3 Januari menyediakan banttuan sampai
2017 jam 10.30 WIB dan klien nmampu melakukan
17.15 WIB, di rumah Tn.I dan perawatan diri toileting secara
Tn.M, penulis mengajarkan mandiri.
latihan menggenggam bola Pelaksanaan tindakan
tangan dan latih rentang keperawatan yang dilakukan
gerak. Melibatkan keluarga tidak terlepas dari dukungan
menyediakan bantuan sampaii keluarga, sebagaimana
klien mampu melakukan munurut Setiadi (2008)
perawatan diri berhias secara dukungan keluarga dapat
mandiri. berakibat pada status
kesehatan dan adaptasi dalam

10
keluarga, dukungan yang berespon) dari intervensi yang
dapat diberikan adalah diimplementasikan
dukungassn emosional berupa
perhatian, kasih saying ddan 4. Simpulan dan saran
empati; dukungan informasi, Simpulan
untuk menekan munculnya Simpulan dari hasil asuhan
suatu srtressor karena keperawatan keluarga yang telah
informasi yang diberikan dilakukan pada keluarga Tn. I
dapat memberikan aksi sugesti dan Tn. M menunjukan bahwa
yang khusus bagi individu; mampu menjawab tujuan penulis
dukungan instrumental, yaitu mendiskripsikan hasil
berupa dukungan dalam pengkajian,merumuskan diagnosa
bentuk tenaga, dana, maupun keperawatan, merencanakan tinda
waktu; dan yang terakhir kan keperawatan, merencanakan
adalah dukunhgan tindakan keperawatan, melak
penghargaan, yaitu sanakan tindakan keperawatan,
membimbing dan memberikan dan mengevakluasi hasil dari
dukungaan. tindakan keperawatan.
Hasil dari pengkajian
e. Evaluasi Keperawatan menunjukan Tn. I dan Tn. M
Evaluasi dilakukan pada mengalami kelemahan pada salah
tanggal 7 Januari 2017 tepat satu sisi tubuhnya karena
pada pukul 10.00 WIB dan penyakit stroke.
17.00 WIB dirumah Tn. I dan Masalah keperawatan keluarga
Tn. M dengan hasil evaluasi Tn.I dan Tn M muncul dengan
dari tindakan yang sudah masalah defisit perawwatan diri:
diberikan menunjukkan mandi/kebersihan, berhiaas,
keluarga dank kien memahami makan, toileting berhubungan
tentang apa yang harus dengan ketidakmampuan
dilakukan bagi penderita post keluarga dalam merawat anggota
stroke fase rehabilitasi, dapat keluarga yang sakit.
dilihat dari respon keluarga Rencana asuhan keperawatan
dank lien yang menunjukkan pada Tn.I dan Tn. M difokuskan
peningkatan dalam merawat pada latihan gerak bola tangan
anggota keluarga yang sakit yaitu latihan otot-otot tangan
dengan memperhatikan dengan cara menggenggam atau
kebutuhan serta memberikan gerakan meremas-remas bola dan
dukungan agar klien nantinya latih rentang gerak, serta libatan
dapat memenuhi keluarga dalam mendampingio
kebutuhannya secara mandiri. dan mendukung selama klien
Sesuai dengan pendapat memenuhi kebutuhannya secara
Friedmann (2010), bahwa mandiri.
keberhasilan lebih ditentukan Tindakan keperawatan
oleh hasil sistem anggota dilakukan sesuai dengan rencana
keluarga dan anggota keluarga keperawatan, pada Tn. I dan Tn.
(bagaimana keluarga M, penulis melakukan pengkajian

11
mengenai keterlibatan keluarga keluarga menemani dan
dalam memberikan dukungan dan mengobrol dengan klien.
mengenali kemampuan klien
dalam kemandirian perawatan Saran
diri menggunakan quesioner. Setelah melakukan asuhan
Mengkaji kemampuan klien keperawatan pada keluarga Tn. I
dengan indeks barthel dalam dan Tn. M, maka saran-saran
melakukan perawatan diri. yang dapat diberikan agar
Mengajarkan latihan keluarga terlibat dalam
menggenggam bola tangan dan pemberian dukungan serta
melatih rentang gerak. pendampingan dan bantuan
Melibatkan keluarga selama memenuhi kebutuhan
menyediakan bantuan sampai sehari-hari pada klien, diharapkan
klien mampu melakukan klien dapat mempertahankan dan
perawatan diri mandi sacara meningkatkan kemampuannya
mandiri serta mengevaluasi dalam memenuhi kebutuhan
kegiatan. sehari-hari secara mandiri.
Hasil evaluasi menunjukan Keluarga diharapkan dapat
bahwa Tn. I terjadi peningkatan memberikan penghargaan saat
dalam pemenuhan kebutuhan klien mencoba untuk memenuhi
sehari-hari, ditandai pada saat kebutuhannya sendiri sehingga
klien memakai baju, dan klien akan termotivasi untuk tetap
mengkancingkan baju dengan meningkatkan kemampuan dalam
benar, klien terlihat pemenuhan kebutuhan.
menggenggam gelas tanpa gelas
jatuh, dank lien sudah mulai 5. Ucapan Terimakasih
untuk belajar menulis arab Terimakasih secara khusus
dengan hasil tulisan arab masih saya sampaikan kepada :
belum rapi. Sedangkan pada Tn. a. Bapak Sugiyanto, S.Pd.,
M masih belum ada peningkatan M.App., Sc., sebagai Direktur
dalam pemenuhan kebutuhan Poltekkes Kemenkes
sehari-hari, namun keluarga Semarang
sudah mampu mengenal masalah b. Kepala puskesmas Mangkang
dan mulai memberikan kebutuhan Kota Semarang, sebagai
dukungan klien dengan tempat pengambilan data
memperhatikan serta memberikan dalam penyusunan karya tulis
support untuk klien berlatih ilmiah ini.
memenuhi kebutuhan secara c. Bapak Putrono, S.Kep,Ns,
mandiri, ditandai dengan M.Kes.,sebagai Ketua Jurusan
keluarga dapat membagi waktu keperawatan poltekkes
untuk menemani Tn. M serta Kemenkes Semarang.
memberikan bantuan saat klien d. Bapak Supriyadi, MN.,
belum dapat memenuhi sebagai Ketua Prodi DIII
kebutuhannya sendiri, klien juga Keperawatan Poltekkes
tampak senang saat anggota Kemenkes Semarang

12
e. Ibu Sri Eny Setyowati, SKM., Yogyakarta: Pustaka
M.Kes., selaku pembimbing I Pelajar.
yang senantiasa selalu Irfan, Muhammad. (2010).
memberikan saran dan Fisioterapi bagi insan
masukan dalam penyusunan stroke. Yogyakarat: Graha
karya tulis ilmiah ini. Ilmu.
f. Ibun Sugih Wijayanti, S.Kep.,
Ns., M.Kes., selaku Lingga, Lanny. (2013). All about
pembimbing II yang stroke ( Hidup sebelum dan
senantiasa selalu memberikan pasca stroke). Jakarta :
saran dan masukan dalam Elex media komputindo.
penyusunan karya tulis ilmiah
ini. Muhlisin, Abi. (2012).
g. Kedua orang tua saya dan Keperawatan Keluarga.
kakak saya, yang selalu Yogyakarta : Gosyen
mendoakan, memberikan Publishing.
dukungan serta memberikan
motivasi.

6. Daftar Pustaka
Andarmoyo, Sulistyo. (2012).
Keperawatan keluarga,
konsep teori, proses dan
praktik keperawatan.
Yogjakarta: Graha Ilmu

Anggraeni, Mekar dewi &


saryono. (2013).
Metodelogi penelitian
kualitatif dan kuantitatif
dalam bidang kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika

Auryn, Virzara. (2012).


Mengenal dan memahami
stroke. Yogyakarta:
Katahati.

Feigin, V. (2006). Stroke


panduan bergambar
tentang pencegahan dan
pemulihan stroke. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer.

Harmoko. (2012). Asuhan


keperawatan keluarga.

13

Anda mungkin juga menyukai