FR. SKEMA-03
1. LATAR BELAKANG
1.1. Undang-Undang Nomor 3 tentang Perindustrian, dimana
pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui penguatan
struktur industri yang mandiri, sehat dan SDM yang berdaya saing.
1.2. Pengembangan standar kompetensi kerja industri pupuk dan kimia
merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan produk pupuk
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.3. Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang
merupakan penugasan pemerintah ke Pupuk Indonesia Holding
Company untuk menyediakan pupuk yang diperlukan Petani dalam
rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional maka
memerlukan sumberdaya manusia yang kompeten untuk
menghasilkan produk pupuk dan kimia yang berkualitas.
1.4. Salah satu kegiatan yang diperlukan Industri Pupuk dan
sejenisnya adalah Bidang Perbengkelan. Bidang Perbengkelan
adalah bidang supporting untuk melayani kebutuhan pabrik dalam
memperbaiki dan memelihara peralatan yang mengalami
kerusakan maupun malfungsi lainnya. Keberadaan perbengkelan
sangat penting untuk industri pupuk. Hal ini dikarenakan
tuntutan produksi yang terus menerus, membuat keberadaan
supporting unit, salah satunya perbengkelan, harus siap kapanpun
diperlukan.
1.5. Asosiasi dan Perusahaan memandang penting sertifikasi untuk
tenaga kerja pada Skema Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar.
Hal ini dikarenakan kesiapan Bidang Perbengkelan tidak hanya
dari sisi mesin dan peralatan, tapi juga personil yang memenuhi
standar kompetensi yang disyaratkan, khususnya Bidang
Perbengkelan.
2
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Tujuan pengembangan skema sertifikasi unit ini adalah untuk
memastikan dan memelihara kompetensi bidang Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar di lingkungan Industri Pupuk
Indonesia, sesuai dengan profil/matriks kompetensi jabatan yang
dipersyaratkan.
3.2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan asesmen Skema Klaster Operator
Mesin Perkakas Dasar oleh LSP Industri Pupuk Indonesia dan
asesor kompetensi.
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 3 tentang Perindustrian
4.2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4.6. Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi
4.7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional
4.8. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No Kep: 240/MEN/X/2004
tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Logam Mesin
3
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
4
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi untuk Skema Klaster Operator Mesin Perkakas
Dasar sebesar Rp 3.000.000
8.2. Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan tingkat inflasi.
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1.Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Skema Klaster Operator
Mesin Perkakas Dasar ini yang mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01)
yang dilengkapi dengan bukti :
a. Copy KTP
b. Copy Ijazah
c. Surat Rekomendasi dari departemen terkait tempat pemohon
bekerja bagi yang bekerja di perusahaan.
d. Menyerahkan Foto Berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan
dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung berupa dokumen
rekam jejak pemohon dalam melaksanakan pekerjaan logistik /
pergudangan
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang
telah ditetapkan
5
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
6
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
9.4.Keputusan Sertifikasi
9.4.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta uji harus
berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses
sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi tidak
boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan
calon.
9.4.2. Peserta yang kompeten dalam masing-masing skema akan
diberikan sertifikat sesuai kompetensi yang diuji dengan masa
berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun, berlaku sejak tanggal
penerbitan sertifikat.
7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
9.6.Pemeliharaan sertifikasi
9.6.1. Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi,
LSP-IPI melakukan survailen dengan memantau Peserta yang
mengikuti Uji Kompetensi.
9.6.2. Kabid Sertifikasi LSP-IPI membentuk tim untuk melaksanakan
surveilan kepada pemegang sertifikat guna memantau
keterpeliharaan klaster kompetensi yang disertifikasi sesuai
dengan persyaratan skema sertifikasi.
8
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
9
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
9.8.Penggunaan Sertifikat
9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang berlaku.
9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikat kompetensinya hanya berlaku
untuk ruang lingkup sertifikasi seperti yang tercantum dalam
skema sertifikasi ini.
9.8.3. Menyatakan bahwa tidak menyalahgunakan sertifikasi yang
dapat merugikan LSP-IPI.
9.8.4. Apabila terbukti menyalahgunakan sertifikasi, maka sertifikat
akan dibekukan, dicabut dan asesi harus mengembalikan
sertifikat kepada LSP-IPI
9.9.Banding
9.9.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian,
dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan
banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda
berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki
banding, dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil
dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil
banding sebelumnya yang serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-
tindakan untuk mengatasinya;
10
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar
11