Anda di halaman 1dari 11

2017

LSP Industri Pupuk Indonesia (IPI)

FR. SKEMA-03

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


Judul : Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar
Skema ini dikembangkan berdasarkan permintaan industri dan regulasi
untuk membangun kompetensi tenaga kerja di bidang Industri Pupuk &
Kimia sebagai landasan untuk menunjang ketrampilan di bidang
Lingkungan Produksi Industri Pupuk & Kimia.
Skema ini disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Sektor Logam Mesin yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No Kep: 240/MEN/X/2004
Skema ini digunakan untuk mensertifikasi karyawan di bidang
Perbengkelan khususnya Operator Mesin Perkakas Dasar

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal


Oleh: Oleh :

Arief Budi Dharma Agus Subekti


Ketua Komite Skema Ketua LSP

Nomor Dokumen : ____.__.__.__/LSP-IPI/VI/2017


Nomor Salinan : 0
Status Distribusi : Terkendali
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

1. LATAR BELAKANG
1.1. Undang-Undang Nomor 3 tentang Perindustrian, dimana
pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui penguatan
struktur industri yang mandiri, sehat dan SDM yang berdaya saing.
1.2. Pengembangan standar kompetensi kerja industri pupuk dan kimia
merupakan bagian dari upaya untuk menghasilkan produk pupuk
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.3. Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang
merupakan penugasan pemerintah ke Pupuk Indonesia Holding
Company untuk menyediakan pupuk yang diperlukan Petani dalam
rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional maka
memerlukan sumberdaya manusia yang kompeten untuk
menghasilkan produk pupuk dan kimia yang berkualitas.
1.4. Salah satu kegiatan yang diperlukan Industri Pupuk dan
sejenisnya adalah Bidang Perbengkelan. Bidang Perbengkelan
adalah bidang supporting untuk melayani kebutuhan pabrik dalam
memperbaiki dan memelihara peralatan yang mengalami
kerusakan maupun malfungsi lainnya. Keberadaan perbengkelan
sangat penting untuk industri pupuk. Hal ini dikarenakan
tuntutan produksi yang terus menerus, membuat keberadaan
supporting unit, salah satunya perbengkelan, harus siap kapanpun
diperlukan.
1.5. Asosiasi dan Perusahaan memandang penting sertifikasi untuk
tenaga kerja pada Skema Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar.
Hal ini dikarenakan kesiapan Bidang Perbengkelan tidak hanya
dari sisi mesin dan peralatan, tapi juga personil yang memenuhi
standar kompetensi yang disyaratkan, khususnya Bidang
Perbengkelan.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

2.1. Ruang lingkup penerapan skema sertifikasi di Klaster Operator


Mesin Perkakas Dasar di Lingkungan Industri Pupuk dan
sejenisnya serta Perusahaan – Perusahaan lain yang memiliki Unit
Perbengkelan

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Tujuan pengembangan skema sertifikasi unit ini adalah untuk
memastikan dan memelihara kompetensi bidang Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar di lingkungan Industri Pupuk
Indonesia, sesuai dengan profil/matriks kompetensi jabatan yang
dipersyaratkan.
3.2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan asesmen Skema Klaster Operator
Mesin Perkakas Dasar oleh LSP Industri Pupuk Indonesia dan
asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor 3 tentang Perindustrian
4.2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4.6. Peraturan Menteri Pertanian tentang Kebutuhan Alokasi dan Harga
Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi
4.7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional
4.8. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No Kep: 240/MEN/X/2004
tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor
Logam Mesin

3
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

4.9. Peraturan BNSP No 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian


Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi
4.10. Peraturan BNSP No 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : Klaster
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas
Klaster : Operator Mesin Perkakas Dasar

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1 LOG.OO07.010.00 Menggerinda pahat dan alat potong
2 LOG.OO07.008.00 Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda
3 LOG.OO07.006.00 Bekerja dengan mesin bubut
4 LOG.OO07.007.00 Melakukan pekerjaan dengan mesin frais

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1.Memiliki pengalaman kerja di Bidang Perbengkelan khususnya
Bengkel Mesin dan sejenisnya serta Perusahaan – Perusahaan lain
yang memiliki Unit Kerja Perbengkelan Mesin.

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG


SERTIFIKAT
7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Peserta yang lulus uji dan dinyatakan kompeten pada uji
sertifikasi kompetensi dalam masing-masing skema akan
diberikan Sertifikat Skema Klaster Operator Mesin Perkakas
Dasar
7.1.2. Menggunakan hasil sertifikasi ini sebagai promosi diri untuk
mengajukan sertifikasi kompetensi lainnya (lebih tinggi).
7.1.3. Mendapatkan layanan dalam sertifikasi

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Menjaga kompetensinya melalui pengisian form aktifitas.

4
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

7.2.2. Melaksanakan keprofesian untuk Skema Klaster Operator


Mesin Perkakas Dasar dengan tetap menjaga kode etik profesi.
7.2.3. Bagi pemegang sertifikat kompetensi yang sudah tidak menjadi
pekerja/karyawan, maka untuk memelihara dan
memperpanjang kompetensinya dapat dilakukan melalui LSP-
IPI.

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi untuk Skema Klaster Operator Mesin Perkakas
Dasar sebesar Rp 3.000.000
8.2. Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan tingkat inflasi.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1.Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Skema Klaster Operator
Mesin Perkakas Dasar ini yang mencakup persyaratan dan
ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01)
yang dilengkapi dengan bukti :
a. Copy KTP
b. Copy Ijazah
c. Surat Rekomendasi dari departemen terkait tempat pemohon
bekerja bagi yang bekerja di perusahaan.
d. Menyerahkan Foto Berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan
dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung berupa dokumen
rekam jejak pemohon dalam melaksanakan pekerjaan logistik /
pergudangan
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang
telah ditetapkan

5
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan


sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan
untuk penilaian
9.1.6. LSP Industri Pupuk Indonesia menelaah berkas pendaftaran
untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.2.Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen Skema Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar
direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa
verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara
obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk
memastikan kompetensi .
9.2.2. Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (Assessment tools) Skema
Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar yang dipilih
diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan
dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen Skema
Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar dijelaskan, dibahas dan
diklarifikasi dengan Peserta sertifikasi
9.2.4. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan
sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan
bukti yang berkualitas
9.2.5. Bukti yang dikumpulkan melalui bukti pendukung pada
lampiran asesmen mandiri APL 02 diperiksa dan dievaluasi
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti
yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah
memenuhi aturan bukti
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan
bukti direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke
proses uji kompetensi

6
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

9.3.Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Uji kompetensi Skema Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar
dirancang untuk menilai kompetensi secara praktek, tertulis,
lisan, pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta
berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi. Rancangan
persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat
dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan
tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk
kelulusan atau ketidaklulusan.
9.3.2. Peralatan yang digunakan dalam proses pengujian Skema
Klaster Operator Mesin Perkakas Dasar diverifikasi
9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan
sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan
bukti yang berkualitas
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis , lisan ,
diperiksa dan dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti
tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti
9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi
aturan bukti direkomendasikan “Belum Kompeten”

9.4.Keputusan Sertifikasi
9.4.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta uji harus
berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses
sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi tidak
boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan
calon.
9.4.2. Peserta yang kompeten dalam masing-masing skema akan
diberikan sertifikat sesuai kompetensi yang diuji dengan masa
berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun, berlaku sejak tanggal
penerbitan sertifikat.

7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

9.5.Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. LSP mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk
pembekuan dan pencabutan sertifikasi, penambahan dan
pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga menjelaskan
tindak lanjut oleh LSP
9.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan
pembekuan sertifikat, dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP,
akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau pengurangan
ruang lingkup sertifikasi
9.5.3. LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang
sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa, selama
pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak
diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi
yang dibekukan.
9.5.4. LSP membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang
sertifikat kompetensi untuk memastikan bahwa setelah
pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk
kegiatannya

9.6.Pemeliharaan sertifikasi
9.6.1. Untuk memelihara kompetensi pemegang sertifikat kompetensi,
LSP-IPI melakukan survailen dengan memantau Peserta yang
mengikuti Uji Kompetensi.
9.6.2. Kabid Sertifikasi LSP-IPI membentuk tim untuk melaksanakan
surveilan kepada pemegang sertifikat guna memantau
keterpeliharaan klaster kompetensi yang disertifikasi sesuai
dengan persyaratan skema sertifikasi.

8
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

9.6.3. Tim surveilan LSP-IPI melaksanakan surveilan kepada


pemegang sertifikat dengan menggunakan beberapa metode
yang mencakup namun tidak terbatas pada :
9.6.3.1. Observasi lapangan/tempat kerja.
9.6.3.2. Informasi dari atasan/otoritas perusahaan.
9.6.3.3. Wawancara terstruktur.
9.6.3.4. Konfirmasi pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.
9.6.3.5. Rekanan pengalaman kerja yang relevan.
9.6.3.6. Tes/uji tertulis.
9.6.4. Tim surveilan mencatat dan melaporkan pemenuhan/tidak
terpenuhinya kompetensi pemegang sertifikat kepada Kabid
Sertifikasi LSP-IPI.
9.6.5. Kabid Sertifikasi LSP-IPI bersama tim surveilan mengevaluasi
hasil surveilan serta menetapkan tindak lanjut yang
diperlukan.
9.6.6. Kabid Sertifikasi LSP-IPI mengatur jadwal dan Pelaksanaan
surveilan kepada pemegang sertifikat secara berkala, minimal
3 (tiga) tahun sekali.

9.7.Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1. Kabid Sertifikasi menerima pengajuan sertifikasi ulang atau
perpanjangan sertifikat dari pemegang sertifikat yang yang
telah atau akan habis masa berlakunya
9.7.2. Pemegang sertifikat mengikuti persyaratan sertifikasi ulang
sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa profesi
yang disertifikasi selalu memenuhi kompetensi yang mutakhir.
9.7.3. Pemegang sertifikat yang dapat memelihara kompetensinya
dengan menunjukkan bukti-bukti/portofolio yang relevan dan
memenuhi aturan bukti dapat mengikuti proses asesmen
melalui RCC (Recognition of Current Competency) dengan
metode asesmen verifikasi bukti dan wawancara.

9
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

9.7.4. Pemegang sertifikat yang tidak dapat menunjukkan bukti-bukti


pemeliharaan kompetensinya dapat mengikuti proses asesmen
dengan pendekatan metoda observasi-demonstrasi/tempat
kerja/simulasi serta metoda tes lisan, tes tertulis dan metode
lainnya yang relevan.
9.7.5. Pemegang sertifikat yang telah memenuhi persyaratan
kompetensi dan sertifikasi ulang, untuk selanjutnya diproses
guna mendapatkan sertifikat kompetensi baru sesuai dengan
prosedur.

9.8.Penggunaan Sertifikat
9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang berlaku.
9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikat kompetensinya hanya berlaku
untuk ruang lingkup sertifikasi seperti yang tercantum dalam
skema sertifikasi ini.
9.8.3. Menyatakan bahwa tidak menyalahgunakan sertifikasi yang
dapat merugikan LSP-IPI.
9.8.4. Apabila terbukti menyalahgunakan sertifikasi, maka sertifikat
akan dibekukan, dicabut dan asesi harus mengembalikan
sertifikat kepada LSP-IPI

9.9.Banding
9.9.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian,
dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan
banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda
berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki
banding, dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil
dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil
banding sebelumnya yang serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-
tindakan untuk mengatasinya;

10
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI – Skema Klaster
Operator Mesin Perkakas Dasar

c. memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan


tindakan perbaikan dilakukan.
9.9.2 LSP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa
semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan
tepat waktu.
9.9.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui
publik tanpa diminta.
9.9.4 LSP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat
proses penanganan banding. LSP harus menjamin bahwa personil
yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan
banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang
menyebabkan banding.
9.9.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding
tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap
pemohon banding.
9.9.6 LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta
hasil penanganannya kepada pemohon banding.
9.9.7 LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada
akhir proses penanganan banding.

11

Anda mungkin juga menyukai