1807101030048
SUMMARY
ENDOMETRITIS
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
1. Aerob:
Streptokokus grup A, B dan D, enterokokus, bakteri gram-negatif – Escherchia coli,
Klebsiella dan Proteus, Staphylococcus aureus, Gardnerella vaginalis.
2. Anaerob:
Spesies peptokokus, Spesies peptostreptokokus, Golongan Bacteroides fragilis, Spesies
klostridium, Spesies fusobakterium, Spesies Mobiluncus.
3. Lain-lain:
Spesies Mycoplasma, Chlamydia tracomatis, Neisseria gonorrhoeae.
Klasifikasi
1. Endometritis Akut
Endometritis kronik tidak seberapa sering ditemukan, oleh karen infeksi yang tidak
dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan
lapisan fungsional endometrium pada waktu haid. Gejala klinis endometritis kronik adalah
leukorea dan menoragia.
Patofisiologi
Diagnosis
Pasien dengan endometritis sering mengalami demam sebagai tanda infeksi awal,
keluhan tambahan adalah nyeri perut( biasanya di daerah suprapubik), lokia purulen dan
berbau busuk. Seperti infeksi lainnya, tingkat demam sering menunjukkan keparahan infeksi.
Pada pemeriksaan fisik, nyeri tekan suprapubik dan uterus sering ditemukan pada
pemeriksaan perut dan panggul.
Tatalaksana
Pilihan antibiotik mirip dengan yang digunakan pada penyakit radang panggul atau
pelvic inflammatory desease:
Pada pasien dengan endometritis sedang hingga berat dan atau pasien dengan sectio
caesaria, pemberian antibiotik secara intravena dan rawat inap dianjurkan. Pilihan yang
diberikan yaitu:
Perbaikan klinis yang berespon terhadap pemberian antibiotik biasanya terjadi dalam
48-72 jam. Jika tidak ada perbaikan klinis dalam 24 jam, harus mempertimbangkan
pemberian awal ampisilin 2 gram dan diikuti dengan 1 gram setiap 4 jam untuk menekan
Enterococcus.
Komplikasi