Anda di halaman 1dari 4

Nashifa Farras

Summary

Prolaps Tali Pusat

DEFINISI
Tali pusat merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara plasenta dan janin yang
memiliki peranan penting dalam interaksi antara ibu dan janin selama masa kehamilan.
Gangguan sirkulasi tali pusat dapat menyebabkan afiksia terhadap organ dan metabolism janin
baik akut maupun kronis, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi luaran bayi lahir. Afiksia
berarti hipoksia yang progresif, penimbunan karbondioksida dan asidosis. Bila proses ini
berlangsung terlalu jauh mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Prolaps tali pusat adalah
keadaan darurat yang mana keadaan tali pusat dipindahkan diantara bagian yang disiapkan untuk
janin dan tulang pelvis ibu.

EPIDEMIOLOGI

Gangguan sirkulasi tali pusat dicurigai menyebBKn 20% kematian janin, dimana gangguan
mekanis dari tali pusat dapat berupa lilitan tali pusat dan prolaps tali pusat atau mungkin timbul
dari anatomi tali pusat dapat berupa lilitan tali pusat dan prolapse tali pusat atau mungkin timbul
dari anatomi tali pusat yang abnormal seperti tali pusat yang tersimpul (true knot), koil abnormal
(hypocoiling dan hypercoiling), dan insersi tali pusat yang abnormal. Gangguan aliran tali pusat
50% secara signifikan menyebabkan afiksia pada janin, yang menimbulkan efek terhadap organ
dan metabolism janin baik akut maupun kronis, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
perkembangan bayi yang dapat mempengaruhi luaran bayi lahir.

ETIOLOGI

Faktor predisposisi prolapse tali pusat terjadi akibat gangguan adaptasi bagian bawah janin
terhadap apnggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut.
Sering ditemukan pada kasus-kasus3 :
1. Presentasi bokong kaki
2. Posisi melintang
3. Letak sungsang
4. Kehamilan premature
5. Hidramnion
6. Janin kembar
7. Janin terlalu kecil
KLASIFIKASI

Prolapse Tali Pusat dapat dibedakan mejadi 3 derajat yaitu :


1. Occult prolapsed, tapi pusat terletak di samping jkepala atau di dekat pelvis tapi tidak
dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina
2. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka), jika pusat berada disamping bagian besar janin
dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendah dari bagian bawah janin sedangkan
ketuban masih intek atau belum pecah.
3. Talu menumbung (prolapses funikuli), jika tali pusat teraba keluar atau berada disamping
dan melewati bagian terendah janin di dalan jalan lahir, tali pusat dapat prolapse ke
dalam vagina atau bahkan diluar vagina setelah ketuban pecah.

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis atau gejala klinis yang dapat timbul dari prolapse tali pusat adalah :
1. Tali pusat kelihatan menonkol keluar dari vagina
2. Tali pusat dapat dirasakan/diraba dengan tangan didalam bagian yang lebih sempit dari
vagina
3. Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin terjadi sebagai mana tali pusat ditekan
antara bagian presentase dan tulang panggul
4. Bradikardia janin (DJJ<100x/menit)
5. Hipoksia janin

PATOFISIOLOGI

Letak lintang, letak sungsang terutama presentase bokong, hidromnion, KPD, dan plasenta
previa dapat menyebabkan prolapse tali pusat. Dimana tali ousat berada dibagian terendah
janin didalam jalan hair atau berada diantara bagian yang disiapkan untuk janin dan tulang
pelvis ibu, sehingga tali pusat keluar dari uterus mendahului bagian presentase pada setiap
kontraksi. Dengan demikian tali pusat akan kelihatan menonjol keluar dari vagina. Akibatnya
tali pusat terpapar udara dingin yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah tali pusat
yang dapat menyebabkan hipoksia pada janin.

KOMPLIKASI

Pada presentasi kepala, prolapses funikuli sangat berbahaya bagi janin, karena setiap saat tali
pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir dengan akibat gangguan
oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan, sebelum ketuban prcah, ancaman terhadap janin
tidak seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah bahaya kematian janin sangat besar. Myles
melaporkan hasil penelitiannya dalam perpustakaan dunia, bahwa angka kejadian berkisar
antara 9,3-0,6% persalinan.
Sedangkan pada ibu karena terjadi prolapses maka dilakukan seksio atau persalinan normal
yang dapat menimbulkan terjadinya trauma jaringan dan laserasi pada vagina serviks

PENATALAKSANAAN
1. Tatalaksana umum
Yaitu dengan memberikan oksigen 4-6 L permenit melalui masker atau kanula nasal
2. Tatalaksana khusus
a. Tali pusat berdenyut
Jika tali pusat berdenyut, berarti janin masih hidup
 Tegakkan diagnosis kala persalinan dengan melakukan periksa dalam segera
 Jika ibu berada dikala satu persalinan, pada semua kasus
- dengan memakai sarung tangan yang steril atau didesinfeksi tingkat tinggi,
memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan dorong bagian presentasi ke
atas untuk mengurangi tekanan pada tali pusat dan keluarkan bagian
presentasi dari panggul
- letakkan tangan lain diatas sbdomen diarea suprabupik untuk menjaga
bagian presentasi tetap berada diluar panggul
- setelah bagian presentassi ditahan dengan kuat diatas pintu atas panggul,
keluarkan tangan dari vagina. Pertahankan tangan diatas abdomen sampai
seksio sesaria dilakukan.
- Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg melalui I secara perlahan selama
2 menit untuk mengurangi kontraksi
- Lakukan seksio sesarea dengan segera
 Jika ibu berada di kala dua persalinan
- Percepat pelahiran dengan episiotomy dan ekstraksi vakum atau dengan
forsep
- Jika presentasi bojong, lakukan ekstraksi bokong dan gunakan forsep piper
atau fosep panjang untuk melahirkan kepala pada presentasi bokong
- Siapkan resusitasi bayi baru lahir
b. Tali pusat tidak berdenyut
Jika tali pusat tidak berdenyut, berarti janin telah mati. Lahirkan dengan cara yang
tidak terancam bagi ibu.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pramono A.M.B, putra D.E.S.2016. Pengaruh indeks koil tali pusat terhadap indeks
ponderal bayi baru lahir kehamilan aterm. Jurnal kedokteran diponegoro
2. Sari, RP. 2010 . Faktor-faktor resiko kejadian asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) di
RSUD Wates Kulon Progo. Yogyakarta. Jurnal Karya Tulis Ilmiah
3. Scribd. 2012. Askep Pada Klien dengan Prolaps Tali Pusat. Diakses pada tanggal 26
oktober 2012 melalui http://www.google.co.id
4. Cunningham, F.Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
5. Nanda international. 2012. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakaerta : EGC

Anda mungkin juga menyukai