pg. 80
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
Inti Mengamati
95 menit
- Menyimak bacaan Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24,
dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 dan hadits yang terkait dengan
hormat kepada dan patuh kepada orangtua dan guru secara
individu maupun kelompok.
Menanya
- Mengajukan pertanyaan tentang kaedah tajwid yang terdapat dalam
Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
- Mengajukan pertanyaan tentang makna mufrodat yang terdapat
dalam Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S.
al- Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
Eksperimen/Eksplor
- Menganalisa kaedah tajwid yang terdapat Q.S. al-Baqārah/2:83,
Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 serta
Hadits yang terkait
- Diskusi tentang makna mufrodat dan ijmali yang terdapat dalam
Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
Diskusi tentang kandungan makna Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-
Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkai
Assosiasi
- Menyimpulkan kaedah tajwid yang terdapat pada Q.S. al-
Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
- Menyimpulkan makna mufrodat dan ijmali yang terdapat dalam
Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
- Menyimpulkan kandungan makna Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-
Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 serta Hadits yang
terkait
Komunikasi
- Menyajikan kaedah tajwid yang terdapat Q.S. al-Baqārah/2:83,
Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 serta
Hadits yang terkait
- Menyajikan makna mufrodat dan ijmali yang terdapat dalam Q.S.
al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
- Menyajikan kandungan makna Q.S. al-Baqārah/2:83, Q.S. Al-
Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al- Ankabut/29:8 serta Hadits yang
terkait
- Mendemonstrasikan bacaan tartil dan hafalan Q.S. al-
Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
Refleksi
- Menampilkan sikap hormat pada Orang Tua dan Guru dalam
kehidupan sehari-hari sebagai refleksi dari pemahaman Q.S. al-
Baqārah/2:83, Q.S. Al-Isrā’/17:23-24, dan Q.S. Q.S. al-
Ankabut/29:8 serta Hadits yang terkait
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
Penutup 20 menit
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
pg. 81
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Mengucapkan salam
H Alat (Bahan) / Sumber Belajar:
a. Alat / Bahan : Al Qur’an, Power point, Video, LCD, Laptop
b. Sumber Belajar :
Buku PAI Kls XI Kemdikbud
Al-Quran dan Al-Hadits
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Qur’an
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
I Penilaian
1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
pg. 82
Lampiran
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan
sopan santun membaca Al Qur’an.
Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak, sepanjang
keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan,
seorang anak tetap harus berbakti meskipun orang tuanya kafir atau musyrik. Hal ini ditegaskan
oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surah Luqmān/31:15 yang artinya, “Jika keduanya
(ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti keduanya, dan bergaullah dengan
keduanya di dunia dengan baik.”
Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan tata cara pergaulannya.
Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling berkaitan. Seorang anak tidak diperkenankan
mengucapkan kata-kata yang kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga
membuat mereka sakit hati. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. alIsrā/17:23)
Ayat ke-23 surah al-Isrā di atas, menjelaskan bahwa setiap anak mesti memberikan perhatian
kepada orang tuanya. Sopan santun, baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan nilai-nilai
yang harus dilakukan seorang anak kepada orang tuanya. Bahkan, ucapan “ah”, “ih”, “hus” yang
bernada penolakan atau pembangkangan terhadap perintahnya adalah dilarang, apalagi sampai
memukul atau perbuatan kasar lainnya yang menyakiti mereka.
pg. 83
Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang
tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.”
Jadi, jelaslah bahwa perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan perintah
langsung dari Allah Swt. yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang beriman. Kepatuhan
kepada kedua orang tua merupakan bukti kepatuhan kepada Allah, dan kedurhakaan kepada
keduanya merupakan kedurhakaan kepada Allah Swt.
Islam menempatkan kedudukan orang tua pada tempat terhormat dalam al-Qur’ān. Kedua orang
tua menempati posisi penting dalam berbakti seorang manusia setelah beribadah kepada Allah
Swt. Perlakuan kepada keduanya merupakan pintu keberkahan maupun kesulitan bagi seorang
anak. Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang
Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan hidup kepada anak tersebut. Tetapi
sebaliknya, jika seorang anak durhaka kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan
jalan hidupnya. Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya:
Artinya: “Ri«a Allah terletak pada ri«a orang tua, dan murk Allah terletak pada kemurkaan orang
tua”. (H.R. Baihaqi)
Banyak riwayat yang mengemukakan tentang keutamaan berbakti kepada orang tua. Keutamaan-
keutamaan tersebut akan diperoleh seorang anak baik di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun
keutamaan-keutamaan berbakti kepada ornag tua di antaranya adalah seperti berikut. a.
Penghapus dosa besar
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. dan
berkata, “Saya telah melakukan suatu dosa besar. Apakah mungkin dosa itu diampuni?”
Rasulullah saw. bertanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup?” Lelaki itu dengan
sedih menjawab, “Keduanya telah meninggal dunia.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Apakah
kaupunya khallah (saudara ibu)?” “Ya punya.” Jawab lelaki itu. Maka Rasulullah kembali
bersabda, “Baktikanlah dirimu kepadanya.” (H.R.
Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim)
pg. 84
Rasulullah saw. bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang yang birrul walidain.
Barangsiapa yang berbakti kepada ibu bapaknya, akan terbukalah pintu itu, dan siapa yang
durhaka kepada keduanya, tertutuplah pintu itu baginya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Śahih
dalam “At-Targib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)
B. Hormat dan Patuh kepada Guru
1. Makna Seorang Guru
Guru adalah orang yang memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-
muridnya. Ia mengajari cara membaca, berhitung, berpikir, dan sebagainya. Guru juga
mengajarkan nilai-nilai moral dan nilainilai akhlak yang tinggi kepada murid-muridnya. Ia tidak
hanya memberikan pengetahuan saat di sekolah, tetapi juga memberikan bimbingan saat
dibutuhkan di luar sekolah.
Setiap guru pasti akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang mungkin tidak didapatkan seorang
anak dari orang tuannya di rumah. Tanpa pendidikan dan bimbingannya, bisa jadi kita tidak akan
mengetahui segala yang nyata maupun yang tersembunyi di alam raya ini. Tanpa bimbingannya
pula, bisa jadi kita tidak dapat membedakan mana yang benar maupun yang salah, mana yang
dibolehkan dan mana yang dilarang. Jasa seorang guru dalam mendidik dan mencerdaskan
murid-muridnya tidaklah dapat diukur dengan materi. Berkat jasa gurulah, kita menjadi
terpelajar.
Dalam ajaran Islam, guru atau ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan luas
dibandingkan dengan orang lainnya. Ia merupakan pewaris para nabi dalam menyampaikan
kebaikan kepada orang lain. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “...Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.
Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S. Fā¯ir/35:28)
Sebagaimana seorang anak memperlakukan orang tuanya, bagitu pulalah sikap yang harus
ditunjukkan oleh murid kepada gurunya. Karena jasanya yang sangat besar kepada murid-
muridnya, sudah selayaknya seorang murid menerapkan perilaku atau adab yang baik kepada
gurunya. Adapun adab seorang murid kepada guru di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Hendaklah merendahkan diri di hadapan guru, tidak keluar dari tempat belajar sebelum mendapat
izin dari guru.
b. Hendaklah memandang guru dengan penuh rasa ta’zim atau hormat dengan meyakini bahwa
gurunya memiliki kelebihan.
c. Hendaklah duduk di hadapan guru dengan sopan, tenang, dan mendengarkan apa yang dijelaskan
oleh guru.
d. Hendaklah tidak berjalan, duduk, atau memulai perkataan sebelum meminta izin kepada guru.
e. Patuh terhadap perkataan dan perintahnya.
Refleksi
Berilah tanda checklist () yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-
pernyataan yang tersedia!
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No Pernyataan Kebiasaan
pg. 85
Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1 Membantu pekerjaan ibu/ayah di rumah.
2 Mengucapkan salam saat berangkat dan kembali
dari sekolah.
3 Mencium tangan ibu/ayah ketika hendak pergi
ataupun pulang ke rumah.
pg. 86
Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar
TANGGUNG
DISIPLIN PEDULI KERJA KERAS
NO NAMA SISWA JAWAB
A B C A B C A B C A B C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
39
pg. 87
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1 Disiplin
a Selalu hadir di kelas tepat waktu
b Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2 Tanggung jawab
a Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d Partisipasi dalam kelompok
3 Peduli
a Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
d Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4 Kerja keras
a Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b Menunjukkan sikap pantang menyerah
c Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
PEDOMAN PENILAIAN:
a Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian
dalam waktu tertentu.
b Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
.
Tugas
- Melakukan telaah terhadap kaedah tajwid dan kandungan makna yang terdapat dalam Al-Qur’an surat
At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
Observasi
- Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
- Isi diskusi (kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, dan kandungan makna ayat al-Qur’an)
kompetitif dalam kebaikan dan kerja keras dalam kehidupan seha-hari sebagai implemantsi dari pemahaman
Al-Qur’an surat At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
Portofolio
- Membuat laporan tentang kaedah tajwid, makna mufrodat dan ijmali, serta kandungan makna Al-
Qur’an surat At Taubah (9): 119 serta Hadits yang terkait
Tes
- Tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal pilihan ganda dan uraian
pg. 88