Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS PERANCANGAN KERJA


FISIOLOGI
Dosen Pengampu: Ferida Yuamita

Disusun oleh:

1. Zerina Triwuni (5180611095)


2. Dian Clarita A. (5180611150)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
1. Landasan Teori
A. Beban Kardiovaskuler (cardiovascular load = %CVL)
Denyut nadi merupakan salah satu variabel fisiologis tubuh yang menggambarkan
tubuh dalam keadaan statis atau dinamis. Oleh karena itu denyut nadi dipakai sebagai
salah satu indicator yang dipakai untuk mengetahui berat ringanya beban kerja seseorang.
Semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk
bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis lainya (Azizah, 2005).
Beban Kardiovaskuler (cardiovascular load = %CVL) adalah perbandingan antara
peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum, yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

Dari penghitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi


sebagai berikut:
x ≤ 30 % = tidak terjadi kelelahan
30 < x ≤ 60 % = diperlukan perbaikan
60 < x ≤ 80 % = kerja dalam waktu singkat
80 < x ≤ 100 % = diperlukan tindakan segera
x > 100 % = tidak diperbolehkan beraktifitas

B. Denyut Nadi
Data denyut nadi yang perlu diketahui terkait dengan beban kerja adalah:

1. Denyut nadi istirahat atau denyut nadi pada waktu tidak bekerja. Disebut sebagai
denyut nadi istirahat, karena pengukuran dilakukan pada subjek dalam keadaan
istirahat. Pada orang dewasa normal, denyut nadi saat istirahat berkisar antara 60
- 80 denyut setiap menit. (Adiputra, 2002).
2. Denyut nadi kerja (nadi saat kerja fisik) yaitu denyut nadi yang diukur pada saat
subjek sedang melaksanakan pekerjaan. Kecepatan denyut nadi yang terjadi saat
bekerja adalah sebagai akibat dari kecepatan dari metabolisme dalam tubuh
(Grandjean, 1988; Adiputra, 2002).
3. Denyut nadi pemulihan atau recovery heart rate yaitu denyut nadi yang dialami
saat pekerja selesai melaksanakan pekerjaannya. Beban kerja yang diterima
pekerja saat bekerja dapat pula diketahui dengan mengukur denyut nadi
pemulihan. Ketika mulai berhenti bekerja, maka saat itu denyut nadi akan mulai
mengalami penurunan denyut nadinya sampai kembali ke kondisi awal (sebelum
bekerja) kondisi denyut nadi tersebut disebut nadi pemulihan (Grandjean, 1988;
Adiputra,2002).

2. Pengumpulan Data
Aktivitas : Mengayuh sepeda

Aktivitas Denyut Jantung

Dn0 Dn1 Dn2 Dn3 D0,5 D1 D5


Jarak tempuh
80 85 86 88 86
0,5 km
Jarak tempuh
86 86 88 90 88
1 km
Jarak tempuh
91 92 93 96 94
1,5 km

3. Pengolahan Data
3.1 Cardiovaskular Load
100 x (denyut nadi kerja−denyut nadi istirahat )
% CVL=
denyut nadi maksimum−denyut nadi istirahat

 Aktivitas mengayuh 0,5 km (laki-laki)


(86−80) 6
% CVL=100 % x =100 % x =5
( 220−20 )−80 120
% CVL = 5 %, hal ini berarti tidak terjadi kelelahan dalam aktivitas tersebut.

 Aktivitas mengayuh 1 km (laki-laki)


(88−86) 2
% CVL=100 % x =100 % x =1,7
( 220−20 )−86 114

% CVL = 1,7 % hal ini berarti tidak terjadi kelelahan dalam aktivitas tersebut.

 Aktivitas mengayuh 1,5 km (laki-laki)

(94−91) 3
% CVL=100 % x =100 % x =2,7
( 220−20 )−91 109

% CVL = 2,7 % hal ini berarti tidak terjadi kelelahan dalam aktivitas tersebut.

3.2 Energi Expenditure Istirahat


Heart rate during
Oxygen consumption Energy expenditure
Work load work
(liter/min) (cal/min)
(beats/min)

Light
0,5 – 1,0 2,5 – 5,0 60 – 100
Moderate
1,0 – 1,5 5,0 – 7,5 100 – 125
Heavy
1,5 – 2,0 7,5 – 10,0 125 – 150
Very
2,0 – 2,5 10,0 – 12,5 150 - 175
heavy

 Jarak tempuh 0,5 km


60−80 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−20 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=4,5
menit
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 4,5 kkal/menit

 Jarak tempuh 1 km
60−86 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−26 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=4,125
menit
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 4,125 kkal/menit

 Jarak tempuh 1,5 km


60−91 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−31 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=4,225
menit
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 4,225 kkal/menit

3.3 Energi Expenditure Kerja

 Jarak tempuh 0,5 km


60−86 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−26 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=4,125
menit
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 4,125 kkal/menit

 Jarak tempuh 1 km
60−88 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−28 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=4,3
menit
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 4,3 kkal/menit
 Jarak tempuh 1,5 km
60−84 2,5−x
¿ =
60−100 2,5−5
−24 2,5−x
¿ =
−40 −2,5
Kkal
x=1,5
menit

Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 1,5 kkal/menit

3.4 Rest Period

 Jarak tempuh 0,5 km


t ( w−4 )
Rp =
w−1,5

60 ( 4,5−4 )
=
4,5−1,5

60 ( 0,5 )
=
3

30
= 3 = 10

Jadi, rest period yang dibutuhkan adalah 10 menit.

 Jarak tempuh 1 km

t( w−4)
Rp =
w−1,5

60(4,125−4 )
=
4,125−1,5
60(0,125)
=
2,625
7,5
= 2,625 = 2,85

Jadi, rest period yang dibutuhkan adalah 2,85 menit.


 Jarak tempuh 1,5 km
t( w−4)
Rp =
w−1,5
60(4,225−4 )
=
4,225−1,5
60(0,225)
=
2,725
13,5
= 2,725

= 4,95

Jadi, rest period yang dibutuhkan adalah 4,95 menit.

4. Pembahasan
1. Beban Cardiovaskulas

Jarak Tempuh % CVL


0,5 5% < 30%
1 1,7% < 30%
1,5 2,7% < 30%

 Pada jarak 0,5 km diperoleh beban cardiovaskulas sebesar 5 % yaitu kurang dari
30% maka tidak terjadi kelelahan.
 Pada jarak 1 km diperoleh beban cardiovaskulas sebesar 1,7% yaitu kurang dari
30% maka tidak terjadi kelelahan.
 Pada jarak 1,5 km diperoleh beban cardiovaskulas sebesar 2,7 % yaitu kurang
dari 30% maka tidak terjadi kelelahan.

2. Energi Expenditure

JarakTempuh Denyut Istirahat Denyut Kerja


0,5 4,5 4,125
1 4,125 4,3
1,5 4,225 1,5

 Pada jarak 0,5 km energy expenditure yang diperlukan pada waktu istirahat yaitu
4,5 kkal/menit dan energy expenditure saat kerja yaitu 4,125 kkal/menit.
 Pada jarak 1 km energy expenditure yang diperlukan pada waktu istirahat yaitu
4,125 kkal/menit dan energy expenditure saat kerja yaitu 4,3 kkal/menit
 Pada jarak 1,5 km energy expenditure yang diperlukan pada waktu istirahat yaitu
4,225 calories/minutes dan energy expenditure saat kerja yaitu 1,5 kkal/menit.

3. Rest Period
Jarak Tempuh Rest period
0,5 10
1 2,85
1,5 4,95

 Rest period yang dibutuhkan pada jarak 0,5 km adalah 10 menit.


 Rest period yang dibutuhkan pada jarak 1 km adalah 2,85 menit..
 Rest periode yang dibutuhkan pada jarak 1,5 km adalah 4,95 menit.

5. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis terhdapa data yang ada, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Merancang shift kerja atau mengetahui beban pekerjaan dengan prinsip fisiologi
harus memperhatikan %CVL, Energy Expenditure, dan waktu istirahat kerja yang
ideal, agar pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
2. Aktivitas mengayuh sepeda pada jarak 0,5 km; 1 km; dan 1,5 km tidak terjadi
kelelahan, karena beban kardiovaskular (CVL) kurang dari 30%
3. Energi expenditure waktu istirahat pada jarak 0,5 km perlu 4,5 kkal/menit, pada
jarak 1 km perlu 4,125 kkal/menit, dan pada jarak 1,5 km perlu 4,225 kkal/menit
4. Energi expenditure saar kerja pada jarak 0,5 km perlu 4,125 kkal/menit, pada jarak
1km perlu 4,3 kkal/menit, dan pada jarak 1,5 perlu 1,5 kkal/menit
5. Rest period yang diperlukan pada jarak 0,5 km adalah 10 menit, jarak 1 km adalah
2,85 menit, dan jarak 1,5 km adalah 4,95 menit.

Anda mungkin juga menyukai