INVESTASI
(MENGGUNAKAN METODE PV, NPV,
BCR, IRR, PP, DAN PI, BEP, DAN
MARR)
Dian Clarita A.
518061150
LATAR BELAKANG
KASUS 1
Di desa Lembah Sari Kecamatan Rumbai Peisisir terdapat kelompok tani yang
berencana membuat usaha makanan kecil dari singkong. Sebagai langkah awal untuk
pemanfaatan singkong tersebut, kelompok tani perlu menyediakan sejumlah dana untuk
investasi usaha keripik singkong, antara lain investasi modal untuk peralaatan dan bahan baku
usaha, serta investasi modal kerja, pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan analisis evaluasi investasi
terhadap investasi usaha keripik singkong di Desa Lembah Sari Kecematan Rumbai Pesisir.
PENGUMPULAN DATA
KASUS 1
Dalam menjalankan operasional Usaha Keripik Singkong Desa Lembah Sari, pendapatan merupakan
hasil operasi kelompok tani. Berikut merupakan pengklasifikasian modal dalam penelitian ini:
Perkiraan perhitungan rugi/laba usaha keripik singkong di Desa Lembah Sari Kecamatan Rumbai
Pesisir terlihat pada tabel 5.1, sedangkan Cash flowsnya terlihat pada tabel 5.2 berikut ini:
METODE DAN PENYELESAIAN MASALAH
1. METODE NET PRESENT VALUE (NPV)
Metode ini merupakan jumlah present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial
cash outflow). Dalam hal ini acuan yang dipergunakan adalah besaran neto saat ini (Net Present Value)
A
NET PRESENT
VALUE
NPV
t 1..n ( a r ) t Keterangan:
t = Cash flow pada tahun ke
A = Jumlah cash flow tiap tahun
1 r = Discount rate
DISCOUNT RATE 𝐷𝐹 =
(1 + 𝑟)𝑡
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak atau tidak, diperlukan suatu
ukuran / kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
Dalam kasus ini, akan dianalisis selisih antara Present Value dari komponen manfaat dan Present
Value dari komponen biaya apakah investasi dapat menghasilkan keuntungan dilihat dari aliran kas yang
dihasiilkan dalam umur investasi dengan menggunakan factor interest sebesar 9 % pertahun.
Keterangan:
NPV = Total Present Value Proceeds - Total Present Value Outlays • Present Value Proceeds: Uang yang
dikeluarkan (investasi)
NPV = 49.519.800 – 13.438.320 • Total Present Value Outlays: Uang yang
diterima
NPV = 32.299.800,
Dilihat dari kreteria penilaian investasi metode Net Present Value (NPV), investasi usaha keripik
singkong menghasilkan NPV positif sebesar Rp 32.299.800,00 selama umur investasi. Maka dapat
disimpulkan usaha keripik singkong Desa Lembah Sari layak dilakukan dan dikembangkan.
2. METODE BENEFIT COST RATIO (BCR)
Prinsip dasar metode Benefit Cost Ratio adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat
efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh.
■ BCR: Benefit Cost Ratio
BCR ■ NPB: Net present benefit
■ NPC: Net present cost
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah :
■ BCR > 1 Artinya investasi layak
■ BCR < 1 Artinya investasi tidak layak.
ANALISIS METODE BCR
Prinsip dasar metode Benefit Cost Ratio adalah mencari indeks yang menggambarkan tingkat
efektifitas pemanfaatan biaya terhadap manfat yang diperoleh. Berdasrkan perhitungan dari net present
value (NPV) sebelumnya, dapat diketahui:
Rp 49.519.800,00
BCR BCR: = 2,87
Rp 17.220.000,00
Oleh karena Benefit Cost Ratio-nya lebih besar dari 1 ( 2,87 > 1), maka dapat disimpulkan bahwa
usaha keripik singkong Desa Lembah Sari layak dilaksanakan.
3. METODE INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi
awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp 0,
secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
IRR :
Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini
adalah:
■ IRR ≥ Suku bunga maka suatu proyek dikatakan layak
■ IRR < Suku bunga maka proyek dinyatakan tidak layak.
ANALISIS METODE IRR
Dalam hal ini IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, secara matematis
dirumuskan sebagai berikut:
Tabel Perhitungan IRR Selama Umur Investasi
𝑵𝑷𝑽
IRR =𝒊′ + 𝐱 𝒊′ − 𝒊′′
𝑵𝑷𝑽′−𝑵𝑷𝑽′′
1.319.820,00
IRR = 80% + x 90% − 80%
18.539.820,00 − 16.871.760,00
Berdasarkan hasil perhitungan Internal Rate Of Return
1.319.820,00
IRR = 80% + x 10% (IRR) yang dicapai sebesar 80,79% atau lebih besar dari
1.668.060,00
IRR = 80% + 0,790 x 10% suku bunga, maka dapat disimpulkan, bahwa Usaha
IRR = 80% + 0,79% Keripik Singkong Desa Lembah Sari sangat layak
IRR = 80,79% dilaksanakan dan dikembangkan.
4. METODE PAYBACK PERIOD (PP)
Periode pengembalian atau jangka waktu pengembalian modal (Payback Period) adalah jangka
waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih
(net).
Untuk mendapatkan indeks Payback Period dapat digunakan dua cara, yaitu cara grafis dan cara
analisis dengan perhitungan. Kriteria kelaayaakan metode Payback Period:
■ Proyek dikategorikan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih pendek dari
pada usia ekonomis proyek.
■ Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama dari
pada usia ekonomis proyek yang bersangkuatan
ANALISIS METODE PP
Rp 1.260.000,00
𝐏𝐚𝐲𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝 = 1 tahun + x 12 bulan
Rp 15.960.000,00
𝐏𝒂𝒚𝒃𝒂𝒄𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅 = 1 Tahun + 0,95 bulan (dibulatkan menjdi 1 bulan)
𝐏𝒂𝒚𝒃𝒂𝒄𝒌 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅 = 1 tahun 1 bulan
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui, bahwa modal investasi usaha keripik singkong di
Desa Lembah Sari Kecematan Rumbai Pesisisr akan dapat kembali dalam jangka waktu 1 tahun 1 bulan.
Oleh karena umur ekonomis usaha tersbut selama 3 tahun maka dapat ditarik kesimpulan, ditinjau dari
metode Payback Period (periode pengembalaian modal) layak untuk dilaksanakan.
KESIMPULAN
KASUS 1
Secara keseluruhan hasil penelitian investasi pada Usaha Keripik Singkong di Desa Lembah Sari Kecematan Rumbai
Pesisir memerlukan total Investasi sebesar Rp 17.220.000,00 dengan umur ekonomis selama tiga tahun. Berdasarkan
perhitungan menggunakan metode kelayakan investasi, diperoleh hasil sebagai berikut:
• Metode NPV didapat nilai yang positif sebesar Rp 32.299.800,00 dengan tingkat discount factor sebesar 9%.
• Metode BCR diketahui perhitungan dari net present sebesar Rp 49.519.800,00, sedangka net present cost-nya sebesar
Rp 17.220.000,00 maka dapa diitung benefit cost ratio-nya adalah sebesar 2,78. (Lebih besar dari 1)
• Metode IRR dengan perhitungan sebesar 80,79% tingkat keuntungan yang sangat baik jauh diatas tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebesar tingkat discount rate yang ditentukan.
• Berdasarkan Metode PP usaha tersebut layak dilaksanakan, karena pengembalaian modal investasi usaha tersebut
hanya memerlukan waktu selama 1 tahun 1 bulan, sedangkan umur ekonomis usaha tersebut selama 3 tahun.
LATAR BELAKANG
KASUS 2
PD. Carole Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan daging sapi
segar, namun karena beberapa faktor PD. Carole Jaya berencana untuk melakukan
pengembangan dengan membuat produk baru yaitu membuat dendeng sapi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, pengembangan produk ini
perlu dilakukan kajian dan analisis investasi untuk memperhitungkan kelayakan investasi dari
usaha pembuatan dendeng sapi.
PENGUMPULAN DATA
KASUS 2
Untuk menghitung kelayakan investasi usaha dendeng daging sapi ini diperlukan data-data keuangan
diantaranya adalah data biaya tetap, biaya variabel dan cashflow. Untuk menghitung data tersebut, dibutuhkan
beberapa data sebagai berikut:
Tabel 1. Biaya Variabel Pembuatan Dendeng Daging Sapi
Tabel 3. Pendapatan Bulan Februari 2018 – Februari 2019
Metode PI (Profitabilitas Indeks) adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus kas
selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek.
Pada perhitungan PI, nilai aliran kas masuk diperoleh dari perhitungan total revenue, sedangkan
untuk nilai investasi diperoleh dari perhitungan total cost dari pembuatan dendeng daging sapi.
Rp 158.400.00,00
PI = = 1,35
Rp 117.540.000,00
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai PI (profitability index) sebesar 1,35 (1,35 > 1)
artinya adalah investasi tersebut dapat dijalankan (feasible).
2. METODE BREAK EVEN POINT (BEP)
BEP (Break Even point) merupakan titik dimana total biaya sama dengan total penghasilan. Metode ini
digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
BEP
BEP
ANALISIS METODE BREAK EVEN POINT (BEP)
Artinya, dengan jumlah produksi sebanyak 55 Kg Artinya, dengan biaya Rp 14.210.000,- dan harga
dan total biaya Rp 14.210.000,- maka untuk jual Rp. 320.000,- maka untuk mencapai titik
mencapai titik impas, harga jual dendeng paling impas, jumlah dendeng paling minimal yang terjual
minimal adalah Rp. 258.500,- per Kg. adalah 44,4 Kg.
KESIMPULAN
KASUS 2
Secara keseluruhan hasil penelitian investasi pada PD. Carole Jaya melakukan upaya pembuatan
dendeng daging sapi sangat layak dan menguntungkan bagi PD. Carole Jaya. Berdasarkan perhitungan
menggunakan metode kelayakan investasi, diperoleh hasil sebagai berikut:
• Metode PI didapat bahwa nilai PI (profitability index) sebesar 1,35 (1,35 > 1), yang berarti investasi
tersebut dapat dijalankan (feasible).
• Analisis BEP (Produksi) diketahui dengan jumlah produksi sebanyak 55 Kg dan total biaya Rp
14.210.000,- maka untuk mencapai titik impas, harga jual dendeng paling minimal adalah Rp.
258.500,- per Kg.
• Analisis BEP (Unit) diketahui dengan biaya Rp 14.210.000,- dan harga jual Rp. 320.000,- maka untuk
mencapai titik impas, jumlah dendeng paling minimal yang terjual adalah 44,4 Kg
LATAR BELAKANG
KASUS 3
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara
khusus untuk kepentingan pendidikan. Untuk menghindari resiko kerugian perlu dilakukan studi
kelayakan pada Alat Permainan Edukatif (APE)
Studi kelayakan ini dilakukan untuk menghindari risiko kerugian, memudahkan
perencanaan, dan pelaksanaan pekerjaan. Pertimbangan dilakukan pada aspek finansial untuk
melihat apakah produk mainan anak ini layak atau tidak untuk di produksi dan dipasarkan.
1. Minimum Attractive Rate of Return (MARR)
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) merupakan nilai minimal tingkat pengembalian atau bunga yang
diinginkan oleh investor dan hasil dari suatu investasi harus lebih besar atau sama dengan MARR. Berikut
merupakan rumus MARR:
Diketahui:
■ α = 3%, karena produk bisa rusak apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama
■ Ekspektasi laba = 0%
MARR = 5% + 3% + 0%
MARR = 8%
KESIMPULAN
KASUS 3
Berdasarkan perhitungan investasi menggunakan metode MARR pada Alat Permainan Edukatif
(APE), didapatkan nilai minimum attractive rate of return sebesar 8%. Nilai MARR yang telah
ditetapkan oleh perusahaan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan tingkat IRR yang dicapai dalam
periode 4 tahun adalah 67%, sehingga:
Permata, H. E. G. and Laila, A. (2019) ‘Analisis Kelayakan Pengembangan Produk Alat Permainan
Edukatif dengan Pengenalan Bahasa Arab bagi Anak Usia Dini’, Jurnal Rekayasa Sistem Industri,
8(2), pp. 63–74. doi: 10.26593/jrsi.v8i2.3118.63-74.