Anda di halaman 1dari 56

MANAJEMEN

RESIKO K3
Pengertian Risiko adalah sesuatu yang mengarah

RISIKO pada ketidakpastian atas terjadinya


suatu peristiwa selama selang waktu
tertentu yang mana peristiwa tersebut
menyebabkan suatu kerugian baik itu
kerugian kecil yang tidak begitu
berarti maupun kerugian besar yang
berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dari suatu perusahaan.
 Manajemen Risiko didefinisikan sebagai
proses, mengidentifikasi, mengukur dan
Manajemen memastikan risiko dan mengembangkan

Risiko strategi untuk mengelola risiko tersebut.


Dalam hal ini manajemen risiko akan
Secara melibatkan proses-proses, metode dan
umum teknik yang membantu manajer proyek
maksimumkan probabilitas dan
konsekuensi dari event positif dan minimasi
probabilitas dan konsekuensi event yang
berlawanan
• Manajemen Risiko K3 adalah suatu

upaya mengelola risiko untuk mencegah

Manajemen terjadinya kecelakaan yang tidak


Risiko K3 diinginkan secara komprehensif,

terencana dan terstruktur dalam suatu

kesisteman yang baik.


SASARAN

Menganalisa
kemungkinan
Melaksanakan Mengevaluasi bahaya yang telah
Menjelaskan
kegiatan besarnya resiko teridentifikasi dan
pengetahuan dari
identifikasi bahaya untuk menentukan tingkat
identifikasi bahaya
di tempat kerja pengendaliannya keparahannya jika
terjadi
Tahapan
Manajemen
Risiko K3
MANFAAT
1. Menjamin kelangsungan usaha,dengan mengurangi risiko
dari setiap kegiatan yg mengandung risiko
2. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak
diinginkan
3. Menimbulkan rasa aman, dikalangan pemegang saham
kelangsungan dan keamanan investasinya
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko
operasi bagi setiap unsur dalam organisasi perusahaan
5. Memenuhi persyaratan
INSIDEN, KECELAKAAN KERJA (ACCIDENT),
NEARMISS
Pengertian Nearmiss
Pengertian Insiden Pengertian Kecelakaan Kerja
ialah insiden yang
ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana atau accident
tidak menimbulkan
cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan ialah insiden yang menimbulkan
cedera, penyakit
(kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan cedera, penyakit akibat kerja
akibat kerja (PAK)
darurat. (PAK) ataupun kefatalan
ataupun kefatalan
(kematian).
(kematian).
Teori Domino Heinrich oleh H.W. Heinrich
1. Hereditas
Hereditas mencakup latar belakang seseorang, seperti pengetahuan yang kurang atau
mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala.
2. Kesalahan manusia
Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang berkaitan dengan
fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.
3. Sikap dan kondisi tidak aman
Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi prosedur kerja, tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak
mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan risiko tinggi, dan
sebagainya.
Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak
pakai, tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang lengkap.
4. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja terjadi karena
adanya kontak dengan sumber bahaya.
5. Dampak kerugian
Dampak kerugian bisa berupa:
Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia
Pengusaha: biaya langsung dan tidak langsung
Konsumen: ketersediaan produk
Teori Domino Heinrich oleh H.W. Heinrich (2)

• Menurut Heinrich, kunci untuk


mencegah kecelakaan kerja adalah
menghilangkan sikap dan kondisi tidak
aman (kartu ketiga).
• Sesuai dengan analogi efek domino, jika
kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya
kartu kesatu dan kedua jatuh, ini tidak
akan menyebabkan jatuhnya semua
kartu.
Piramida kecelakaan kerja (Heinrich)
LATAR BELAKANG
The Cost of Accident at Work ( United Kingdom,
1993 )
Suatu studi terhadap perusahaan-perusahaan berbeda mengenai biaya
yang dikeluarkan untuk menangani kecelakaan kerja, mendapatkan
kesimpulan :
Biaya kecelakaan kerja mencapai :
• 37 % dari laba tahunan
• 8,5 % dari nilai tender
• 5 % dari biaya operasional
Dari 80 % kecelakaan dan insiden sebanyak 8 % berakibat serius seperti
cidera berat atau kematian
MANAJEMEN RESIKO
Dilakukan karena :
1. Terdapat sumber bahaya dari bahan, proses, alat
atau lingkungan kerja yang sulit untuk
dihilangkan di tempat kerja
2. Untuk menentukan tindakan pengendalian
resiko yang sesuai dengan sumber daya yang
ada
3. Menilai efektivitas tindakan pengendalian resiko
yang telah dilakukan
TIPE-TIPE BAHAYA
➢Pabrik dan peralatan
➢Listrik
➢Kimia
➢Penanganan manual
➢Occupational overuse syndrome ( RSI )
➢Biologi
➢Fisik
➢Kebisingan
➢Lingkungan kerja
PENILAIAN RESIKO

Resiko adalah kemungkinan terjadinya cidera atau sakit karena


adanya penampakan suatu bahaya
Faktor yang harus diperhitungkan :
1. Severity / Keparahan
2. Frekuensi / Peluang
3. Intensitas
4. Waktu
PENGENDALIAN RESIKO
Tujuan utama penilaian resiko adalah untuk menentukan
prioritas dalam pengendalian resiko
Jika suatu bahaya telah dinilai, pilihan pengendalian untuk
menghilangkan atau mengurangi resiko kemunculan bahaya harus
dipertimbangkan
MANAJEMEN RESIKO

Penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen,


prosedur dalam aktivitas identifikasi bahaya, analisa,
penilaian, pengendalian dan pemantauan dan tinjauan resiko
Kegiatan manajemen resiko sebaiknya dilakukan oleh suatu tim,
karena;
1. Lebih banyak informasi / data yang terkumpul
2. Terdapat sudut pandang yang lebih beragam
3. Solusi akan lebih dapat diterima semua pihak
Kegiatan manajemen resiko dapat dilakukan pada saat :
1. Tahap awal / perancangan
2. Pengembangan suatu prosedur / intruksi kerja baru
3. Perubahan / modifikasi suatu proses atau kegiatan
4. Ditemukannya bahaya yang baru dari suatu kegiatan
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
KOMITMEN MONITOR
REVIEW

PERSIAPAN PENGENDALIAN
RESIKO

IDENTIFIKASI
PENILAIAN
BAHAYA
RESIKO

KEMUNGKINAN,
ANALISA INTENSITAS,
RESIKO KEPARAHAN,
WAKTU
KOMITMEN

Manajemen resiko harus didukung oleh manajemen


perusahaan, karena :
1. Manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan
2. Terkait dengan kebijakan perusahaan secara keseluruhan
3. Terkait dengan alokasi sumber daya ( personal, keuangan
dll )
PERSIAPAN
Dalam manajemen resiko harus dipersiapkan :
1. Lingkup kegiatan
2. Personal yang terlibat
3. Standar dan atau referensi
4. Prosedur / mekanisme laporan, monitoring dan tinjauan ulang
5. Dokumen terkait
tabel:Nilai tingkat kemungkinan
Probability Rating Deskripsi
Frequent 5 Selalu terjadi
Probable 4 Sering terjadi
Occasional 3 Kadangx2 dapat terjadi
Unlikely 2 Mungkin dapat terjadi
Improbable 1 Sangat jarang terjadi
Tabel:Tingkat keparahan
Severity Rating Deskripsi
Catastrophic 5 Meninggal dunia, cacat permanen/serius, kerusakan
lingkungan yg parah, kebocoran B3, kerugian financial yang
sangat besar biaya pengobatan >50jt
Major 4 Hilang hari kerja, Cacat permanen/serius, kerusakan
lingkungan yg sedang, kerugian financial yg besar, biaya
pengobatan <50jt
Moderate 3 Membutuhkan perawatan medis, tergannggunya pekerjaan,
kerugian financial cukup besar, perlu bantuan pihak luar,
biaya pengobatan <10jt
Minor 2 Penanganan P3K, tidak terlalu memerlukan bantuan dari
luar, biaya financial sedang, biaya pengobatan <1jt
Negligible 1 Tidak mengganggu proses pekerjaan, tidak ada cidera/luka,
kerugian financial kecil, biaya pengobatan <100ribu
Tabel:Skala tingkatan risiko
Risk-Rank Deskripsi
17 - 25 Extreme High Risk – Risiko sangat tingki
10 - 16 High Risk - Risiko Tinggi
5 - 9 Medium Risk - Risiko Sedang
1 - 4 Low Risk - Risiko Rendah
IDENTIFIKASI RISIKO
• Adalah satu tahapan dari manajemen risiko K3 yg bertujuan untuk
mengetahui semua potensi bahaya yang ada pada suatu kegiatan kerja
tertentu, dan Identifikasi Bahaya mempunyai manfaat sbb;
a) Mengurangi peluang kecelakaan karena dengan melakukan identifikasi
dapat diketahui faktor penyebab terjadinya kecelakaan.
b) Untuk memberikan pemahaman bagi semua pihak mengenai potensi
bahaya yg ada dr setiap kegiatan perusahaan. Sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan karyawan untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesadaran akan safety saat bekerja
c) Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi
pencegahan dan penanganan yang tepat, selain itu perusahaan dpt
memprioritaskan tindakan pengendalian berdasarkan potensi bahaya
tinggi
Lanjutan…
d) Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya dan
perusahaan.
• Cara melakukan indentifikasi bahaya;
1. Tentukan pekerjaan yg akan diidentifikasi.
2. Urutkan langkah kerja mulai dari tahapan awal sampai pada tahap akhir
pekerjaan.
3. Kemudian tentukan jenis bahaya apa saja yang terkandung padasetiap tahapan
tersebut, dilihat bahaya fisik, kimia, mekanik, mekanik, biologi, ergonomi,
psikologi, listrik, kebakaran
Dengan pertanyaan :
• Apakah sumber-sumber bahaya dapat menyebabkan luka
atau cidera ?
Daerah beresiko :
1. Manajemen dan karyawan
2. Material
3. Peralatan, mesin-mesin
4. Lingkungan
5. Daerah kerja
• Siapa yang akan terkena ?
• Bagaimana bahaya dapat menyebabkan luka ?
DISKUSIKAN hal-hal apa yang perlu
diperhatikan:
1. Manajemen dan karyawan
2. Material
3. Peralatan, mesin-mesin
4. Lingkungan
5. Daerah kerja
MANAJEMEN DAN KARYAWAN
Jika terjadi kegagalan manajemen dalam sistem kerja, perhatikan hal-
hal berikut ini :
❑Formalisasikan prosedur dan penggunaan APD secara benar
❑Penegakkan kebijakan dan peraturan keselamatan
❑Tinjauan secara teratur terhadap semua sistem kerja yang tertulis
❑Pemantapan keselamatan dan kesehatan kerja
❑Hubungan industri yang lebih baik
❑Pelatihan dan instruksi yang tepat
❑Penghematan pabrik dan peralatan
❑Jalur komunikasi yang jelas dan efektif
❑Pendidikan berkelanjutan dan kesanggupan bertanggung jawab
MATERIAL
Penanganan dan pemrosesan dapat menimbulkan
resiko seperti penanganan manual, adanya kondisi
panas dan debu
❖ Seleksi
material yang buruk
❖Penataan ruang kerja yang buruk
❖Perawatan yang buruk
❖Kebersihan, penanganan dan pembuangan
limbah yang buruk
PERALATAN, MESIN DAN PABRIK
Karena pekerja secara langsung maupun tidak langsung
sering kontak dengan hal-hal tersebut, maka yang harus
diperhatikan adalah :
➢Adakah pengaman yang baik terhadap pabrik dan peralatan ?
➢Apakah peralatan digunakan sesuai fungsinya ?
➢Apakah peralatan dirawat secara teratur ?
➢Apakah kriteria pemilihan peralatan sesuai persyaratan standar
nasional dan perundangan ?
➢Adakah prosedur kerja yang terdokumentasi dan diterapkan
terhadap peralatan, mesin dan pabrik ?
LINGKUNGAN :
Dapat dikelompokkan dalam empat kategori :
Kimia : resiko dari debu, asap dan bahan-bahan mudah terbakar
Fisika : ventilasi yang kurang baik ( debu, asap ), penerangan yang
kurang baik, bising radiasi, temperatur ekstrim ( terlalu panas atau
dingin )
Biologi : buangan limbah, penyemprotan
Ergonomi : permukaan lantai ( licin atau keras ), tempat kerja
DAERAH KERJA
Daerah / jalur dimana tugas atau prosedur dilaksanakan. Tidak
hanya aspek fisik, tetapi juga lay-out dari tempat kerja.

Yang harus diperhatikan :


➢Waktu kerja yang buruk terhadap proses
➢Prosedur keselamatan kerja tidak dikembangkan
➢Jadwal kerja menghasilkan karyawan yang terlalu sibuk
➢Daerah ruang kerja yang buruk
➢Ruang penempatan yang kurang baik dan masalah kebersihan
➢Kurangnya rotasi kerja
➢Kegiatan berulang-ulang pada tugas individu
Siapakah yang mudah
terkena bahaya ?

✓Pekerja dibawah umur atau sudah lanjut usia


✓Pria / wanita
✓Pekerja yang sedang mengandung
✓Pihak ketiga ( kontraktor, tamu dll )
Bagaimana bahaya dapat menyebabkan cidera ?
❑Jatuh ( kemiringan sama atau berbeda )
❑Tertimpa / terkena benda jatuh
❑Terbentur / tertabrak
❑Terjebak / terjepit
❑Mengeluarkan tenaga berlebihan
❑Terpapar / kontak dengan suhu berlebihan
❑Terpapar / kontak dengan arus listrik
❑Terpapar / kontak dengan bahan berbahaya
Identifikasi bahaya dapat menggunakan alat, seperti :
✓Inspeksi
✓Survei
✓Audit
✓Daftar pertanyaan
✓Data statistik ( cidera, kecelakaan dan insiden )
✓MSDS
✓HAZOP, Faultr Tree Analysis dll.
ANALISIS DAN PENILAIAN RESIKO
Kemungkinan terjadinya suatu
kecelakaan / kerugian ketika
terpapar dengan suatu
bahaya

➢Peluang orang jatuh ketika melewati lantai licin


➢Peluang pekerja terhisap uap B3 saat menangani
bahan tersebut
➢Peluang tersengat listrik ketika kontak dengan
kabel yang terkelupas ketika nmengendarai mobil
ANALISA DAN PENILAIAN RESIKO

Yaitu tingkat keparahan / kerugian yang mungkin terjadi


dari suatu kecelakaan / loss akibat bahaya yang ada.
Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti,
lingkungan dll
Contoh tingkat keparahan pada manusia :
-Kematian
- Cacat
- Perawatan medis
- First aid ( P3K )
ANALISA DAN PENILAIAN RESIKO

Frekuensi atau durasi seseorang terpapar dengan


suatu sumber bahaya
Parameter pemaparan ini biasanya dinyatakan dalam jangka
waktu atau perode tertentu, misalnya :
1. Terus menerus / kontinu ( beberapa kali dalam sehari )
2. Seringkali ( sekali dalam sehari )
3. Kadang-kadang ( sekali seminggu / sekali sebulan )
4. Jarang ( sekali dalam setahun atau beberapa tahun )
REFERENSI PENILAIAN RESIKO
Agar hasil penilaian bersifat obyektif, diperlukan pengumpulan
informasi sebelum menilai suatu kegiatan
1. Informasi kegiatan ( jangka waktu, frekuensi, lokasi dan pelaku )
2. Ada pengukuran pengendalian resiko
3. Peralatan / mesin yang dipakai selama kegiatan
4. Material bekas dan asal usulnya
5. Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja ( Internal atau eksternal )
6. Hasil studi, survei / monitor
7. Literatur / referensi
8. Perbandingan dengan industri atau perusahaan lain dalam bidang usaha yang
sama
9. Hasil penilaian spesialis / tenaga ahli dll
Penilaian resiko dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu :
1. Kualitatif
2. Semikuantitatif
3. Kuantitatif
ANALISA KUALITATIF
❖Metode menganalisa dan menilai resiko dengan
membandingkannya pada penjelasan parameter
terdahulu ( peluang dan akibat )
❖Metode ini biasanya menggunakan matriks resiko
dengan dua parameter, yaitu peluang dan akibat
Contoh : model penilaian dari Standar Australia 4360 :
2004 dalam manajemen resiko
ANALISA SEMIKUANTITATIF
Prinsip metode ini sama dengan analisa kualitatif, tetapi penjelasan
parameter dinyatakan dalam bentuk angka / nilai.
Banyak parameter digunakan,
Contoh : parameter pemaparan
Tingkat resiko ditentukan sebagai hasil penjumlahan atau perkalian nilai
/ angka
METODE GRAFIK
Sama dengan metode
semikualitatif.
Tingkat resiko digambarkan
sebagai titik hasil dua garis
yang saling bersilangan dalam
daerah / range tingkat resiko
yang sudah ditentukan
ANALISA KUANTITatIF
Metode ini menentukan nilai tiap parameter hasil dari analisa
data representatif
Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dengan analisa
statistik, model komputer, simulasi, fault tree analysis dll
KATEGORI AKIBAT
No. Category Guidance
1. Catastrophe Numerous fatalities, damage over $5 million
dollars, major disruption to activities
2. Disaster Multiple fatalities, damage $1 million to $ 5
million
3. Very Seriuos Fatality, damage $ 500.000 to $ 1 million
4. Seriuos Seriuos injury ( amputation, permanent
disability ), damage $ 5 000 to $ 500.000
5. Casuality Treatment Important, disabling injury, damage up to $
5000
6. First Aid Treatment Noticeable, minor cuts, bruises, bumps, minor
damage
KATEGORI PENAMPAKAN JANGKA PANJANG

No. Category Guidance


1. Very Rare Loss of control has never been
experianced
2. Rare About once a decade
3. Infrequent Occurs monthly to yearly
4. Occasional Occurs weekly to monthly
5. Frequent Occurs daily
6. Continuous Occurs manay times daily
PENGENDALIAN RESIKO

❖Didasarkan atas hasil penilaian resiko, selanjutnya ditetapkan apakah


resiko tersebut dapat diterima oleh perusahaan
❖Jika resiko dimaksud adalah resiko yang tidak dapat diterima, maka
perusahaan harus menentukan pengendalian resiko lanjutan hingga
dicapai tingkat resiko terendah
❖Ketika tingkat resiko yang dapat diterima telah tercapai, perusahaan
harus menjamin monitoring secara terus menerus
PENGENDALIAN RESIKO

Resiko yang dapat diterim :


Untuk menentukan resiko sebagai resiko yang dapat diterima
tergantung dari penilaian perusahaan, yang didasarkan pada :
❑Ukuran pengendalian yang sudah ada
❑Sumber daya ( keuangan, manusia, fasilitas dll )
❑Standar / peraturan yang benar
❑Rencana darurat
❑Rekaman / data kecelakaan terdahulu, dll
Catatan : Resiko yang dapat diterima harus dimonitor terus menerus
PENGENDALIAN RESIKO

Resiko yang tidak dapat diterima :


Jika resiko yang tidak dapat diterima muncul, ukuran pengendalian
resiko harus dipakai untuk mencegah kecelakaan atau kerugian.
Pengendalian resiko dapat dilakukan melalui metode berikut ini :
✓Pencegahan Resiko
✓Meminimalisir Resiko
✓Pemindahan Resiko
✓Penggantian Resiko
HIRARKI PENGENDALIAN
1. ELIMINASI/ PENGHILANGAN
Menghilangkan / memindahkan barang atau proses yang berbahaya
2. SUBSTITUSI
- Mengganti material serbuk dengan pasta / gel
- Proses mengepel lantai diganti dengan proses vacuum
- Zat pelarut ( solvent ) diganti dengan deterjen
- Proses semprot diganti dengan proses celup
3. PENGENDALIAN ENGINEERING
- Instalasi sistem penjagaan mesin
- Instalasi ventilasi lokal dan umum
- Instalasi alat sensor otomatis
HIRARKI PENGENDALIAN
4. PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
- Pemisahan lokasi
- Rotasi shift kerja
- Sistem ijin kerja
- Pelatihan pada pekerja
5. ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
- Helm
- Safety shoes
- Penyumbat telinga / ear plug
- Kacamata
- Topeng

Anda mungkin juga menyukai