Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TAQDIR, (PENJARA/ RUANG KREATIVITAS)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Disusun Oleh:
Kelompok.13
LOKAL V. B PAI

WAHYU EKA PUTRA : 1701107


MUHAMMAD FAUZI : 1701057

DOSEN PENGAMPU :
M. YUSUF, M.S.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH BURHANUDDIN
PARIAMAN
1441 H/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah
yang berjudul “TAQDIR, (PENJARA/RUANG KREATIVITAS)” Shalawat
serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang
semilir keimanan.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk
lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita. Disini akan akan membahas
mata kuliah tentang Ilmu Tauhid
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kita sajikan ke dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena
itu, kritik dan saran dari para pembaca dan audien yang budiman sangat
diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini terdapat
kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah SWT sebaliknya, kalau di
dalamnya terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan semua itu karna
kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami ucapkan kepada Bapak M. YUSUF, M.S.I yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan
tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.

Pariaman, Juli 2020

Penulis

i2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Makna Taqdir........................................................................ 3
B. Macam- macam Taqdir.............................................................. 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 10
B. Saran..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Takdir merupakan hal penting yang harus dipercayai oleh setiap muslim.
Karena sesesungguhnya takdir kita telah ditentukan oleh Allah jauh sebelum
kita diciptakan oleh Allah. Jadi mempercayai takdir dengan sepenuh hati
merupakan cerminan keimanan seseorang. Semakin tinggi iman seseorang
semakin yakinlah bahwa segala yang diberikan Allah kepadanya merupakan
ketentuan yang telah ditentukan.
Dan jikalau imannya rendah maka dia akan menyesali setiap musibah
yang ditimpakan kepadanya. Perlu diingat bahwa, setiap hal yang telah
ditentukan pasti terjadi. Dan takdir itu ada yang bisa dirubah dengan berusaha,
yaitu dengan do'a dan usaha. Jikalau kita berhasil maka sesungguhnya Allahlah
yang memindahkan kita dari takdir yang jelek ke takdir yang baik.
Percaya kepada takdir termasuk salah satu rukun iman yang ke 6. Iman
kepada takdir ini mengandung beberapa hikmah dan faedah yang sangat
bermanfaat bagi manusia, mengandung pendidikan yang baik serta sebagai
sumber keseimbangan batin. Diantara hikmah beriman kepada taqdir ialah:
1. Tenang menghadapi berbagai macam masalah. Setiap manusia pasti selalu
ada masalah. Masalah itu kadang membuat kita pusing dan tidak tau
berbuat apa. Ada yang belum menyelesaikan tugas, rencana yang gagal,
bangkrut semua itu sering dialami okeh setip orang.Orang yang percaya
kepada taqdir, mengetahui dan menyadari bahwa segala sesuatu ini yang
merencanakan Allah. Masalah apapun tidak menjadikan jatuhnya
kepercayaan dirinya sendiri.
2. Tidak putus asa. Percaya kepada taqdir adalah sebagai obat yang mujarab
terhadap hati yang terluka. Dia percaya dan tau bahwa hidup bukan untuk
bersenang-senang saja. Tetapi adalah untuk hidup,dalam hidup itu pasti kita
akan menghadapi kesulitan dan kegagalan. Maka dari itu kita tidak boleh
putus asa.
3. Sabar dan tidak mudah bosan. Orang yang beriman kepada taqdir senantiasa
akan sabar dan rajin dalam membina dan menegakkan suatu usaha dan cita-

1
cita yang belum berhasil akan ditekuni walaupun dengan jeri payah dan
banyak pengorbanan. Orang yang menjadi sabar karena Allah tidak akan
menyia-nyiakan jerih payah manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penting yang
dirumuskan dalam makalah ini apa Makna Taqdir dan Macam- macam Taqdir
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penulilsan makalah ini untuk mengetahui Makna Taqdir dan Macam- macam
Taqdir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Maqna Taqdir
Dalam pembahasan ini, akan menjelaskan tentang makna takdir secara
bahasa dan secara istilah. Adapun mengenai pembahasan makna secara bahasa
dan secara istilah akan dipaparkan di bawah ini:
1. Pengertian Taqdir secara Bahasa
Secara Bahasa Dalam kamus bahasa arab karya Mahmud Yunus kata
takdir berasal dari kata qadara yang artinya ketentuan, sesungguhnya Allah
Swt telah menentukan suatu perkara atas kehendaknya. Sedangkan
kataqaddaradengan tambahan tasydid diartikan dengan Allah Swt
telahmenjadikan seseorang itu berkuasa melakukan sesuatu dengan
kadarnya atau kemampuannya. Taqdīr dengan tambahan huruf ta dan ya
mempunyai arti Allah Swt telah menakdirkan sesuatu atau Allah Swt telah
menentukan sesuatu. 1
Dalam kamus bahasa arab karya Mahmud Yunus kata takdir berasal
dari kata qadarayang artinya ketentuan, sesungguhnya Allah Swt telah
menentukan suatu perkara atas kehendaknya. Sedangkan kataqaddaradengan
tambahan tasydid diartikan dengan Allah Swt telahmenjadikan seseorang itu
berkuasa melakukan sesuatu dengan kadarnya atau kemampuannya. 2
Takdir adalah kata benda yang terdiri dari tiga huruf q-d-r yang
mempunyai arti mengukur. Takdir juga memiliki dua makna, yang pertama
takdir ilmiah, yaitu mengukur sesuatu. Dan yang kedua takdir material,
yaitu menentukan ukuran suatu benda.
Didalam Al-Qur’an kata taqdir mempunyai banyak makna sesuai
dengan variasi katanya. Seperti takdir bisa diartikan dengan Allah maha
kuasa, istilah kuasa bisa dipahami dengan dua makna yaitu kuasa dalam
artian wewenang dan kuasa dalam artian kemampuan. Seperti dalam surat
Ali Imran: 26,

1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 332.
2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1996), h. 992.

3
‫ ُّز‬I‫ٓا ُء َوتُ ِع‬I ‫ك ِم َّمن تَ َش‬ َ I‫ع ۡٱل ُم ۡل‬ ِ َ‫ك َمن تَ َشٓا ُء َوت‬
ُ ‫نز‬ َ ‫ك تُ ۡؤتِي ۡٱل ُم ۡل‬ ِ ‫ك ۡٱل ُم ۡل‬
َ ِ‫قُ ِل ٱللَّهُ َّم ٰ َمل‬
٢٦ ‫ير‬ ٞ ‫ك َعلَ ٰى ُكلِّ َش ۡي ٖء قَ ِد‬ َ َّ‫ك ۡٱل َخ ۡي ۖ ُر إِن‬َ ‫َمن تَ َشٓا ُء َوتُ ِذلُّ َمن تَ َشٓا ۖ ُء ِبيَ ِد‬
Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu (Q.s Surat Annisa: 26)

yakni Allah Swt berwenang dan berkuasa untuk menetapkan atau


mencabutnya sebuah kekuasaan yang dipegang olehmanusia dalam
masyarakat, Allah Swtjuga berwenang untuk menetapkan kedudukan yang
mulia ataupun hina. Dalam surat Al-Hadid: 2, menyatakan bahwa Allah Swt
sangat mampu untuk menciptakan langit dan bumi, makhluk hidup dan
mengatur proses –proses kejadian mereka.3

2. Secara IstilahTakdir
Secara IstilahTakdir adalah segala yang terjadi, sedang terjadi dan
yang akan terjadi, telah ditentukan oleh Allah Swt, baik sesuatu yang baik
maupunsesuatuyang buruk. Segala sesuatu yang terjadi atas rencananya
yang pasti dan tentu, yang mana terjadinya atas kehendak–Nya. Namun,
manusia diberi hak untukberusaha sekuat tenaga, Allah Swt lah yang
menentukan.4
Takdir merupakan sebuah ketetapanAllah Swt yang meliputi segala
kejadianyang terjadi di alamini baik itu mengenai kadar dan ukurannya,
tempat maupun waktunya. Hal ini menunujukkan Takdir sebagai tanda dari
kekuasaan Allah Swt yang harus kita yakini.5
Dalam buku Ilmu Tauhid karya Ja’far Amir, takdir adalah segala
ketentuan yang berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan batasan yang
sudah ditetapkanoleh Allah Swt sejak zaman azali, begitu juga denganyang

3 Jan Ahmad Wassil, Memahami Isi Kandungan Al-Qur’an, (Jakarta: UI-Press, 2001), h.
181
4 A. Munir, Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 38.
5 Rian Hidayat El-Bantany, Kamus Pengetahuan Islam lengkap (Depok: Mutiara
Allamah Utama, 2014), h. 540.

4
baik maupun yang burukitu sudah ditentukan, semuanya berlaku atas
kehendak Allah Swt. Segala yang bersangkutan dengan makhluk itu atas
kuasaAllah Swt tidak ada yang mampu menghindari ketentuan Allah Swt,
baik mengenai umur, bahagia dan tidaknya dalam hidup, ajal, dan lain
sebagainya semuanya ada dalam kekuasaan Allah Swt danmerupakan
rahasia hanya Allah Swt lah yang mengetahuinya. 6

B. Macam-macam taqdir
1. Takdir Mubram  
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak
dapat dielakkan. Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari
Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan
atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau rekayasa dari
manusia.  
Contoh takdir mubram antara lain : 
a. Waktu ajal seseorang tiba. 
b. Usia seseorang 
c. Jenis kelamin seseorang 
d. Warna darah yang merah 
e. Bumi mengelilingi matahari 
f. Bulan mengelilingi bumi 
Dalam berbagai kejadian kelahiran manusia, kadang-kadang terjadi
seorang bayi dilahirkan dalam keadaan tidak sempurna/cacat. Hal ini
merupakan kehendak Allah SWT dan manusia harus menerimanya dengan
ikhlas. Bisa jadi Allah SWT mempunyai kehendak lain yang masih menjadi
rahasia-Nya. Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada
suatu hari, di suatu tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan
mati pada saat dan tempat yang sudah ditentukan itu. Ia  tidak akan bisa lari
atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah
tembok benteng yang sangat kokoh

2. Takdir Mu’allaq  

6 Dja’far Amir, Ilmu Tauhid (Solo: CV Ramadhani, 1984), h. 99

5
Dalam Bahasa Arab,  mu’allaq  artinya sesuatu yang digantungkan
atau ditunda. Jadi, takdir muallaq berarti ketentuan Allah yang masih
mungkin dapat diubah manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Tentu saja
jika Allah mengizinkan. Jadi Allah menunda pelaksanaan keputusan-Nya
dan menggantungkannya kepada usaha manusia sendiri. Dengan kata lain,
ketentuan Allah SWT tersebut juga tergantung dari usaha atau rekayasa dari
manusia. 
Beberapa contoh takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan,
kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat,
seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya
takdir tapi ia harus berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus belajar; untuk
menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk  menjadi
sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai
kalau kita malas belajar atau suka membolos.
Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka
hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan
lingkungan, maka apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud. Orang
yang meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada
nasib karena Allah SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga memberikan tubuh dalam
bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan sarana berusaha. 
Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar
Allah bukan berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan
menunggu takdir dari Allah; melainkan juga berusaha yang giat sepenuh
hati mengubah nasib sendiri, berupaya bekerja dengan keras mencapai apa
yang kita cita-citakan. 
Sedangkan Menurut Yunahar,7 ada beberapa macam taqdir
Taqdir itu bisa dibagi menjadi beberapa bagian
1. Taqdir azali: merupakan ketetapan Allah sejak zaman azali, sebelum
penciptaan langit dan bumi.

7 Yunahar Iiyas Lc.Kuliah Aqidah Islam,(Yogyakarta:1992), h. 2345

6
2. Taqdir seumur hidup sekali Pada saat janin berumur 40 hari, bukankah udah
ditetapkan Allah tentang umur, rejeki, jodohnya.
3. Taqdir setahun sekali pada malam Lailatul Qadar Dalam Surah Ad Dukhan

َ ‫ ِذ ِر‬I ‫نز ۡل ٰنَهُ فِي لَ ۡيلَ ٖة ُّم ٰبَ َر َك ۚ ٍة إِنَّا ُكنَّا ُمن‬
‫ا‬IIَ‫ فِيه‬٣ ‫ين‬ ِ َ‫َو ۡٱل ِك ٰت‬
َ َ‫ إِنَّٓا أ‬٢ ‫ب ۡٱل ُمبِي ِن‬
٥ ‫ين‬ َ ِ‫ أَمۡ ٗرا ِّم ۡن ِعن ِدنَ ۚٓا إِنَّا ُكنَّا ُم ۡر ِسل‬٤ ‫ق ُكلُّ أَمۡ ٍر َح ِك ٍيم‬ ُ ‫ي ُۡف َر‬

2. Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan


3.sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan
4. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah
5. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah
Yang mengutus rasul-rasul

3. Takdir yang berlaku harian atau lebih singkat dari itu Dalam Ar Rahmaan
(55) 29

٢٩ ‫ض ُك َّل يَ ۡو ٍم هُ َو فِي َش ۡأ ٖن‬ ‫سلُهۥُ َمن فِي ٱل َّس ٰ َم ٰ َو ِ أۡل‬


ِ ۚ ‫ت َوٱ َ ۡر‬ ‍ٔIََٔۡ َ‫ي‬
Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap
waktu Dia dalam kesibukan (Q. Arrahman : 29)

Maka ni'mat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?

Dalam masalah taqdir ini, janganlah kita terpeleset pada dua hal ini:

a. qadariyah , mereka mengatakan takdir tidak ada


b. jabariyah, semuanya takdir, kita tidak punya apa-apa
Keduanya keliru. Yang benar adalah kita memiliki kemampuan
kemampuan, kehendak dan keinginan untuk berbuat / memilih. Namun
hasil dari semua itu berada dibawah kehendak, kemampuan ketentuan
dan keinginan Allah SWT. Seperti halnya dalam contoh berikut
"Demi jiwa dan Yang membentukkannya, Dan mengilhamkannya
kepada kejahatan dan ketakwaan! Beruntunglah orang yang
menyucikannya, Dan kecewalah orang yang mengotorinya." (91:7-10)
Kita manusia udah ada dari sononya, pilihan untuk berbuat baik dan
pilihan berbuat buruk. Yang mana kita pilih, itu adalah kehendak kita.

7
Kalau kita memilih yang buruk, maka bakal mengotori kita dan kita
termasuk orang yang rugi. (Ini hukum Allah)
Kalau kita memilih yang baik, sesungguhny akebaikan itu
untuk kita sendiri. (Ini hukum Allah) Yang dinilai Allah adalah ikhtiar
kita, usaha kita dalam mengisi hidup ini. Pahala dan dosa itu karena
ikhtiar kita, kelakuan kita, perbuatan kita. Sedangkan hasil dari
perbuatan kita / ikhtiar kita, itu hanyalah wewenang Allah SWT.
Untuk itulah kita senantiasa dianjurkan untuk bertawakkal;
menggantungkan hasil usaha kita kepada Allah SWT. Dan hendaklah
senantiasa ber husnudzan (ber prasangka baik) kepada Allah SWT,
karena disebutkan bahwa Allah SWT itu mengikuti persangkaan
hamba-Nya
Contoh hadis tentang takdir:
Inilah yang dimaksudkan oleh suatu hadis bahwa doa adalah
bagian dari takdir. Makna ini dikuatkan oleh hadis-hadis yang lain.
Dalam kitab Al-Bihar, Nabi saw bersabda:
‫اليرد القضاء اال الدعاء‬
“Tidak ada yang dapat menolak qadha’ (takdir) kecuali doa.”
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata
:‫الدعاء يرد القضاء بعد ماأبرم ابراما‬
“Doa dapat menolak qadha’ yang telah ditentukan dengan
suatu ketentuan.”

Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:


‫ وقد قدر وقضى فلم يبق اال امضائه فإذا دعي‬،‫عليكم بالدعاء فإن الدعاء والطلب إلى هللا عز وجل يرد البالء‬
‫هللا وسئل صرف البالء صرفا‬

“Hendaknya kamu berdoa, sesungguhnya doa dan permohonan


kepada Allah Azza wa Jalla dapat menolak bala. Allah telah
menentukan takdir dan menetapkan qadha’, tinggallah imdha’
(pengesahan)Nya. Jika Allah dipanjatkan doa dan dimohon, Dia akan
menyingkirkan bala’ darimu.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:

8
‫ة وال‬II‫ل حاج‬II‫ فأكثر من الدعاء فإنه مفتاح كل رحمة ونجاح ك‬- ‫ان الدعاء يرد القضاء المبرم وقد أبرم ابراما‬
‫ينال ما عند هللا اال بالدعاء فإنه ليس من باب يكثر قرعه اال أوشك أن يفتح لصاحبه‬
“Sesungguhnya doa dapat menolak qadha’ mubram yang telah ditentukan
dengan suatu ketentuan. Maka hendaknya memperbanyak doa, sesungguhnya doa
adalah kunci setiap rahmat, dan kesuksesan setiap kebutuhan. Tidak akan dapat
memperoleh apa yang ada di sisi Allah kecuali dengan doa, karena tidak ada satu
pun pintu yang banyak diketok kecuali akan dibuka oleh pemiliknya. Allamah
Thabathaba’i mengatakan: Makna hadis tersebut menunjukkan bahwa berdoa itu
harus dilakukan secara istiqamah dan terus-menerus, sebagai salah satu syarat
terwujudnya hakikat do’a. Dan dengan seringnya berdoa diharapkan dapat
membersihkan hati dan membuahkan keikhlasan dalam berdoa

o Sabda Rasullullah dari Namir bin Aus : "Doa adalah tentara Allah yang
dapat menolak takdir". ( HR. Ibnu Asakir)
o Sabda Rasullullah dari Ibnu Umar :” Do'a berguna bagi takdir yang sudah
atau belum tertuliskan maka hendaknya hamba Allah, engkau banyak
berdoa".(HR. Al Hakim)

Dari Shauban bahwa Rasul SAW bersabda : "Do'a itu dapat menolak
takdir, perbuatan baik menambah rezeki dan seseorang dapat luput dari
rezeki karena durhaka yang dilakukannya." (HR. Al Hakim)

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa:
1. Taqdir Secara Bahasa berasal dari kata qadarayang artinya ketentuan,
sesungguhnya Allah Swt telah menentukan suatu perkara atas kehendaknya.
Sedangkan secara istilah Takdir adalah segala yang terjadi, sedang terjadi
dan yang akan terjadi, telah ditentukan oleh Allah Swt, baik sesuatu yang
baik maupunsesuatuyang buruk.
2. Adapun macam-macam taqdir
a. Takdir Mubram yaitu takdir Allah yang tidak dapat diubah, tidak dapat
memilih serta tidak memiliki kemampuan untuk mengubahnya. Takdir
Mubram ini terdapat pada sunnatullah yang ada di alam raya ini. salah
satu contohnya adalah perjalanan matahari, bulan dan planet-planet
lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah
b. Takdir Muallaq yaitu takdir yang dikatkan dengan sesuatu yang lain.
Takdir ini dapat diubah dan manusia diberi akal dan hati nurani untuk
memilihnya, karena pada prinsipnya dalan kehidupan ini, ada sisi-sisi
positif dan negatif yang akan selalu mengikuti perjalanan panjang
manusia. Sisi positif dan negatif tersebut disebut dengan takdir dalam
kontek takdir muallaq. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi
insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan
tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi
insinyur pertanian.

B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan  terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

10
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Jan Ahmad Wassil, Memahami Isi Kandungan Al-Qur’an, Jakarta: UI-Press, 2001
A. Munir, Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2013
Rian Hidayat El-Bantany, Kamus Pengetahuan Islam lengkap (Depok: Mutiara
Allamah Utama, 2014
Dja’far Amir, Ilmu Tauhid Solo: CV Ramadhani, 1984
Yunahar Iiyas Lc.Kuliah Aqidah Islam,Yogyakarta:1992

11

Anda mungkin juga menyukai