Anda di halaman 1dari 4

PETA PITA

Peta Pita merupakan laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat pada waktu mulai
berangkat hingga ke tempat tujuan. Dalam membuat Peta Pita tidak diperlukan uraian yang
panjang, tetapi yang diperlukan BUKTI bahwa kita telah menggunakan panca indra mata kita
dengan sebaik-baiknya serta mencurahkan perhatian kepada hal-hal penting dan berguna
dalam perjalanan pengembaraan tersebut.

Alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat Peta Pita :

1. Kompas.

2. Meja Jalan

3. Alat Tulis

4. Penggaris

5. Pencatat waktu/Jam Tangan

6. Kertas untuk membuat Peta Pita

Cara membuat Peta Pita :

1. Pertama kali buat di halaman kertas:

a. Anak panah menunjukkan arah utara.

b. Jalan yang akan dilalui (memanjang dari bawah ke atas)

2. Berdirilah dipermulaan jalan yang akan dilalui, dengan meja jalan menghadap ke arah
jalan di hadapan kita.

3. Mulailah berjalan, dengan memperhatikan bentuk-bentuk bangunan dan benda-benda


yang penting berupa tanda peta. Jika perlu berhenti sejenak untuk menggambar Tanda
Peta atau mencari sasaran bidik (arah yang dilalui).

4. Bila sampai pada belokan, buatlah garis pembatas pada kertas Peta Pita sebagai tanda
bahwa perjalanan kita telah berganti arah.

5. Cantumkan jarak yang telah ditempuh pada kolom jarak, mulai permulaan berangkat
sampai belokan pertama.

6. Teruskan perjalanan mulai belokan pertama sampai belokan selanjutnya dengan cara
yang sama seperti di atas.

7. Setelah sampai di tempat tujuan, Peta Pita dapat dipotong-potong pada bagian kolom Peta
Pita, hingga kita akan mendapatkan PETA PERJALANAN yang telah kita tempuh tapi
belum disesuaikan, dengan jarak yang sebenarnya.
8. Dengan telah dibuatnya peta perjalanan, maka akhir pembuatan peta pita adalah membuat
perbandingan antara Peta Pita dengan jarak sebenarnya. Maka selesailah pembuatan peta
pita.

PETA LAPANGAN

Peta lapangan adalah peta yang menggambarkan luas dan bentuk lapangan suatu tempat
(arena perkemahan, lokasi, dan sebagainya).
Alat-alat yang digunakan; penggaris, kertas gambar, pensil, kompas, jangka, busur drajat,
meja jalan, ballpoint/pensil. Yang harus dimengerti: ukuran langkah kaki, penggunaan
kompas dan skala.
 
 
Keterangan:

1. Buatlah gambar panah utara di ujung kiri atas kertas gambar.


2. Buatlah garis pinggir.
3. Letakkan meja jalan mendatar dan simpan kompas di atasnya lalu perhatikan jarum
kompas menunjukkan arah Utara dan sejajarkan dengan tanda utara yang kita buat
sebelumnya.
4. Buatlah titik awal (sebut saja A) di tengah kertas.
5. Baru kita membidik tujuan kedua (titik B) setelah didapat jurusan 3 angkanya, gambar
pada kertas dengan menggunakan busur drajat. Lalu kita berjalan menuju titik B dan
hitung jaraknya.
6. Demikian seterusnya ke titik C, D, dan seterusnya.
7. Perhatikan contoh disamping.

KOMPAS
Kompas adalah sebuah alat yang berbentuk bulat untuk menetapkan/ menunjukkan arah mata
angin. Seorang pengembara dan ahli berkemah, harus mengetahui benar tentang Kompas.
Dengan bersemboyan pada Kompas, ia akan dapat mengikuti jalan yang tertera dalam Peta,
maka ia tidak akan tersesat dalam perjalanan/pengembaraan.
Bagian-bagian penting dari Kompas:
1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata
anqin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45° yang dapat diputar.

6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik
CARA MEMPERGUNAKAN KOMPAS

1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak
bergerak maka jarum tersebut akan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET.
2. Bidik sasaran meialui Visir, melalui celah pada kaca pembesar, setelah itu miringkan
kaca pembesar kira-kira bersudut 50° dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai:

1. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran


2. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan
garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah
terlihat melalui kaca pembesar.
4. Apabila sasaran bidik 30° maka bidiklah ke arah 30°. Sebelum menuju sasaran,
tetapkan terlebih dahulu Titik Sasaran sepanjang jalur 30°.  Carilah sebuah benda yang
menonjol/tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30° tidak selalu datar atau
kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Di tempat itu kita Melambung (keluar dari route)

dengan tidak kehilangan jalur menuju 30°.


5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu  Sasaran
Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali ke pangkalan apabila
tersesat dalam perjalanan.

RUMUS BACK AZIMUTH/BACK READING

1. Apabila sasaran kurang dari 180° = di tambah 180° 0 – 180°  = X + 180°


2. Apabila sasaran lebih dari 180° = di kurang 180°  180°- 360° = X – 180°
Contoh: Sasaran balik dari

1. 30°    adalah    = 30° +    180° = 210°


2. 240°    -”-        = 240° -    180° = 60°
3. 451 34′ 20″    -”-    = 225°    34′ 20″
4. 178° 54′ 14    -”-    = 001 °    05′ 45″
MATA ANGIN
U (Utara)    0° atau 360°
UTL (Utara Timur Laut )   22° 30°
TL (Timur Laut)    45°
TTL (Timur  Timur  Laut )   67° 30°
T (Timur)    90°
TMG (Timur Menenggara)    112° 30°
TG (Tenggara)    135°
SMG (Selatan Menenggara)    157° 30°
S (Selatan)    180°
SBD (Selatan Barat Daya)    202° 30°
BD (Barat Daya)    225°
BBD (Barat Barat Daya)    247° 30′
B (Barat)    270°
BBL (Barat-Barat Laut)    290° 30°
BL (Barat Laut)    315°
UBL (Utara Barat Laut )   337° 30′

Anda mungkin juga menyukai