BAB I
PENDAHULUAN
2.3 EM4
Bioteknologi fermentasi saat ini perkembangannya cukup pesat baik dalam bidang
pertanian maupun peternakan mengingat peranannya dalam peningkatan produksi cukup
besar. Bioteknologi fermentasi pada prinsipnya dapat menaikkan kualitas bahan berserat
tinggi, baik oleh adanya penyederhanaan fraksi serat kasar menjadi komponen dasar energi
tersedia maupun protein sel tunggal yang berasal dari multiplikasi biomassa sel
mikroorganisme. Salah satu bioteknologi fermentasi yang dapat digunakan ialah bioteknologi
“Effective Microorganisms” (EM)
BAB III
Perlakuan Ulangan
U1 U2 U3 U4
Keterangan:
P0: Silase pakan lengkap berbasis 80% kulit nanas, 20% dedak padi tanpa penambahan
EM4
P1: Silase pakan lengkap berbasis 80% kulit nanas, 20% dedak dengan penambahan
EM4 sebanyak 3%
P2: Silase pakan lengkap berbasis 80% kulit nanas, 20% dedak penambahan EM4
sebanyak 6%
P3: Silase pakan lengkap berbasis 80% kulit nanas, 20% dedak penambahan EM4
sebanyak 9%
Ditimbang sampel minimal 1 gram ke dalam krusibel penyaring dan catat berat
sampai akurasi 0,1 miligram.
Ditempatkan krusibel penyaring pada peralatan filtrasi dan tambahkan kira-kira 30
mililiter eter petrolium ke setiap krusibel penyaring lalu saring dengan pompa
vakum.
Diulangi pencucian dua kali.
Dikeringkan residu di udara dan pindahkan secara kuntitatif ke dalam gelas beker.
Ditambahkan 150 mililiter asam sulfat ke dalam seetiap gelas beker dan didihkan
selama 30 ± 1 menit jika muncul buih tambahkan beberapa tetes agen anti buih.
Disaring campuran melalui krusibel penyaring dengan menggunakan pompa vakum.
Dicuci residu 5 kali (setiap kali dengan aquades panas selama 10 menit).
Ditambahkan sejumlah volume aseton untuk sekedar menutup residu (setelah
beberapa meint ambil aseton melalui pompa penghisap secara pelam-pelan.
Dituangkan residu secara kuantitatif ke dalam gelas beker.
Ditambahkan ke dalam setiap gelas beker KOH sebanyak 150 mililiter dan dimasak
selama 30 ± 1 menit.
Disaring campuran melalui krusibel penyaring dengan menggunakan vakum.
Dicuci residu dengan air distilasi yang panas sampai cucian menjadi netral.
Dicuci residu tiga kali dengan menggunakan pompa vakum (setiap kali dengan
aseton sebanyak 30 mililiter) dan dikeringkan residu melalui pompa hisap setelah
setiap pencucian.
Diletakkan krusibel penyaring dalam oven yang distel pada 103 ± 2° C dan keringkan
selama 4 jam (saat mulai pengeringan telah mencapai suhu 103°C.
Ditempatkan krusibel penyaring dalam desikator dan biarkan sampai dingin,
ditimbang krusibel secara langsung sampai akurasi skala 0,1 miligram setelah
dikeluarkan dari desikator.
Ditempatkan krusibel penyaring dalam tanur dan abukan sampel pada 600 ° C selama
2 jam (penetapan waktu awal pengabuan dimulai dsetelah tanur mencapai suhu 550
°C.
Ditempatkan krusibel penyaring di dalam desikator dan biarkan dingin dan ditimbang
krusibel penyaring secara langsung sampai akurasi skala 1 miligram setelah
dikeluarkan dari desikator.
Tahap kedua:
DCIVBK ( % )=¿ ¿
DCIVBO ( % ) =¿ ¿
Keterangan :
BK = Bahan Kering
BO = Bahan Organik