DISUSUN OLEH:
72 x creatinin serum
Keterangan :
CCT : Clearance Creatinin Test
Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0.85
Nilai normal :
Laki laki : 97-137 ml/menit/1.73 m2
Wanita :88-128 ml/menit/1.73 m2
5. Patofisiologi
Hipertensi dapat menyebabkan penyakit ginjal. Beratnya pengaruh
hipertensi terhadap ginjal tergantung dari tingginya tekanan darah dan
lamanya menderita hipertensi. Peningkatan tekanan darah yang
berkepanjangan akan merusak pembuluh darah pada sebagian besar
tubuh. Hipertensi merupakan penyakit primer dan menyebabkan
kerusakan pada ginjal.
Penyakit ginjal kronik yang berat akan dapat menyebabkan
hipertensi atau ikut berperan dalam hipertensi melalui mekanisme
retensi natrium dan air. Pengaruh vasoprresor dari sitem renin
angiotensin dan mungkin pula melalui defisiensi prostagladin.
CKD dapat menyebabkan retensi garam dan volume overload
berikutnya yang akan disertai pembengkakan bersama peningkatan
tekanan darah. Mekanisme hormon juga mempunyai peranan penting
dalam hubungan antara CKD dengan hipertensi,yaitu melalui sistem
renin- angiotensin. Hormon ini bisa dilepaskan sebagai respon terhadap
kerusakan kronis dan jaringan parut pada ginjal dan dapat memberikan
dampak hipertensi klieN dengan merangsang retensi garam serta
penyempitan pembuluh darah. Hormon lain yang juga menyebabakan
penyempitan pembuluh darah dalah hormon paratiroid.
Kondisi yang menyebabkan CKD dan hipertensi adalah artery
stenosis ginjal. Ketika penyempitan semakin parah, kurangnya aliran
darah dapat menyebabkn hilangnya fungsi ginjal. Penurunan aliran
darah memicu sistem renin angiotensin dan menyebabkan hipertensi.
Penyumbatan arteri dan arteriola akan menyebabkan kerusakan
glomerulus dan atrofi tubulus sehingga seluruh nefron rusak, terjadila
gagal ginjal kronik.
Tekanan darah adalah hasil perkalian dari curah jantung dengan
tahanan perifer, pada gagal ginjal volume cairan tubuh meningkat
sehingga meningkatkan curah jantung. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan darah, selain itu kerusakan nefron akan memacu
sekresi renin yang akan mempengaruhi tahanan perifer semakin
meningkat.
6. Manifestasi klinis
Pada gagal ginjal kronik akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala
yang dipengaruhi kondisi uremia, tingkat keparahan tergantung pada
tingkat kerusakan ginjal, usia klien dan kondisi yang mendasari.
Tanda dan gejala klien gagal ginjal kronis menurut Smelttzer & Bare
(2002) adalah:
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencangkup hipertensi (retensi cairan dan natrium dari aktivasi
sistem renin- angiotensin- aldosteron), pitting edema (kaki,tangan
sakrum), edema periorbital, friction rub pericardial dan pembesaran
vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus,
ekimosis, kuku tipis dan rapuh rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi pulmoner
Krekels, sputum kental, nafas dangkal,dan pernafasan kusmaul
d. Manifestasi gastrointestinal
Nafas berbau amonia, ulserasi dan perdarahan dimulut, anoreksia,
mual, muntah, konstipasi, diare dan perdarahan saluran
gastrointestinal
e. Manifestasi neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Manifestasi muskoloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, dan foot drop.
g. Manifestasi reproduksi
Amenorea dan antrofi testikuler
7. Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi
1) Ultrasonografi ginjal
2) Biopsi ginjal
3) Endoskopi ginjal
4) EKG
b. Foto polos abdomen
c. Pielografi intravena
d. USG
e. Renogram
f. Pemeriksaan radiologi jantung
g. Pemeriksaan radiologi tulang
h. Pemeriksaan radiologi paru
i. Pemeriksaan pielografi retrograde
j. EKG
k. Biopsi ginjal
Pemeriksaan laboratorium yang mendukung untuk diagnosa gagal
ginjal dalah :
1) Laju endap darah
2) Urin
a) Volume : biasane kurang dari 400 ml/jam, (oliguria atau
tidak ada /anuria)
b) Warna
Secara umum perubahan urin karena pus atau nanah,
bakteri, lemak,partikel koloid, fosfat, sedimen kotor, warna
kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin dan
porfirin.
c) Berat jenis
Kurang dari 1015 ( menetap pada 1.010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat.)
d) Osmolalitas
Kurang dari 350 mOsm/kg .menunjukkan kerusakan
tubular, amrasio urine/ ureum sering 1:1
3) Ureum dan kreatinin
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
6) Hipokalsemia dan hiperfosfattemia
7) Gula darah tinggi
8) Hipertrigliserida
9) Asidosis metabolik
8. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2000), penatalaksanaan medis pada gagal ginjal
kronik adalah
a. Tentukan dan tatalaksana penyebab
b. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan dan cairan dan garam
pada beberapa klien,furosemid dosis besar ( 250 - 1000 mg/hari )
atau diuretin loop.( bumetarid,asam etokrinat) diperlukan untuk
mencegah kelebihan cairan pengawasan dilakukan melalui berat
badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan/ masukan
melebihi keluaran sekitar 500ml.
c. Diet tinggi kalori dan rendah protein (20- 40 g/hr) menghilangkan
gejala anoreksia dan dan nausea dari uremia, menyebabkan
penurunan ureum dan perbaikan gejala, hindari masukan dan
berlebihan dari kalium dan garam
d. Kontrol hipertensi
Diperlukan obat anti hipertensi dan diuretik loop
e. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
Obat obatan berhubungan dengan ekskresi kalium (menghambat
ACE dan obat anti inflasi non steroid)
f. Mencegah dan tatalaksana tulang ginjal
Hiperpospatemia dikontrol olah obat yang mengikat fosfat seperti
alumunium hidroks
g. Deteksi dini dan terapi infeksi
h. Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal
Banyak obat obatan yang harus diturunkan dosisnya misal
digoksin, aminogikosid, analgetik opiat, amfoteris dan alopurinol.
i. Deteksi dan terapi komplikasi
Awasi dengan ketat kemungkinan enselopati uremia, perikarditis
neumpari perifer, hiperkolemia yang meningkat.
j. Persiapan dialisis dan program transplantasi
Indikasi dilakukan dialisa biasanya gagal ginjal dengan gejala
klinis yang jelas mesti telah dilakukan tindakan terapi konservatif
atau terjadi komplikasi.
9. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan dapat bermacam-macam tergantung organ
yang terkena antara lain:
a. Jantung : edema paru, aritmia, efusi pericardium, tamponade
jantung
b. Gangguan elektrolit : hiponatremia, asidosis, hiperkalemia
c. Neurologi : iritabilitas, neuromuscular, tremor, koma, ganguan
kesadaran dan kejang
d. Gastrointerstinal : nausea, muntah, gastristis, ulkus pepticum dan
perdarahan gastrointestinal
e. Hematologi : anemia, datesis dan hemoragik
f. Infeksi : pneumonia, septikemia, infeksi nosokomial.
g. Hipertensi
h. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik
C. Konsep Hemodialisa
1. Pengertian Hemodialisa
Hemodialisa adalah suatu usaha untuk memperbaiki kelainan biokimiawi
darah yang terjadi akibat terganggunya fungsi ginjal, dilakukan dengan
mesin hemodialisa. Hemodialisa merupakan salah satu bentuk pengganti
fungsi ginjal dan hanya menggantikan sebagian dari fungsi ekskresi
ginjal. Hemodialisa dilakukan pada klien dengan gagal ginjal kronis
stadium V dan pada klien dengan Acute Kidney Injury (AKI) yang
memerlukan terapi pemngganti ginjal..
Berdasarkan prosedur yang dilakukan Hemodialisa (HD) dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu
a. HD darurat
b. HD persiapan
c. HD kronik /reguler
Hemodialisa perlu dilakukan untuk menggantikan fungsi ekskresi ginjal
sehingga tidak terjadi gejala uremia yang berat pada klien dengan fungsi
ginjal yang minimal, hemodialisa dilakukan untuk mencegah
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian (Pernefri, 2003).
Tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa (Suharyanto & Madjid,
2009) adalah
a. Difusi : Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui
proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang memiliki
konsentrasi tinggi kecairan kdialisaty dengan konsentrasi lebih
rendah
b. Osmosis : Kelebihan cairan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses osmosis.
c. Ultrafiltrasi : Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan
menciptakan gradient tekanan dimana air bergerak dari daerah
tekanan tinggi (tubuh pasien) ke tekanan rendah (cairan dialisat),
gradient ini dapat ditingkatkan melalui penambahan tekanan
negatif sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis.
Akses pada sirkulasi darah pasien terdiri atas :
d. Kateter subklavikula dan femoralis
Pada kasus darurat pemasangan kateter subklavikula dan femoralis
bisa dilakukan untuk pemakaian sementara
e. Fistula
Dilakukan dengan pembedahan dengan cara menyambung
pembuluh darah arteri dengan vena secara side to side. Fistula
membutuhkan waktu 4-6 minggu untuk menjadi matang dan siap
digunakan
f. Tandur
Tandur dapat dibuat dengan cara menjahit sepotong pembuluh darah
arteri atau vena.biasanya tandur tersebut dibuat bila pembuluh darah
pasien sendiri tidak cocok untuk dijadikan fistula.
2. Tujuan
Menurut Smeltzer dan Bare 2005, tujuan dari hemodialisa adalah untuk
mengeluarkan zat nitrogen yang toksik didalam darah dan mengurangi
cairan yang berlebihan dari dalam tubuh.hemodialisa dilakukan pada saat
toksin harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen
atau kematian.
3. Indikasi hemodialisa
a. Indikasi hemodialisa segera
1) Kegawatan ginjal
a) Klinis : uremia berat, overhidrasi
b) Oligouria : urine <200 ml/12 jam
c) Anuria : urine 50 ml/12 jam
d) Hiperkalemia : perubahan ECG, K > 6.5 mmol/liter
e) Asidosis berat : pH < 7, atau bicarbonat , 12 meq/l
f) Uremia :BUN > 150 mg/dl
g) Ensefalopati uremikum
h) Neoropati uremikum
i) Perikarditis uremikum
j) Disnatremia : Na . 160 atau , 115 mmol/L
k) Hipertermia
2) Keracunan akut (alkohol ,obat - obatan) yang bisa melewati
membran dialisis.
b. Indikasi hemodialisa kronik
1) GFR <15 ml /menit,tergantung gejala klinis
2) Gejala uremia meliputi, letarggy, nausea, anoreksia, mual dan
muntah
3) Adanya malnutrisi atau hilangnya masaa otot
4) Hipertensi yang sulit dikontrol dan adanya kelebihan cairan
a) Komplikasi metabolik yang refrakter
4. Komponen hemodialisa
a. Mesin hemodialisa
b. Dialiser
c. Dialisat
d. Akses vascular
e. Quick of blood
5. Prinsip dan cara hemodialisa
Hemodialisa terdiri atas tiga kompartemen :
a. Kompartemen darah
b. Kompartemen cairan pencuci
c. Ginjal buatan
Darah dikeluarkan dari pembuluh darah vena dengan kecepatan aliran
tertentu, kemudian masuk kedalam mesin dengan proses pemompaan.
Ssetelah terjadi proses dialisis darah yang telah bersih ini masuk ke
pembuluh balik dan selanjutnya beredar dalam tubuh.
Prinsip hemodialisa adalah komposisi solute (bahan terlarut) suatu
larutan (kompartemen darah) akan berubah dengan cara memapaerkan
larutan ini dengan larutan lain ( kompartemen dialisat) melalui membran
semipermeabel ( dialiser ). Perpindahan solute melewati membran
disebut sebagai osmosis, perpindahan ini terjadi melalui proses difusi.
Difusi adalah perpindahan solute akibat gerakan molekul secara acak,
ultrafiltrasi adalah perpindahan molekul terjadi secara konveksi, artinya
solute berukuran kecil yang larut dalam air ikut berpindah secara bebas
bersama molekul air melewati porus membrane, perpindahan ini
disebabkan mekanisme hidrostastik.
6. Manfaat hemodialisa
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan
asam urat
b. Membuang kelebihan volume cairan
c. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh
e. Memperbaiki status kesehatan penderita (Lumenta,2001)
7. Komplikasi hemodialisa
a. Komlpikasi akut
1) Hipotensi
2) Hipertensi
3) Reaksi alergi
4) Kram otot
5) Emboli udara
6) Kontaminasi bakteri /endokrin
b. Komplikasi kronik
1) Penyakit janting
2) Malnutrisi
3) Hipertensi
4) Anemia
5) Renal osteodysstrophy
6) Neorophaty
7) Disfungsi reproduksi
8) Komplikasi pada akses
9) Gangguan perdarahan
10) Infrksi
11) Amiloidosis
12) ACKD (Acquired Cystic Kidney Disease)
D. Clinical pathway
E. Proses keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas /istirahat
Gejala :
- Kelelahan ekstrem, kelemahan malaise
- Gangguan tidur (insomnis/gelisah atau somnolen)
Tanda :
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
b. Sirkulasi
Gejala:
- Riwayat hipertensi lama atau berat
- Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :
- Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada
kaki, telapak tangan
- Disritmia jantung
- Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik
- Friction rub perikardial
- Pucat pada kulit
- Kecenderungan perdarahan
c. Integritas ego
Gejala :
- Faktor stress contoh finansial, hubungan dengan orang lain
- Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekakuan
Tanda :
- Menolak, ansietas, takut, marah , mudah terangsang, perubahan
kepribadian
d. Eliminasi
Gejala :
- Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria ( gagal tahap lanjut)
- Abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda:
- Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat,
berawan
- Oliguria, dapat menjadi anuria
e. Makanan/cairan
Gejala:
- Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/ muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut ( pernafasan amonia)
Tanda:
- Distensi abdomen/ ansietas, pembesaran hati (tahap akhir)
- Perubahan turgor kuit/ kelembaban
- Edema (umum, tergantung)
- Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
- Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak
bertenaga
f. Neurosensori
Gejala:
- Sakit kepala, penglihatan kabur
- Kram otot/ kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada
telapak kaki
- Kebas/ kesemutan dan kelemahan khususnya ekstrimitas bawah
(neuropati perifer)
Tanda:
- Gangguan status mental, contohnya penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma
- Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
- Rambut tipis, uku rapuh dan tipis
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah
h. Pernapasan
Gejala :
- Nafas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa
Sputum
Tanda :
- Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul
- Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru)
i. Integumen
Gejala : IKulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda :
- Pruritus
- Demam (sepsis, dehidrasi)
j. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
k. Interaksi sosial
Gejala:
- Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankan fungsi peran dalam keluarga
2. Diagnosa Keperawatan yang muncul
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD menurut
NANDA NIC-NOC
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Ketidakmampuan
ginjal mengsekresi air dan natrium.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembatasan diit dan ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien.
c. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
O2 dan nutrisi ke jaringan sekunder.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi
produk sampah dan prosedur dialysis.
f. Resiko Kerusakan intregritas kulit berhubungan dengan efek uremia
g. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan curah
jantung.
3. Intervensi
No Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan Tujuan: Setelah dilakukan Nursing intervensi
Definisi : Retensi cairan asuhan keperawatan selama classification (NIC)
isotomik meningkat …x24 jam volume cairan Fluid Management :
Batasan karakteristik : seimbang. 1. Kaji status cairan
- Berat badan meningkat Kriteria Hasil: Nursing timbang berat
pada waktu yang singkat outcomes classification badan,keseimbanga
- Asupan berlebihan (NOC) : n masukan dan
dibanding output Fluid Balance haluaran, turgor
- Tekanan darah berubah, - Terbebas dari edema, efusi, kulit dan adanya
tekanan arteri anasarka edema.
pulmonalis berubah, - Bunyi nafas bersih, tidak 2. Batasi masukan
peningkatan CVP adanya dipsnea cairan.
- Distensi vena jugularis - Memelihara tekanan vena 3. Identifikasi sumber
- Perubahan pada pola sentral, tekanan kapiler potensial cairan.
nafas, dyspnoe/sesak paru, output jantung dan 4. Jelaskan pada klien
nafas, orthopnoe, suara vital sign normal. dan keluarga
nafas abnormal (Rales rasional pembatasan
atau crakles), cairan.
kongestikemacetan paru, 5. Kolaborasi
pleural effusion pemberian cairan
- Hb dan hematokrit sesuai terapi.
menurun, perubahan
elektrolit, khususnya Hemodialysis therapy :
perubahan berat jenis 1. Ambil sampel darah
- Suara jantung SIII dan meninjau kimia
- Reflek hepatojugular darah (misalnya
positif BUN, kreatinin,
- Oliguria, azotemia natrium, pottasium,
- Perubahan status mental, tingkat phospor)
kegelisahan, kecemasan sebelum perawatan
Faktor-faktor yang untuk mengevaluasi
berhubungan : respon thdp terapi.
- Mekanisme pengaturan 2. Rekam tanda vital:
melemah berat badan, denyut
- Asupan cairan nadi, pernapasan,
berlebihan dan tekanan darah
- Asupan natrium untuk mengevaluasi
berlebihan respon terhadap
terapi.
3. Sesuaikan tekanan
filtrasi untuk
menghilangkan
jumlah yang tepat
dari cairan berlebih
di tubuh klien.
4. Bekerja secara
kolaboratif dengan
klien untuk
menyesuaikan
panjang dialisis,
peraturan diet,
keterbatasan cairan
dan obat-obatan
untuk mengatur
cairan dan elektrolit
pergeseran antara
pengobatan.
2. Gangguan nutrisi kurang Tujuan: Setelah dilakukan Nursing intervensi
dari kebutuhan asuhan keperawatan selama classification (NIC)
Definisi : Intake nutrisi …x24 jam nutrisi seimbang Nutritional
tidak cukup untuk dan adekuat. Kriteria Hasil: Management :
keperluan metabolisme Nursing outcomes 1. Monitor adanya mual
tubuh. classification (NOC) : dan muntah
Batasan karakteristik : Nutritional Status 2. Monitor adanya
- Berat badan 20 % atau - Nafsu makan meningkat kehilangan berat
lebih di bawah ideal - Tidak terjadi penurunan BB badan dan perubahan
Dilaporkan adanya - Masukan nutrisi adekuat status nutrisi.
intake makanan yang - Menghabiskan porsi makan 3. Monitor albumin,
kurang dari RDA - Hasil lab normal (albumin, total protein,
(Recomended Daily kalium) hemoglobin, dan
Allowance) hematocrit level
Membran mukosa dan yang menindikasikan
konjungtiva pucat status nutrisi dan
Kelemahan otot yang untuk perencanaan
digunakan untuk treatment
menelan/mengunyah selanjutnya.
4. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan imlpementasi terkait perencanaan tindakan
keperawatan yang telah dibuat ,perlu adanya evaluasi terkait dengan:
a) Volume cairan klien seimbang
b) Pola nafas klien kembali efektif
c) Perfusi jaringan adekuat
d) Nutrisi seimbang dan adekuat
e) Penurunan curah jantung klien teratasi
f) Tidak terjadi kerusakan integritas kulit klien
g) Toleransi aktivitas klien efektif
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. S
b. Alamat : Jetis, Canan, Wedi, Klaten
c. Umur : 60 tahun
d. Pendidikan : SMP
e. Diagnosa Medis : CKD e.c Hipertensi
f. No RM : 10528xx
g. Tanggal HD : 21 September 2020
h. Tgl dan jam pengkajian : 21 September 2020 jam 08.00
Adakah Oedem
- Extremitas Atas : -
- Extermitas Bawah : +
Palpebra / Muka
- Adakah edema : +
- Sklera : Tidak ikterik
Conjungtiva : Tidak anemis
2. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Tgl 3 September 2020
Darah rutin
Hemoglobin 9.5 g/dl 12.0 – 16.0
Eritrosit 3.14 10^6 /uL 4.20 – 5.50
Leukosit 7.29 10^/3ul 4.8 – 10.8
Trombosit 255 10^3/ul 150 – 450
Hematrokit 28.2 % 37.0 – 52.0
Albumin 3.9 g/dL 3.5 – 5.0
D. DATA FOKUS
1. Data Subyektif
Klien meras sedikit lemas saat proses HD berlangsung.
2. Data Obyektif
TD : 145/65 mmHg HR : 96x/mnt RR : 22 x/mnt S : 36 ͦC
2) Penyulit HD
- AV Shunt Problem : Tidak ada
- Perdarahan : Tidak ada
- Mual muntah : Tidak ada
- Kejang : Tidak ada
- Kram : Tidak ada
- Panas/menggigil: Tidak ada
- Koma : Tidak ada
- Sakit dada : Tidakada
- Gatal-gatal : Tidak ada
- Hypotensi : Tidak ada
- Hipertensi : Tidak ada
- Alergi dializer : Tidak ada
3) Terapi yang diberikan
- Hemapo 2000
4) Obat Emergency yang diberikan saat Intradialisis : Tidak ada
V. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pre hemodialisa
a. Analisa Data
Nama : Ny. S No CM : 10528xx
Umur : 60 th Dx. Medis: CKD e.c Hipertensi
b. Intervensi
c. Implementasi
Hari/tgl/jm No. Tanda tangan
Implementasi Evaluasi
Dx
Senin/21
Septembe BB HD yll 72 kg, BB Hanief
Mengkaji BB klien pre HD
2020 1 pre HD 73 kg
Jam 08.00
TD : 157/66 mmHg,
Mengukur vital sign
HR 95x/ mnt. RR 22
x/ mnt, suhu 360C
Oedem pada
Mengkaji KU, ada tidaknya edema
ekstremitas bawah
Pasien mengatakan
Mengidentifikasi sumber masukan
minum 1-2 gelas
cairan
perhari
TD : 145/65 mmHg
Mengevaluasi vital sign klien
HR : 96x/mnt RR :
22 x/mnt S : 36 ͦC
KU sedang,CM
Mengevaluasi KU keluhan klien
Pasien mengatakan
badan terasa lemas
BB 73 kg
Mengukur dan mengevaluasi BB
Klien
d. Evaluasi
Mengidentifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik pasien