Anda di halaman 1dari 10

REVIEW VIDEO KEPERAWATAN GADAR KRITIS

Nama Mahasiswa : Nur Hanief Mahendro Buwono

NIM : PB1905033

Homebase : RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten

1. Judul Tindakan/ video


Prosedur pemberian obat melalui syringe pump
2. Tujuan
a. Untuk memberikan obat melalui vena dengan dosis dan jumlah yang tepat sesuai
kondisi pasien dengan jumlah volume maksimal 50 cc / jam.
b. Pemberian obat secara kontinyu dengan dosis terukur dan tepat
c. Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien.
d. Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yang lama.
3. Tinjauan Pustaka
Dalam dunia kedokteran penggunaan infus sudah menjadi hal yang biasa untuk
dilakukan. Namun apabila si pasien membutuhkan pengobatan yang ekstra, maka
dibutuhkan jenis obat atau cairan obat yang lebih tinggi dosisnya dan terkadang harus
dilakukan secara berkelanjutan seperti penggunaan infus.
Telah banyak peralatan kedokteran yang menerapkan rangkaian elektronika untuk
operasionalnya, Salah satu peralatan kedokteran yang sistem kerjanya secara
elektronik adalah syringe pump. Pesawat syringe pump ini fungsinya untuk
memberikan cairan obat pekat ke dalam tubuh pasien dalam jumlah tertentu dan
dalam waktu tertentu pula dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Pemberian cairan zat
makanan atau cairan obat haruslah tepat dan konstan atau dengan kata lain jumlah
cairan yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien, terutama untuk
pasien yang dalam keadaan kritis sehingga tidak terjadi ketidaksetimbangan cairan
pada tubuh pasien yang dapat membahayakan bagi pasien yang sedang menjalani
perawatan intensif atau yang sedang menjalani operasi.
Perhitungan Obat-obat Syringe Pump
a. Dopamin
Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini

Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg

Indikasi : Shock yang berhubungan dengan CRF, Infark Miocard, Renal


Failure

Dosis:

1) Ringan : 3-5 µg/kgBB/menit


Fungsinya : Mengaktifksn reseptor dopamine dan vasodilator
ginjal.
2) Sedang : 5-10 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure, mengaktifkan ß
reseptor, meningkatkan kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac
Output.
3) Berat : 10-20 µg/kgBB/menit
Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteri dan mengaktifkan reseptor a

Efek Samping : Mual, muntah, Aritmia dan Diare.

Observasi vital sign dan intake output

Rumus Pemberian

dosis yang diminta X berat badan X 60


Jumlah pengenceran

Contoh :

Berikan 1 µg/kgBB/menit dengan BB=50 kg dan dosis sediaan Dopamin 200


mg dalam 50cc Nacl ? (1 mg = 1000 µg)

Cara :

Jumlah Pengenceran = 200 mg = 4 mg/cc


50 cc Nacl

= 4000 µg/cc
Jadi :

1 µg x 50 kg x 60 = 0,75 cc/jam
4000 µg/cc

b. Dobutamin

Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel

Indikasi : CHF dan shock

Fungsi : Bekerja pada ß 1 dan meningkatkan kontraktilitas

Dosis : 2-20 µG/kgBB/menit

Rumus Pemberian

Dosis diminta X berat badan X 60


Jumlah pengenceran

Contoh :

Berikan 1 µg/kgBB/menit dengan BB= 50 kg dengan dosis sediaan 250 mg


dalam 50 cc Nacl ? (1 mg = 1000 µg)

Cara :

Jumlah Pengenceran = 250 mg = 5 mg/cc


50 cc Nacl

= 5000 µg/cc

Jadi :

1 µg x 50 kg x 60 = 0,6 cc
5000 µg/cc
c. Nitrogliserin (NTG)

Sediaan 1 Ampul = 10 mg

Dosis = 5-200 µg/menit

Rumus Pemberian

dosis diminta X berat badan X 60


jumlah pengenceran

Contoh :

Berikan 5 µg/menit dengan sediaan NTG 10 mg dalam 50 cc Nacl ? (1 mg =


1000 µg)

Cara :

Jumlah Pengenceran = 10 mg = 0,2 mg/cc


50 cc

= 200 µg/cc
Jadi :
5 µg x 60 = 1,5 cc/ jam
200 µg/cc

d. Heparin
Sedian : 1 Flacon/Vial = 25000 unit = 5 cc
Jadi 1 cc = 5000 unit

Rumus Pemberian

Dosis Diminta
Jumlah Pengenceran

Contoh :
Berikan 500 unit/jam heparin dengan sediaan heparin 20000 unit dalam 50 cc
Nacl ?

Cara :

Jumlah Pengenceran = 20000 unit = 400 ui/cc


50 cc

Jadi :

500 unit/jam = 1,25 cc/jam


400 unit/cc

e. Adrenalin

Misalnya : Epineprin
Sediaan : 1 Ampul = 1 mg
Indikasi : Cardiac Arrest, VF halus dan VT tanpa nadi.
Fungsi : Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic.
Dosis : 0,05 µg/kgBB/menit (4-8 Ampul dalam 50 cc Nacl)

Rumus Pemberian

Dosis Diminta X Berat Badan X 60


Jumlah Pengenceran

Contoh :

Berikan 0,1 µg/kgBB/menit dengan BB 50 kg dan sediaan Adrenalin 1 mg


dalam 50 cc Nacl ?
Cara :
Jumlah pengenceran = 1 mg = 0,02 mg/cc
50 cc
= 20 µg/cc

Jadi :

0,1 µg x 50 kg x 60 = 15 cc/jam
20 µg/cc
f. Noradrenalin

Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon


Sediaan : 1 cc = 1 mg
Indikasi : Hipotensi berat dengan tahanan perifer total yang menurunkan
dosis.
Fungsi : Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan Inotropik yang
kuat (Stimulator reseptor ß)
Dosis : 0,05 µg/kgBB/menit

Rumus Pemberian

Dosis Diminta X Berat Badan X 60


Jumlah Pengenceran

Contoh :
Berikan 0,01 µg/kgBB/menit dengan sediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 50 cc
Nacl dengan BB 40 kg ?

Cara :
Jumlah Pengenceran = 4 mg = 0,08 mg
50 cc
= 80 µg/cc

Jadi :
0,01 µg x 40 kg x60 = 0,3 cc/jam
80 µg/cc

4. Alat dan Bahan

a. Mesin syring pump


b. Spuit 50 ml
c. Obat yang dioplos
d. Extention tube
e. Cairan NaCl
f. Sarung tangan
g. Bengkok
h. Kom
i. Selimut pasien
j. Kassa
k. Standard infus
l. Perlak

5. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi Penggunaan Syringe Pump
a. Pemberian cairan atau obat obatan melalui infus dengan kecepatan yang konstan
dan akurat.
b. Memfiltrasi obat-obat atau cairan.
c. Pemberian cairan atau obat-obatan dalam jumlah yang sangat kecil

6. Prosedur Tindakan

Fase orientasi

a. Salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri dan asal institusi
c. Mengecek identitas pasien (nama dan tanggal lahir)
d. Menanyakan keluhan pasien
e. Menjelaskan tujuan tindakan keperawatan
f. Menjelaskan prosedur tindakan
g. Melakukan kontrak waktu

Fase kerja

a. Menyiapkan syringe pump dengan standard infus yang kokoh


b. Menghitung dosis obat yang diberikan, disini menggunakan obat heparin
Dosis diminta : jumah pengenceran
Sediaan = 20.000 dalam 50cc
Dosis yang diminta = 500
Jumlah pengenceran = 20.000: 500 = 400
Kecepatan syringe pump = dosis diminta : jumlah pengenceran
500 : 400
Kecepatan syringe pump = 1, 25 cc/jam
c. Menggunakan sarung tangan
d. Mengambil 4cc heparin (20.000 unit), lalu dimasukkan dalam spuit 50cc
e. Menambahkan 46cc Nacl dalam spuit 50cc tadi
f. Obat sudah siap digunakan ke pasien
g. Menghubungkan selang dengan spuit 50cc yang sudah ada obatnya
h. Alirkan obat dalam spuit 50cc sehingga selang terisi semua
i. Hubungkan selang ke klien
j. Setting syringe pump seperti nama obat, dosis, time, limit volume, dll
k. Mulai menghidupkan syringe pump dengan menekan tombol on
l. Atur rate sebesar 1, 25 cc/jam
m. Atur volume sebanyak 50cc
n. Mulai pemberian obat dengan menekan tombol start
o. Pantau kondisi klien setelah pemberian obat bila ada efek samping yang tidak
dikehendaki
p. Perhatikan jika alarm berbunyi
q. Lanjutkan sampai obat habis
r. Matikan alat syringe pump jika pemberian obat sudah selesai dengan menekan
tombol pause, lalu tekan tombol off
s. Setelah syringe pump dipastikan mati, lepas spuit dari alat syringe pump
t. Cuci tangan
u. Merapikan peralatan

Fase terminasi

a. Evaluasi respon, menanyakan perasaan pasien


b. Memberi kessempatan pasien untuk bertanya
c. Berpamitan

7. Efek Samping
Syringe pump adalah alat infus yang membantu obat agar masuk dengan dosis
yang lebih presisi. Syringe pump ini lebih baik daripada infus biasa karena dapat
mengatur berapa dosis yang dapat masuk kedalam tubuh pasien. Tentunya kita perlu
mengetahui terlebih dahulu obat apa yang masuk kedalam tubuh. Sebelumnya
perawat akan menentukan dosis obat, konsentrasi dan kecepatan obat yang masuk
kedalam tubuh sesuai dengan instruksi dari dokter. Hal ini dilakukan agar obat yang
dimasukkan ke dalam tubuh juga akurat dan sesuai sehingg tidak berdampak buruk.

8. Evaluasi
Berdasarkan perbandingan antara video dengan prosedur pemasangan obat pada
syringe pump dapat terlihat bahwa roleplay yang dilakukan kelompok cukup bagus
dan tertata, komunikasi dengan pasien juga terjalin dengan baik. Namun ada beberapa
kekurangan, antara lain:
1. Tidak ada penjelasan mengenai penggunaan informed consent untuk obat-
obatan yang digunakan daam syringe pump
2. Enam benar dalam prosedur pemberian obat juga tidak dijelaskan, meliputi
benar pasien, obat, dosis, rute, waktu dan dokumentasi
3. Kenyamanan pasien kurang diperhatikan,tidak menjaga privasi pasien
4. Dokumentasi belum dilakukan, yakni catat waktu dan tanggal pelaksanaan.,
catat dosis dan jenis obat atau cairan yang diberikan dan catat respon pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ratna,dkk. (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan jilid 2. Jakarta:Erlangga.

Kozier, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,& Praktik edisi 7
volume 2.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai