EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT
HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR.M. ILDREM
Tugas Individu Stase Keperawatan Jiwa
Disusun oleh : NUR HANIEF MB, S.Kep NIM PB 1905033
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2021 No Aspek Uraian 1. Problem Berdasarkan fenomena saat ini kejadian gangguan jiwa jenis halusinasi semakin meningkat. Bentuk persepsi atau pengalaman indera yang tidak distimulasi terhadap reseptornya dikenal sebagai gangguan jiwa halusinasi, yang bisa menimbulkan dampak seperti histeria, kelemahan, ketidakmampuan mencapai tujuan, rasa takut berlebihan, pikiran yang buruk serta risiko tindak kekerasan jika tidak ditangani dengan segera (Rahmawati, 2014). Upaya Pemerintah dengan melakukan pendekatan manajemen pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas melalui pemberdayaan masyarakat untuk penanganan masalah ganguan jiwa selama ini belum berhasil dengan maksimal (Ersida, Hermansyah, & Muriawati, 2016). 2. Intervention Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang tujuannya untuk memberikann rasa tenang, membantu mengendalikan emosi serta menyembuhkan gangguan psikologi. Terapi musik ini juga digunakan oleh psikolog dan psikiater dalam mengatasi berbagai macam gangguan jiwa dan juga gangguan psikologis. Tujuan terapi musik adalah memberikan relaksasi pada tubuh dan pikiran penderita, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan diri, dan menyembuhkan gangguan psikososialnya (Purnama, 2016). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan Eksperimen Semu (Quasy Experiment). Penelitian ini yang akan diidentifikasi adalah eksperimen antara variabel independen yaitu musik dengan variabel dependen yaitu halusinasi pendengaran. Hal ini dilakukan oleh peneliti selama 7 hari setiap pagi dan sore hari. Akhir perlakuan diberikan pada hari ke 7 dan halusinasi pendengaran diobservasi kembali. Analisa univariat diukur dengan distribusi frekuensi. Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable terikat secara independen. Untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan variable terikat secara independen dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Paired Sample T- Test. 3 Comparison JURNAL UTAMA Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 responden di RSJ Prof M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa, karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin yaitu jenis kelamin laki-laki terdapat sebanyak 14 orang (63,6%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang (36,4%). Karakteristik responden berdasarkan usia, yaitu usia 30-40 tahun sebanyak 8 orang (36,4%), usia 41-50 tahun sebanyak 14 orang (63,6%). Untuk analisis Bivariat didapat hasil berdasarkan uji Paired Sample T-Test terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dengan hasil nilai sebelum dilakukan tindakan terapi musik klasik meliputi nilai mean adalah 4,32 , nilai standar deviation adalah ,646, nilai minimum adalah 3, nilai maximum 5, dan nilai sesudah dilakukan tindakan terapi musik klasik: nilai mean adalah 1,68, nilai standar deviation adalah ,568, nilai minimum adalah 1, nilai maximum 4. Maka ditarik kesimpulan Ada pengaruh sebelum dan sesudah tindakan terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada penderita gangguan jiwa di RSJ Prof M. Ildrem Provinsi Sumatera Utara dengan nilai 0,000 (p < 0.05), sehingga Ha diterima. JURNAL PEMBANDING Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh musik terhadap halusinasi dan kualitas hidup pada pasien skizofrenia. Sampel dari penelitian acak terkontrol ini terdiri dari 28 orang pasien (14 kelompok eksperimen dan 14 kelompok kontrol) dirawat di rumah sakit dengan diagnosis skizofrenia (DSM-IV) dan halusinasi pendengaran. Data penelitian dikumpulkan dari Formulir Informasi, The Scale for the Assessment of Positive Symptoms (SAPS), Characteristics of Auditory Hallucinations Questionnaire, dan The World Health Organization Quality of Life Scale (WHOQOLBREF). Usia rata-rata pasien adalah 37,0 ± 10,65 (min-max:22–58) dalam kelompok eksperimental dan 32,78 ± 7,90 kelompok kontrol (min-max: 20–52). Di kedua kelompok, 71,4% dari pasien dalam kelompok eksperimental dan 64,3% di 31 tahun, 78,6% pasien di kedua kelompok eksperimental dan kontrol adalah perempuan. Persentase 57,1 adalah lulusan SMA atau perguruan tinggi. Sementara 42,8% pasien dalam eksperimental penyakit ini menderita penyakit ini selama 0–5 tahun, 42,8% dari pasien dalam kelompok kontrol menderita penyakit 11 tahun atau lebih. Terapi musik memiliki efek positif pada halusinasi pendengaran pasien dengan skizofrenia pada bulan keenam mereka. (Hasil Uji friedman p<0.05) Terapi musik memiliki efek positif pada gejala positif pasien dengan skizofrenia pada bulan keenam mereka. (Hasil Uji friedman p<0.05) Terapi musik memiliki efek positif pada kualitas skor kehidupan pasien dengan skizofrenia pada bulan keenam mereka. (Uji paired t test p <0.05) Ada korelasi antara halusinasi pendengaran dan WHOQOL-BREF mencetak skor pada bulan keenam pada pasien yang dirawat dengan musik dalam kelompok eksperimental. (Uji pearson p<0.05) Dalam penelitian ini, diamati bahwa mendengarkan musik di Nada suara Rast memiliki efek positif pada gejala positif dan kualitas hidup pasien yang mengalami halusinasi pendengaran. 4. Outcome Terdapat pengaruh terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada pasien gangguan jiwa di RSJ PROF. Dr. M. ILDREM Medan” Implication for Psychiatric Nursing
1. Perawat psikiatri diharapkan lebih aktif dalam menerapkan tindakan keperawatan
berupa terapi musik karena terbukti dapat menurunkan tingkat haalusinasi pendengaran pada pasien. 2. Perawat psikiatri diharapkan dapat melakukan terapi musik pada pasien halusinasi pendengaran dengan menggunakan media dari pasien bila ada, serta melakukan pengukuran kuesioner setiap pertemuan. 3. Perawat dapat memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara memberikan terapi musik dalam mengontrol halusinasi saat pasien sudah berada di rumah. 4. Perawat psikiatri dianjurkan untuk melakukan penelitian tentang penggunaan music yang berbeda genre atau nada suara lain dari music dan untuk mengevaluasi pengaruh music dalm kelompok sampel yang lebih luas dengan kelompok pasien dengan skizofrenia dan gangguan psikiatri lainnya. 5. Selain itu, peralatan mendengarkan musik harus disediakan di bagian perawatan psikiatri atau pasien memiliki alat musik sendiri sehingga pasien dapat mendengarkan musik