PERSALINAN
Disusun Oleh:
NUR HANIEF MB
NIM: PB.1905033
C. Sebab-Sebab Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
D. Anatomi Fisiologi
Alat / organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal daninternal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina)berfungsi
sebagai kopulasi, sedangkan Internal berfungsiuntuk\ovulasi, fertilisasi ovum,
transportasi blastocyst, implantasi,pertumbuhan fetus, kelahiran.
1. Genetalia Ekasterna
Vulva tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
a. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masapubertas daerah
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
b. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.
c. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum.
d. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral..
e. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot - otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
2. Genetalia Interna
Uterus adalah suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa).
a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis.Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin.
b. Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Ligamenta penyangga uterus, Ligamentum latum uteri,
ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
c. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
d. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri.
e. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kananOrgan Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal
f. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral..
g. Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong\ dan lipat paha dalam..
3. Hormon - hormon Reproduksi
a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormone - hormon
gonadotropin (FSH / LH).
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa)
Diproduksi di sel -sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis).
c. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
d. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi)
pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
e. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta).
f. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara.
E. Patofisiologi
Sumber : NANDA NIC NOC 2012
H. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Pemeriksaan Hb
I. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
J. Persiapan Persalinan
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
c. Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
d. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
e. Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat:
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 pasang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan:
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C
Bayi:
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg
K. Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
- Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
- Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
- Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
- Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
- Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
- Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
- Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi. ……..diharapkan prosedur
ansietas pasien berkurang Berikan informasi
dengan criteria hasil: tentang perubahan
o TTV dbn psikologis dan
o Pasien dapat fisiologis pada
mengungkapkan persalinan
perasaan cemasnya Kaji tingkat dan
o Lingkungan sekitar penyebab ansietas
pasien tenang dan Pantau tekanan darah
kondusif dan nadi sesuai indikasi
Anjurkan klien
mengungkapkan
perasaannya
Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien
2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Kaji persiapan,tingkat
tentang kemajuan keperawatan pengetahuan dan
persalinan b/d selama….,pengetahuan harapan klien
kurang mengingat pasien tentang persalinan Beri informasi dan
informasi yang meningkat dengan kemajuan persalinan
diberikan, kesalahan criteria hasil: normal
interpretasi o Pasien dapat Demonstrasikan teknik
informasi. mendemonstrasikan pernapasan atau
teknik pernafasan dan relaksasi dengan tepat
posisi yang tepat untuk untuk setiap fase
fase persalinan persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan Kaji latar belakang
terhadap infeksi keperawatan budaya klien.
maternal b/d selama….diharapkan Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan vagina infeksi maternal dapat pantau tanda-tanda
berulang dan terkontrol dengan criteria vital.
kontaminasi fekal. hasil: Tekankan pentingnya
o TTV dbn mencuci tangan yang
o Tidak terdapat tanda- baik.
tanda infeksi Gunakan teknik aseptic
saat pemeriksaan
vagina.
Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
Berikan informasi
tentang
ketersediaan
analgesic
Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan atau
tidak
Berikan lingkungan
yang tenang
2. Perubahan Setelah dilakukan asuhan Palpasi di atas
eliminasi urin b/d keperawatan simpisis pubis
perubahan masukan selama….,diharapkan Monitor masukan
dan kompresi eliminasi urine pasien dan haluaran
mekanik kandung normal dengan criteria Anjurkan upaya
kemih. hasil: berkemih sedikitnya
a. Cairan seimbang 1-2 jam
b. Berkemih teratur Posisikan klien
tegak dan cucurkan
air hangat di atas
perineum
Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
Kaji kekeringan
kulit dan membrane
mukosa
3. KALA II
a. Pengkajian
- Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
- Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
- Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
- Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
- Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
- Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
- Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
- Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan Berikan tanda/
presentasi nyeri terkontrol tindakan kenyamanan
dengan criteria hasil: seperti perawatan
o TTV dbn kulit, mulut, perineal
o Pasien dapat dan alat-alat tahun
mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan Bantu pasien memilih
teknik mengejan posisi yang nyaman
untuk mengedan
Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
4. KALA III
a. Pengkajian
- Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
- Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
- Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
- Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
- Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
a. Diagnosa Keperawatan
- Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
- Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
- Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
b. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan Instruksikan klien
terhadap asuhan keperawatan untuk mendorong
kekurangan volume selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan b/d kurang cairan seimbang Kaji tanda vital
masukan oral, denngan criteria hasil: setelah pemberian
muntah. o TTV dbn oksitosin
o Darah yang keluar ± Palpasi uterus
200 – 300 cc Kaji tanda dan gejala
shock
Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
5. KALA IV
a. Pengkajian
- Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
- Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
- Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
- Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
- Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
- Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
- Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
- Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
- Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
a. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri
- Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota leluarga
b. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan Kaji sifat dan
hormone, asuhan keperawatan derajat
trauma,edema selama….,diharapkan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan nyeri terkontrol Beri informasi yang
fisik dan psikologis, dengan criteria hasil: tepat tentang
ansietas o Pasien dapat control perawatan selama
nyeri periode
pascapartum
Lakukan tindakan
kenyamanan
Anjurkan
penggunaan teknik
relaksasi
Beri analgesic
sesuai kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.