Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN

Disusun Oleh:
NUR HANIEF MB
NIM: PB.1905033

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2020/2021
A. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah. (Rohani, 2011)
 Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
B. Macam- Macam Persalinan
1. Berdasarkan teknik :
a. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi
forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria
c. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang. (Rukiyah; Ai yeyeh;
dkk, 2009)
2. Berdasarkan umur kehamilan :
a. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah 28
minggu.
b. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan
28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin antara 1.000-
2.500 gram.
c. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.
d. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
e. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar
mandi, di atas kenderaan, dan sebagainya.
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh
bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic Disproportion (CPD).(Rohani;
dkk, 2011)

C. Sebab-Sebab Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
D. Anatomi Fisiologi
Alat / organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal daninternal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina)berfungsi
sebagai kopulasi, sedangkan Internal berfungsiuntuk\ovulasi, fertilisasi ovum,
transportasi blastocyst, implantasi,pertumbuhan fetus, kelahiran.
1. Genetalia Ekasterna
Vulva tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
a. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masapubertas daerah
ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
b. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena.
c. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum.
d. Vagina
Rongga muskulo membranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral..
e. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot - otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
2. Genetalia Interna
Uterus adalah suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa).
a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis.Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin.
b. Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Ligamenta penyangga uterus, Ligamentum latum uteri,
ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum
vesicouterina, ligamentum rectouterina.
c. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
d. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri.
e. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kananOrgan Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal
f. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral..
g. Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong\ dan lipat paha dalam..
3. Hormon - hormon Reproduksi
a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormone - hormon
gonadotropin (FSH / LH).
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa)
Diproduksi di sel -sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis).
c. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
d. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi)
pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
e. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta).
f. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara.

E. Patofisiologi
Sumber : NANDA NIC NOC 2012

E. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan


Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian 
servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar
F. Faktor Persalinan
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
- Os. Coxae (Os illium, Os. Ischium, Os. Pubis)
- Os. Sacrum = promotorium
- Os. Coccygis
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
c. Pintu Panggul
- Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
- Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
- Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
- Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
d. Bidang-bidang :
- Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
- Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
- Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
- Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
serviks.
b. kontraksi otot-otot dinding perut
c. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau 
persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari
sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu
dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai
pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
3. PASSANGER
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling
besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah 
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian
bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses
persalinan.
G. Kala Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
- periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
- periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
- periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi
saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3
menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan
pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu
his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan
his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 %
dari semua kehamilan. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi
abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala
masuk dalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu
kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan
posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan ukuran dalam panggul, maka jelas
bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak
dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu
atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero
posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan
karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,  akan tetapi
untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul  biasanya
sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam
PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan
asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir
tepat di antara simpisis dan promontorium.     
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu
dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah
dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding
seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter
suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis
(11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan
fleksi maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah
simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi
dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala
yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat
pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan
ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir,
bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar
cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu
bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau
fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau
mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi
kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat
dibantu dengan obat-obat oksitosin.

H. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Pemeriksaan Hb

I. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
J. Persiapan Persalinan
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
c. Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
d. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
e. Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat:
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 pasang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan:
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C         
Bayi:    
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg

K. Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
- Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
- Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
- Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
- Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
- Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
- Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
- Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
- Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.

c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan asuhan  Orientasikan klien pada
situasi kebutuhan keperawatan selama lingkungan, staf dan
tidak terpenuhi. ……..diharapkan prosedur
ansietas pasien berkurang  Berikan informasi
dengan criteria hasil: tentang perubahan
o  TTV dbn psikologis dan
o  Pasien dapat fisiologis pada
mengungkapkan persalinan
perasaan cemasnya  Kaji tingkat dan
o  Lingkungan sekitar penyebab ansietas
pasien tenang dan  Pantau tekanan darah
kondusif dan nadi sesuai indikasi
 Anjurkan klien
mengungkapkan
perasaannya
 Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien
2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan  Kaji persiapan,tingkat
tentang kemajuan keperawatan pengetahuan dan
persalinan b/d selama….,pengetahuan harapan klien
kurang mengingat pasien tentang persalinan  Beri informasi dan
informasi yang meningkat dengan kemajuan persalinan
diberikan, kesalahan criteria hasil: normal
interpretasi o  Pasien dapat  Demonstrasikan teknik
informasi. mendemonstrasikan pernapasan atau
teknik pernafasan  dan relaksasi dengan tepat
posisi yang tepat untuk untuk setiap fase
fase persalinan persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Kaji latar belakang
terhadap infeksi keperawatan budaya klien.
maternal b/d selama….diharapkan   Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan vagina infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda
berulang dan terkontrol dengan criteria vital.
kontaminasi fekal. hasil:  Tekankan pentingnya
o   TTV dbn mencuci tangan yang
o   Tidak terdapat tanda- baik.
tanda infeksi  Gunakan teknik aseptic
saat pemeriksaan
vagina.
 Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.

4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Pantau masukan dan


terhadap kekurangan keperawatan haluaran.
cairan b/d masukan selama…,diharapkan  Pantau suhu setiap 4
dan peningkatan cairan seimbang dengan jam atau lebih sering
kehilangan cairan kriterian hasil: bila suhu tinggi, pantau
melalui pernafasano  TTV dbn tanda-tanda vital. DJJ
mulut. o  Input dan output cairan sesuai indikasi.
seimbang  Kaji produksi mucus
o  Turgor kulit baik dan turgor kulit.
 Kolaborasi pemberian
cairan parenteral.
 Pantau kadar
hematokrit.

5. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Tentukan pemahaman


terhadap koping keperawatan dan harapan terhadap
individu tidak efektif selama…..,diharapkan proses persalinan
b/d koping pasien efektif  Anjurkan
ketidakadekuatan dengan criteria hasil: mengungkapkan
system pendukung. o   Pasien dapat perasaan
mengungkapkan  Beri anjuran kuat thd
perasaannya mekanisme koping
positif dan
 Bantu relaksasi
  
2. KALA I (fase aktif)
a. Pengkajian
- Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
- Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
- Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
- Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
- Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
- Resiko tinggi terhadap ansietas b.d krisis situasional.
- Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan
mobilitas gastrik.
- Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
- Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan, perdarahan, diuresis, keringat berlebihan.
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan  Kaji derajat
berhubungan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapkan secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol dengan nonverbal    
bagian presentasi. criteria hasil:  Pantau dilatasi
a. TTV dalam batas servik
normal  Pantau tanda vital
b. Pasien dapat dan DJJ     
mendemonstrasikan  Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan
(relaksasi nafas dan relaksasi
dalam)  Bantu tindakan
kenyamanan
seperti, gosok
punggung dan kaki.

 Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
 Berikan informasi
tentang
ketersediaan
analgesic
 Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan atau
tidak
 Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Perubahan Setelah dilakukan asuhan  Palpasi di atas
eliminasi urin b/d keperawatan simpisis pubis
perubahan masukan selama….,diharapkan  Monitor  masukan
dan kompresi eliminasi urine pasien dan haluaran
mekanik kandung normal dengan criteria  Anjurkan upaya
kemih. hasil: berkemih sedikitnya
a. Cairan seimbang 1-2 jam
b. Berkemih teratur  Posisikan klien
tegak dan cucurkan
air hangat di atas
perineum
 Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
 Kaji kekeringan
kulit dan membrane
mukosa

3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Tentukan


terhadap koping keperawatan pemahaman dan
individu tidak selama….,diharapkan harapan terhadap
efektif b/d krisis koping pasien efektif proses persalinan
situasi. dengan criteria hasil:  Anjurkan
a. Pasien dapat mengungkapkan
mengungkapkan perasaan
peraannya  Beri anjuran kuat
terhadap
mekanisme koping
positif dan bantu
relaksasi 

4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan  Pantau aktivitas


terhadap cedera keperawatan uterus secara
maternal b/d efek selama….,diharapkan manual
obat-obatan cidera terkontrol dengan  Lakukan tirah
pertambahan criteria hasil: baring saat
mobilitas   gastrik. o  TTV dalam batas normal persalinan menjadi
o  Aktivitas uterus baik intensif
o  Posisi pasien nyaman  Hindari
meninggikan klien
tanpa perhatian
 Tempatkan klien
pada posisi tegak,
miring ke kiri
 Berikan perawatan
perineal selama 4
jam
 Pantau suhu dan
nadi
 Kolaborasi
pemberian
antibiotik (IV)

5. Risiko tinggi Setelah asuhan  Kaji adanya kondisi


terhadap kerusakan keperawatan yang menurunkan
gas janin b/d selama….,diharapkan situasi uteri plasenta
perubahan suplay janin dalam kondisi baik  Pantau DJJ dengan
oksigen dan aliran dengan criteria hasil: segera bila pecah
darah o   DJJ dbn ketuban 
o   Presentasi kepala (+)  Instuksikan untuk
o   Kontraksi uterus teratur tirah baring bila
presentasi tidak
masuk pelvis
 Pantau turunnya
janin pada jalan
lahir
 Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

3. KALA II
a. Pengkajian
- Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
- Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
- Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
- Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
- Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
- Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
- Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
- Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
- Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan  Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan  Berikan tanda/
presentasi nyeri terkontrol tindakan kenyamanan
dengan criteria hasil: seperti perawatan
o  TTV dbn kulit, mulut, perineal
o  Pasien dapat dan alat-alat tahun
mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan  Bantu pasien memilih
teknik mengejan posisi yang nyaman
untuk mengedan
 Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
 Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi

2. Perubahan curah Setelah dilakukan  Pantau tekanan darah


jantung b/d fluktasi asuhan keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
aliran balik vena selama…..,diharapkan menit
kondisi  Anjurkan pasien untuk
cardiovaskuler pasien inhalasi dan ekhalasi
membaik dengan selama upaya
criteria hasil: mengedan
o  TD dan nadi dbn  Anjurkan klien /
o  Suplay O2 tersedia pasangan memilih
posisi persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi

3. Risiko tinggi Setelah asuhan  Bantu klien dan


terhadap kerusakan keperawatan pasangan pada posisi
integritas kulit b/d selama….,diharapkan tepat
pada interaksi integritas kulit  Bantu klien sesuai
hipertonik terkontrol dengan kebutuhan
criteria hasil:  Kolaborasi epiostomi
o  Luka perineum garis tengah atau
tertutup (epiostomi) medic lateral
 Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
- Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
- Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal    dengan cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
- Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
- Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
- Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
a. Diagnosa Keperawatan
- Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
- Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
- Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
b. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan  Instruksikan klien
terhadap asuhan keperawatan untuk mendorong
kekurangan volume selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan b/d kurang cairan seimbang  Kaji tanda vital
masukan oral, denngan criteria hasil: setelah pemberian
muntah. o  TTV dbn oksitosin
o  Darah yang keluar ±  Palpasi uterus
200 – 300 cc  Kaji tanda dan gejala
shock
 Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
 Kolaborasi
pemberian cairan
parentral

2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan  Bantu penggunaan


trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama….,diharapkan  Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum
criteria hasil: setelah melahirkan
o  Pasien dapat control  Ganti pakaian dan
nyeri liner basah
 Berikan selimut
penghangat
     Kolaborasi
perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan  Palpasi fundus uteri
terhadap cedera asuhan keperawatan dan massase dengan
maternal b/d posisi selama….,diharapkan perlahan
selama persalinan cidera terkontrol  Kaji irama
dengan criteria hasil: pernafasan
o  Plasenta keluar utuh  Bersihkan vulva dan
o  TTV dbn perineum dengan air
dan larutan
antiseptic
 Kaji perilaku klien
dan perubahan
system saraf pusat
 Dapatkan sampel
darah tali pusat,
kirim ke
laboratorium untuk
menentukan
golongan darah bayi
     Kolaborasi
pemberian cairan
parenteral

5. KALA IV
a. Pengkajian
- Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
- Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
- Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
- Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
- Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
- Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
- Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
- Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
- Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
a. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri
- Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota leluarga
b. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan  Kaji sifat dan
hormone, asuhan keperawatan derajat
trauma,edema selama….,diharapkan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan nyeri terkontrol  Beri informasi yang
fisik dan psikologis, dengan criteria hasil: tepat tentang
ansietas o   Pasien dapat control perawatan selama
nyeri periode
pascapartum
 Lakukan tindakan
kenyamanan
 Anjurkan
penggunaan teknik
relaksasi
 Beri analgesic
sesuai kemampuan

2. Resiko tinggi Setelah dilakukan  Tempatkan klien


kekurangan volume asuhan keperawatan pada posisi
cairan b/d selama….,diharapkan rekumben
kelelahan/ketegangan cairan simbang  Kaji hal yang
miometri dengan criteria hasil: memperberat
o   TD dbn kejadian intrapartal
o   Jumlah dan warna  Kaji masukan dan
lokhea dbn haluaran
 Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi, kehilangan
daripada persalinan
 Kaji tekanan darah
dan nadi setiap 15
menit
 Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
 Kaji jumlah, warna
dan sifat aliran
lokhea
 Kolaborasi
pemberian cairan
parentral

3. Perubahan ikatan Setelah dilakukan  Anjurkan klien


proses keluarga b/d asuhan keperawatan untuk
transisi/peningkatan selama…..,diharapkan menggendong,
anggota keluarga proses keluarga baik menyentuh bayi
dengan criteria hasil:  Observasi dan catat
o  Ada kedekatan ibu interaksi bayi
dengan bayi  Anjurkan dan bantu
pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
  

DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID


FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat


dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-
pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States


of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:


Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai