KISTA OVARIUM
Disusun Oleh:
Nur Hanief MB
PB1905033
A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).Kista adalah
suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau
bahan setengah cair (Soemadi, 2006). Kista ovarium merupakan suatu
pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang
terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista
ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
B. ANATOMI
2. Kista neoplasma
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat,
kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kiste.
2. Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan
pemakaian gurita abdomen yang ketat.
H. KOMPLIKASI
1. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme
terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
2. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.
I. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri
pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut,
menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi
untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera : ikterik/tidak
2) Konjungtiva : anemis/tidak
3) Mata : simetris/tidak
c. Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
e. Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
f. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
g. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
h. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
7. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan
kepercayaannya.
9. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut
sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat
maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya
keturunan.
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam
aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
11. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi Untuk mengetahui letak batas kista.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG) Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba
(transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara
frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan
menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran
ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk
biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (neoplasma)
2. Ansietas b/d kurang terpapar informasi
3. Risiko perdarahan d/d gangguan koagulasi (trombositosis)
4. Risiko infeksi d/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
Post Operasi
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
2. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
3. Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)
L. RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut b/d agen pencedera Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
fisiologis (neoplasma) keperawatan ...x24 jam - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menurun dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
hasil: - Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Keluhan nyeri - Identifikasi faktor yang memperberat dan
menurun ( skala 1) memperingan nyeri
- Meringis, sikap Terapeutik
protektif menurun - Berikan teknik nonfarmakologis (nafas dalam
- Gelisah, sulit tidur dan murrotal)
menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
- TTV dbn nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi pemberian analgetik
2 Ansietas b/d kurang terpapar Setelah dilakukan asuhan Reduksi ansietas
informasi keperawatan selama …x24 - Monitor tanda- tanda ansietas
jam diharapkan tingkat - Ciptakan suasana terapeutik
ansietas menurun dengan - Pahami situasi yang membuat ansietas
kriteria hasil: - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Verbalisasi kebingungan - Latih teknik relaksasi (mis, napas dalam,
menurun peregangan, atau imajinasi terbimbing)
- Verbalisasi khawatir Edukasi pre dan post operatif
akibat kondisi yang - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
dihadapi menurun menerima informasi
- Perilaku gelisah, - Identifikasi pengalaman pembedahan dan
tegang menurun tingkat pengetahuan tentang pembedahan
- Pola tidur - Identifikasi harapan akan pembedahan
membaik - Identifikasi kecemasan pasien dan keluarga
- Sediakan waktu untuk mrngajukan pertanyaan
dan mendiskusikan masalah
- Informasikan jadwal, lokasi oprasi, lama oprasi
Informasikan persiapan preoprasi
Post Operasi
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Infection Control (Kontrol infeksi)
penurunan pertahanan selama ...x 24 jam diharapakan infeksi - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
primer terkontrol - Pertahankan teknik isolasi
NOC :
- Batasi pengunjung bila perlu
Immune Status
Knowledge : Infection control - Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
Risk control berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
Kriteria Hasil :
- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses penularan - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
penyakit, factor yang mempengaruhi - Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
penularan serta penatalaksanaannya,
- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi - Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat dengan petunjuk umum
- Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America:Mosby.
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-kista-
ovarium.html#.VA3JO0B6PMw