Anda di halaman 1dari 6

Gambaran Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sumber Literasi Kesehatan

Digital pada Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi

Asep Rahman1, Andi Buanasari2, Meilani Jayanti3,


Ihsan S. Tome1, Andy A.N Hiola1, Eldy Sengkey1
1) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado 96115
2) Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado 96115
3) Program Studi Ilmu Farmasi, Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado 96115
E-mail: aseprahman@unsrat.ac.id

Abstrak
Literasi Kesehatan Digital menjadi salah satu strategi promosi kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Penggunaan media digital seperti media sosial menjadi lebih efektif dan
efisien. Pada penelitian ini hendak mengkaji gambaran pemanfaatan media digital sebagai sarana
informasi akan pandemi Covid-19. Selain itu, penelitian ini hendak mengindentifikasi pemanfatan media
sosial dalam aktivitas promosi kesehatan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, dan FMIPA Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan
degan stratified random sampling. Informasi dari responden digali melalui kusisioner yang terdiri dari
tiga bagian yakni identitas informan, sumber informasi terkait Covid-19, dan Covid-19 literacy level.

Kata kunci : literasi kesehatan digital, infodemi covid-19

1. PENDAHULUAN yang kredibel dan mengadopsi perilaku


Literasi kesehatan memiliki potensi besar untuk protektif. Paakkari dan Okan (2020) menyatakan
mengatasi situasi pandemi Covid-19, dimana menyebutkan literasi kesehatan harus dilihat
peran literasi kesehatan bermanfaat untuk dalam kaitannya dengan sosial tanggung jawab
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dan solidaritas, serta kemampuan literasi
masalah kesehatan hingga perubahan perilaku kesehatan tidak hanya oleh masyarakat yang
(Able & McQueen, 2020 ; Greenhalgh, 2015; membutuhkan informasi kesehatan tetapi juga
Maverick Insider, 2020 Moro, dkk., 2010; oleh penyedia layanan informasi. Tanggung
Nguyen, dkk. 2020a; Watson, 2011). Orang jawab sosial dan solidaritas diperlukan dari
dengan pengetahuan kesehatan yang tidak seluruh populasi termasuk individu yang terlibat
memadai lebih berisiko terinfeksi Covid-19 dalam produksi dan berbagi informasi yang tidak
karena tingkat kesadaran kesehatan yang rendah dapat diandalkan dan salah tentang Covid-19.
(Okan et al., 2020; Sørensen, 2020). Orang Sejumlah penelitian berupaya menguji
dengan literasi kesehatan yang terbatas literasi kesehatan terkait Covid-19 pada populasi
cenderung tidak mengadopsi langkah-langkah medis dan non medis Asia dan Amerika Utara
pencegahan kesehatan (Nielsen-Bohlman, menggunakan kuesioner online (Fauzi, Husamah,
Panzer & Kindig, 2004), cenderung memiliki Miharja, Fatmawati, Permana, & Hudha, 2020;
ketakutan dan depresi yang lebih tinggi (Nguyen, Nguyen, et. al., 2020a; Nguyen, dkk., 2020b;
et al., 2020a; Nguyen, et al., 2020b), cenderung Parikh, dkk., 2020). Penelitian tersebut
meningkatkan biaya rawat inap dan beban pada mengukur aspek literasi kesehatan yang dinilai
sistem perawatan kesehatan (Howard, meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik. Hasil
Gazmararian & Parker, 2005), dan kemungkinan penelitian tersebut melaporkan tingkat literasi
memiliki angka kematian yang tinggi (Baker, et kesehatan terkait pandemi Covid-19 baik pada
al., 2007). masyarakat umum maupun medis berada pada
Literasi kesehatan yang memadai sangat level sub-optimal yang cukup mengkhawatirkan.
penting untuk mengatasi pandemi Covid-19 Studi Seng, Yeam, Huang, Tan, dan Low
karena membantu orang memperoleh dan (2020) menekankan bahwa memahami tingkat
menggunakan pengetahuan terkait kesehatan dan determinan literasi kesehatan terkait

ISSN 2746-4644 Halaman 21


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
pandemi di berbagai populasi sangat penting 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
bagi pembuat kebijakan kesehatan untuk Karakteristik Respoden Penelitian
merumuskan strategi optimal untuk komunikasi a. Pendidikan Responden
efektif informasi medis kritis di Krisis Covid-19 Program Studi Jumlah Persentase
dan pandemi di masa depan. Namun, pencarian (n)
ekstensif untuk literatur yang diterbitkan Farmasi 37 26.2
tentang pandemi Covid-19 dan infodemik Ilmu Keperawatan 38 27.0
menunjukkan tidak tersedianya instrumen Ilmu Kesehatan 66 46.8
standar yang menilai literasi kesehatan yang Masyarakat
secara khusus terkait dengan Covid-19 meskipun Total 141 100,0
pentingnya diberikan literasi kesehatan. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat
Tinjauan sistemik terhadap pandemi terkait
pendidikan dengan kemampuan literasi
pandemi kesehatan seperti Covid-19, SARS, dan
seseorang. Hal ini dapat diungkapkan oleh
MERS oleh Seng, Yeam, Huang, Tan, dan Low
Sastiarin (2019), dimana dalam penelitian
(2020) juga menunjukkan kebutuhan mendesak tersebut dengan total responden 108 orang
untuk pengembangan dan validasi tindakan
disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat
terkini dan terstandarisasi untuk penilaian
pendidikan dengan literasi kesehatan pada
literasi kesehatan terkait pandemi Covid-19.
pasien hipertensi derajat dua peserta posyandu
Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk lansia di Puskesmas Dlingo II. Tingkat pendidikan
mendapatkan gamabaran tentang kemampuan
juga berkaitan dengan akses informasi dan
literasi mahasiswa Universitas Sam Ratulangi
media yang digunakan selama mendapatkan
akan Covid-19.
informasi, mengingat penggunakan teknologi
informasi pada kalangan mahasiswa merupakan
2. METODE PENELITIAN hal yang lumrah dijumpai.
Penelitian ini merupakan penelitian
analisis deskriptif dengan menggunakan
b. Usia Responden
pendekatan kualitatif dan desain cross
Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase
sectional. Adapun populasi target adalah
17 4 2.8
mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, mahasiswa Program Studi Ilmu 18 25 17.7
Keperawatan dan mahasiswa Program Studi 19 30 21.3
Farmasi Universitas Sam Ratulangi yang 20 38 27.0
terdaftar dalam Forlap PDDIKTI Kemendikbud 21 34 24.1
masa pelaporan Semester Genap 2019. Adapun 22 8 5.7
total populasi yakni sebanyak 2.295 orang, 24 2 1.4
dengan rincian populasi yakni Prodi Ilmu Total 141 100.0
Kesehatan Masyarakat sebanyak 1.414 orang, Sebaran responden berdasarkan usia responden
Prodi Ilmu Keperawatan sebanyak 375 orang, tabel berikut ini.Usia responden tidak terpaut
serta Prodi Farmasi sebanyak 506 orang jauh, karena merupakan rentang usia mahasiswa
(Kemendikbud, 2020). Adapun total sampel yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
yakni menggunakan Rumus Slovin dengan tingkat Toar (2020) menyatakan bahwa hasil penelitian
toleranasi kesalahan sebesar 10%, maka pada 45 penderita diabetes mellitus tipe 2 di
diperoleh total sampel sebanyak 141 orang. Kota Manado menunjukkan bahwa ada hubungan
Pengambilan sampel dilakukan degan stratified bermakna antara usia dengan tingkat literasi
random sampling. Informasi dari responden seseorang. Sahroni dkk (2019) juga menyatakan
digali melalui kusisioner yang terdiri dari tiga hal yang sama, bahwasanya usia seseorang
bagian yakni identitas informan, sumber berkorelasi dengan tingkat literasi kesehatan.
informasi terkait Covid-19, dan Covid-19 literacy
level, yang diadopsi dari kuisioner dan skala ukur c. Jenis Kelamin
yang digunakan oleh Fauzi (2020) dan Navid Jenis Kelamin Jumlah Persentase
(2020). (n)
Laki-laki 24 17.0
Perempuan 117 83.0
Total 141 100.0

ISSN 2746-4644 Halaman 22


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Responden dalam penelitian ini didominasi oleh informasi. Berikut ini grafik yang menunjukan
perempuan. Hal ini lumrah untuk pendidikan tingkat kepercayaan akan sumber informasi oleh
yang berlatar belakang kesehatan yang responden penelitian.
cenderung didominasi oleh perempuan. Dalam
penelitian Sahroni, dkk (2019) juga menyatakan
jenis kelamin memiliki korelasi dengan tingkat
Teman atau tetangga 3
literasi kesehatan.
Tenaga kesehatan 102
d. Agama
Agama Jumlah (n) Persentase 14
Keluarga
Hindu 1 .7
Islam 45 31.9 Sosial media 64
Katolik 8 5.7
Kristen 87 61.7 Internet 75
Total 141 100.0
Salah satu determinan sosial yakni agama, yang Televisi 63
tentu saja mempunyai kemungkinan untuk
mempengaruhi tingkat literasi seseorang. Selain Publikasi pemerintah 110
itu, agama juga memiliki peran dalam
membangun tingkat literasi penganutnya, 0 50 100 150
contohnya tokoh agama misalnya, punya peran
sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Dari grafik di atas menunjukkan bahwa dominan,
Namun sebaran hoax informasi juga sering kali responden lebih mempercayain sumber
menggandeng isu agama, sebagai mana hasil informasi dari publikasi pemerintah dan tenaga
survey dari Kementerian Komunikasi dan kesehatan. Sebaliknya sumber informasi dari
Informatika Republik Indonesia (2020). media sosial bukan menjadi prioritas.

Sumber Informasi Pengetahuan tentang COVID-19


Adapun sumber informasi dari responden Berikut ini gambaran akan pengetahuan
tentang COVID-19 didominasi dari media sosial. responden tentang COVID-19
Hal ini menunjukkan bahwa media sosial Pengetahuan Jumlah Persentase
memiliki peran besar dalam sebaran informasi (n)
ke masyarakat. Kemungkinan seseorang tertular kembali
Ya 124 87.9
Tidak 6 4.3
Teman atau tetangga 68 Tidak Tahu 11 7.8
COVID-19 lebih mudah menyebar dari MERS
Tenaga kesehatan 88 Ya 99 70.2
Tidak 3 2.1
Keluarga 76 Tidak Tahu 39 27.7
Penyebab COVID-19
Sosial media 133
Gigitan nyamuk 0 0
129 Virus 0 0
Internet
Bakteri 3 2.1
Televisi 109
Vaksin 138 97.9
Publikasi pemerintah 103 Lainnya 141 100.0
Gejala sama pada setiap penderita COVID-19
0 50 100 150 Ya 30 21.3
Tidak 104 73.8
Namun demikian terdapat perbedaan dengan Tidak tahu 7 4.9
tingkat kepercayaan responden akan sumber Durasi isolasi penderita COVID-19

ISSN 2746-4644 Halaman 23


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Youtube Lainnya Facebook
1 – 7 hari 3 0.2 10% 1% 14%
Twitter
8 – 14 hari 127 90 4%
15 – 21 hari 9 6.4
22 – 28 hari 0 0
Tidak tahu 2 1.4
Whatsapp
COVID-19 dapat dicegah dengan air hangat 31% Instagram
atau air garam 29%
Ya 5 3.5
Tidak 93 66
Tidak tahu 43 30.5 Tiktok
11%
COVID-19 dapat dicegah dengan menjaga
jarak Gambar ini menunjukkan bahwa penggunaan
Ya 140 99.3 Whatsapp sebagai aplikasi yang paling sering
Tidak 1 0.7 digunakan (31%), selanjutnya aplikasi Instagram
(29%). Sebaliknya aplikasi Twitter hanya 4%
Tidak tahu 0 0
seringkali digunakan.
COVID-19 dapat dicegah dengan menghindari
kontak darah
Ya 78 55.3 4 - 8 jam 30 - 60 menit (1 jam)
Tidak 38 27 2 - 4 jam 1 - 2 jam
Tidak tahu 25 17.0
> 8 jam
Upaya pencegahan COVID-19
Krim anti nyamuk 0 0
Baju pelindung 2 1.4
Masker 139 98.6 40
COVID-19 dapat disembuhkan dengan vaksin
10
Ya 18 12.8
Tidak 113 80.1
Total 33
Tidak tahu 10 7.1
COVID-19 lebih tinggi fatality rate dari SARS 27
Ya 63 41.1
Tidak 20 14.2 31
Tidak tahu 58 44.7
Total 141 100
.
Pemanfaatan Media Sosial Gambar di atas ini menunjukkan penggunaan
media sosial selama 4 – 8 jam tertinggi yakni 40
Lainnya
responden, sedangkan penggunaan 30 – 60 menit
3%
hanya 10 responden.

Youtube Facebook Tingkat Literasi


18% 18% Tingkat literasi diukur dengan kemampuan
Twitter
9% responden mendapat informasi, memahami
Whatsapp informasi, meanfaatkan informasi serta
20% Instagram berpartisipasi untuk menyebarkan informasi
20% yang edukatif tentang COVID-19. Berikut ini
Tiktok
12% gambaran tingkatan literasi responden dengan
indikator sebagai berikut:
Gambar ini menggambarkan kepemilikan
akun pada media sosial. Pengguna aplikasi
Whatsapp dan Instagram dominan yakni
sebanyak 20%. Menyusul penggunaan
aplikasi Facebook (18%) dan Youtube (18%).

ISSN 2746-4644 Halaman 24


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Indikator Jumlah Persentase 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Literasi (n) Beberapa kesimpulan dari hasi penelitian ini
Upaya mendapatkan informasi yang valid yakni:
tentang COVID-19 a. Penggunaan media sosial sangat dominan di
Selalu 77 54.6 kalangan mahasiswa, hal ini terlihat dari
Sering 44 31.2 kepemilikan media sosial, penggunaan
Kadang-kadang 18 7.8 media sosial dan durasi waktu yang
digunakan dalam menggunakan media
Tidak pernah 2 1.4
sosial.
Mempelajari kembali informasi yang baru
b. Media sosial merupakan sumber informasi
didapatkan
yang dominan, namun tingkat kepercayaan
Selalu 56 39.7 informasinya masih lebih rendah dibanding
Sering 62 43.9 dengan sumber informasi dari tenaga
Kadang-kadang 21 14.9 kesehatan dan instansi pemerintah.
Tidak pernah 2 1.4 c. Tingkat pengetahuan akan COVID-19 cukup
Tidak reaktif akan informasi baru baik, namun beberapa responden masih
Selalu 85 60 belum mengetahui tentang informasi valid
Sering 39 27.7 tentang COVID-19.
Kadang-kadang 14 9.9 d. Responden dominan memiliki upaya selektif
Tidak pernah 3 2.1 informasi, mempelajari kembali, dan tidak
Menganjurkan teman atau keluarga akan reaktif akan informasi baru. Namun
informasi yang valid demikian partisipasi akan menyebarkan
informasi, melaporkan informasi bohong
Selalu 72 51
bahkan membuat konten edukatif tentang
Sering 48 34 COVID-19 masih belum maksimal.
Kadang-kadang 19 13.5
Tidak pernah 2 1.4 Saran yang diajukan dari penelitian ini
Membagikan informasi yang valid a. Media sosial merupakan saran edukatif
Selalu 49 34.8 potensial yang perlu dikolaborasikan dengan
Sering 48 34 tenaga kesehatan dan instansi pemerintah.
Kadang-kadang 35 24.8 b. Selaku calon tenaga kesehatan, mahasiswa
Tidak pernah 9 6.4 bidang kesehatan senantiasa membekali
Tidak menyebarkan informasi yang belum informasi tentang COVID-19 serta berupaya
terpercaya untuk berkontribusi dalam menyebarkan
Selalu 103 73 konten informasi yang valid tentang COVID-
19
Sering 27 19.1
c. Penelitian ini dapat dilanjutkan oleh
Kadang-kadang 3 2.1
peneliti lain untuk menggali lebih dalam
Tidak pernah 8 5.7 terkait pengembangan promosi kesehatan
Melaporkan konten informasi yang dinilai melalui media sosial dan literasi kesehatan
hoax akan isu COVID-19 digital.
Selalu 21 14.9
Sering 24 17 Daftar Pustaka
Kadang-kadang 55 39 Abel, T., & Mcqueen, D. 2020. Critical health
Tidak pernah 41 29.1 literacy and the COVID-19 crisis. Health
Membuat konten edukatif dan informative Promotion International, daaa040,
tentang COVID-19 https://doi.org/10.1093/heapro/daaa0
Selalu 10 7.1 40
Sering 31 22 Baker, D. W., Wolf, M. S., Feinglass, J.,
Kadang-kadang 73 51.8 Thompson, J. A., Gazmararian, J. A., &
Huang, J. 2007. Health literacy and
Tidak pernah 27 19.1
mortality among elderly persons.
Archives of Internal Medicine, 167(14),
1503-1509.

ISSN 2746-4644 Halaman 25


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fauzi, A., Husamah, H., Miharja, F. J., Academy Press. Nunnally, J. C. &
Fatmawati, D., Permana, T. I., & Hudha, Bernstein, I. H. (1994). Psyc
A. M. 2020. Exploring Covid-19 literacy Okan, O., Sørensen, K., & Messer, M. (2020).
level among biology teacher candidates. COVID-19: A guide to good practice on
Eurasia Journal of Mathematics, Science keeping people well informed.
and Technology Education, 16(7), Retrieved on July 31, 2020 from
em1864. https://theconversation.com/covid19-
https://doi.org/10.29333/ejmste/8270 a-guide-to-good-practice-onkeeping-
Greenhalgh, T. 2015. Health literacy: Towards people-well-informed-
system level solutions. British Medical 34046#commentscontainer
Journal, 350, h1026. Paakkari, L., & Okan, O. (2020). COVID-19:
Hague, Cassie dan Sarah Payton. 2010. Digital health literacy is an underestimated
literacy across the curriculum. problem. The Lancet Public Health,
www.futurelab.org.uk/projects/digital- 5(5), e249-e250.
participation. Health-Related Behaviors Sahroni; D. Anshari; T. Krianto. 2019.
among Medical Students. International Determinan Sosial Terhadap Tingkat
Journal of Environmental Research and Literasi Kesehatan Pada Pasien
Public Health, 17(11), 4164. Hipertensi di Puskesmas Kota Cilegon.
Howard, D. H, Gazmararian, J., Parker, R. 2005. Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019)
The impact of low health literacy on the 111-117
medical costs of Medicare managed care Sastiarini, J. Aisya. 2019. Hubungan Antara
enrollees. The American Journal of Tingkat Pendidikan dengan Literasi
Medicine, 118: 371-377. Kesehatan Pasien Hipertensi Derajat
Kementerian Komunikasi dan Informatika Dua pada Peserta Posyandu Lansia di
Republik Indonesia. 2020. Status Puskesmas Dlingo II.
Litetrasi Digitla Indonesia. https://dspace.uii.ac.id/handle/12345
https://aptika.kominfo.go.id/wp- 6789/22118
content/uploads/2020/11/Survei- Seng, J. J. B., Yeam, C. T., Huang, W. C., Tan,
Literasi-Digital-Indonesia-2020.pdf N. C., & Low, L. L. 2020. Pandemic
Maverick Insider. (2020). Virus literacy for related health literacy – A systematic
beginners: Influenza and Covid-19. review of literature in COVID-19, SARS
Retrieved on April 1, 2010, from and MERS pandemics. medRxiv. from
https://www.dailymaverick.co.za/artic https://www.medrxiv.org/content/10.
le/2020-03-12-virusliteracy- 1101/2020.05.07.20094227v1.full.pdf
forbeginners-influenza-and-covid-19/ Sørensen, K. (2020). Covid-19: Digital health
Morens, D. M., Folkers, G. K. and Fauci, A. S. literacy is a key to saving time, costs and
2009. What Is a Pandemic?. The Journal lives. Retrieved on July 31, 2020, from
of Infectious Diseases, 200(7), pp. 1018– https://www.ictandhealth.com/news/c
1021. doi:10.1086/644537. ovid-19-digitalhealthliteracy-is-a-key-
Naveed, MA, dkk. 2020. Development and to-saving-time-costs-and-lives/
Validation of a Covid-19 Literacy Scale. Toar, J. Moreen. 2020. Faktor yang
https://digitalcommons.unl.edu/libphil Mempengaruhi Literasi Kesehatan pada
prac/4362?utm_source=digitalcommons Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
.unl.edu%2Flibphilprac%2F4362&utm_mediu Kota Manado. Jurnal Keperawatan
m=PDF&utm_campaign=PDFCoverPages Volume 8 Nomor 2
Nguyen, H. C., Nguyen, M. H., Do, B. N., Tran, Watson, R. (2011). Europeans with poor “health
C. Q., Nguyen, T. T., Pham, K. M., & literacy” are heavy users of health
Duong, T. H. 2020a. People with services. British Medical Journal, 343,
suspected COVID-19 symptoms were d7741.
more likely depressed and had lower World Health Organization. 2020. What is a
health-related quality of life: The pandemic?,https://www.who.int/csr/di
potential benefit of health literacy. sease/swineflu/frequently_asked_quest
Journal of clinical medicine, 9(4), 965. ions/pandemic/en/
Nielsen-Bohlman L, Panzer A. & Kindig D. 2004.
Health literacy: A prescription to end
confusion. Washington, D.C: National

ISSN 2746-4644 Halaman 26


Vol 2 No. 2, Juli - Desember 2021
Jurnal Lentera : Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai