Anda di halaman 1dari 12

RESUME TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI

RSJD DR. RM. SOEDJARWADI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

NUR HANIEF MB

PB 1905033

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KLATEN
2021
RESUME TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SESI 3

Nama : NUR HANIEF MB


NIM : PB 1905033
Kegiatan : TAK stimulasi persepsi sesi 3
Pebicara : Syamsul Arif, S.Kep, Ns
Waktu : 23 Februari 2021, 08.30-10.00

A. Topik Kegiatan
Terapi aktivitas kelompok : Sesi 3 (melihat gambar)

B. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu terapi modalitas yang dilakukan oleh perawat
bersama pasien dengan masalah yang sama. Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi
umum terdapat 3 sesi. Sesi 1 yaitu menonton TV, sesi 2 yaitu membaca majalah dan sesi 3
melihat gambar. TAK Stimulasi Persepsi merupakan terapi yang menggunakan aktifitas
mempersepsikan berbagai stimulus yang terkait dengan pengalaman dalam kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih
perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki prilaku lama yang maladaptif. Pada klien
dengan Isolasi Sosial perlu di berikan terapi aktivitas kelompok.

C. Komponen TAK
Menurut Prabowo (2014), komponen kelompok dari terapi aktivitas kelompok terdiri dari
delapan aspek, sebagai berikut :
1. Struktur kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan,
dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan
membantu pengaturan pola perilaku serta interaksi. Struktur dalam kelompok diatur
dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin,
sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2. Besar kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya
berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia
adalah 7-10 orang, menurut Lancester adalah 10 – 12 orang, dan menurut Rawlins,
Williams, dan Beck adalah 5-10 orang.
3. Lamanya sesi
Menurut Stuart & Laraia (2001), waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit
bagi kelompok yang baru (fungsi kelompok yang masih rendah) dan 60-120 menit bagi
kelompok yang sudah kohesif (fungsi kelompok yang tinggi). Biasanya dimulai dengan
pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing berupa terminasi.
Banyaknya sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat satu atau dua kali per
minggu; atau dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
4. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin yang terpenting adalah mengobservasi dan menganalisis
pola komunikasi dalam kelompok. Pemimpin menggunakan umpan balik untuk
memberi kesadaran kepada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
Pemimpin kelompok dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konflik interpersonal,
tingkat kompetisi, dan seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta melaksanakan
kegiatan yang dilaksanakan.
5. Peran kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok. Ada tiga peran
dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam kerja kelompok, yaitu
maintenance roles, task roles, dan individual roles. Maintenance roles, yaitu peran serta
aktif dalam mempertahankan proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles
berfokus pada penyelesaian tugas. Individual roles adalah peran yang ditampilkan
anggota kelompok secara khas (self-centered) dan kemungkinan terjadinya distraksi
pada kelompok.
6. Kekuatan kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam memengaruhi jalannya
kegiatan kelompok. Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi,
diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat
keputusan dalam kelompok.
7. Norma kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan terhadap
perilaku kelompok pada masa yang akan datang dibuat berdasarkan pengalaman masa
lalu dan saat ini. Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku
anggota kelompok dengan norma kelompok, penting dalam menerima anggota
kelompok. Anggota kelompok yang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak dan
ditolak oleh anggota kelompok lain.
8. Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Hal ini memengaruhi anggota kelompok untuk tetap bertahan dalam kelompok. Apa
yang membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok perlu
diidentifikasi agar keberlangsungan (continuity) kehidupan kelompok dapat
dipertahankan.

D. Tujuan
1. Tujuan umum
Upaya untuk memfasilitasi psikoterapi pada pasien dalam waktu yang sama untuk
meningkatkan kemampuan pasien dalam hal sensori, orientasi dan sosialisasi. 
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota keluarga kelompok
c. Klien mampu bercakap – cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi padaorang lain.
f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosial kelompok
g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah
dilakukan.
E. Peserta
Prinsip memilih peserta untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas, yang
dijabarkan antara lain:
1. Gejala sama
Misal terapi aktivitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk pasien
halusinasi dan lain sebagainya. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan
spesifik bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupun mengungkapkan
isi halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien memiliki
masalah atau gejala yang sama, sehingga mereka dapat bekerjasama atau berbagi
dalam proses terapi.
2. Kategori sama
Dalam antrian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi. Pasien
yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien akut skor rendah
sampai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi pasien memiliki skor yang
hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah terapi.
3. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan gejala sama
biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan. Maka lebih baik
dibedakan.
4. Kelompok umur hampir sama
Tingkat perkembangan yang sama akan memudahkan interaksi antar pasien.

F. Jenis-jenis TAK
1. TAK sosialisasi bertujuan menstimulasi peserta untuk mampu berkenalan dengan
orang lain
2. TAK orientasi bertujuan untuk memperkenalkan pasien pada kenyataan di sekitar
pasien
3. TAK persepsi bertujuan untuk melatih pasien mempersepsikan stimulus
a. Sesi 1 yaitu menonton TV
b. Sesi 2 yaitu membaca majalah
c. Sesi 3 melihat gambar
4. TAK sensori bertujuan menjadikan aktivitas sebagai stimulus pada pasien tersebut
misalnya dengan melihat televise
G. Tim Terapi Aktivitas Kelompok
1. Leader : bertugas memimpin jalannya TAK, mengkoordinasikan seluruh kegiatan
sehingga harus menguasai kegiatan TAK
2. Co leader : bertugas mengambil alih tugas leader jika leader blocking/lupa, jika
kegiatan TAK sudah kembali normal maka Co leader mengembalikan pimpinan acara
kepada leader
3. Fasilitator : bertugas memfasilitasi jalannya TAK, jika pasien tidak memahami tugas
dari leader.
4. Observer : bertugas mengobservasi jalannya TAK dari awal sampai akhir, mencatat
kejadian yang ada selama TAK, membacakan hasil observasi selama TAK.

H. Fase-fase TAK
1. Persiapan
a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai indikasi; yaitu klien yang
menarik diri yang telah mengikuti TAK.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Perkenalan nama, dan panggilan terapi

b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan kembali cara berkenalan

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mampu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main

3. Tahap kerja
Memulai sesuai topik TAK. Seorang leader mengusahakan mengkoordinasikan
perintah dari TAK, sehingga TAK bisa dilaksanakan oleh peserta dengan bagus.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilannya

b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan
2) Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
2) Menyepakati waktu dan tempat

I. Program antisipasi
1. Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan
anggota tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok
2. Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam
diskusi, leader harus memfokuskan pembicaraan
3. Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan
bahwa hal tersebut tidak dikehendaki
4. Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan therapi kelompok, maka anggota
kelompok yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
5. Bila ada anggota diskusi diam, maka fasilitator harus berberan aktif
6. Bila ada hal-hal di luar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan

J. Tata Tertib TAK


1. Peserta bersedia mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok
2. Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta tidak boleh makan, minum, atau merokok
4. Peserta tidak meninggalkan tempat sampai acara selesai
5. Peserta meminta izin dengan mengacungkan tangan ketika ingin ke toilet.
6. Seluruh peserta harus mengikuti kegiatan sampai selesai.
7. Peserta tidak boleh berbicara sendiri maupun dengan peserta lain.
8. Peserta harus mendengarkan pendapat peserta lain.
K. Uraian Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
1. Tempat
RSJD DR. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
2. Hari/ tanggal
Rabu, 23 Februari 2021 pukul 08.30 wib
3. Waktu
30 menit
4. Pengorganisasian
a. Peserta TAK
Pasien dengan isolasi sosial
b. Leader : Widia
Tugas :
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Membuka acara dan berdoa
 Menjelaskan tujuan
 Sebagai role model
 Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
 Menutup kegiatan TAK
 Membacakan tata tertib TAK
c. Co leader (Bp. Syamsul)
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengambil alih tugas leader apabila jalannya TAK blocking/pasif, dan
menyerahkannya kembali kepada leader apabila jalannya TAK sudah
normal kembali
 Membantu jalannya kegiatan
d. Fasilitator (Ratna)
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
e. Observer (Rusli)
 Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir
 Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis
 Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
 Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan dating

L. Media Dan Metode


1. Media
a. Bola
b. Tape recorder
c. Kertas
d. Spidol
e. Papan tulis
f. Papan nama dengan selotip bolak-balik
g. Gambar
h. Tempat duduk
2. Metode
Menyalakan televisi (musik), bola dioperkan ke teman sebelahnya sampai musik
berhenti, yang memegang bola saat musik berhenti mendapatkan giliran
menyebutkan nama, alamat dan hobi.

M. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: leader

: fasilitator

: observer
: peserta

: co leader

1. Leader berdiri didepan peserta


2. Co leader berdiri disamping pasien
3. Peserta duduk melingkar
4. Observer berada diluar lingkaran
5. Fasilitator berjalan melingkari peserta

N. TAHAP KEGIATAN
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan pasien
b. Mempersipakan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik :
 Salam dari terapi kepada klien
 Terapis memperkenalkan diri
b. Evaluasi/ validasi :
 Menanyakan perasaan klien saat ini
3. Kontrak :
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
 Jika ada yang ingin meninggalkan tempat, karena ingin ke kamar mandi
atau minum harus minta ijin dulu
 Nanti akan diputarkan musik, masing-masing akan diberi kesempatan
memegang bola dan diputarkan sampai musik berhenti.
 Bagi yang memegang bola wajib menyebutkan nama, alamat dan hobi
4. Tahap kerja
a. Leader mengajak pasien untuk memperkenalkan diri (nama dan alamat)
dimulai dari leader secara berurutan diikuti oleh pasien.
b. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu perkenalan
c. Leader memulai memegang bola dan diberikan kepada pasien secara bergilir
dan berurutan sampai musik berhenti.
d. Pasien yang mendapatkan bola harus menceritakan apa yang telah ditulis
berdasarkan gambar yang dilihat
 Siti Zulaikah : menceritakan tentang “Keluarga sakinah, mawadah
warohmah bahagia rukun damai sentosa. Saya ingin mempunyai anak
soleh solehah”
 Elisabeth : menceritakan tentang “Nama, umur, alamat, dan Sekolah
Kanisius”
 Nur Wahid : menceritakan tentang “Informasi yang diberikan dan
diterima”
 Sri Sugiyanti : menceritakan tentang “Ada seorang wanita meminum
obat, berdoa semoga lekas sembuh”
 Anjasmara : menceritakan tentang “Seseorang yang mengalami
halusinasi pendengaran, diterapi dengan menutup kedua telinga dengan
tangan”
e. Kegiatan c-d dilakukan berulang sampai semua pasien mendapatkan giliran
f. Setiap pasien yang dapat menjawab pertanyaan selalu diberi reinforcement
ucapan pujian dan bertepuk tangan
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Leader menanyakan perasaan pasien ketika mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
 Menyimpulakan kegiatan
 Menyampaikan harapan
 Menganjurkan memasukkan ke jadwal kegiatan peserta
c. Kontrak
 Leader menyampaikan kontrak waktu yang akan datang

O. EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung dan bicakan oleh observer.
Penilaian TAK Stimulasi Persepsi Sesi 3

Nama klien
No Aspek yang dinilai
Nur Anjas Sri Elisabeth Siti
Mengikuti kegiatan
1 dari awal sampai √ √ √ √ √
selesai
Mampu menyebutkan
2 √ √ √ √ √
gambar
Mampu
3 menyampaikan √ √ √ √ √
pendapat

P. KRITIK DAN SARAN


1. TAK berjalan dengan baik dan lancar
2. Peserta mengikuti seluruh rangkaian TAK
3. Trainer kurang memperkenalkan tugas masing-masing, seharusnya setelah
memperkenalkan diri trainer juga menjelaskan tugas trainer.
4. RTL belum dijelaskan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan masing-
masing, sehingga perlu diucapkan dalam TAK selanjutkan
5. Leader kurang menguasai jalannya TAK tetapi sudah bagus dibantu dengan co
leader.

Klaten, 23 Februari 2021

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Saktiyono, S.Kep.Ners ) ( Ns Retno Yuli H, M.Kep.Sp.Jiwa) (Nur Hanief MB, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai