Anda di halaman 1dari 11

STIKES RS BAPTIS KEDIRI

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN


HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE
Jl. MayjendPanjaitan No. 3B Kediri. 64102. Telp. & Fax. (0354) 683470,
website: www.stikesbaptis.ac.id, email: kepk.stikesrsbaptis@gmail.com

FORMULIR ETIK PENELITIAN KESEHATAN

No. Register : Tanggal :

1. Tim Peneliti
Nama Peneliti/Tim peneliti (tuliskan daftar tim peneliti beserta keahlian/spesialisasinya, termasuk
konsultan bila ada):
Inas Istiqlal Sary Nabilah

Status ketua peneliti :


Mahasiswa
√ :

DIII

DIV

S1

S2

S3

Dosen Lain-lain, sebutkan: .....................

Asal
STIKES
√ RS Baptis Kediri

Institusi Peneliti (di isi selain dari STIKES RS Baptis) ____________________________

2. Judul penelitian :
GAMBARAN PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

3. Subjek
Penderita

Non

1
Penderita

Hewan

Keterangan : penderita diabetes melitus tipe 2


4. Perkiraan waktu Penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap partisipan adalah
Tiap partisipan diberikan waktu ≤ 10 menit peneliti dengan menggunakan kuesioner perawatan kaki

5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup objektif / tujuan penelitian / manfaat / relevansi dari hasil
penelitian (Ket: pada prinsipnya sama dengan proposal, namun pada protokol terdapat uraian secara
rinci tentang metode penelitian termasuk rencana kerjanya).
1. Masalah/Latar Belakang
Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan
pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus
(mikrovaskular) disebut mikroangiopati (Kurnia, 2017). Ulkus diabetik merupakan luka terbuka pada
permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan
neuropati, keadaan lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob (Hastuti, 2008 dalam
Supriyadi, 2017). Ulkus pada kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi utama dari penderita
diabetes melitus. Pada penderita diabetes melitus sistem metabolisme tubuhnya mengalami gangguan
sehingga menghambat proses penyembuhan luka dan hal ini dapat berakibat buruk berupa amputasi
pada kaki (Pampattiwar, 2013 dalam Supriyadi, 2017). Mencegah komplikasi akibat diabetes melitus
khususnya pada kaki terdapat beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya hygiene
personal termasuk kaki. Melakukan perawatan kaki pada penderita diabetes melitus sangat penting
sekali, guna mencegah terjadinya luka pada kaki (Tarwoto, 2016). Berdasarkan data pra penelitian pada
tanggal 7 Januari 2020 pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RS. Baptis Kediri
didapatkan sebagian pasien mengalami komplikasi ulkus pada kaki, dan seluruh responden pra
penelitian berisiko tinggi mengalami ulkus.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 di Indonesia, prevalensi diabetes melitus berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun meningkat menjadi 2%, prevalensi yang terendah
terdapat di provinsi NTT, yaitu sebesar 0.9% sedangkan prevalensi tertinggi di provinsi DKI Jakarta
sebesar 3,4%, di Jawa Timur prevalensi diabetes melitus yaitu sebesar 2,6% (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan hasil pra penelitian yang di lakukan tanggal 7 Januari 2020 di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Baptis Kediri didapatkan bahwa jumlah pasien dengan Diabetes Melitus pada bulan Oktober
sampai dengan Desember sebanyak 300 pasien. Dari 15 pasien diabetes melitus semua pasien (100%)
diabetes melitus tipe 2 beresiko tinggi mengalami ulkus diabetes dan terdapat 11 pasien (73%) tidak
melakukan perawatan kaki, 11 pasien (73%) menderita ulkus diabetes pada kaki.
Diabetes melitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu menghasilkan atau menggunakan
insulin (hormon yang membawa glukosa darah ke sel-sel dan menyimpannya sebagai glikogen). Dengan
demikian, terjadi hiperglikemia yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal,
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta menimbulkan berbagai
komplikasi kronis pada organ tubuh (Mansjoer dkk., 2000; Sukarmin dan S. Riyadi, 2008; Tambayong,
J. 2000 dalam Nur Aini, 2016). Penyebab gangguan endokrin utama pankreas adalah produksi dan
kecepatan pemakaian metabolik insulin. Kurangnya insulin secara relatif dapat mengakibatkan

2
peningkatan glukosa darah dan glukosa dalam urine (Baradero, 2009). Dalam keadaan normal, makanan
yang telah dicerna dalam gastrointestinal diubah menjadi glukosa, lemak, dan asam amino serta masuk
ke dalam hepar dapat mengambil glukosa, lemak, dan asam amino dari peredaran darah. Hepar
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, yang lain disimpan dalam sel otot dan sel lemak (Baradero,
2009). Cadangan ini (glikogen) dapat diubah kembali menjadi glukosa apabila diperlukan. Defisit
insulin ringan dapat menimbulkan hiperglikemia dan glikosuria setelah makan. Akan tetapi, defisit yang
berat bisa menimbulkan hiperglikemia, glikosuria, dan katabolisme protein setiap saat. Apabila
perubahan yang telah dibahas tidak ditangani, komplikasi DM kronis dan akut bisa timbul. Pada
komplikasi akut, pasien bisa mengalami mual, muntah-muntah, memberatnya masalah cairan dan
elektrolit bisa dengan cepat berkembang ke coma hyperglycemia atau diabetic ketoacidosis (DKA)
(Baradero, 2009). Pada komplikasi kronis, pasien bisa mengalami gangguan mikrovaskular,
makrovaskular, atau neuropati (Baradero, 2009). Terjadinya komplikasi pada pasien diabetes melitus
sebagian besar disebabkan karena 3 hal yaitu; neuropati, iskemik dan neuroiskemik. Dan neuroiskemik
tersebut merupakan perpaduan antara neuropati dan iskemik perifer yang mengakibatkan terjadinya
kelainan pembuluh darah perifer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kejadian ulkus
diabetik diantaranya neuropati dan kelaianan pembuluh darah perifer yang menyebabkan iskemik pada
jaringan perifer (Chadwick, P. Et al., 2013 dalam Supriyadi., 2017). Ulkus kaki diabetik adalah salah
satu komplikasi utama dari penderita diabetes melitus. Sistem metabolisme pada tubuh penderita
diabetes melitus mengalami gangguan sehingga menghambat proses penyembuhan luka dan hal ini
dapat berakibat buruk berupa amputasi pada kaki (Pampattiwar, et al. 2013 dalam Supriyadi 2017).
Mencegah komplikasi akibat diabetes melitus khususnya pada kaki terdapat beberapa upaya
pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya hygiene personal termasuk kaki. Melakukan perawatan
kaki pada penderita diabetes melitus sangat penting sekali, guna mencegah terjadinya luka pada kaki
(Tarwoto, 2016). Pencegahan dan perawatan penyakit diabetes dapat mencegah ulkus diabetes. Regulasi
kadar gula darah dapat mencegah neuropati perifer atau mencegah keadaan lebih buruk. Penderita
diabetes melitus harus memeriksa kakinya setiap hari, menjaga kaki agar tetap bersih dengan sabun dan
air, serta menjaga kelembapan kaki dengan pelembab topikal. Sepatu dan alas kaki harus dipilih secara
khusus untuk mencegah adanya gesekan atau tekanan pada kaki (Katsilambors dkk, 2010; Regina, 2013
dalam Aini, Nur. 2016). Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Gambaran Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Tipe 2 Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
Kediri”.

2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Baptis Kediri.

3. Tujuan Penelitian
Mempelajari gambaran perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Baptis Kediri.

4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam perkembangan ilmu
keperawatan terkhusus mengenai gambaran perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri.
4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Informasi mengenai perawatan kaki pada

3
penderita diabetes yang dapat mencegah terjadinya ulkus diabetes.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu keperawatan pada
pasien untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai gambaran perawatan kaki pada
pasien diabetes melitus tipe 2.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
tambahan informasi intervensi keperawatan yang telah dibuktikan secara ilmiah.

5 Kerangka Konsep
Faktor Diabetes Melitus Upaya pencegahan primer
penyebab 1. Edukasi kesehatan DM, komplikasi dan
DM : perawatan kaki
1. Kerusakan Komplikasi pasien 2. Status gizi yang baik dan pengendalian
sel diabetes melitus: DM
pankreas 3. Pemeriksaan berkala DM dan
2. Kelainan 1. Penyakit komplikasinya
genetik kardiovaskular 4. Pemeriksaan berkala kaki penderita
3. Usia 2. Retinopaty diabetes 5. Pencegahan/perlindungan terhadap
4. Gaya hidup 3. Nefropathy diabetes trauma – sepatu khusus
dan stres 4. Penurunan gaya 6. Higiene personal termasuk kaki
5. Pola makan pikir 7. Menghilangkan faktor biomekanis
yang salah 5. Ulkus diabetes yang mungkin menyebabkan ulkus
6. Obesitas (diabetik foot ulcer)
7. Infeksi 8. Perawatan kaki
(M. Adika, 2014)
(Aini, Nur. (Suyono dkk, 2013)
2016)

Yang Tidak Boleh Dilakukan Pasien DM :


1. Jangan merendam kaki terlalu lama
2. Jangan menggunakan botol panas atau
peralatan listrik untuk memanaskan kaki
3. Jangan berjalan di atas aspal atau batu
panas
4. Jangan gunakan silet untuk mengurangi
kapalan
5. Jangan merokok
6. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki
sempit
7. Jangan menggunakan sepatu berhak
tinggi dan atau ujung sepatu lancip
8. Jangan menyilangkan kaki terlalu lama
9. Jangan menggunakan obat-obat tanpa
anjuran dokter untuk menghilangkan
‘mata ikan’
10. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk
kaki
11. Jangan membiarkan luka kecil di kaki,
sekecil apapun luka tersebut
(Suyono dkk, 2013)
4
6 Penelitian (jika ada)

No JUDUL VARIABEL DESAIN HASIL


1 Gambaran Variabel dependen Deskriptif Hasil dari penelitian ini adalah pasien
Perawatan Kaki : pasien diabetes kuantitatif diabetes melitus tipe 2 diketahui
Dan Sensasi melitus tipe 2 sebagian besar (71,73%) responden
Sensorik Kaki Pada Variabel sudah melakukan perawatan kaki
Pasien Diabetes independen : yang baik dan sebagian besar
Melitus Tipe 2 Di perawatan kaki, (60,87%) responden memiliki sensasi
Poliklinik DM sensasi sensorik kaki normal.
RSUD. kaki
(Sihombing dkk,
2012)
2 Hubungan Variabel dependen cross sectional Hasil dari penelitian ini yaitu pasien
Perawatan Kaki : perawatan kaki ulkus memiliki nilai median 5 dengan
Pasien Diabetes diabetes melitus nilai minimum 3 dan maksimum 10
Melitus Tipe 2 tipe 2 serta rerata 5,33±1,617. Pasien tidak
Dengan Kejadian Variabel ulkus memiliki nilai median 7 dengan
Ulkus Diabetik Di independen : nilai minimum 4 dan maksimum 11
Rsud Dr. kejadian ulkus serta rerata 6,93±1,817. Hasil uji
Moewardi. diabetik statistik menggunakan uji T Tidak
(Mahfud, 2012) Berpasangan didapatkan hasil nilai
probabilitasnya (p )= 0,001. Hasil uji
kolerasi dengan uji Spearman,
diperoleh r = 0,441.
3 Gambaran Tingkat Variabel dependen Deskiptif Hasil dari penelitian didapatakan 64
Pengetahuan Kader : eksploratif responden (81%) memiliki
Kesehatan Tentang Perawatan kaki pengetahuan tentang perawatan kaki
Perawatan Kaki diabetes diabetes dalam kategori baik dan 15
Diabetes Di Kota Variabel respoden memiliki pengetahuan
Makassar 2019. independen : tentang perawatan kaki diabetes
(Elly dkk, 2018) pengetahuan dalam ketegori kurang
4 Perilaku Perawatan Variabel dependen Desain penelitian Hasil dari penelitian menyebutkan
Kaki Pada Pasien : perawatan kaki menggunakan perilaku perawatan kaki pada pasien
Diabetes Melitus Di Variabel metode deskriptif. diabetes di instalasi rawat jalan
Instalasi Rawat independen : Metode rumah sakit baptis kediri, dari 92
Jalan Rumah Sakit pasien diabetes pengambilan dalam responden ditemukan perilaku
Baptis Kediri melitus penelitian ini perawatan kaki yang kurang
(Ponco Yustita, menggunakan sebanyak 24 responden (26,1%), dan

5
No JUDUL VARIABEL DESAIN HASIL
2018) teknik purposive sebagian besar 68 responden (73,9%)
sampling. memiliki perilaku perawatan kaki
yang memadai.

7 Metode Penelitian :
Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif

8 Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat: Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri.
b. Waktu: Pengambilan data dilakukan pada tanggal 24 Februari 2020 – 24 April 2020.

9 Jenis Sampel, Tata cara Pengambilan Sampel, Besar Sampel, Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit diabetes melitus di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri sebanyak 100 pasien.
b. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dengan besar sampel
74 responden.
c. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Pasien diabetes melitus tipe 2
2. Pasien diabetes melitus yang kooperatif
3. Pasien diabetes melitus yang bersedia diteliti

d. Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah:


1. Pasien diabetes melitus dengan ulkus

10. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu perawatan kaki pada pasien diabetes tipe
2.
No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor
Operasional Ukur
1. Independen Upaya 1. Cek kaki setiap hari. Lembar Ordinal 4 : Selalu
: perawatan pencegahan Apakah terdapat tanda- kuesioner 3 : Sering
kaki primer pada tanda infeksi : 2:Kadang-
pengelolaan kemerahan, nyeri, kaki kadang
kaki diabetik teraba panas, ataupun 1:Tidak
perasaan baal pada kulit Pernah
kaki.
2. Jangan mengobati (perawatan
sendiri bila menemukan kaki) :
kulit kapalan, luka pada
kulit. Datang ke dokter Baik=76-

6
No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor
Operasional Ukur
untuk mendapatkan 100%
obat. Cukup=55-
3. Cuci kaki setiap hari 75%
dengan air hangat (tidak Kurang=≤56
panas) dan sabun yang %
lembut.
4. Keringkan kaki dengan (Nursalam,
baik, terutama di sela- 2016)
sela jari. Menggunakan
handuk yang halus dan
tidak menggosok terlalu
keras

No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor


Operasional Ukur
5. Pertahankan kulit kaki
yang lembut dengan
mengoleskan cream atau
lotion, terutama area
tumit. Hindari area sela
jari dan kulit yang
pecah/luka.
6. Gunakan bedak non
alergenik sebelum
menggunakan kaos kaki
7. Memotong kuku lurus
minimal 1 kali
seminggu.
Yang tidak boleh dilakukan
pasien diabetes melitus : Kuesione Ordinal 1: selalu
1. Jangan merendam kaki r 2: sering
terlalu lama 3: kadang-
2. Jangan menggunakan kadang
botol panas atau 4: tidak
peralatan listrik untuk pernah
memanaskan kaki
3. Jangan berjalan di atas
aspal atau batu panas
4. Jangan gunakan silet
untuk mengurangi
kapalan
5. Jangan merokok
6. Jangan pakai sepatu atau
kaos kaki sempit
7. Jangan menggunakan
sepatu berhak tinggi dan

7
atau ujung sepatu lancip
8. Jangan menyilangkan
kaki terlalu lama
9. Jangan menggunakan
obat-obat tanpa anjuran
dokter untuk
menghilangkan ‘mata
ikan’
10. Jangan gunakan sikat
atau pisau untuk kaki
11. Jangan membiarkan
luka kecil di kaki,
sekecil apapun luka
tersebut

11. Instrument Penelitian/Alat Untuk Mengambil Data/Bahan Penelitian


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.
Kuesioner yaitu jenis pengukuran dengan cara peneliti mengumpulkan data secara formal
kepada subjek untuk menjawab pertanyaan yang tertulis (Nursalam, 2016). Instrumen
penelitian dibuat oleh peneliti dan tidak baku, sehingga peneliti perlu melakukan uji
validitas. Ditujukan pada pasien diabetes melitus, dilaksanakan pada tanggal 24 Februari –
24 April 2020 di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri, responden yang
digunakan untuk uji validitas sebanyak 15 responden tidak digunakan sebagai responden
penelitian, kuesioner uji validitas didesain sebanyak 18 pertanyaan. Selanjutnya instrumen
dilakukan uji reliabilitas menunjukan hasil Cronbach’s Alpha = 0,787 dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian dikatakan reliable sehingga kuesioner digunakan sebagai alat
ukur penelitian. Kuesioner digunakan untuk mempelajari gambaran perawatan kaki pada
pasien diabetes melitus tipe 2 dimana pertanyaan tentang data demografi meliputi jenis
kelamin, umur, riwayat pendidikan, jenis pekerjaaan, lama menderita DM, rutin kontrol.
Kuesioner perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 berisi satu indikator yaitu
perawatan kaki berisi 18 pertanyaan. Pengambilan data diambil di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Baptis Kediri pada pasien diabetes melitus tipe 2. Skala yang digunakan adalah
ordinal dengan penilaian skor Favorable 4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1 = tidak
pernah, skor Unfavorable 1 = selalu, 2 = sering, 3 = kadang-kadang, 4 = tidak pernah.
Kategori skor 76 – 100% = baik, 55 – 75% = cukup, ≤ 56% = kurang.

12. Prosedur Penelitian: Intervensi Yang Diberikan/Dilakukan (Uraian Dengan Rinci Langkah-
Langkah Yang Dilakukan) /Cara Pengumpulan Data (uraikan Secara Detail)
Setelah mendapat keterangan persetujuan etik (Ethical Aproval) dari Ketua Komisi Etik Penelitian
Kesehatan STIKES RS. Baptis Kediri serta mendapat ijin dari ketua STIKES RS. Baptis Kediri dan
ijin dari Direktur RS. Baptis Kediri. Peneliti kemudian meminta ijin kepada wakil kepala instalasi
rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri.
Langkah pertama peneliti memulai pengambilan data penelitian di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Baptis Kediri dengan cara menunggu anamnesa setelah pasien di anamnesa dan di lyst pasien
terdiagnosa diabetes melitus, kemudian peneliti mencocokan nomor rekam medik pasien untuk
menghindari kesamaan nomor responden pada saat di gunakan untuk uji validitas.
Langkah kedua peneliti mengadakan pendekatan kepada responden ketika responden menunggu
panggilan dokter menggunakan teknik purposive sampling yaitu pasien diabetes melitus yang

8
memenuhi kriteria insklusi untuk menjadi responden penelitian sebanyak 74 responden. lalu
menyampaikan maksud dan tujuan peneliti untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden
penelitian, bila pasien setuju peneliti memberikan Informed Consent (lembar persetujuan menjadi
responden) untuk ditanda tangani.
Langkah ketiga peneliti memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden pada lembar yang sudah
disediakan. Pertama responden mulai mengisi data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, umur,
riwayat pendidikan, pekerjaan, lama sakit DM, riwayat berobat dengan memberikan tanda centang
(√). Kedua responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan cara mencentang setiap pertanyaan
yang dijawab sesuai dengan keadaan pasien, pasien didampingi dalam proses pengisian kuesioner,
jika pasien kesulitan akan dibacakan dan dibantu memberikan tanda centang (√) pada lembar
kuesioner oleh peneliti. Setelah sampel terpenuhi peneliti melakukan pengelompokan data dan
dilakukan skoring.

13. Cara Pencatatan Selama Penelitian, Termasuk Efek Samping dan Komplikasi Bila Ada
Responden mengisi lembar kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang akan didampingi oleh
peneliti. Tidak ada efek samping dan komplikasi dalam penelitian ini.

14. Rencana Analisis Data


Analisa Deskriptif
Data yang diperoleh dilakukan tabulasi dengan mengelompokan data untuk data umum dan khusus hasil
pengukuran kesulitan sebanyak satu kali untuk mempermudah analisa dan menggunakan tabel
distribusi frekuensi.
6. Prosedur eksperimen (di isi apabila penelitian ekperimen): -

7. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung segera atau kemudian dan cara mencegah atau
mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain) :
(Bisa terjadi risiko, atau tidak terjadi risiko)
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain).
8 Hasil penelitian terdahulu tentang tindakan yang hendak diterapkan :
Berdasarkan jurnal keaslian penelitian dengan judul Perilaku Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes
Melitus Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri (Ponco Yustita, 2018). Hasil dari penelitian
menyebutkan perilaku perawatan kaki pada pasien diabetes di instalasi rawat jalan rumah sakit baptis
kediri, dari 92 responden ditemukan perilaku perawatan kaki yang kurang sebanyak 24 responden
(26,1%), dan sebagian besar 68 responden (73,9%) memiliki perilaku perawatan kaki yang memadai.
9 Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk subjek yang
bersangkutan, uraikan manfaat itu :
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman penderita diabetes melitus tipe 2
tentang perawatan kaki.
10 Bagaimana cara memilih responden?
Responden dipilih dengan teknik Pusposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau
masalah dalam penelitian).
11 Bila peneliti ini menggunakan subjek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti utama dengan subjek
yang diteliti :
Pasien – pasien

9
Non Penderita

Hewan

________________

√ ada hubungan langsung


Tidak

12 Bila peneliti ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter yang bertanggung jawab
merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan cara pemeriksaan kesehatannya.
Peneliti menggunakan responden pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan kontrol yang
memenuhi kriteria inklusi, Dokter yang bertanggung jawab dr. Nicolas Sp. PD, dr. Heru Hermawan Sp.
PD, dr. Harnowo W, Sp. PD
13 Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan komplikasi bila ada
Penelitian ini tidak menimbulkan efek samping maupun komplikasi.
14 Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, jelaskan bagaimana cara memberitahu dan mengajak
subjek (lampirkan informed consent) bila pemberitahuan dan kesediaan subjek bersifat lisan, atau bila
karena sesuatu hal subjek tidak dapat atau tidak perlu dimintakan persetujuan, berilah alasan yang kuat
untuk itu
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama
dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka responden menandatangi lembar
persetujuan tersebut, Peneliti menghormati keputusan responden untuk menerima atau menolak
15 Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia apakah subjek dapat ganti rugi bila ada gejala efek
samping?
Ya

Tidak

10
11

Anda mungkin juga menyukai