OLEH :
NOVITA PURWININGSIH
NIM : 01.3.20.000456
Pelepasan zat virogen endogen Aktivitas makrofag dan virus Reaksi radang pada meningen Menekan saraf Sakit kepala NYERI
2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
b. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin,
c. Kloromfenikol, Sefalosporin.
d. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan TBC.
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
e) Mulut
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah
simetris
Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
f) Leher
Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis.
Palpasi : Biasanya teraba distensi vena jugularis.
Nerfus IX dan X : Biasanya pada pasien meningitis kemampuan
menelan kurang baik
Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis terjadinya kaku
Kuduk.
g) Dada
1) Paru
I : Kadang pada pasien dengan meningitis terdapat perubahan
pola nafas
Pa : Biasanya pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan
sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A : Biasanya pada pasien meningitis bunyi tambahan seperti
ronkhi pada klien dengan meningitis tuberkulosa.
2) Jantung
I : Biasanya pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa : Biasanya pada pasien meningitis ictus teraba 1 jari medial
midklavikula sinistra RIC IV.
P : Biasanyabunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung
II RIC 4-5 midklavikula.
A : Biasanya jantung murni, tidak ada mur-mur
h) Ekstremitas
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada
sendi-sendi (khusunya lutut dan pergelangan kaki).Klien sering
mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara
umum sehingga menggangu ADL.
i) Rasangan Meningeal
a. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena
adanya spasme otot-otot .Fleksi menyebabkan nyeri berat
b. Tanda kernig positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi
kearah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
c. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi
lutut dan pingul: jika dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas
bawah pada salah satu sisi, gerakan yang sama terlihat pada sisi
ekstermitas yang berlawanan.
d. Pola Kehidupan Sehari-hari
1. Aktivitas / istirahat
Biasanya pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh
2. Eliminasi
Pasien biasanya didapatkan berkurangnya volume pengeluaran
urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan
curah jantung ke ginjal.
3. Makanan / cairan
Pasien menyatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu mual dan
muntah disebabkan peningkatan asam lambung. Pemenuhan nutrisi
pada pasien meningitis menurun karena anoreksia dan adanya
kejang.
4. Hygiene
Pasien menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri karena penurunan kekuatan otot
1.2.2 Diagnosa Keperawtan
1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Hipertermia
D.00130
Definisi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
Penyebab
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit
4. Ketidaksesuain pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebih
8. Penggunaan intubator
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
Tidak ada Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan tanda minor
Objektif
1. Kulit merah
Subjektif 2. Kejang
Tidak tersedia 3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
SLKI
Termoregulasi L.04034`
Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Cukup Cukup
Meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Komsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokintriksi perifer 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Dasar kuku sianolik 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup
Cukup
Memburuk memburu sedang membaik
membaik
k
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa darah 1 2 3 4 5
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
SDKI
Defisit Perawatan Diri (D.0109)
Kategori: Perilaku
Subkategori: Kebersihan Diri
Definisi: tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Penyebab:
fisiologis
1. Gangguan musculoskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
1. Penurunan motivasi/minat
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif
1. Menolak melakukan perawatan diri
Objektif
SLKI
Definisi
Mengidentifikasi dan megelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi
Tindakan
Observasi
1. identifikasi penyebab hipertermia
2. monitor suhu tubuh
3. monitor kadar elektrolit
4. monitor haluaran urine
5. monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
6. sediakan lingkungan yang dingin
7. longgarkan pakaian
8. basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. berikan cairan oral
10. ganti linen setiap hari
11. laukan pendinginan eksternal seperti kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila
12. hindari pemberian antipiretik atau aspirin
13. berikan oksigen jika perlu
Edukasi
14. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
15. Kolaboasi pemberian cairan dan eletrolit intravena jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2013, Keperawatan Medikal Bedah: Edisi 12. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. 2012, Perawatan Anak Sakit: Edisi 2. Jakarta: EGC
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 3. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada anak/ Sujono Riyadi
& Sukarmin – Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suariadi & Yuliani, Rita. 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak: Edisi 2. Jakarta:
CV Sagung Seto.
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. BIODATA :
Nama : Nn. E No.Reg : -
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Kresik, Kerinci
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal MRS : 4 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 5 Juni 2017
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : Meningitis
2. KELUHAN UTAMA
Keluarga mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran, dan demam
Genogram :
Pada jurnal tidak dijelaskan, sebaiknya genogram dijelaskan di dalam jurnal tersebut
7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan
dan seksual ).
Gangguan Tidur :
Gangguan Tidur : Pola tidur
dan istirahat pasien tidak dapat
Penggunaan Obat Tidur : dinilai karena pasien
penurunan kesadaran
9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 38,4 ºC
Denyut Nadi : 81 x/menit
Tekanan Darah : 128/ 84 mmHg
Pernafasan : 26 x/menit
TT / TB : - Kg, - cm
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : tampak simetris, rambut tidak mudah rontok, tidak ada lesi dan oedema.
Wajah : tidak pucat
Mata : tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikhterik, reflek pupil
isokor
Hidung : simetris, tampak bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, lesi tidak ada,
terpasang NGT
Mulut : membran mukosa kering
Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
E. Pemeriksaan Jantung :
Ictus cordis tidak terlihat dan ictus cordis teraba perkusi pekak, irama teratur.
F. Pemeriksaan Abdomen :
Pada jurnal tidak dijelaskan, pemeriksaan abdomen seharusnya ditemukan
Inspeksi : Tidak ada deformitas, perut nampak datar, tidak ada asites.
Auskultasi : Bising usus terdengar 12 x/menit
Palpasi : Terdengar suara tympani saat perkusi pada area lobus kanan atas dan kiri
atas Tidak terdengar bunyi suara dullness saat perkusi pada lobus kiri bawah
dan kanan bawah
Perkusi :Tidak ada pembesaran hepar dan limpa, nyeri tekan
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Pada ekstermitas atas dan bawah: CRT kembali < 2 detik, tidak ada oedema, tangan kanan
terpasang infus NaCl 0,9%.
Pemeriksaan rasangan meningeal: kaku kuduk positif, tanda kernig positif
H. Pemeriksaan Neurologi :
Pasien tampak tidak sadar, GCS 9 (E2,M5,V2) tingkat kesadaran Somnolen.
Novita Purwiningsih
ANALISA DATA
Do:
- Kulit terasa hangat
(Berdasarkan SDKI)
- Kejang
- S: 38,4 ºC
- Leokosit 13. 680/mm
(Meningkat)
Ds:
Keluarga mengatakan Pasien Kelemahan Defisit Perawatan Diri
mengalami penurunan kesadaran (D.0109)
Do:
- Penurunan tingkat kesadaran;
GCS 9 (E2,M5,V2)
- Ketergantungan total untuk
perawatan diri; nilai 4
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
2. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SLKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring 7. Untuk memberikan kenyamanan pada pasien
Kolaborasi
8. Kolaboasi pemberian cairan dan eletrolit intravena 8. Agar pasien tidak dehidrasi
jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Menurut Jurnal :
Jurnal 2
Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan pada pasien
meliputi observasi tanda tanda vital dan tirah baring serta diet cair
per NGT.
TINDAKAN KEPERAWATAN
P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengukur tanda tanda vital pasien
2. Monitor suhu tubuh
3. Menyediakan lingkungan yang dingin
4. Melonggarkan pakaian pasien
5. Melakukan pendinginan eksternal seperti
kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila
6. Anjurkan tirah baring
7. Berkolaboasi pemberian cairan dan eletrolit
intravena pada pasien
O:
- Penurunan tingkat kesadaran; GCS 9
(E2,M5,V2)
- Ketergantungan total untuk perawatan diri;
nilai 4
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
diri, berpakaian, berhias, dan makan
2. Sediakan lingkungan yang terapeutik
3. Siapkan keperluan pribadi
4. Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
5. Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
6. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
CATATAN PERKEMBANGAN
P: Intervensi dihentikan
O:
- Penurunan tingkat kesadaran; GCS 9
(E2,M5,V2)
- Ketergantungan total untuk perawatan diri;
nilai 4
P: Intervensi dilanjutkan:
1. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
diri, berpakaian, berhias, dan makan
2. Sediakan lingkungan yang terapeutik
3. Siapkan keperluan pribadi
4. Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
5. Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
6. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri