KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JAWA BARAT JALAN SURAPATI NO.12, KOTA BANDUNG 40122 TELEPON 022-7236748/7236745; FAXIMILE 022-7236749, SITUS KWBCJABAR.BEACUKAI.GO.ID PUSAT KONTAK LAYANAN 1500225 SURAT ELEKTRONIK INFO@CUSTOMS.GO.ID
NOTA DINAS NOMOR [@NomorND]
Yth : Kepala Kantor Wilayah
Dari : Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Sifat : Segera Lampiran : Satu Berkas Hal : Persetujuan Permohonan Perubahan Luas Kawasan Berikat Tidak Dalam Satu Hamparan dan Perubahan Jenis Hasil Produksi a.n. PT Hanes Supply Chain Indonesia Tanggal : [@TanggalND]
Sehubungan dengan surat permohonan PT Hanes Supply Chain Indonesia nomor:
052/HSCI/VII/2020 tanggal 22 Juli 2020 hal Permohonan Penambahan Izin Pengusaha Kawasan Berikat Tidak dalam satu Hamparan PT Hanes Supply Chain Indonesia dan Penambahan Jenis Hasil Produksi, dan memperhatikan Nota Dinas Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean Cikarang Nomor ND-280/WBC.09/KPP.MP.07/2020 tanggal 12 Agustus 2020 hal Rekomendasi Permohonan Perubahan Luas Lokasi Kawasan Berikat Tidak Dalam 1 (Satu) Hamparan a.n. PT Hanes Supply Chain Indonesia dan penambahan jenis hasil produksi, serta Berita Acara Pemeriksaan Lokasi nomor BA-20/WBC.09/KPP.MP.07/2020 tanggal 07 Agustus 2020, dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. PT Hanes Supply Chain Indonesia adalah Penyelenggara dan Pengusaha Kawasan Berikat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.04/2001 tentang Penetapan Tempat sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Izin Pengusaha Kawasan Berikat kepada PT Hanes Supply Chain Indonesia yang berlokasi di Jababeka Industrial Estate Jl. Jababeka XIIB Blok W No. 39, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93/WBC.08/2017 dan PT Hanes Supply Chain Indonesia telah ditetapkan sebagai KB Mandiri sesuai dengan surat Kepala KPPBC TMP Cikarang nomor S-2407/WBC.09/KPP.MP.07/2020 tanggal 06 Juli 2020 tentang Penetapan Kawasan Berikat Mandiri a.n. PT Hanes Supply Chain Indonesia; 2. Bahwa sesuai permohonan tersebut diatas, PT Hanes Supply Chain Indonesia mengajukan permohonan sebagai berikut: a. Permohonan penambahan luas/lokasi Kawasan Berikat tidak dalam satu hamparan pada lokasi II yang beralamat di Jl. Albasia Raya Kav. 8 No. 16 A-B Delta Silicon 8 Lippo Cikarang, Bekasi seluas 2400 M2, sehingga total luas kawasan berikat berubah dari 5.174 M2 menjadi 7.574 M2; b. Perubahan jenis hasil produksi Kawasan Berikat, yaitu sebagai berikut: Semula : Pakaian Jadi Menjadi : Pakaian Jadi & Aksesoris serta Masker 3. PT Hanes Supply Chain Indonesia dalam surat permohonannya, telah melampirkan juga dokumen sebagai berikut : a. Fotokopi izin Kawasan Berikat dan perubahannya; b. Bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lokasi; c. Peta lokasi dan denah lokasi/tempat Kawasan Berikat d. Ijin Usaha Industri terakhir; e. Uraian proses produksi barang yang dimohonkan; dan f. Dokumen-dokumen pendukung lainnya. 4. Berdasarkan penelitian terhadap berkas permohonan PT Hanes Supply Chain Indonesia dan Rekomendasi dari Kepala Kantor Pabean serta Berita Acara Pemeriksaan Lokasi, didapati hal-hal sebagai berikut: a. Alasan penambahan luas/lokasi Kawasan Berikat tidak dalam satu hamparan PT Hanes Supply Chain Indonesia dikarenakan kapasitas perusahaan sudah tidak mencukupi untuk menyimpan bahan baku dan barang jadi seiring dengan permintaan penambahan produksi dari customer, hal ini sesuai dengan Surat Direktur PT Hanes Supply Chain Indonesia tanggal 21 Juli 2020; b. Bukti penguasaan lokasi (Penambahan luas/lokasi 2.400 M2) berupa akta notaris NR Kania Nursanti, SH no. 15 tanggal 10 Juli 2020 terkait perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan antara PT Hanes Supply Chain Indonesia dengan Ibu Nge Susanti dengan jangka waktu sewa selama 2 tahun 6 bulan mulai tanggal 1 Juli 2020 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2022; c. Lokasi II yang dimohonkan beralamat di Jl. Albasia Raya Kav. 8 No. 16 A-B Delta Silicon 8 Lippo Cikarang, Bekasi berada di perbatasan Cikarang-Bekasi dan wilayah pengawasannya berada di bawah KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi, jarak antara lokasi I dan lokasi II ±14 km (rute pada Google Maps terlampir); d. Sebagai salah satu bentuk kontrol perusahaan terhadap arus pergerakan barang, PT Hanes Supply Chain Indonesia akan menggunakan E-Seal di setiap pengiriman barang (terlampir surat pernyataan dan bukti pemesanan E-Seal a.n. PT Hanes Supply Chain Indonesia); e. Hasil produksi yang ditambahkan adalah Aksesoris dan Masker, berdasarkan Surat Keterangan Direktur PT Hanes Supply Chain Indonesia no 057/HSCI/VIII/2020 tanggal 07 Agustus 2020 diketahui bahwa jenis hasil produksi yang dimohonkan adalah Masker Kain (non medis) dengan bahan baku Fabric 100% Cotton dan Aksesoris Pakaian berupa tali pengikat untuk brassiere dan brief serta tas untuk brassiere dan brief; f. Izin Usaha Industri PT Hanes Supply Chain Indonesia tanggal 29 Desember 2019 dari Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) 8120105922615 dengan kode KBLI diantaranya: 1) 14111 (Industri Pakaian Jadi (Konveksi) dari Tekstil); 2) 14131 (Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil); 3) 32904 (Industri Peralatan untuk Pelindung Keselamatan) KBLI tersebut diatas telah berlaku efektif/memenuhi komitmen. g. Sehubungan dengan tidak diaturnya secara pasti kode KBLI tentang Masker Kain (non medis) dan Aksesoris Pakaian berupa tali pengikat untuk brassiere dan brief serta tas untuk brassiere dan brief, menurut pendapat kami: 1) Kode KBLI 32904 (Industri Peralatan untuk Pelindung Keselamatan) bisa digunakan sebagai kode KBLI hasil produksi Masker Kain (non medis); 2) Kode KBLI 14131 (Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil) bisa digunakan sebagai kode KBLI hasil produksi Aksesoris Pakaian berupa tali pengikat untuk brassiere dan brief serta tas untuk brassiere dan brief; h. Selama mendapatkan fasilitas PKB merangkap PDKB dalam pengawasan KPPBC TMP Cikarang, PT Hanes Supply Chain Indonesia pada periode I tahun 2020 pernah melakukan pelanggaran di bidang Kepabeanan dan Cukai sesuai dengan Surat Bukti Penindakan nomor SBP-0017/WBC.09/KPP.MP.0702/2020 tanggal 1 April 2020 dan telah diselesaikan dengan Surat Penetapan pabean nomor SPP- 22/WBC.09/KPP.MP.07/2020 tanggal 14 Mei 2020; i. Berdasarkan database profiling KB dan GB pada KPPBC TMP Cikarang, saat ini PT Hanes Supply Chain Indonesia termasuk dalam jalur pelayanan Hijau; j. PT Hanes Supply Chain Indonesia tidak ada tunggakan tagihan dan tunggakan BM, Cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dilunasi; k. Aktifitas Kawasan Berikat: aktif; l. PT Hanes Supply Chain Indonesia mendayagunakan IT Inventory dengan satu aplikasi yang tidak terpisah dengan IT Inventory di lokasi Kawasan Berikat Induk, perusahaan menggunakan kodifikasi dalam kolom lokasi barang pada aplikasi IT Inventory, dengan pembagian sebagai berikut: 1) Gudang utama menggunakan kode HSCI; 2) Gudang pada lokasi II rencananya menggunakan kode EXT; m. Kategori IT Inventory PT Hanes Supply Chain Indonesia adalah “B” sesuai Nota Dinas KPPBC Tipe Madya Pabean Cikarang Nomor 665/WBC.09/KPP.MP.07/2019 tanggal 02 Desember 2019; n. IT inventory dan CCTV dapat diakses secara realtime dan online; IT Inventory PT Hanes Supply Chain Indonesia dapat diakses secara daring (online): Partner ID : 1 445 098 644 Password Team Viewer : PB@R89638 Aplikasi : Pacific Brand Indonesia User code : beacukai Password : beacukai Browser : menggunakan Team Viewer CCTV PT Hanes Supply Chain Indonesia dapat diakses secara daring (online): Link : http://113.20.137.90:88 Username : admin Password : @DS8Kav8 Encryption Key (Config) : D71659311 Browser : Internet Explorer 5. Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2018 tentang Tata Laksana Kawasan Berikat dijelaskan bahwa: Pasal 12 ayat (5) Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan Utama dapat memberikan persetujuan penambahan lokasi Kawasan Berikat tidak dalam 1 (satu) hamparan dengan mempertimbangkan a. Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB memiliki profil risiko layanan rendah; b. lokasi tambahan dimiliki atau dikuasai oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB; c. tersedia tempat untuk pengawasan petugas Bea dan Cukai; d. mendayagunakan closed circuit television (CCTV) yang dapat memberikan gambaran mengenai pemasukan dan pengeluaran barang di lokasi perluasan; e. mendayagunakan teknologi informasi untuk pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang (IT Inventory): 1. yang tidak terpisah dengan teknologi informasi untuk pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang (IT Inventory) di lokasi Kawasan Berikat induk; dan 2. yang dapat melakukan pencatatan secara khusus atas barang yang ditimbun di tempat penimbunan dimaksud. f. lokasi yang dimohonkan untuk keperluan penimbunan Bahan Baku dan/atau barang Hasil Produksi Kawasan Berikat memenuhi ketentuan persyaratan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dan huruf b; dan g. memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. kapasitas tempat penimbunan Bahan Baku dan/atau Hasil Produksi di dalam Kawasan Berikat yang bersangkutan tidak lagi mencukupi; dan/atau 2. karakteristik Hasil Produksi yang bersangkutan memerlukan tempat penimbunan khusus di luar lokasi Kawasan Berikat. Pasal 21 ayat (1) Penyelenggara Kawasan Berikat, Pengusaha Kawasan Berikat, atau PDKB dapat mengajukan permohonan perubahan data izin Penyelenggara Kawasan Berikat, izin Pengusaha Kawasan Berikat, atau izin PDKB, berupa: a. … d. perubahan lokasi Kawasan Berikat tidak dalam 1 (satu) hamparan untuk keperluan penimbunan Bahan Baku dan/atau barang Hasil Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3); e. perubahan jenis hasil produksi f. … Pasal 21 ayat (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan dokumen pendukung atas perubahan data yang dimohonkan, berupa: a. … d. atas permohonan perubahan lokasi Kawasan Berikat tidak dalam 1 (satu) hamparan untuk keperluan penimbunan Bahan Baku dan/atau barang Hasil Produksi: 1. Berita acara pemeriksaan dokumen dan lokasi dari Kantor Pabean yang mengawasi lokasi tambahan Kawasan Berikat; 2. bukti penguasaan lokasi; dan 3. dokumen pendukung pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5). e. atas permohonan perubahan jenis Hasil Produksi: 1. izin usaha industri terakhir; dan 2. uraian proses produksi barang yang dimohonkan Pasal 22 ayat (1) Permohonan perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) diajukan secara elektronik melalui SKP atau secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan Utama. 6. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, menurut pendapat kami permohonan Izin Perubahan Luas Lokasi Kawasan Berikat Tidak Dalam Satu Hamparan Kawasan Berikat Untuk Keperluan Penimbunan Bahan Baku dan/atau Barang Hasil Produksi dan penambahan jenis hasil produksi yang bersangkutan telah sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 131/PMK.04/2018 tentang Kawasan Berikat dan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2018 tentang Tata Laksana Kawasan Berikat dan dapat diproses lebih lanjut; 7. Apabila Bapak tidak berpendapat lain, terlampir konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang Permohonan Izin Perubahan Luas Lokasi Kawasan Berikat Tidak Dalam Satu Hamparan Kawasan Berikat Untuk Keperluan Penimbunan Bahan Baku dan/atau Barang Hasil Produksi dan penambahan jenis hasil produksi PT Hanes Supply Chain Indonesia untuk ditandatangani.
Demikian disampaikan untuk mendapat keputusan lebih lanjut.